Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Pemakaian Thermal Storage pada Sistem Pengkondisi Udara Soejono Tjitro; Herry Sunandar
Jurnal Teknik Mesin (Sinta 3) Vol. 1 No. 1 (1999): APRIL 1999
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air conditioning system consume 70 - 80 % of a building's energy requirement. Application of ice storage system can regulate electric load consumption so that its peak load can be controlled. Abstract in Bahasa Indonesia : Sistem pengkondisian udara memakai energi 70 - 80 % dari seluruh energy sebuah gedung. Penerapan ice storage pada sistem tersebut dapat mengatur pemakaian beban listrik sehingga pemakaian beban listrik pada beban puncak dapat dikontrol. Kata kunci : ice storage, chiller, sistem pengkondisi udara
Pengujian Pengaturan dan Penyeimbangan dalam Sistem Pengkondisian Udara Herry Sunandar; Soejono Tjitro
Jurnal Teknik Mesin (Sinta 3) Vol. 1 No. 1 (1999): APRIL 1999
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The design and installation of an air conditioning system may be carried out properly, but if it is not adjusted and balanced to meet design conditions, it will not perform satisfactorily. The complexity of modern air conditioning systems may make the balancing process quite involved. Even some experienced personnel frequently are unaware of the difficulties and requirements of balancing. In the past it was often possible to get by with making a few adjustments and checking if people were comfortable. This is no longer satisfactory on large systems. Organized procedures are required to balance a system so that it will result in comfort in all seasons. Furthermore, the increased need for minimizing energy waste also requires correct balancing techniques. An improperly balanced system will almost certainly use excess energy. The testing and balancing process is often carried out by the contractor upon completion of the installation but for large systems a whole new profession has grown, with organizations and specialist who do only this work. This has happened not only because of the complexity of the task, but it also means an independent organization verifies that the system is operating correctly. Abstract in Bahasa Indonesia : Desain dan pelaksanaan pemasangan sistem pengkondisian udara bisa saja sudah dilakukan dengan tepat, tetapi jika tidak diatur (adjusted) dan diseimbangkan (balanced) sesuai dengan kondisi desain, maka tidak akan menunjukkan hasil yang memuaskan. Kompleksitas sistem pengkondisian udara modern menjadikan proses penyeimbangan cukup rumit. Bahkan para ahli seringkali tidak sadar akan kesulitan dan persyaratan balancing. Pada masa lalu, seringkali mungkin mendapatkan penghuni merasa nyaman dengan sedikit pengaturan dan pemeriksaan. Hal itu tidak akan memuaskan untuk sistem yang besar. Prosedur yang terorganisir dibutuhkan untuk menyeimbangkan sistem tersebut sehingga menghasilkan kenyamanan sepanjang waktu. Terlebih lagi kebutuhan yang meningkat akan meminimalkan energi yang terbuang juga memerlukan teknik balancing yang benar. Sistem yang tidak diimbangkan dengan benar pasti akan memerlukan energi lebih besar. Proses testing dan balancing sering dilakukan oleh kontraktor pada penyelesaian instalasi tetapi untuk sistem yang besar, profesi baru muncul, dengan organisasi dan spesialis yang hanya khusus menangani pekerjaan ini. Hal ini terjadi bukan hanya disebabkan kompleksitas dari tugas, tetapi juga berarti organisasi mandiri memverifikasi bahwa sistem beroperasi dengan benar. Kata kunci : testing, adjusting, balancing, sistem pengkondisi udara
Studi Perbandingan Kinerja Anoda Korban Paduan Aluminium dengan Paduan Seng dalam Lingkungan Air Laut Juliana Anggono; Soejono Tjitro
Jurnal Teknik Mesin (Sinta 3) Vol. 1 No. 2 (1999): OCTOBER 1999
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

There are two kinds of sacrificial anodes available to protect steel structure in the marine environment; they are zinc and aluminum alloy. This research studies their performance by conducting galvanic corrosion test in the substitute ocean water. The performance evaluated covers potential of protection, galvanic current, capacity and efficiency, the rate of anode consumption, the induction time, and their corrosion form. The result shows that aluminum alloy has galvanic current and anode capacity higher than the zinc alloy. It is also found that this alloy gives the higher efficiency and shows the lower anode consumption rate than the zinc alloy. From the macro photographs, it is found that these two alloys corrode locally by pitting formation. Abstract in Bahasa Indonesia : Terdapat dua jenis paduan anoda korban yang digunakan untuk memproteksi struktur baja karbon di lingkungan air laut, yaitu paduan aluminium dan paduan seng. Penelitian ini bertujuan mempelajari kinerja dua jenis anoda korban tersebut dengan melakukan uji korosi galvanik dalam lingkungan pengganti air laut. Kinerja yang diukur adalah potensial proteksi, arus galvanik, kapasitas anoda, efisiensi anoda, laju konsumsi anoda, waktu induksi, dan pola korosi anoda. Hasil penelitian menunjukkan anoda korban paduan aluminium menghasilkan arus galvanik dan kapasitas anoda yang lebih besar daripada paduan seng. Demikian pula efisiensi paduan aluminium lebih baik dan laju konsumsinya lebih rendah daripada paduan seng. Dengan foto makro tampak bahwa pola korosi yang terjadi pada kedua jenis paduan menunjukkan anoda korban tidak terkorosi secara merata, melainkan terjadinya korosi pitting pada permukaannya. Kata kunci : proteksi katodik, anoda korban, lingkungan pengganti air laut.
Pengaruh Lingkungan Terhadap Efisiensi Inhibisi Asam Askorbat (Vitamin C) pada Laju Korosi Tembaga Soejono Tjitro; Juliana Anggono
Jurnal Teknik Mesin (Sinta 3) Vol. 1 No. 2 (1999): OCTOBER 1999
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Corrosion rate can be reduced by adding inhibitor and inhibition efficiency is a measure if its ability to suppress corrosion. The result of the immersion tests show that the inhibition efficiencies are different on each environment. Addition of 50 ppm of ascorbic acid results in the highest efficiency for NaC1 and CaCO3 environment while for Ca SO4 environment needs 100 ppm. Abstract in Bahasa Indonesia : Pemberian inhibitor dapat mengurangi laju korosi dan kemampuannya untuk menginhibisi diukur dari efisiensinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi inhibisi berbeda-beda pada lingkungan yang berbeda. Penambahan inhibitor yang paling efisien untuk lingkungan NaCl dan CaCO3 dalah 50 ppm asam askorbat sedangkan untuk lingkungan CaSO4 adalah 100 ppm asam askorbat. Kata kunci : laju korosi, efisiensi inhibisi, asam askorbat.
Perbaikan Karakteristik Aerodinamika pada Kendaraan Niaga Soejono Tjitro; Agus Aria Wibawa
Jurnal Teknik Mesin (Sinta 3) Vol. 1 No. 2 (1999): OCTOBER 1999
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

A vehicle must have a high performance to be up against aerodynamic force that effect its stability and response. Vehicle's performance can be controlled by modifying their characteristic. In this research, vehicle's model is modified by the installation of accessories, such as : air foil, air dam, side air dam, spoiler, and dress up. The speed of the vehicle was varied in this research. The result of this research shows that add accessory has a unique effect on the aerodynamic force. Abstract in Bahasa Indonesia : Performansi tinggi pada kendaraan dibutuhkan dalam menghadapi gaya aerodinamis. Di mana gaya-gaya aerodinamis ini mempengaruhi kestabilan dan respon kendaraan. Performansi kendaraan dapat dikendalikan dengan mengatur dan mengendalikan karakteristik kendaraan. Dalam penelitian ini, model kendaraan ditambahkan asesoris, seperti : air foil, air dam, side air dam, spoiler, dan dress up dengan memvariasi kecepatan. Hasil penelitian menunjukkan penambahan asesoris menimbulkan akibat yang unik pada gaya aerodinamis. Kata kunci : aerodinamis, gaya hambat, gaya angkat
PENGECORAN SQUEEZE Soejono Tjitro; Firdaus Firdaus
Jurnal Teknik Mesin (Sinta 3) Vol. 2 No. 2 (2000): OCTOBER 2000
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Squeeze casting, also known as liquid metal forging, is a term commonly used to describe a process by which molten metal solidifies under pressure within closed dies position between the plates of a hydraulic press. The applied pressure and instant contact of the molten metal with the die surface produce a rapid heat transfer condition that yields a pore-free fine grain casting with mechanical properties. Which is similar to those of wrought products. This papers reviews aspect of recent progress in the development of current squeeze casting techniques, and address both the advantages and limitations of the various processes. Abstract in Bahasa Indonesia : Pengecoran squeeze, yang juga dikenal dengan istilah penempaan logam cair, merupakan suatu istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu proses dimana logam cair didinginkan di dalam cetakan tertutup sambil diberi tekanan luar yang biasanya berasal dari tenaga hidrolik. Tekanan yang diberikan serta kontak langsung antara logam cair dengan dinding cetakan akan menyebabkan terjadi perpindahan panas secara cepat yang memungkinkan untuk menghasilkan produk cor dengan porositas rendah serta memiliki ukuran butir yang halus dengan sifat mekanik yang mendekati produk tempa umumnya. Karya tulis ini mencoba mengkaji perkembangan terkini dari pengecoran squeeze serta keunggulan dan keterbatasan proses ini dibandingkan proses-proses lainnya. Kata kunci: pengecoran squeeze langsung, pengecoran squeeze tak langsung
ARE THERE LIMITS TO TOTAL QUALITY MANAGEMENT ? Soejono Tjitro; Firdaus Firdaus
Jurnal Teknik Mesin (Sinta 3) Vol. 2 No. 2 (2000): OCTOBER 2000
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Although TQM could solve every problems but it does not mean that TQM is unlimited. There are several limitations on TQM application, some examples from international cases is taken to show the failure of TQM implementation. The understanding of TQM philosophy is really necessary. Abstract in Bahasa Indonesia : Meskipun TQM dapat menyelesaikan semua masalah tetapi bukan berarti bahwa TQM tanpa batas. Ada beberapa keterbatasan penerapan TQM yang berujung pada beberapa kasus dunia yang dapat diambil sebagai contoh dari kegagalan penerapan TQM secara baik dan benar. Untuk itu diperlukan pemahaman filosophi TQM secara tepat. Kata kunci: total quality management, keterbatasan TQM
PENGARUH BENTUK RISER TERHADAP CACAT PENYUSUTAN PRODUK COR ALUMINIUM CETAKAN PASIR Soejono Tjitro
Jurnal Teknik Mesin (Sinta 3) Vol. 3 No. 2 (2001): OCTOBER 2001
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The shape and dimension of riser influence shrinkage defect in sand casting product. It influences the rate of solidification of the metal in mould cavity. The goal of this research is to investigate the effect of casting modulus to shrinkage defect. This research uses different shape and dimension of the riser. Three type of risers was used with the same gating system. The result of the research shows that the casting modulus influences shrinkage defect in castings. Abstract in Bahasa Indonesia : Bentuk dan dimensi riser mempengaruhi terjadinya cacat penyusutan pada produk cor cetakan pasir. Bentuk dan dimensi riser ini mempengaruhi laju pembekuan cairan logam di rongga cetakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nilai casting modulus terhadap cacat penyusutan. Penelitian ini menggunakan riser dengan bentuk dan casting modulus berbeda. Ketiga jenis riser menggunakan sistem saluran yang sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa casting modulus mempengaruhi terjadinya cacat penyusutan pada produk cor. Kata kunci: pengecoran cetakan pasir, casting modulus, riser.
Pengaruh Tekanan dan Temperatur Die Proses Squeeze Casting Terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Pada Material Piston Komersial Lokal Duskiardi Duskiardi; Soejono Tjitro
Jurnal Teknik Mesin (Sinta 3) Vol. 4 No. 1 (2002): APRIL 2002
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Squeeze casting which often known as called liquid metal forging where molten metal is solidified under relatively high external pressure. Contact between molten metal with punch and die enable to increase the rate of heat transfer. The microstructure of the casting will be more homogenous and the mechanical properties will be improved. The material used this investigation is taken from commercial piston product with the following composition bal. : 12.62 wt% Si, 2.83 wt% Cu, 1.58 wt% Ni, 0.89 wt% Mg, 0.38 wt% Fe, 0.15 wt% Mn, 0.078 wt% Zn, 0.016 wt% Pb, 0.009 wt% Sn, 0.006 wt% Ca dan Al. The material melted up to 700oC, the specimens were made using direct squeeze casting by combining pressure and temperature. Finally the specimens were examined through hardness, porosity and microstructure. The results show the solidification rate significantly improves the properties of the specimen. The process decrease quantity of the porosity up to 85.15 % and increase the Britnell hardness 5.29% after heat treated (T6). The optimum pressure and temperature is 70 - 100 MPa and 400 - 700oC. Abstract in Bahasa Indonesia : Squeeze casting sering juga disebut dengan liquid metal forging, dimana logam cair dibekukan dibawah tekanan eksternal yang relatif tinggi. Terjadinya kontak antara logam cair dengan punch dan die pada saat penekanan memungkinkan terjadinya perpindahan panas yang cukup cepat. Ini akan menghasilkan struktur mikro yang lebih homogen serta perbaikan sifat mekanik. Material yang digunakan untuk pengujian ini dan sekaligus sebagai pembanding diambil dari produk piston komersial lokal dengan komposisi bal. 12.62 wt% Si, 2.83 wt% Cu, 1.58 wt% Ni, 0.89 wt% Mg, 0.38 wt% Fe, 0.15 wt% Mn, 0.078 wt% Zn, 0.016 wt% Pb, 0.009 wt% Sn, 0.006 wt% Ca dan selebihnya Al. Material dilebur pada 700 o C, benda uji dibuat dengan menggunakan teknik squeeze casting dengan jalan memvariasikan tekanan dan temperatur. Selanjutnya benda uji dikarakterisasi berupa kekerasan , porositas dan struktur mikro. Pada pengujian yang dilakukan, laju pendinginan material akibat pengaruh tekanan dan temperatur die sangat signifikan pengaruhnya terhadap perbaikan sifat benda uji. Dari hasil pengamatan, proses ini mampu menurunkan porositas sampai 85.15 % dan memperbaiki kekerasan sebesar 5.29 % setelah dilakukan perlakukan panas T6. Tekanan serta temperatur die optimal didapatkan pada 70 - 100 MPa dan 400 - 450 0C. Kata kunci: pengecoran squeeze, struktur mikro, kekerasan.
Pengaruh Modulus Cor Riser Terhadap Cacat Penyusutan Pada Produk Paduan Al-Si Soejono Tjitro; Lily Setyati Hartanto
Jurnal Teknik Mesin (Sinta 3) Vol. 4 No. 2 (2002): OCTOBER 2002
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Shrinkage defect can be eliminated or reduced by controlling the casting modulus of riser. Casting modulus is ratio volume to surface area of castings. The higher casting modulus of riser, the longer solidification time of melted metal. Therefore the temperature gradient of melted metal become lower. However, the temperature gradient is also influenced by the composition of aluminum-silicon alloys. This research investigates 7% Al-Si alloy and 12.5% Al-Si alloy using two type of risers with different casting modulus. The casting process is sand casting. The research result shows that casting modulus of riser and alloys composition influence shrinkage defect. However, for the same Al-Si alloys, grain size isn't influenced by casting modulus of riser. Abstract in Bahasa Indonesia : Cacat penyusutan dapat dieliminir atau dikurangi dengan mengontrol modulus cor riser. Modulus cor merupakan perbandingan antara volume terhadap luas permukaan coran. Modulus cor besar berarti waktu pembekuan cairan logam lebih lama. Akibatnya gradien temperatur cair logam rendah. Namun demikian, gradien temperatur cair logam juga dipengaruhi oleh komposisi paduan aluminium-silikon. Penelitian ini menggunakan paduan Al-Si 7% dan Al-Si 12,5% . Riser yang digunakan dua jenis yang memiliki modulus cor yang berbeda. Proses pengecoran yang digunakan adalah pengecoran dengan cetakan pasir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modulus cor riser dan komposisi paduan berpengaruh terhadap terjadinya cacat penyusutan. Besar butir tidak dipengaruhi oleh modulus cor riser untuk paduan Al-Si yang sama. Kata kunci: modulus cor, cacat penyusutan, paduan Al-Si.