Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Community empowerment through the processing of crispy catfish in Padukuhan XII Sidorejo, Bantul Amrih, Dewi; Sutakwa, Adi; Syarifah, Atika Nur; Nadia, Lana Santika
Community Empowerment Vol 6 No 7 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.676 KB) | DOI: 10.31603/ce.5031

Abstract

Padukuhan XII Sidorejo, located in Kasihan District, Bantul Regency, was one of the areas that was cultivating a lot of fish and vegetables in buckets or budikdamber during the Covid-19 pandemic. One of the vegetables cultivated is kale and can meet daily household needs. While the type of fish that is widely cultivated with budikdamber is catfish. Cultivation of catfish and vegetables is expected to meet household needs, but consumption of catfish from this cultivation is less than optimal due to low knowledge about diversification of processed catfish. These potentials and problems in the community were further explored by the UPY Agricultural Product Technology Bachelor Program lecturer team through community service programs to provide basic knowledge about processed catfish production. This crispy catfish can be a variation of the daily food menu and/or creative business ideas in the food sector for the residents of Pedukuhan XII Sidorejo, Bantul.
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Pengolahan Kripik Ikan Lele dalam Meningkatkan Ekonomi Kreatif di Masa New Normal Suharman Suharman; Atika Nur Syarifah
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat UBJ Vol. 4 No. 3 (2021): Edisi Khusus: Peranan Akademisi Dalam Masyarakat (Desember 2021)
Publisher : Lembaga Penelitian Pengabdian kepada Masyarakat dan Publikasi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.273 KB)

Abstract

The KWT "Margo Mulyo" Mertosanan Wetan, Potorono Village is a community group made up of women farmers. Potorono Village has a tourist attraction in Telaga Embung, which is often packed, and there is also a lot of potential for catfish fishing. However, the community's knowledge and skills in diversifying the processing of catfish products are still limited. The catfish produced are only utilized for personal consumption, with some being sold to middlemen for a small profit. To boost the selling value of catfish, product processing innovations that may be used as mementos typical of Potorono Village are required, with the Telaga Embung tourist region as the primary marketing goal. As a result, counseling and training on the manufacturing of catfish chips as souvenirs unique to Potorono Village, Banguntapan District, Bantul Regency, Yogyakarta Special Region. This program aims to raise awareness about the nutritional value of catfish and to improve the processing abilities of the "Margo Mulyo" Farmer Women's Group. The skills required begin with the selection of raw materials and continue through product preparation, which includes washing, slicing, and seasoning preparation, to ensure that the products produced exceed nutritional and food safety criteria. Consumers appreciate the product's appearance and crispness, as well as the use of a silent machine to ensure that the final product is of high quality.   Keywords: Creative Economy, Catfish Chips, Kwt Margo Mulyo   Abstrak   Kelompok Wanita Tani “Margo Mulyo” Pedukuhan Mertosanan Wetan, Desa Potorono merupakan kelompok masyarakat yang beranggotakan para perempuan. Desa Potorono memiliki ikon wisata Telaga Embung yang selalu ramai dikunjungi masyarakat, selain itu potensi hasil perikanan ikan lele cukup melimpah. Namun pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam diversifikasi pengolahan produk lele masih sangat minim. Hasil budidaya ikan lele selama ini hanya dimanfaatkan sebagai konsumsi rumahan dan sebagian dijual ke tengkulak dengan harga yang relatife rendah. Untuk meningkatkan nilai jual ikan lele diperlukan inovasi pengolahan produk yang bisa dijadikan sebagai oleh-oleh khas Desa Potorono dengan target utama pemasaran adalah diarea wisata Telaga Embung. Oleh karena itu dilakukan penyuluhan dan pelatihan pengolahan kripik ikan lele sebagai oleh-oleh khas Desa Potorono, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini bertujuan memberikan informasi nilai gizi, pemasaran ikan lele dan meningkatkan keterampilan Kelompok Wanita Tani “Margo Mulyo” dalam mengolah kripik ikan lele. Keterampilan yang dimiliki mulai dari pemilihan bahan baku, preparasi produk mulai dari pembersihan, pengirisan termasuk penyiapan bumbu agar produk yang dihasilkan memenuhi standar nutrisi dan keamanan pangan. serta pengemasan menggunakan mesin siller sehingga produk yang dihasilkan disamping kualitasnya baik, penampilan dan kerenyahan produk juga disukai konsumen.   Kata kunci: Ekonomi Kreatif, Kripik Lele, Kwt Margomulyo
Pengaruh penambahan variasi tepung sayuran pada karakteristik keripik tortila Atika Nur Syarifah; Dewi Amrih
Jurnal Agercolere Vol 3 No 1 (2021): Jurnal Agercolere
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Ichsan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37195/jac.v3i1.125

Abstract

Keripik tortila merupakan salah satu jenis camilan yang terbuat dari jagung yang tinggi kalori dan disukai oleh banyak orang. Namun, keripik tortila ini kurang dalam aspek serat pangan sehingga adanya tambahan bahan lain diharapkan dapat meningkatkan kualitas produk tortila yang dihasilkan. Pembuatan tortila ini menggunakan bahan jagung dan variasi sayuran. Variasi sayuran yang digunakan adalah bayam merah dan buah bit yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas keripik tortila yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL). Hasil penelitian yang diperoleh yaitu produk tortila tepung jagung dengan variasi sayuran tepung bayam merah dan buah bit memounyai nilai Aw 0,35–0,40, kadar air 1,89–6,98%, kadar abu 4,15–12,44%, kadar protein 9,67–39,32%, kadar lemak 4,25–9,00%, kadar karbohidrat 38,91–79,29% dan kadar serat pangan 5,01–19,14%.
Pengaruh Pemanasan Terhadap Perubahan Warna Pada Pangan Dewi Amrih; Atika Nur Syarifah; Gusta Marlinda; Puspita Budiarti; Ainun Safitri; Ihsan Satya Adi Nugraha; Nuril Khoirunisa Izzati; Theodorus Yoseph Tatabuang Lejap; Iqbal Maulana; Ludi Rahmanto
Journal of Innovative Food Technology and Agricultural Product Volume 1, No. 1, Desember 2023
Publisher : Universitas PGRI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jitap.vi.5781

Abstract

Warna pada makanan dapat disebabkan oleh warna alami baik dari tumbuhan maupun hewan, ataupun warna yang ditambahakan selama proses pengolahan pangan. Selama proses pengolahan pangan, makanan juga dapat terbentuk warna ataupun terjadi perubahan warna. Salah satu pigmen warna alami yang berasal dari tumbuhan adalah antosianin, klorofil dan karotenoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanasan, baik terbuka maupun tertutup terhadap perubahan warna yang terjadi pada antosianin, klorofil dan karotenoid. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah ubi ungu (mengandung pigmen antosianin), kacang panjang (mengandung pigmen klorofil), dan wortel (mengandung pigmen karotenoid). Dari hasil pengamatan diperoleh hasil bahwa antosianin dan klorofil memiki sifat peka terhadap panas sehingga mengalami proses degradasi warna pada ubi ungu dan kacang panjang dan juga terlihat warna air rebusan menjadi lebih keruh. Karotenoid memiliki sifat tahan panas sehingga degradasi warna yang terjadi pada sampel wortel hanya sedikit.
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Pengolahan Kripik Ikan Lele dalam Meningkatkan Ekonomi Kreatif di Masa New Normal Suharman, Suharman; Syarifah, Atika Nur
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat UBJ Vol. 4 No. 3 (2021): Special Issue (December 2021)
Publisher : Lembaga Penelitian Pengabdian kepada Masyarakat dan Publikasi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31599/vavq9e10

Abstract

The KWT "Margo Mulyo" Mertosanan Wetan, Potorono Village is a community group made up of women farmers. Potorono Village has a tourist attraction in Telaga Embung, which is often packed, and there is also a lot of potential for catfish fishing. However, the community's knowledge and skills in diversifying the processing of catfish products are still limited. The catfish produced are only utilized for personal consumption, with some being sold to middlemen for a small profit. To boost the selling value of catfish, product processing innovations that may be used as mementos typical of Potorono Village are required, with the Telaga Embung tourist region as the primary marketing goal. As a result, counseling and training on the manufacturing of catfish chips as souvenirs unique to Potorono Village, Banguntapan District, Bantul Regency, Yogyakarta Special Region. This program aims to raise awareness about the nutritional value of catfish and to improve the processing abilities of the "Margo Mulyo" Farmer Women's Group. The skills required begin with the selection of raw materials and continue through product preparation, which includes washing, slicing, and seasoning preparation, to ensure that the products produced exceed nutritional and food safety criteria. Consumers appreciate the product's appearance and crispness, as well as the use of a silent machine to ensure that the final product is of high quality.
Pengaruh Pemanasan Terhadap Perubahan Warna Pada Pangan Amrih, Dewi; Syarifah, Atika Nur; Marlinda, Gusta; Budiarti, Puspita; Safitri, Ainun; Nugraha, Ihsan Satya Adi; Izzati, Nuril Khoirunisa; Lejap, Theodorus Yoseph Tatabuang; Maulana, Iqbal; Rahmanto, Ludi
Journal of Innovative Food Technology and Agricultural Product Vol 1 No 1 (2023) Desember : Journal of Innovative Food Technology and Agriculture Product
Publisher : Universitas PGRI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jitap.vi.5781

Abstract

Warna pada makanan dapat disebabkan oleh warna alami baik dari tumbuhan maupun hewan, ataupun warna yang ditambahakan selama proses pengolahan pangan. Selama proses pengolahan pangan, makanan juga dapat terbentuk warna ataupun terjadi perubahan warna. Salah satu pigmen warna alami yang berasal dari tumbuhan adalah antosianin, klorofil dan karotenoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanasan, baik terbuka maupun tertutup terhadap perubahan warna yang terjadi pada antosianin, klorofil dan karotenoid. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah ubi ungu (mengandung pigmen antosianin), kacang panjang (mengandung pigmen klorofil), dan wortel (mengandung pigmen karotenoid). Dari hasil pengamatan diperoleh hasil bahwa antosianin dan klorofil memiki sifat peka terhadap panas sehingga mengalami proses degradasi warna pada ubi ungu dan kacang panjang dan juga terlihat warna air rebusan menjadi lebih keruh. Karotenoid memiliki sifat tahan panas sehingga degradasi warna yang terjadi pada sampel wortel hanya sedikit.
Pelatihan Pengembangan Produk Olahan Berbahan Ikan Lele Menggunakan Asap Cair Pada Masyarakat Desa Potorono Syarifah, Atika Nur; Suharman, Suharman
Jurnal Pengabdian Masyarakat Progresif Humanis Brainstorming Vol 6, No 3 (2023): Jurnal Abdimas PHB : Jurnal Pengabdian Masyarakat Progresif Humanis Brainstormin
Publisher : Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/japhb.v6i3.4749

Abstract

Desa Potorono merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kabupaten Bantul, Yogyakarta dimana terdapat sebuah telaga yang menjadi salah satu tempat wisata masyarakat sekitar. Adanya telaga tersebut berpotensi untuk dijadikan lahan bagi masyarakat dengan membudidayakan ikan lele dan dapat dikomersilkan sebagai tempat kuliner dan oleh-oleh khas Potorono sehingga dapat meningkatkan tingkat perekonomian masyarakat. Ikan lele hasil budidaya dikomersilkan sebagai oleh-oleh ikan lele segar dan kuliner makanan siap saji. Namun, ikan lele segar yang dikomersilkan tersebut mudah mengalami kerusakan sehingga tidak layak digunakan sebagai alternatif oleh-oleh khas dalam waktu yang lama. Salah satu cara untuk meminimalisir terjadinya kerusakan pada produk ikan lele segar dapat dilakukan pengolahan dengan metode pengasapan. Metode pengasapan yang digunakan adalah asap cair karena dinilai lebih praktis dan tidak menimbulkan pencemaran lingkungan serta menghasilkan produk yang lebih baik dibandingkan pengasapan tradisional. Oleh karena itu, perlu dilakukan adanya penyuluhan dan pelatihan terkait alternatif pengolahan ikan lele dengan menggunakan produk asap cair sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu oleh-oleh khas dari Desa Potorono. Hasil penyuluhan dan pelatihan yang telah dilakukan masyarakat dapat melakukan proses pengolahan ikan lele dengan pengasapan asap cair dan proses pengemasan produk ikan lele sehingga menarik minat wisatawan untuk membeli produk ikan lele asap cair.