Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Gambaran Peran Keluarga tentang Pencegahan Ulkus Dekubitus pada Pasien Stroke dengan Gangguan Mobilitas Fisik Dodik Arso Wibowo; Bagaswara Dwi Saputra
JURNAL ILKES : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 10 No 1 (2019): Jurnal Ilkes (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKES Karya Husada Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.878 KB) | DOI: 10.35966/ilkes.v10i1.113

Abstract

Decubitus ulcer is a disease caused by the patient's position does not change for more than 6 hours. Families with one family member suffering from a stroke need a family role about preventing the occurrence of ulcer ulcers as soon as possible. Stroke has physical symptoms of weakness in extremities that result in impaired physical mobility. This can cause complications in patients, if patients do not get good care by the family. This study aims to determine the role of the family regarding prevention of pressure sores in stroke patients with impaired physical mobilization in the UPTD Working Area of ​​Adan-Adan Health Center, Kediri Regency. The study was conducted on 30 March-30 June 2019. The design of this study used descriptive. The study population was 69 respondents, a large sample of 15 respondents who met the research criteria using purposive sampling technique, the research instrument in the form of a questionnaire, the data were analyzed by percentage and interpreted quantitatively. The results of the study obtained from 15 respondents, most of the respondents were 8 respondents (53%) had sufficient roles, almost half of the respondents were 4 respondents (27%) had a good role and a small number of respondents were 3 respondents (20%) had a role lack of prevention of pressure sores in stroke patients with impaired physical mobility. This is caused by several factors, namely age, work, education, and information obtained. Health workers are expected to provide counseling to families who have family members who suffer from stroke to further enhance their role and management in an effort to prevent pressure ulcers in stroke patients with impaired physical mobility in a good and correct manner.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Insomnia pada Lansia di Posyandu Lansia Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Puncu Kabupaten Kediri Ajeng Wahyu Ningsih; Dodik Arso Wibowo
JURNAL ILKES : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 9 No 1 (2018)
Publisher : STIKES Karya Husada Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.661 KB)

Abstract

Insomnia in the elderly is a condition where an individual experienced a change of the quantity and quality of the pattern of breaks which cause discomfort interfere with desirable lifestyle. Most of the elderly have high risk of experiencing sleep disorders due to several factors. Some factors which influence insomnia such as age, gender, psycology, environment and lifestyle. Design of the study used descriptive, this research June 04th, 2018, there are 18 respondents by using purposive sampling, the instrument is used questioner, the research variable is used to know the factors that influence insomnia of elderly, the data were analyzed by percentage and interpreted with the quantitative. The result of the study on age factor there are 4 respondents (22%) got insomnia aged 60-65years old, there are 8 respondents (45%) got insomnia aged 66-70 years old, there are 6 respondents (33%) got insomnia aged 71-74 years old, there are 18 respondents (100%) gender factor got insomnia, on psychological factor there are 14 respondents (78%) have negative psycology, there are 12 respondents (67%) have physical illness, 11 respondents (61%) get environmental factors and there are 12 respondents (67%) have positive life style. There fore it is expected that the elderly can avoid the cause of in insomnia and improve quality and quantity of sleep better. The elderly can do relaxation techniques and ritual activities before going to bed. The result of the study can be concluded if those factors can influence the quality and quantity of sleep of elderly.
TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI JOMBANGAN DESA TERTEK KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI Dodik Arso Wibowo; Muhammad Taukhid
Prosiding SPIKesNas : Seminar Publikasi Ilmiah Kesehatan Nasional Vol. 2 No. 1 (2023): SPIKesNas - Februari 2023
Publisher : STIKES dan AKZI Karya Husada Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Children's golden age is from 0 to 6 years old. Children of this age are very sensitive to the stimuli of their environment, especially the knowledge and skills they acquire from their parents. The purpose of this study was to describe early childhood growth and development during the Covid-19 pandemic. In a study design used descriptively in 54 children aged 2 to 3 years, using a sample of 10 respondents identified by targeted sampling techniques, the study instrument consisted of the following items: used early detection screening for developmental abnormalities in children, including: Weight and height, developmental pre-screening questionnaire for children aged 24-36 months, hearing test, vision test. Ratings are based on percentage formulas and are interpreted quantitatively. Results showed that almost all respondents (90%) had normal nutrition and all (100%) had normal head circumference when it came to growth. From a development perspective, almost all respondents (80%) have corresponding standards. All respondents (100%) had a normal baseline hearing test. All respondents (100%) had a normal baseline for their vision of the test item. Several factors explain the emergence and development of early childhood during the Covid-19 pandemic, including gender, parental age, child age, parenting style, parental education level, number of siblings, and sources of information on child development. was affected by Parents are encouraged to provide insight into their child's nutritional needs and development so that their nutritional needs are met and age-appropriate development is possible. It not only increases motivation to be more active in stimulating, training and developing a child's psychomotor skills
Penyuluhan Tentang Pemenuhan Kebutuhan Dasar Fisik (Asih, Asuh, Asah) Pada Ibu Dengan Down Syndrom Di Taman Kanak Kanak Ds Sumber Bendo Dodik Arso Wibowo
Jurnal Pengabdian Masyarakat Mandira Cendikia Vol. 4 No. 1 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70570/jpkmmc.v4i1.1571

Abstract

Down syndrome adalah keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental disebabkan oleh abnormalitasperkembangan kromosom 21 yang berdampak pada hambatan fisik dan mental sehingga mengalami hambatanperkembangan intelektual dan kesulitan mengadakan adaptasi terhadap lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.Anak dengan down syndrome memiliki ciri motorik halus yang khas dan ciri lain berdasarkan derajat hambatanyang dimilikinya yaitu Jari-jari tangan kasar, kaku, otot-otot lemah, kondisi emosi sulit ditebak dan kurang terkendalisecara wajar, ketergantungan pada orang dewasa dan sering menolak orang lain. Tujuan penelitian untukmengetahui gambaran peran orangtua dalam pemenuhan kebutuhan dasar fisik (asih, asuh, asah) pada anakdengan down syndrome di Taman Kanak kanak ds Sumber bendoDesain penelitian ini menggunakan deskriptif, populasi penelitian sebanyak 16 responden, besar sampel16 responden dengan tehnik “total sampling”. Penyuluhan ini dilakukan pada tanggal 15 Juni – 20 Juni 2024dengan menggunakan variable tunggal yaitu Gambaran Peran Orang Tua Dalam Pemenuhan Kebutuhan DasarFisik (Asih, Asuh, Asah) Pada Anak Dengan Down Syndrom Di TK sumber Bendo dengan instrumen berupakuesioner kemudian data dianalisa dengan presentase dan diinterpretasikan secara kuantitatif.Hasil penelitian diperoleh bahwa dari 16 responden setengah dari responden memiliki peran yang baik yaitu8 responden (50%) , hampir setengah dari responden memilikiperan yang cukup yaitu 7 responden (44%), dansebagian kecil dari responden memiliki peran yang kurang yaitu 1 responden (6%). Hal ini dipengaruhi olehbeberapa faktor yaitu usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan terakhir.Hasil penelitian ini diharapkan orang tuadapat meningkatkan peran dalam memenuhi kebutuhan dasar fisik (asih, asuh asah) pada anak dengan downsyndrome, serta menambah wawasan dalam proses pemenuhan kebutuhan dasar fisik (asih, asuh, asah).
RELAKSASI OTOT PROGRESIF PADA REMAJA YANG MENGALAMI PREMENSTRUAL SYNDROME Sunaringtyas, Widyasih; Lilik Setiawan; Dodik Arso Wibowo; Selawindarta, Dinanisa Indah
Jurnal Pengabdian Kolaborasi dan Inovasi IPTEKS Vol. 3 No. 4 (2025): Agustus
Publisher : CV. Alina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59407/jpki2.v3i4.2862

Abstract

Premenstrual Syndrome (PMS) adalah kumpulan gejala fisik, emosional dan perilaku yang muncul menjelang menstruasi. Pada remaja awal memiliki pengalaman yang perbeda - beda saat mengalami PMS tentang gejala maupun faktor yang memperberat. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman remaja tentang Premenstrual syndrome di SMPN 1 Sawahan Kecamatan Sawahan Kabupaten Nganjuk. Pengabdian kepada Masyarakat ini menggunakan metode edukasi dan tentang PMS dan teknik relaksasi otot progresif. Kegiatan dilaksanakan Di SMPN 1 Sawahan Kecamatan Sawahan Kabupaten Nganjuk pada tanggal 28-30 April 2025, dengan jumlah 71 orang. Hasil analisis data menggunakan persentase, sebelum diberikan edukasi didapatkan hasil 56 orang mengalami gejala PMS: nyeri perut, perubahan emosional seperti mudah tersinggung dan mudah terstimulasi marah. Gejala PMS dengan hasil manifestasi terkecil adalah nyeri panggul. Berdasarkan manifestasi yang dialami remaja yang mengalami PMS, maka penting dilakukan latihan relaksasi otot progresif untuk menurunkan nyeri. Edukasi tentang relaksasi otot progresif diberikan melalui metode simulasi. Setelah dilakukan edukasi tentang penanganan PMS untuk menurunkan nyeri perut melalui tindakan relaksasi otot progresif, remaja lebih memahami penanganan gejala PMS. Diharapkan relaksasi otot progresif dapat dilakukan remaja pada saat mengalami PMS sehingga gejala nyeri yang dialami menurun.
Peran Keluarga Tentang Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Lansia Di Dusun Tegalan Desa Kauman Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang Dodik Arso wibowo; Anifatul Azizah
Jurnal Keperawatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 1 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70570/jkmc.v4i1.1823

Abstract

Seiring bertambahnya usia, lansia mengalami berbagai perubahan baik fisik, psikologis, maupun sosial yang dapat mempengaruhi kondisi spiritual lansia. Dalam kondisi ini peran keluarga sangat dibutuhkan, keluarga dapat membantu lansia dengan menjadi motivator, edukator, fasilitator. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan Peran Keluarga Tentang Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Lansia di Dusun Tegalan Desa Kauman Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang. Desain penelitian menggunakan deskriptif. Populasi penelitian keluarga yang tinggal bersama lansia berjumlah 340 dan sampel berjumlah 77 responden, dengan teknik sampel purposive sampling. Penelitian dilaksanakan tanggal 17 Maret-30 April 2025 di Dusun Tegalan Desa Kauman Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang. Variabel tunggal yaitu peran keluarga tentang pemenuhan kebutuhan spiritual lansia. Instrumen penelitian berupa kuesioner. Data di analisa dengan rumus presentase dan diinterpretasikan secara kuantitatif. Hasil penelitian dari 77 responden, sebagian besar responden yaitu 52 responden (68%) memiliki peran baik, hampir setengah responden yaitu 22 responden (29%) memiliki peran cukup dan sebagian kecil yaitu 3 responden (4%) memiliki peran keluarga kurang. Faktor yang mempengaruhi peran keluarga tentang pemenuhan kebutuhan spiritual lansia yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, hubungan dengan lansia, usia lansia. Keluarga yang memiliki peran baik dapat mempertahankan perannya dan dapat memberikan pengetahuan ataupun contoh kepada keluarga yang memiliki peran cukup dan kurang, agar dalam melaksanakan peran dapat tercapai dengan baik. Dalam meningkatkan peran keluarga yang cukup dan kurang diharapkan keluarga dapat meluangkan waktunya untuk mendampingi lansia dalam kegiatan spiritual, seperti beribadah bersama di rumah, tentang nilai-nilai keagamaan, atau menemani lansia saat menghadiri kegiatan keagamaan di lingkungan sosial.
Pengetahuan Remaja Putra Tentang Bahaya Minuman Beralkohol Pada Siswa SMP Kelas VII Di SMPN 1 Pucanglaban Kabupaten Tulungagung Dodik Arso wibowo; Lilik Setiawan
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 1 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70570/jikmc.v4i1.1556

Abstract

Pengetahuan merupakan sekumpulan informasi yang diperoleh dari hasil belajar dan dipahami sebagai alat penyesuaian diri baik untuk individu maupun masyarakat. Remaja merupakan masa perkembangan atau transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa yang memiliki perubahan biologis, kognitif, sosial emosional. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan remaja putra tentang bahaya minuman beralkohol pada siswa SMP kelas VII di SMPN 1 Pucanglaban Kabupaten Tulungagung. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif, dengan variabel Pengetahuan Remaja Putra Tentang Bahaya Minuman Beralkohol Pada Siswa Kelas VII Di SMPN 1 Pucanglaban Kabupaten Tulungagung. Populasi penelitian seluruh remaja putra kelas VII SMPN 1 Pucanglaban Kabupaten Tulungagung sebanyak 60 responden. Sampel penelitian sebanyak 60 responden, Teknik sampling menggunakan total sampling. Penelitian dilakukan pada tanggal 22 April 2024. Instrument penelitian berupa kuesioner. Data dianalisa dengan rumus presentase dan diinterpretasikan sehingga mendapat data kuantitatif. Hasil penelitian didapatkan dari 60 responden menunjukkan bahwa hampir seluruh responden 47 responden (78%) memiliki pengetahuan cukup dan sebagian kecil dari responden 13 responden (22%) memiliki pengetahuan kurang. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu usia, agama, tinggal dirumah dengan, keluarga, mendapat informasi yang diperoleh. Berdasarkan hasil penelitian Pengetahuan Remaja Putra Tentang Bahaya Minuman Beralkohol Pada Siswa Kelas VII Di SMPN 1 Pucanglaban Kabupaten Tulungagung. Bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang cukup. Dikarenakan dari hasil penelitian didapatkan responden memiliki pengetahuan cukup, untuk itu responden diharapkan dapat rajin membaca buku referensi dan sumber lainnya terkait bahaya minuman beralkohol sehingga dapat meningkatkan pengetahuan, mengubah pola pikir menjadi lebih baik dan menjaga hidup sehat dengan tidak mengonsumsi minuman beralkohol.