Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : BERKALA SAINSTEK

Pola Sidik Jari Tangan dan Ciri Fisik Penderita Sindrom Down di Sekolah Luar Biasa (SLB) Kota Jember Oktarianti, Rike; Yunitasari, Indah; Mahriani, Mahriani
BERKALA SAINSTEK Vol 7 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/bst.v7i2.12441

Abstract

Sindrom down merupakan kelainan akibat penambahan jumlah kromosom tubuh nomor 21 sehingga mempengaruhi ciri fisik, pola dan jumlah sulur ujung jari tangan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui ciri fisik, pola sidik jari dan jumlah sulur penderita sindrom down. Pengambilan sampel dilakukan di SLB Kota Jember, data ciri fisik didokumentasikan, dideskripsikan dan dianalisis dengan Uji Wilcoxon untuk mengetahui signifikansi perbedaan dengan orang normal. Pola dan jumlah sulur dilakukan perekaman dengan menempelkan ujung jari pada bantalan tinta selanjutnya ditempelkan pada kertas HVS. Selanjutnya ditentukan pola sidik jari dan dihitung jumlah sulurnya. Jumlah sulur selanjutnya diuji Independent Sampel T-Test untuk mengetahui perbedaan dengan orang normal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ciri fisik siswa SLB Kota Jember mempunyai perbedaan yang signifikan dengan orang normal meliputi hidung pesek, mulut kecil dan cenderung membuka, jari tangan pendek. Ketiga parameter tersebut pada Uji Wilcoxon menunjukkan perbedaan yang nyata dengan orang normal. Karakter lain yaitu mata sipit dan membujur keatas serta terdapat lipatan mata (epikantus), ujung lidah yang melebar, telapak tangan siswa umumnya mempunyai garis simian, jari kelingking yang bengkok, serta pada jari kaki pertama dan kedua mempunyai jarak lebar. Pola sidik jari siswa adalah loop ulnar (84,17%) dengan jumlah sulur rata-rata 145,59 sulur, lebih banyak dari orang normal. Hasil uji Independent Sampel T-Test menunjukkan perbedaan yang signifikan antara siswa penderi sindrom down dengan orang normal
The The Effect of Giving The Antioxidant Vitamin C in Tris-Egg Yolk Extender During The Preservation Period on The Quality of The Epididymal Spermatozoa of Mice (Mus musculus L.) Dewi, Efie Fadjrijah Eka; Mahriani, Mahriani
BERKALA SAINSTEK Vol 11 No 4 (2023)
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/bst.v11i4.39109

Abstract

Spermatozoa preservation is a method used to store spermatozoa in a diluent solution such as NaCl or tris-egg yolk. However, the longer storage of spermatozoa in the diluent solution can generally form ROS (Reactive Oxygen Species). The addition of antioxidants such as vitamin C to the diluent is expected to be able to bind ROS so that they are not toxic to spermatozoa and sperm quality can be maintained during the preservation period. The purpose of this study was to determine the effect of giving the antioxidant vitamin C in tris-egg yolk diluent during the preservation period on the quality of mice epididymal spermatozoa. Vitamin C used in this study was 0.5 mg, 1 mg, and 2 mg in 100 ml of tris-egg yolk diluent. Observation of spermatozoa quality was carried out within 0 to 48 hours with a span of 12 hours. The results showed that the addition of Vitamin C concentrations of 0.5 mg, 1 mg, and 2 mg in 100 ml of tris-egg yolk diluent was able to maintain the percentage of motility and vitality, but the longer the storage the quality of spermatozoa decreased. The concentration of vitamin C 0.5 mg, 1 mg, and 2 mg in 100 ml of tris-egg yolk diluent is a good concentration to maintain the quality of spermatozoa during 12 hours of storage, the rest will decrease. Further research is needed to increase the storage time of spermatozoa by using vitamin C and tris-egg yolk.