Djajadi Djajadi
Indonesian Sweetener and Fiber Crops Research Institute

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Tembakau Cerutu Besuki-NO : Pengembangan Areal dan Permasalahannya di Jember Selatan DJAJADI, DJAJADI
Perspektif Vol 7, No 1 (2008): Juni 2008
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/p.v7n1.2008.%p

Abstract

ABSTRAKDalam  makalah  ini  diulas  tentang  pengembangan tembakau  besuki  NO  di  daerah  Jember  Selatan, permasalahan  pengembangan  di  daerah  baru,  dan perlunya   teknologi   yang   sesuai   dengan   kondisi agroekologi di wilayah pengembangan baru.  Semula sentra produksi tembakau cerutu Besuki NO adalah Jember   Utara.   Daerah   ini   merupakan   penghasil tembakau mutu pengisi cerutu (filler) yang aromatik. Dengan semakin merosotnya produksi akibat semakin menurunnya kesuburan lahan dan serangan penyakit, maka  penanaman  tembakau  besuki  berpindah  ke Jember  Selatan.  Daerah  Jember  Selatan  merupakan areal  penghasil  tembakau  mutu  pembungkus  dan pembalut  cerutu (dek-omblad)  yang  harganya  lebih tinggi  daripada  mutu  filler.  Kondisi  topografi  dan curah hujan di Jember Selatan berbeda dengan daerah Jember Utara. Daerah Jember Selatan relatif lebih datar, dan tanahnya berkadar partikel liat lebih tinggi, serta curah  hujan  lebih   tinggi   daripada   Jember   Utara, sehingga ketersediaan air bagi pertumbuhan tembakau juga lebih banyak.  Perbedaan ini yang memungkinkan produktivitas tembakau besuki di Jember Selatan (1555 kg/ha) lebih tinggi daripada produktivitas tembakau di Jember   Utara (hanya 791   kg/ha).   Berbedanya karakteristik    wilayah    tersebut    mungkin    juga mempengaruhi karakteristik agroekologi yang sesuai bagi pertumbuhan tembakau untuk berproduksi dan bermutu  tinggi.  Namun  demikian  belum  terdapat informasi   tentang   korelasi   antara   faktor-faktor agroekologi (kesuburan fisik, kimia dan biologi tanah, serta suhu, kelembaban, dan intensitas sinar matahari) dengan   produksi   dan   mutu   tembakau   besuki. Akibatnya adalah teknologi budidaya yang tersedia belum efektif untuk meningkatkan produksi dan mutu tembakau besuki di Jember Selatan.  Diperlukan kajian tentang    faktor-faktor    agroekologi    yang    sangat menentukan produksi dan mutu tembakau, sehingga strategi  peningkatan  produksi  dan  mutu  tembakau akan berbasis pada karakteristik agroekologi daerah Jember Selatan.Kata  kunci  :  Tembakau  Cerutu,  Nicotiana  tabacum, besuki, pengembangan, permasalahan, Jember Selatan. ABSTRACTBesuki Tobacco Cigar: Crop Area Extension and Its Contrainst in South JemberThis paper described crop area extension of tobacco cigar in South Jember and its constraints, and the need of   crop   technologies   based   on   agro   ecology characteristics of South Jember.  In the early of area extension, North Jember had been chosen as a centre of besuki cigar tobacco area to produce cured leaf tobacco used as a good quality filler of cigar.  However, due to declining  of  tobacco  production  and  increasing  of tobacco disease in this area, besuki cigar tobacco area centre   have   been   established   in   new   area   crop extension, South Jember.  The cigar tobacco produced in South Jember is used as wrapper and binder of cigar which the quality prices are more expensive than the quality of filler.  Topography of South Jember is flat with rainfall is higher than North Jember, so that the tobacco yield in South Jember is higher than tobacco yield of North Jember.  The difference of characteristic area  between  South  and  North  Jember  may  also influence the characteristics of agroecology of the two areas. The  characteristics  of  agro  ecology  have important roles in determining yield and quality of tobacco.  Unfortunately, there is no information about the correlation between agro ecology and yield and quality of cigar tobacco in South Jember. Consequently, crop  technologies  available have  not significantly  increased  yield  and  quality  of  cigar tobacco.    The  study  of  correlation  between  agro ecology and yield and quality of cigar tobacco in South Jember is important as a basis of strategy to increase yield and quality of cigar tobacco in South Jember.Key word: Tobacco, Nicotiana tabacum, Na Ogst, besuki, development, South Jember.
Changes of Physical Properties of Sandy Soil And Growth of Physic Nut (Jatropha Curcas L.) Due to Addition of Clay and Organic Matter Djajadi, Djajadi; Heliyanto, Bambang; Hidayah, Nurul
AGRIVITA Journal of Agricultural Science Vol 33, No 3 (2011)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Brawijaya in collaboration with PERAGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17503/agrivita.v33i3.75

Abstract

Agricultural sandy soil in Situbondo, East Java province, Indonesia which is used as a center garden for physic nut seed production has poor physical properties of soil indicated by low capacity to retain water. For plant growth of physic nut, the sandy soil physical properties need to be improved. In this study, the influence of addition of clay together with organic matter and intervals of irrigation to sandy soil on aggregate stability, bulk density, total soil porosity, water available content and plant growth of physic nut was investigated. The rates of clay and organic matter incorporated to top sandy soil were 5% clay + 0.8% organic matter and 1O% clay + 1.6% organic matter. Two intervals of irrigation tested were 10 days and 20 days. The results showed that incorporation of clay together with organic matter increased aggregate stability, total soil porosity, available water content and plant growth of physic nut. Intervals of irrigation had no influence of soil physical properties and plant growth.Keywords: agricultural, sandy soil, clay, organic matter, soil properties, physic nut
PENGARUH FREKUENSI DAN KONSENTRASI PENYEMPROTAN PUPUK NANO SILIKA (Si) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) Pikukuh, Patria; Djajadi, Djajadi; Tyasmoro, Setyono Yudo; Aini, Nurul
Produksi Tanaman Vol. 3 No. 3 (2015)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Silika (Si) merupakan salah satu unsur yang banyak ditemukan di kerak bumi, namun bersifat inert dan hanya dalam jumlah sedikit yang tersedia untuk tanaman. Si merupakan unsur hara bermanfaat bagi tanaman tebu dan diserap dalam jumlah yang lebih besar dari unsur hara lainnya. Si dilaporkan dapat meningkatkan hasil tanaman tebu, meningkatkan ketahanan tebu terhadap cekaman biotik dan abiotik, meningkatkan ketegakan daun, dan meningkatkan P tersedia. Adanya keterbatasan dalam lahan pertanian, pengembangan sektor pertanian dapat dilakukan melalui peningkatan efisiensi sumber daya alam dengan minim degradasi melalui teknologi modern. Hasil studi menunjukkan bahwa penggunanaan pupuk berteknologi nano dapat meningkatkan efisiensi penggunaan unsur hara, aman, dan berkelanjutan dalam agroekosistem. Penelitian yang menitikberatkan untuk mengetahui pengaruh pupuk Si berteknologi nano pada pertumbuhan tanaman tebu telah dilaksanakan di Desa Kempleng, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri pada bulan Juli 2013 hingga April 2014.  Rancangan Penelitian yang digunakan ialah Rancangan Petak Terbagi (RPT) yang diulang 3 kali, dengan petak utama ialah 4 level frekuensi penyemprotan pupuk Si nano dan 3 level konsentrasi pupuk Si nano sebagai anak petak. Hasil penelitian menunjukkan interaksi antara 4 kali aplikasi pemupukan Si nano dengan konsentrasi 30% memberikan pertumbuhan tanaman tebu yang tertinggi dibandingkan semua kombinasi perlakuan. Interaksi antara 4 kali pemupukan Si nano dengan konsentrasi 30% menghasilkan tinggi tanaman senilai 405,03 cm, diameter 2,82 cm, dan jumlah tanaman per meter juring mencapai 11 tanaman. Kata kunci: Saccharum officinarum L., Silika (Si), Teknologi Nano, Pertumbuhan Tebu
PENGARUH PUPUK HIJAU (Crotalaria juncea L.) DAN KONSENTRASI PUPUK NANO SILIKA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TEBU SETELAH UMUR 9 BULAN Syahri, Rifauldin; Djajadi, Djajadi; Sumarni, Titin; Nugroho, Agung
Produksi Tanaman Vol. 4 No. 1 (2016)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penanaman tebu secara monokultur menyebabkan degradasi kesuburan lahan. Pemupukan yang biasanya dilakukan hanya pupuk unsur hara N, P dan K. Salah satu unsur hara yang secara terus menerus diserap oleh tebu dalam jumlah besar namun dalam budidaya tidak dilakukan pemupukan ialah unsur hara Silika (Si). Terjadi penurunan bahan organik tanah akibat tidak dilakukan pengembalian sisa panen ke lahan. Pembakaran sisa panen di lahan menyebabkan kadar bahan organik menurun. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh Crotalaria juncea L. dan mendapatkan konsentrasi pupuk nano Si yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tebu. Penelitian dimulai pada bulan Januari 2014 di Desa Kempleng, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri saat tebu berumur 9 bulan. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi dengan tiga ulangan. Petak utama ialah pemberian pupuk hijau : (1) Tanpa pupuk hijau, (2) Crotalaria juncea L. Anak petak ialah konsentrasi pupuk nano Si : (1) Tanpa pupuk Si, (2) Pupuk cair Si konsentrasi 15%, (3) Pupuk cair Si konsentrasi 30%, (4) Pupuk Si padat 250 kg ha-1. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh nyata interaksi antara pupuk hijau dengan konsentrasi pupuk nano Si pada parameter jumlah daun, jumlah ruas dan panjang batang produktif. Perlakuan konsentrasi pupuk nano Si berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman, rendemen, bobot volume dan hasil panen. Perlakuan C. juncea berpengaruh nyata pada parameter jumlah anakan. Perlakuan pupuk Si cair konsentrasi 30% meningkatkan hasil panen yaitu sebesar 29,67% sedangkan rendemen dapat ditingkatkan sebesar 7,53% dengan pupuk Si padat dosis 250 kg ha-1. Kata kunci : Tanaman Tebu, C. juncea L., Silika, Teknologi Nano.