Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Zakat vis to vis Pajak sebagai lembaga keuangan publik Kholid Hidayatullah; Siti Zulaikha
Adzkiya : Jurnal Hukum dan Ekonomi Syariah Vol 5 No 2 (2017): Adzkiya Jurnal Hukum dan Ekonomi Syariah
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Meto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.411 KB) | DOI: 10.32332/adzkiya.v5i2.1039

Abstract

Pajak dan zakat merupakan salah satu instrumen lembaga keuangan publik yang tidak terpisahkan dalam kegiatan pemenuhan kewajiban baik dalam kehidupan bernegara maupun beragama. Dalam pergulatan pemikiran hukum ekonomi Islam di Indonesia, baik sinergitas ataupun integrasi zakat dan pajak merupakan perbincangan baru yang selama beberapa tahun terakhir menjadi lebih sering di perbincangkan dan dibahas baik dalam kacamata hukum positif maupun hukum Islam. Dari sisi ekonomi, pajak dan zakat tidak jauh berbeda, tapi dari sisi teologis jelas tidak sama. Zakat merupakan satu bentuk ibadah yaitu bentuk peribadatan yang melibatkan harta benda (maliyah) didalamnya sedangakan pajak adalah murni bernilai ekonomis. Perbedaan yang paling krusial terletak pada dasar pengelolaan zakat yang dianggap memiliki unsur-unsur yang berbeda dengan pajak. Dalam formulasi terkait relasi antara zakat dan pajak setidaknya ada tiga wacana yang tersedia, yaitu: a) zakat adalah pajak; yang dikemukakan oleh Fazlul Rahman; 2) pajak adalah zakat; yang diutarakan oleh Masdar F. Mas’udi ; dan 3) pajak bukan zakat dan begitu pula sebaliknya; yang disampaikan Yusuf Qaradhawi, kesemuanya memiliki alasan yang logis dan dapat diterima secara akademis.
ANALISIS PENENTUAN SETTING DISTANCE RELAY PENGHANTAR SUTT 150 KV GIS PESANGGARAN – GI PEMECUTAN KELOD Kholid Hidayatullah; Rukmi Sari Hartati; I W Sukerayasa
Jurnal SPEKTRUM Vol 6 No 1 (2019): Jurnal SPEKTRUM
Publisher : Program Studi Teknik Elektro UNUD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.706 KB) | DOI: 10.24843/SPEKTRUM.2019.v06.i01.p19

Abstract

The addition of UGC cable (Under Ground Cable) and equipment rating’s change for the reconfiguration from Air Insulated Swichgear into Gas Insulated Switchgear at Pesanggaran substation. Therefore need to reset distance relay settings so that relays can work more selectively and reliably. Using manual and simulation calculations, the results obtained from distance relay reset GIS Pesanggaran - GI Pemecutan Kelod, with impedance value 1 = 2.055 ?, zone 2 = 5.73 ? and zone 3 = 11.01 ? with time delay at zone 1 = 0 seconds, zone 2 = 0.4 seconds and zone 3 = 1.6 seconds. This setting shows that the reload setting value can secure the line from the 3 phase short circuit fault obtained from the simulation results.
Zakat vis to vis Pajak sebagai lembaga keuangan publik Kholid Hidayatullah; Siti Zulaikha
Adzkiya : Jurnal Hukum dan Ekonomi Syariah Vol 5 No 2 (2017): Adzkiya Jurnal Hukum dan Ekonomi Syariah
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Meto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.411 KB) | DOI: 10.32332/adzkiya.v5i2.1039

Abstract

Pajak dan zakat merupakan salah satu instrumen lembaga keuangan publik yang tidak terpisahkan dalam kegiatan pemenuhan kewajiban baik dalam kehidupan bernegara maupun beragama. Dalam pergulatan pemikiran hukum ekonomi Islam di Indonesia, baik sinergitas ataupun integrasi zakat dan pajak merupakan perbincangan baru yang selama beberapa tahun terakhir menjadi lebih sering di perbincangkan dan dibahas baik dalam kacamata hukum positif maupun hukum Islam. Dari sisi ekonomi, pajak dan zakat tidak jauh berbeda, tapi dari sisi teologis jelas tidak sama. Zakat merupakan satu bentuk ibadah yaitu bentuk peribadatan yang melibatkan harta benda (maliyah) didalamnya sedangakan pajak adalah murni bernilai ekonomis. Perbedaan yang paling krusial terletak pada dasar pengelolaan zakat yang dianggap memiliki unsur-unsur yang berbeda dengan pajak. Dalam formulasi terkait relasi antara zakat dan pajak setidaknya ada tiga wacana yang tersedia, yaitu: a) zakat adalah pajak; yang dikemukakan oleh Fazlul Rahman; 2) pajak adalah zakat; yang diutarakan oleh Masdar F. Mas’udi ; dan 3) pajak bukan zakat dan begitu pula sebaliknya; yang disampaikan Yusuf Qaradhawi, kesemuanya memiliki alasan yang logis dan dapat diterima secara akademis.
PRODUCTIVE YOUTH EMPOWERMENT MODEL (CASE STUDY AT RUMAH GEMILANG INDONESIA (RGI) LAZNAS AL-AZHAR SAWANGAN-DEPOK) Kholid Hidayatullah; Bahri Ghazali; Sonhaji Sonhaji; Rosidi Rosidi
Nizham Jurnal Studi Keislaman Vol 7 No 02 (2019): NIZHAM
Publisher : Postgraduate State Islamic Institute (IAIN) Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.386 KB)

Abstract

This study aims to formulate a model of empowering the poor through the Productive Youth empowerment program at Rumah Gemilang Indonesia (RGI) Laznas Al-Azhar. This research was studied qualitatively through a descriptive approach. Data collection methods are done by interview, observation, and documentation. Data analysis uses interactive analysis of the Miles and Huberman models. The model of empowering the poor through the Productive Youth Empowerment program developed in this study refers to the framework of the program evaluation model developed by Kaufman and Thomas (1980). This model was chosen because it places more emphasis on a system, which is an empowerment system that includes inputs, processes, outputs and outcomes. Based on this framework, this study produced a formulation of a model of empowering the poor through the Productive Youth empowerment program as follows: first, empowerment inputs include physical capital, economic capital, human capital, social capital . Second, the process of economic empowerment starts from building spirituality, building entrepreneurial awareness ( leadership and entrepreneurship) , giving capacity (capacity building) to giving power. Third, the empowerment output includes human development, business development, environmental development, and institutional development. Fourth, the empowerment outcome is the economic empowerment of Santri / RGI students as indicated by the formation of skilled workers who have good morality and honest entrepreneurs who are based on strong religious practice, the realization of independence / welfare of students / RGI students characterized by economic strengthening so that there are the transition from mustahik to Muzaaki , business continuity due to the large number of networks built with other institutions , and the availability or ease of access to employment and businesses for self- development