Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Geografi

Inovasi Pembelajaran Melalui Penguatan Keterampilan Pembuatan Peta Dasar Wilayah Pada Matakuliah Praktek Kartografi Asnidar Asnidar; Ali Nurman; Muhammad Ridha S. Damanik
JURNAL GEOGRAFI Vol 5, No 1 (2013): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v5i1.8086

Abstract

Penelitian pembuatan peta dasar wilayah melalui hasil pengukuran lapangan menggunakan meteran dan kompas bertujuan untuk memperkuat penguasaan kompetensi pembuatan peta oleh mahasiswa pada matakuliah Praktek Kartografi. Keterampilan ini sangat penting untuk mendukung berbagai keterampilan pembuatan peta lainnya, terutama peta-peta tematik kebutuhan pembelajaran yang menjadi muara dari perkuliahan ini. Sebagai calon guru geografi professional, keterampilan ini perlu terus dilatih dan dikembangkan bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi, karena Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA menuntut adanya keterampilan ini. Sebagai Lembaga Kependidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang memproduksi guru geografi, matakuliah Praktek Kartografi menjadi salah satu matakuliah yang dapat mengembangkan keterampilan tersebut, dengan demikian kebutuhan stake holder dapat dipenuhi dengan baik. Pengukuran wilayah dilakukan di wilayah Unimed yaitu Fakultas ILmu Sosial, Fakultas Teknik, Fakultas Bahasa dan Seni, Galeri Seni Rupa sampai ke UPPL, Sekolah Pascasarjana, dan Lapangan Tenis Unimed, yang dilaksanakan oleh 171 orang mahasiswa dari empat kelas paralel angkatan 2010 yang terdiri dari 32 kelompok kerja. Hasil penelitian dilaporkan oleh setiap kelompok menjadi laporan kegiatan praktek dan pada laporan ini dibuatkan tabel data hasil pengukuran dan peta dasar wilayah hasil pengukuran setiap kelompok dengan skala 1:250. Disamping itu pengukuran luas peta dasar hasil pengukuran juga dilakukan, dan luas semua peta dasar wilayah hasil  pengukuran yang dihitung melalui metoda bujur sangkar adalah 163.554,20 meter bujur sangkar. Aktivitas belajar meningkat rata-rata sebesar 24%. Dari tiga indikator yang diobservasi, kerjasama kelompok mengalami peningkatan yang paling besar (28%). Keterampilan pengukuran lapangan meningkat dengan rata-rata 67,83 pada pengukuran pertama, menjadi 88,38 pada pengukuran berikutnya.Nilai rata-rata yang diperoleh kelompok kerja mahasiswa 86,77.Kata Kunci : Inovasi Pembelajaran, Pembuatan Peta Dasar, Kartografi
STUDI TENTANG PEKERJA ANAK PADA INDUSTRI KONVEKSI DI KECAMATAN MEDAN DENAI KOTA MEDAN Asnidar Asnidar
JURNAL GEOGRAFI Vol 1, No 1 (2009): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v1i1.6358

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengkaji (1)karakteristik pekerja anak yangmemasuki pasar kerja pada industry konveksi di Kecamatan Medan Denai KotaMedan, (2)faktor-faktor yang menyebabkan mereka masuk menjadi pekerja,(3)pendapat pekerja anak tentang lingkungan kerja, beban kerja, dan harapan masa depannya, serta (4)menjelaskan hubungan pendidikan orang tua/pengganti orang tua, motivasi berprestasi, dan persepsi pekerja anak tentang pendidikan, dengan pendidikan pekerja anak. Data penelitian diambil dengan teknik Snowball Sampling yang dihentikan pada angka 60, responden tersebar di 6 kelurahan Kecamatan Medan Denai. Analisis deskriptif digunakan untuk melihat karakteristik masingmasing variabel yang diteliti, dan regresi ganda digunakan untuk melihat hubungan variabel pendidikan orang tua/pengganti orang tua, motivasi berprestasi, dan persepsi pekerja anak tentang pendidikan, dengan pendidikan pekerja anak.Penelitian ini mengungkap bahwa sebahagian besar pekerja anak pada industrikonveksi di Kecamatan Medan Denai berasal dari luar wilayah Sumatera utaradengan pendidikan sangat rendah, rata-rata 4,75 tahun. Sebahagian besar (95%) pekerja anak menjalani pekerjaan dengan jam kerja sangat panjang, rata-rata 61,85 jam/minggu dengan pendapatan sebahagian besar (88,33%) berada di atas Upah Minimum Provinsi Sumatera Utara. Ada lima faktor yang menyebabkan pekerja anak masuk menjadi pekerja pada industri konveksi, yaitu kemiskinan, rendahnya pendapatan keluarga, adanya saudara yang sudah bekerja, tingkat pendidikan orang tua yang rendah, dan aspirasi budaya. Sebahagian besar (81,67%) pekerja anak bekerja pada ruangan yang dialihfungsikan menjadi ruangan kerja. Terjalin hubungan sosial yang baik dengan pengusaha dan sesama pekerja, sistem pencatatan dan penerimaan hasil kerja menjadi salah satu ganjalan hubungan kerja antara pekerja anak dan pengusaha. Pekerja anak yang sebahagian besar (51,67%) berhasil menjahit pakaian setara dengan 201-250 helai baju kemeja sekolah/minggu bercita-cita menjadikan pekerjaan industri konveksi sebagai pekerjaan untuk masa depannya. Secara bersama-sama pendidikan orang tua, motivasi berprestasi, dan persepsi pekerja anak tentang pendidikan memiliki hubungan signifikan dengan pendidikan pekerja anak dengan R square 0,875.Kata Kunci : Pekerja anak dan industri konveksi