Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Kekuatan Tarik Paduan Al 2024-T3 Dan Al 2524-T3 Yang Telah Mengalami Proses Stretching, Chemical Milling Dan Shot Peening Yovial Mahyoedin; Jamasri Jamasri; Wenny Marthiana; Duskiardi Duskiardi; Rizky Arman
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 5, No 2 (2020): JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/jktm.v5i2.4213

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku uji tarik produk Al 2524-T3 dan Al 2024-T3 yang mengalami proses peregangan, chemical milling dan shot peening. Paduan ini diregangkan melebihi tegangan yeildnya masing-masing 1%, 3% dan 5%, kemudian dilakukan proses chemical milling satu sisi. Etsa yang digunakan dalam proses milling kimia adalah larutan NaOH + Na2S + H2O dengan konsentrasi tertentu. Pada permukaan dilakukan proses shot peening dengan variasi intensitas masing-masing 0,03 A, 0,05 A dan 0,07 A. Material tersebut kemudian diuji sifat mekaniknya dengan uji tarik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tegangan ultimate dan tegangan yield material meningkat dengan meningkatnya persentase regangan. Namun, perpanjangan juga meningkat yang menunjukkan bahwa proses peregangan justru meningkatkan keuletan. Di sisi lain, proses shot peening menurunkan elongasi yang mengindikasikan bahwa proses shot peening menyebabkan penurunan keuletan material. Kata kunci: pengujian tarik, chemical milling, shot peening, stretchingAbstractThis study aims to investigate the tensile test behaviour of Al 2524-T3 and Al 2024-T3 product, which undergoes stretching, chemical milling and shot peening processes. These alloys were stretched beyond yield stress, namely 1%, 3% and 5% of each, and then performed chemical milling process of one side. The etching used in chemical milling process were NaOH+Na2S+H2O solutions with certain concentration. The surface was performed shot peening process with varying intensity of 0.03 A, 0.05 A and 0.07 A respectively. The material then tested its mechanical properties by tensile test. The results show that ultimate and yield stress of material increases with the increase of stretching percentage. However, the elongation has also increased which indicates that stretching process actually increases the ductility. On the other hand, the shot peening process decreases the elongation which indicates that the shot peening process causes a reduction in the ductility of the material.  Keywords: tensile tes, chemical milling, shot peening, stretching
Analisa Pengaruh Variasi Arus Listrik Pengelasan Terhadap Kekuatan Sambungan Pengelasan MIG Pada Material ST 37 Wenny Marthiana; Yovial Mahyoedin; Duskiardi Duskiardi; Afri Rahim
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 5, No 2 (2020): JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/jktm.v5i2.4217

Abstract

AbstrakPada proses produksi, pengaturan parameter poses memegang peranan penting terhadap tercapainya mutu produk yang dihasilkan. Pada proses pengelasan, salah satu parameter proses pengelasan yang harus diperhatikan adalah besar arus pengelasan. Kajian ini dilakukan untuk mengetahui besar kuat arus yang sesuai pada proses pengelasan material ST 37 menggunakan proses pengelasan MIG (Metal Inert Gas).  Pengujian dilakukan dengan memvariasikan besar kuat arus pengelasan yaitu pada 90A, 100A, 110A serta 120A. Pengujian tarik dilakukan terhadap hasil pengelasan tersebut. Hasil pengujian tarik menunjukkan, pengelasan menggunakan kuat arus sebesar 110A memberikan nilai yang maksimum pada beberapa besaran pengujian.  Untuk nilai tegangan tarik, σ memiliki nilai 16.9 kg/mm2, modulus elastisitas, E, 3.14 kg/mm2 serta Regangan ε, 5.42%. Kata kunci: pengelasan, Metal Inert Gas, Tegangan Tarik, modulus elastisitas  AbstractThe appropriate production parameter process plays an important role in fulfill the quality of the products such as mechanical properties like tensile strength and percentage of elongation of MIG welded joints.  Likewise, in the welding process, one of the welding process parameters that is welding current must be considered, since the welding current is most influential parameters affecting weld penetration, deposition rate, weld bead geometry and quality of weld metal. Variation of welding current on MIG (Metal Inert Gas) welding process on ST 37 specimen   was to examine the effects on like tensile strength and percentage of elongation and elasticity modulus.  From the experiment, it is found that when welding current increased up to 110 Ampere the tensile strength tends to incline then slightly decline when welding current increased, modulus elasticity value and percentage of elongation value as well.  The maximum value of tensile strength 16.9 kg/mm2 percentage of elongation value 5.42%. and modulus of elasticity 3.14 kg/mm2 were gained at 110 ampere welding current Keywords: welding process, Metal Inert Gas, Tensile strength, elasticity modulus ,percentage of elongation
Pengujian Getaran Dengan Eksitasi Kejut Dan Random Pada Komponen Struktur Dengan Profil Pelat Aluminium Rizky Arman; Yovial Mahyoedin; Wenny Marthiana; Duskiardi Duskiardi
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (796.512 KB) | DOI: 10.52447/jktm.v5i1.2788

Abstract

Experimental vibration analysis to determine the dynamic behavior of the vibration system is observed from the response of the system to the stimulus acting on it. In this case the relationship between the stimulus at a certain location and direction is specifically related to the response at a certain location and direction. The relationship between stimulus and response is called the Frequency Response Function (FRF) or better known as the transfer function. In measuring the transfer function, the stimulus to the structure is given in the form of excitation force while the vibration response measurement depends on the type of sensor (transducer) used. Departing from the above problems, vibration testing is carried out on a structural model. This test uses an Aluminum beam as a specimen by using an excitation signal from the exciter and impact hammer. The response signal comes from the accelerometer, while the excitation force signal comes from two different type transducers.
Rancang Bangun Alat Pengaduk Dan Pencetak Lontongan Kerupuk Merah Duskiardi Duskiardi; Yovial Mahyoedin; Wenny Marthiana; Sri Wahyuni
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 5, No 2 (2020): JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/jktm.v5i2.4212

Abstract

AbstrakAdonan kerupuk merah merupakan campuran dominan tepung dan air yang biasanya diaduk secara tradisional menggunakan tangan. Kajian ini menumpukan perhatian pada rancang bangun alat pengaduk yang dapat memproses adonan secara mekanik. Pada rancang bangun digunakan 2 buah sirip pengaduk yang terpasang dikedua sisi poros dengan putaran motor 1450 rpm. Speed reducer mereduksi putaran dengan rasio 1:30. Alat pengadukan adonan juga dilengkapi dengan proses pencetakan yang menggunakan screw sebagai pendorong adonan ke cetakan yang terpasang satu poros dengan sirip pengaduk. Rancang bangun menghasilkan putaran yang dikeluarkan ke poros pengaduk sebesar 24 rpm, yang mampu memproses adonan dalam sekali pengadukan seberat 87,53 kg berupa campuran tepung dengan indukan. Dengan adanya alat pengaduk adonan dan pencetak kerupuk merah ini  dapat mengurangai pemakaian waktu dan meringankan kerja operator pada saat produksi. Sehingga dengan menerapkan alat bantu ini dapat meningkatkan jumlah produktivitas sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat. Kata kunci: adonan, kerupuk merah, sirip pengaduk,  AbstractThe red cracker dough is the dominant mixture of flour and water which is usually stirred traditionally by hand. This study focuses attention on the design of a mixer that can process a dough mechanically. In the design, 2 stirring fins are used which are attached to both sides of the shaft with a motor rotation of 1450 rpm. Speed reducer reduces rotation by a ratio of 1:30. The dough stirring device is also equipped with a molding process that uses a screw to propel the dough to the mold, which is attached to one axis with the mixing fin. The design produces a rotation that is issued to the stirring shaft at 24 rpm, which is able to process the dough in one stirring weighing 87.53 kg in the form of flour mixture. It is hoped that the benefits from the design of the dough mixer and red cracker molders will reduce time usage and ease the work of the operator during production. So that, by applying this tool can increase the amount of productivity while increasing people's income.  Keywords: dough, red cracker, strirring fins.
E-TECHNOLOGY SEBUAH FENOMENA INTEGRASI INFORMASI TEKNOLOGI DENGAN PRODUCT DESIGN AND MANUFACTURING Soejono Tjitro; Firdaus Firdaus; Duskiardi Duskiardi
Jurnal Teknik Mesin (Sinta 3) Vol. 3 No. 2 (2001): OCTOBER 2001
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Modern society has been much influenced by the information technology development. Their social life depends very much on information distribution speed and accuracy. Today, the integration between information technology and design has also significantly influences the way of product design evolved such as placing the components and its specification, drawing or design supply to the customers, and collecting responds of the new emerging product, etc. The main constraints of the integration is data transformation system which have different format. Nevertheless, it has been solved by the help of integrated manufacturing system . Several cases concerning the collaboration of information technology and design technology are also presented in this papers to underlines the above mentioned integrated phenomena. Abstract in Bahasa Indonesia : Perkembangan teknologi informasi telah merambah ke seluruh sendi kehidupan masyarakat moderen. Peradaban moderen sangat tergantung pada kecepatan dan keakuratan distribusi informasi. Perpaduan antara teknologi informasi dengan teknologi desain membawa dampak signifikan bagi perkembangan desain produk. Melalui pemanfaatan teknologi internet dengan berbagai cara telah dikembangkan seperti misalnya menempatkan komponen dan spesifikasinya, suplai gambar atau desain ke pelanggan, mengumpulkan tanggapan atas produk baru dan lain sebagainya. Kendala utama yang masih dihadapi ialah sistem transformasi data dengan berbagai format yang belum berjalan secara mulus. Namun demikian hal tersebut sudah dapat diatasi dengan adanya sistem manufaktur yang terintegrasi. Berbagai hal yang muncul sebagai contoh kasus perkembagan integrasi teknologi informasi dengan teknologi desain ditampilkan pada makalah ini untuk memberikan penegasan tentang fenomena yang dimaksud. Kata kunci: teknologi informasi, desain produk, sistem transformasi data.
Pengaruh Tekanan dan Temperatur Die Proses Squeeze Casting Terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Pada Material Piston Komersial Lokal Duskiardi Duskiardi; Soejono Tjitro
Jurnal Teknik Mesin (Sinta 3) Vol. 4 No. 1 (2002): APRIL 2002
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Squeeze casting which often known as called liquid metal forging where molten metal is solidified under relatively high external pressure. Contact between molten metal with punch and die enable to increase the rate of heat transfer. The microstructure of the casting will be more homogenous and the mechanical properties will be improved. The material used this investigation is taken from commercial piston product with the following composition bal. : 12.62 wt% Si, 2.83 wt% Cu, 1.58 wt% Ni, 0.89 wt% Mg, 0.38 wt% Fe, 0.15 wt% Mn, 0.078 wt% Zn, 0.016 wt% Pb, 0.009 wt% Sn, 0.006 wt% Ca dan Al. The material melted up to 700oC, the specimens were made using direct squeeze casting by combining pressure and temperature. Finally the specimens were examined through hardness, porosity and microstructure. The results show the solidification rate significantly improves the properties of the specimen. The process decrease quantity of the porosity up to 85.15 % and increase the Britnell hardness 5.29% after heat treated (T6). The optimum pressure and temperature is 70 - 100 MPa and 400 - 700oC. Abstract in Bahasa Indonesia : Squeeze casting sering juga disebut dengan liquid metal forging, dimana logam cair dibekukan dibawah tekanan eksternal yang relatif tinggi. Terjadinya kontak antara logam cair dengan punch dan die pada saat penekanan memungkinkan terjadinya perpindahan panas yang cukup cepat. Ini akan menghasilkan struktur mikro yang lebih homogen serta perbaikan sifat mekanik. Material yang digunakan untuk pengujian ini dan sekaligus sebagai pembanding diambil dari produk piston komersial lokal dengan komposisi bal. 12.62 wt% Si, 2.83 wt% Cu, 1.58 wt% Ni, 0.89 wt% Mg, 0.38 wt% Fe, 0.15 wt% Mn, 0.078 wt% Zn, 0.016 wt% Pb, 0.009 wt% Sn, 0.006 wt% Ca dan selebihnya Al. Material dilebur pada 700 o C, benda uji dibuat dengan menggunakan teknik squeeze casting dengan jalan memvariasikan tekanan dan temperatur. Selanjutnya benda uji dikarakterisasi berupa kekerasan , porositas dan struktur mikro. Pada pengujian yang dilakukan, laju pendinginan material akibat pengaruh tekanan dan temperatur die sangat signifikan pengaruhnya terhadap perbaikan sifat benda uji. Dari hasil pengamatan, proses ini mampu menurunkan porositas sampai 85.15 % dan memperbaiki kekerasan sebesar 5.29 % setelah dilakukan perlakukan panas T6. Tekanan serta temperatur die optimal didapatkan pada 70 - 100 MPa dan 400 - 450 0C. Kata kunci: pengecoran squeeze, struktur mikro, kekerasan.
STUDI EKSPERIMENTAL PENGOLAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DAN GARAMDENGAN DESTILASI SURYA MENGGUNAKAN COVER KOLEKTOR DUA KEMIRINGAN Mulyanef Mulyanef; Kaidir Kaidir; Rio Ade Saputra; Duskiardi Duskiardi
Jurnal Teknik Mesin (JTM) Vol 5, No 2 (2015)
Publisher : LP2M - Institut Teknologi Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.701 KB)

Abstract

Air bersih merupakan keperluan sehari-hari masyarakat terutama untuk minum dan memasak terutama bagi masyarakat yang berada di kawasan pesisir pantai dan kepulauan. Sedangkan garam merupakan sumber elektrolit bagi tubuh manusia. Kebutuhan akan garam dan air tawar masih belum dapat terpenuhi oleh pemerintah. Untuk memenuhi kebutuhan garam dalam negeri saja Indonesia masih harus mengimpor garam. Hal ini sangatlah tidak wajar bagi Indonesia sebagai negara maritim yang memiliki laut dan pantai terpanjang nomor dua di dunia. Air laut yang tersedia sangat banyak dapat diolah menjadi air tawar dan garam. Ada beberapa cara untuk mengolah air laut menjadi air bersih dan garam, salah satunya dengan cara destilasi. Proses destilasi air laut memerlukan energi panas untuk menguapkan air laut sebelum diembunkan dan menghasilkan air tawar. Energi panas untuk proses destilasi dapat berasal dari matahari yang dikenal dengan energi surya. Sebenarnya energi surya merupakan sumber energi yang sangat potensial, murah dan gratis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan mengetahui unjuk kerja yang dihasilkan alat destilasi surya yang menggunakan penutup kolektor dua kemiringan. Hasil pengujian menunjukkan alat destilasi surya dapat menghasilkan garam sebanyak 2.600 gram dan air tawar sebanyak 2.012 mili liter per hari dengan intensitas rata-rata 451 W/m2
USAGE OF CANDLE NUT SHELL WITH POWDER SIZE OF D Yovial Yovial; Wenny Marthiana; Duskiardi Duskiardi; Habibi Habibi
Jurnal Agroindustri Vol 7, No 1 (2017)
Publisher : BPFP Faperta UNIB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/j.agroindustri.7.1.56-62

Abstract

Recently around 60% of the hazelnut shell has the potential to become wasted material. The purpose of this research is to exploit waste hazelnut shell by examining the mechanical properties of composite   from the powder of hazelnut shell. Epoxy resin acts as a matrix mixed with a hazelnut shell powder as a filler with a composition of 20%, 30% and 40% wt. Both materials are mixed using a mechanical mixer with varying speed and stirring times. The resulting composite material is then tested by tensile, impact and hardness testing. The Taguchi method is used to optimize forming process parameters of the epoxy-powder hazelnut shell composite. Research shows that the forming process parameters give different effects for each different mechanical property. Research found out maximum tensile strength of composite material at 30% wt of powder hazelnut shell. Overall, the result of taguchi optimization for the forming process parameters in this study was 43.68 N/mm2 for tensile strength, 0.074 106 J/mm2 for impact strength and 98.57 SHN for hardness.Keywords: .
PEMANFAATAN TEKNOLOGI DALAM UPAYA MENGANTISIPASI MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDS) PETANI DI KUBE USAHO BASAMO Dessi Mufti; Duskiardi Duskiardi; Mirza Zoni
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 3 No 2 (2019)
Publisher : Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang, Sumatera Barat Indonesia-25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.446 KB) | DOI: 10.25077/logista.3.2.70-75.2019

Abstract

Pertanian di Indonesia umumnya masih dilakukan secara sangat sederhana dengan mengandalkan tenaga manusia dan hewan. Jorong Koto Gadang merupakan daerah yang berpotensi untuk bercocok tanam holtikultura seperti tomat, cabe, kol, dan sayur-sayuran lainnya. Lahan yang tersedia lebih kurang seluas 20 ha, tetapi tergarap semua oleh masyarakat. ini disebabkan petani masih menggunakan peralatan manual (cangkul) untuk mengolah lahan yang ada. Selain itu pekerjaan mencangkul yang relatif lama akan dapat menyebabkan resiko cedera pada beberapa bagian anggota tubuh (Musculoskeletal Disorders/MSDs). Dirasakan sangat perlu memanfaatkan teknologi yang telah untuk memudahkan pekerjaan petani dan mengurangi resiko cedera tersebut. Berdasarkan asesmen awal dengan REBA diperoleh skor awal 10 artinya resiko levelnya sangat tinggi dan tindakan perbaikan perlu saat ini juga. Teknologi yang dapat digunakan adalah menggunakan cultivator. Pemilihan cultivator ini diperoleh dari diskusi dengan anggota Kube dengan melihat kondisi lahan dan fungsinya. Selanjutnya dilakukan asesmen kembali dengan REBA dan memperlihatkan hasil lebih baik dengan skor 7 yang artinya masih perlu perbaikan. Perbaikan dapat dilakukan dengan memodifikasi alat dan jenis material alat tersebut. Kata Kunci: Ergonomi, Holtikultura, KUBE, Musculoskeletal disorders ABSTRACT Agriculture in Indonesia is generally still done very simply by relying on human and animal labor. Jorong Koto Gadang is an area that has the potential to grow horticulture such as tomatoes, chilies, cabbage, and other vegetables. The available land area is approximately 20 hectares, but it is cultivated by the community. this is due to farmers still using manual equipment (hoes) to cultivate existing land. In addition, relatively long hoeing work can cause the risk of injury to some parts of the body (Musculoskeletal Disorders / MSDs). It is felt that it is necessary to utilize technology that has made it easier for farmers to work and reduce the risk of injury. Based on the initial assessment with REBA an initial score of 10 means that the level of risk is very high and corrective action is necessary at this time. The technology that can be used is to use a cultivator. The selection of cultivators was obtained from discussions with Kube members by looking at the condition of the land and its functions. Furthermore, the assessment was carried out again with REBA and showed better results with a score of 7 which means it still needs improvement. Improvements can be made by modifying the tool and the type of material the tool is. Keywords: Ergonomic, Holticultura, KUBE, Musculoskeletal disorders
STUDI EKSPERIMENTAL PENGOLAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DAN GARAMDENGAN DESTILASI SURYA MENGGUNAKAN COVER KOLEKTOR DUA KEMIRINGAN Mulyanef; Kaidir; Rio Ade Saputra; Duskiardi
Jurnal Teknik Mesin Vol 5 No 2 (2015): Jurnal Teknik Mesin Vol.5 No.2 October 2015
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) - ITP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21063/jtm.2015.v5.i2.113-116

Abstract

Air bersih merupakan keperluan sehari-hari masyarakat terutama untuk minum dan memasak terutama bagi masyarakat yang berada di kawasan pesisir pantai dan kepulauan. Sedangkan garam merupakan sumber elektrolit bagi tubuh manusia. Kebutuhan akan garam dan air tawar masih belum dapat terpenuhi oleh pemerintah. Untuk memenuhi kebutuhan garam dalam negeri saja Indonesia masih harus mengimpor garam. Hal ini sangatlah tidak wajar bagi Indonesia sebagai negara maritim yang memiliki laut dan pantai terpanjang nomor dua di dunia. Air laut yang tersedia sangat banyak dapat diolah menjadi air tawar dan garam. Ada beberapa cara untuk mengolah air laut menjadi air bersih dan garam, salah satunya dengan cara destilasi. Proses destilasi air laut memerlukan energi panas untuk menguapkan air laut sebelum diembunkan dan menghasilkan air tawar. Energi panas untuk proses destilasi dapat berasal dari matahari yang dikenal dengan energi surya. Sebenarnya energi surya merupakan sumber energi yang sangat potensial, murah dan gratis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan mengetahui unjuk kerja yang dihasilkan alat destilasi surya yang menggunakan penutup kolektor dua kemiringan. Hasil pengujian menunjukkan alat destilasi surya dapat menghasilkan garam sebanyak 2.600 gram dan air tawar sebanyak 2.012 mili liter per hari dengan intensitas rata-rata 451 W/m2