Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

IDENTIFIKASI KANDUNGAN FITOKIMIA EKSTRAK OKRA MERAH (Abelmoschus Esculentus) DAN UJI AKTIVITAS ANTIBIOTIK TERHADAP BAKTERI ESCHERICHIA COLI Ni Made Ayu Nila Septianingrum; Widarika Santi Hapsari; Alfian Syariffudin
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 1 No 2 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Okra atau yang sering dikenal sebagai nama Ladies Finger memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Ladies finger ini banyak terdapat di negara tropis antara lain Asia dan Afrika. Penduduk Indonesia masih sedikit yang mengenal okra sebagai tanaman kesehatan, biasanya masyarakat memanfaatkan okra sebagai sayuran yang bisa dimakan dengan cara dikukus atau ditumis. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kandungan kimia buah okra merah dengan menggunakan reagen kimia dan nilai daya hambat bakteri yang dihasilkan terhadap bakteri Escherichia coli. Metode kuantitatif dan kualitatif digunakan dalam penelitian ini untuk melihat rendemen dan mendiskripsikan hasil dari ekstrak okra. Hasil penelitian diperoleh rendemen okra sebesar 20.60%. Ekstrak Okra yang diuji mengandung positif senyawa kimia flavonoid, tannin, saponin, triterpenoid, steroid, alkaloid, dan karohidrat, sedangkan glikosida negatif. Zona hambat bakteri ekstrak okra terhadap Escherichia Coli adalah 81 mm sehingga masuk dalam kategori daya hambat rendah. 
FORMULATION AND TESTS OF SUFFICIENT EFFERVESCENT POWDER OF EXTRACT OKRA (Abelmoschus Esculentus) AS NUTRIDRINK IN DIABETES PATIENTS Ni Made Ayu Nila Septianingrum; Widarika santi hapsari; Muhammad Khoirul Amin
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 16, No 1: Maret 2019
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.633 KB) | DOI: 10.12928/mf.v16i1.10856

Abstract

Okra  atau Ladies Finger merupakan  tumbuhan  yang  mengandung banyak serat, vitamin C, folat, antioksidan, kalsium dan kalium. Kandungan tersebut banyak terdapat dalam makanan yang sehat. Kandungan dalam okra memiliki potensi sebagai anti diabetes, karena terdapat kandungan α-selulosa dan hemiselulosa. Kandungan serat dalam okra dapat membantu untuk menstabilkan gula darah dengan membatasi tingkat penyerapan gula di usus. Bentuk sediaan serbuk effervescent dapat menghasilkan gas CO2 bila bercampur dengan air dan memiliki keunggulan praktis, mudah diabsorpsi, dan memberikan efek sparkling seperti meminum air soda saat dikonsumsi. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menentukan konsentrasi formulasi serbuk effervescent yang sesuai untuk minuman kesehatan okra serta untuk mengembangkan penelitian di bidang farmasi teknologi dan bahan alam. Metode yang digunakan merupakan metode penelitian eksperimental. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa formulasi II merupakan formulasi serbuk effervescent okra terbaik dari ketiga formulasi. Hasil tersebut antara lain adalah waktu alir 7,47 detik, kadar kelembapan 5,46%, waktu larut 3 menit, kompresibilitas 15,04%, dan pH 3,5 serta uji hedonik yang lebih disukai responden yang meliputi rasa, aroma, warna dan tekstur.
Kegiatan Literasi pada Ibu PKK Dusun Bendan Sawangan Magelang dalam Rangka Meningkatkan Penggunaan Obat secara Rasional Widarika Santi Hapsari; Fitriana Yuliastuti; Alfian Syarifuddin; Ni Made Ayu Nila Septianingrum
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol 5 No 2 (2020): November
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jpm.v5i2.3642

Abstract

Self-medication activities are part of the community's efforts to take care of their health. Gevaarlijk and antibiotics are types of drugs that can only be obtained by prescription from a doctor. Both types of these drugs should not be stored because their use must be under the supervision and has the potential to cause bacterial resistance related to the use of antibiotics. Based on Riskesdas 2013, there are still many people who store gevaarlijk and antibiotics for self-medication. This shows the irrational use of drugs. Community service activities aim to improve knowledge and skills in the use of rational medicine. The method used is the Community-Based Interactive Approach method in which participants play an active role in activities. This participation is important to practice the ability and skill in solving problems. Activities carried out through counseling about the use of rational drugs and antibiotics, then continued with training and assistance for the rational use of drugs and antibiotics. End result of this activity is expected that the community will be able to apply rational drug use and disseminate this information to the wider community.
Empirical Test of Pharmacy Staff-Patient Relationship Quality Model in Public Health Center: Structural Equation Modeling-Partial Least Square Approach Mia Annida Amalia; Prasojo Pribadi; Widarika Santi Hapsari
JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research Vol 7, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jpscr.v7i2.52010

Abstract

Patient Centered Care (PCC) is a new paradigm in health care service that places patients as centers of care. Patient Centered Care in the relationship quality model consists of three components, namely: (1) pharmacist participative behavior, (2) interpersonal communication and (3) patient participative behaviour. This study aims to empirical testing of pharmacy staff-patient relationship quality model among BPJS patients in the Public Health Centers (PHC) Magelang Region. This type of research is quantitative correlational with cross sectional approach. The sample used was 255 respondents. The sampling method in this study was non-probability sampling with purposive sampling technique. Hypothesis testing were used Structural Equation Modeling-Partial Least Square (SEM-PLS). The results of research are interpersonal communication have a positive effect on commitment relationships and the quality of communicative relationship. (p <0.05). Patient participation behavior has a positive effect on the commitment relationships and the quality of communicative relationships (p <0.05). Pharmacy staff participation behaviour has a positive effect on the commitment relationships the quality of communicative relationships (p <0.05). PHC need to improve pharmacy staff clinical performance, therefore that pharmacy staff can provide services pharmaceuticals that meet the targets and standards set.
Evaluasi Pelayanan Informasi Obat Pada Pasien Rawat Jalan di Instalasi Farmasi Puskesmas Grabag I Rina Adityawati; Elmiawati Latifah; Widarika Santi Hapsari
Jurnal Farmasi Sains dan Praktis Vol 1 No 2 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/pharmacy.v1i2.302

Abstract

Pemberian informasi obat memiliki peranan penting dalam rangka memperbaiki kualitas hidup pasien dan menyediakan pelayanan bermutu bagi pasien. Kualitas hidup dan pelayanan bermutu dapat menurun akibat adanya ketidakpatuhan terhadap program pengobatan. Penyebab ketidakpatuhan tersebut salah satunya disebabkan kurangnya informasi tentang obat. Upaya untuk menunjang pelayanan yang bermutu tinggi di puskesmas, Instalasi Farmasi Puskesmas Grabag I perlu melakukan evaluasi pelayanan informasi obat pada pasien rawat jalan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui realisasi pelayanan informasi obat pasien rawat jalan di Instalasi Farmasi Puskesmas Grabag I jika dibandingkan dengan target yang diinginkan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan melihat dokumentasi data primer tentang pelayanan informasi obat pada pasien rawat jalan di Puskesmas Grabag I. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi non partisipasi dimana peneliti hanya melakukan pengamatan dan mencatat secara sistematis dengan menggunakan check list yang berisi tentang komponen informasi obat. Untuk mengetahui perbandingan realisasi dengan target yang diinginkan digunakan analisis kesenjangan. Hasil penelitian evaluasi pelayanan informasi obat pada pasien rawat jalan terlaksana dengan realisasi terjadi kesenjangan negatif sebesar (-1,05 %). Komponen informasi obat yang disampaikan meliputi bentuk sediaan, dosis obat, indikasi, kontra indikasi, efek samping dan interaksi obat, sedangkan komponen informasi obat yang tidak disampaikan di instalasi farmasi Puskesmas Grabag I yaitu penyimpanan obat dan stabilitas obat. Kesimpulan penelitian ini adalah pelayanan informasi obat pada pasien rawat jalan di instalasi farmasi Grabag I dengan realisasi belum mencapai target yang diinginkan.
POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN BPJS DI RSUD KRT SETJONEGORO WONOSOBO Widarika Santi Hapsari; Herma Fanani Agusta
Jurnal Farmasi Sains dan Praktis Vol 3 No 2 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/pharmacy.v3i2.1728

Abstract

Hipertensi dilaporkan terjadi pada ± 50 juta penduduk di Amerika Serikat dan ± 1 milyar di seluruh dunia. Hipertensi merupakan faktor resiko utama gangguan jantung. Berdasarkan Riskesdas 2013 hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menempati peringkat 6 dimana prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran dengan penderita usia ≥18 tahun sebesar 25,8%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penggunaan obat hipertensi di RSUD KRT Setjonegoro pada pasien pengguna jaminan kesehatan BPJS. Penelitian ini menggunakan rancangan diskriptif dimana data dikumpulkan secara retrospektif. Data yang digunakan berasal dari data rekam medik pasien hipertensi rawat jalan BPJS RSUD KRT Setjonegoro bulan Maret 2015 – Maret 2016. Penelitian menunjukkan hasil yaitu golongan obat terbanyak adalah golongan penghambat kanal kalsium sebesar 35,38% dan jenis obat hipertensi yang paling banyak digunakan adalah amlodipin yaitu sebesar 22,17%
GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN UMUM RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INFORMASI OBAT DI INSTALASI FARMASI BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT (BKPM) MAGELANG PERIODE FEBRUARI 2016 Afif Tia Fatmawati; Fitriana Yuliastuti; Widarika Santi Hapsari
Jurnal Farmasi Sains dan Praktis Vol 4 No 1 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/pharmacy.v4i1.2585

Abstract

Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperoleh setelah pasien membandingkannya dengan apa yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien umum rawat jalan terhadap kualitas pelayanan informasi obat di instalasi farmasi Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Magelang periode Februari 2016.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode pengambilan sampel dengan Purposive Sampling. Data dikumpulkan dari 50 responden melalui pengisian kuesioner pada bulan Februari 2016.Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kehandalan, ketanggapan, keyakinan, empati, dan fasilitas berwujud. Data yang diperoleh diolah dengan program Microsoft Excel dan dianalisis dengan membandingkan persepsi kenyataan dengan harapan yang digambarkan dalam Diagram Kartesius. Berdasarkan dari hasil penelitian mayoritas responden berjenis kelamin perempuan sebesar 54%, berdasarkan usia yang terbanyak 21 – 35 tahun dengan persentase sebesar 46%, berdasarkan pendidikan terakhir mayoritas perguruan tinggi/ akademi sebesar 46%, sedangkan berdasarkan pekerjaannya mayoritas bekerja pegawai negeri sipil dengan persentase sebesar 30%, kemudian mayoritas rata – rata penghasilan lebih dari Rp 3.000.000,00 dengan persentase sebesar 56%, hubungan dengan pasien mayoritas untuk diri sendiri dengan persentase sebesar 66% dan frekuensi kedatangan ke apotek mayoritas lebih dari 5 kali sebesar 64%. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh variabel independen yaitu kualitas pelayanan meliputi kehandalan, ketanggapan, keyakinan, empati, dan fasilitas berwujud terhadap variabel dependen yaitu kepuasan pasien.Pasien merasa puas dengan pelayanan informasi obat di Instalasi farmasi Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Magelang.
Community Knowledge, Attitudes, and Beliefs about Complementary and Alternative Medicine in Magelang Anggi Pratiwi; Elmiawati Latifah; Widarika Santi Hapsari
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 14th University Research Colloquium 2021: Bidang Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.122 KB)

Abstract

Complementary and alternative medicine (CAM) has been used by 70% of rural communities in Indonesia. Society is a group that is vulnerable to irrational use of CAM which can harm CAM users. This study aims to describe the level of knowledge, attitudes, and public beliefs about CAM in Magelang. The research method is descriptive quantitative using a cross-sectional research design conducted on 100 communities in Magelang using a questionnaire for data collection. Data analysis using SPSS 16.0. The data shows that Magelang people know the most about lime herbal therapy to treat cold and flu symptoms (83%), low knowledge about contraindications to ginseng herbal therapy (38%), and about the foreign term Ginkgo biloba (33%). The highest level of community agreement regarding CAM treatment methods must be known by doctors (33%), and the highest belief about the effects of complementary therapies is the result of suggestions (24%). The majority of Magelang people have a moderate level of knowledge (48%), good attitude (93%), very good attitude (7%), good belief (10%), and very good belief (20%) about complementary and alternative medicine (CAM). Strengthening regulations and socializing the use of CAM can be done to increase knowledge and behavior of CAM practices in a rational society.
Evaluasi rasionalitas penggunaan antibiotik profilaksis pada pasien fraktur terbuka di instalasi rawat inap bedah tahun 2019 Lilik Kurniati; Widarika Santi Hapsari; Fitriana Yuliastuti; Heni Lutfiyati
Borobudur Pharmacy Review Vol 1 No 1 (2021): January-June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/bphr.v1i1.4862

Abstract

Antibiotik profilaksis merupakan antibiotik yang digunakan untuk mengatasi pasien yang mempunyai peluang besar terkena infeksi yang dapat menimbulkan dampak buruk bagi pasien dan dapat digunakan juga untuk pasien yang belum terkena infeksi. Pembedahan fraktur terbuka dengan jenis operasi merupakan pilihan untuk penggunaan antibiotik profilaksis. Tujuaan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui rasionalitas penggunaan antibiotik profilaksis pada pasien tulang fraktur terbuka di instalasi rawat inap bedah orthopaedi di RS X Magelang tahun 2019. Metode dalam melakukan penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pengambilan data secara retrosprektif pada populasi pasien yang menjalani bedah orthopedi patah tulang fraktur terbuka dan menggunakan antibiotik profilaksis. Data dianalisis secara deskriptif dengan parameter tepat indikasi, tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat waktu pemberian dan efek samping. Hasil analisis evaluasi rasionalitas ketepatan penggunaan antibiotik profilaksis pada fraktur terbuka berdasarkan Role of Prophylactic Antibiotics in Orthopaedics : Current Concpet (2017), Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2406/Menkes/Per/Xii/2011), Pharmacotherapy Handbook Ninth Edition, IONI(2017), Clinical Practice Guidelines for Antimicrobial Prophylaxis in Surgery dan WHO (2016) bahwa tepat indikasi 3,57 %, tepat obat 3,57%, tepat pasien 3,57 %, tepat dosis 85,72%, tepat waktu pemberian 96,42%, wapada efek samping 100%.
Persepsi sosial dalam pembelajaran daring mahasiswa farmasi Universitas Muhammadiyah Magelang Rifa Rizqi Azizah; Prasojo Pribadi; Widarika Santi Hapsari
Borobudur Pharmacy Review Vol 1 No 2 (2021): August-Dec
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/bphr.v1i2.5686

Abstract

WHO menetapkan wabah Covid-19 sebagai darurat kesehatan masyarakat, sehingga institusi pendidikan dituntut menyediakan pembelajaran alternatif berupa pembelajaran daring. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi kehadiran sosial dalam pembelajaran daring Mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Magelang. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif Sampel penelitian ini sebanyak 150 mahasiswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Analisis data penelitian ini menggunakan statistika deskriptif yaitu mean (rata-rata) & persentase. Kuesioner dalam penelitian ini diuji validitas hasilnya menunjukkan bahwa ada 3 item yang tidak valid dan di uji reliabel dengan pengambilan keputusan nilai koefisien Cronbach’s alpha yang diperoleh ≥0,60 dinyatakan reliabel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas partisipan adalah wanita (87,3%) dengan usia 21-23 tahun (51,3%). Rata-rata persepsi partisipan terhadap aspek keterhubungan dan aspek pembelajaran pada pembelajaran daring lebih tinggi menggunakan whatsapp group, selain itu juga Partisipan lebih memilih menggunakan webinar zoom sebagai media pembelajaran daring.