Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Analisis Determinan Kejadian Malaria Vivax di Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran Aila Karyus; Dewi Rahayu
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia (JIKSI) Vol 3, No 1 (2022): JURNAL ILMU KESEHATAN INDONESIA (JIKSI)
Publisher : Univeristas Mitra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit malaria merupakan penyakit menular akibat infeksi parasit genus Plasmodium yang ditularkan melalui vektor nyamuk Anopheles ke dalam pejamu manusia. Di luar kawasan timur Indonesia, masih terdapat dua kabupaten/kota endemis tinggi yaitu Kabupaten Penajem Paser Utara di Kalimantan Timur dan Kabupaten Pesawaran di Lampung. Gambaran API (Annual Parasite Incidence) malaria di provinsi Lampung tahun 2019 adalah sebesar 0,18 per 1.000 penduduk, dengan kasus positif malaria tertinggi adalah di Kabupaten Pesawaran. Laporan kasus malaria pada Puskesmas Hanura tahun 2020 juga menunjukkan bahwa jenis plasmodium yang paling banyak ditemukan adalah P. vivax. Pengobatan malaria vivax adalah dengan ACT selama 3 hari dan primakuin selama 14 hari. Pengobatan harus dilakukan hingga tuntas karena ketidakpatuhan pengobatan dapat menyebabkan relaps. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis determina yang berperan terhadap kejadian malaria vivax di Kecamatan Teluk Pandan (wilayah kerja Puskesmas Hanura). Penelitian ini mengambil delapan orang informan, yang terdiri dari lima pasien terdiagnosis malaria vivax, dokter puskesmas, pengelola program malaria Puskesmas dan Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran. Metode penelitian dengan  wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Teknik wawancara mendalam (indepth interview) dengan pedoman wawancara yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang kompleks, yang sebagian besar berisi pendapat, sikap, dan pengalaman pribadi informan. Analisis data penelitian bersifat deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa determinan terhadap kejadian malaria vivax di wilayah kerja Puskesmas Hanura yaitu rendahnya kepatuhan meminum obat, diperlukan Pengawas Minum Obat yang berasal dari keluarga, kader atau tenaga kesehatan. Rendahnya penerapan surveilans 1-2-5 oleh tenaga kesehatan karena terfokus pada program penanggulangan pandemi Covid-19, kurangnya motivasi dan dukungan masyarakat, terhadap kebersihan lingkungan di sekitar tempat tinggal.. Disarankan untuk meningkatkan upaya promosi kesehatan mengenai pencegahan malaria, memantau kepatuhan minum obat, meningkatkan surveilans 1-2-5.Kata Kunci : Determinan, Malaria Vivax, Penyakit
Analisis Determinan Kejadian Malaria Vivax di Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran Aila Karyus; Dewi Rahayu
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 3, No 1 (2022): JURNAL ILMU KESEHATAN INDONESIA (JIKSI)
Publisher : Univeristas Mitra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit malaria merupakan penyakit menular akibat infeksi parasit genus Plasmodium yang ditularkan melalui vektor nyamuk Anopheles ke dalam pejamu manusia. Di luar kawasan timur Indonesia, masih terdapat dua kabupaten/kota endemis tinggi yaitu Kabupaten Penajem Paser Utara di Kalimantan Timur dan Kabupaten Pesawaran di Lampung. Gambaran API (Annual Parasite Incidence) malaria di provinsi Lampung tahun 2019 adalah sebesar 0,18 per 1.000 penduduk, dengan kasus positif malaria tertinggi adalah di Kabupaten Pesawaran. Laporan kasus malaria pada Puskesmas Hanura tahun 2020 juga menunjukkan bahwa jenis plasmodium yang paling banyak ditemukan adalah P. vivax. Pengobatan malaria vivax adalah dengan ACT selama 3 hari dan primakuin selama 14 hari. Pengobatan harus dilakukan hingga tuntas karena ketidakpatuhan pengobatan dapat menyebabkan relaps. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis determina yang berperan terhadap kejadian malaria vivax di Kecamatan Teluk Pandan (wilayah kerja Puskesmas Hanura). Penelitian ini mengambil delapan orang informan, yang terdiri dari lima pasien terdiagnosis malaria vivax, dokter puskesmas, pengelola program malaria Puskesmas dan Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran. Metode penelitian dengan  wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Teknik wawancara mendalam (indepth interview) dengan pedoman wawancara yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang kompleks, yang sebagian besar berisi pendapat, sikap, dan pengalaman pribadi informan. Analisis data penelitian bersifat deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa determinan terhadap kejadian malaria vivax di wilayah kerja Puskesmas Hanura yaitu rendahnya kepatuhan meminum obat, diperlukan Pengawas Minum Obat yang berasal dari keluarga, kader atau tenaga kesehatan. Rendahnya penerapan surveilans 1-2-5 oleh tenaga kesehatan karena terfokus pada program penanggulangan pandemi Covid-19, kurangnya motivasi dan dukungan masyarakat, terhadap kebersihan lingkungan di sekitar tempat tinggal.. Disarankan untuk meningkatkan upaya promosi kesehatan mengenai pencegahan malaria, memantau kepatuhan minum obat, meningkatkan surveilans 1-2-5.Kata Kunci : Determinan, Malaria Vivax, Penyakit
Faktor - faktor Sosial Demografi yang Berhubungan dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 Santi Oktavia; Endang Budiati; Ferizal Masra; Dewi Rahayu; Bambang Setiaji
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 12 No 4 (2022): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Oktober 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.857 KB)

Abstract

Deteksi dini dengan mengidentifikasi karakteristik akan meningkatkan pemahaman risiko dan perkembangan intervensi yang efektif. Faktor  resiko yang berhubungan dengan kejadian DM, yaitu faktor sosio demografi, perilaku   dan keadaan klinis atau mental individu. Faktor sosio demografi diantaranya adalah  usia, jenis kelamin, pekerjaan, tingkat pendidikan dan status perkawinan. Tujuan penelitian Untuk mengetahui factor – factor Sosial Demografi yang berhubungan dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Waykanan Tahun 2021. Desain penelitian deskriptif  analitik dengan pendekatan cross sectional, sampel penelitian 108 responden, teknik pengambilan sampel stratified random sampling. Metode pengumpulan data dengan melakukan wawancara menggunakan kuesioner, hasil uji validitasnya adalah 0,423 sedangkan hasil reliabilitasnya adalah 0.937 .  Data dianalisis dengan menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menggunakan uji fisher didapatkan p-value 0,000 yang artinya ada hubungan antara usia dengan kejadian Diabetes Melitus tipe 2, p-value 0,000 ada hubungan antara jenis kelamin dengan Diabetes Melitus tipe 2, p-value 0,008 ada hubungan antara variable Pendidikan dengan kejadian Diabetes Melitus tipe 2, p-value 0,000 ada hubungan antara variable Pekerjaan dengan kejadian Diabetes Melitus tipe 2. p-value 0,000 yang artinya ada hubungan antara variable Pekerjaan dengan kejadian Diabetes Melitus tipe 2, p-value 0,024 yang artinya ada hubungan antara variable Aktifitas fisik dengan kejadian Diabetes Melitus tipe 2 p-value 0,021 < 0,005yang artinya ada hubungan antara variable Pola Makan dengan kejadian Diabetes Melitus tipe 2.
Determinan yang Berhubungan dengan Pencegahan Stunting Kiki Apriyana; Kodrat Pramudho; Nur Sefa Arief Hermawan; Sugeng Irianto; Dewi Rahayu
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 12 No 4 (2022): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Oktober 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.519 KB)

Abstract

Stunting umumnya terjadi disebabkan kurangnya asupan nutrisi pada 1.000 hari pertama anak. Hitungan 1.000 hari di sini dimulai sejak janin sampai anak berusia 2 tahun.  Pada 1000 hari pertama kehidupan merupakan masa kritis yang akan menentukan masa depannya. Tujuan penelitian Diketahui  Determinan yang berhubungan dengan pencegahan  stunting Di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Lampung Tengah Tahun 2021. Desain penelitian deskriptif  analitik dengan pendekatan crossectional, sampel penelitian 68 responden, teknik pengambilan sampel random sampling. Metode pengumpulan data dengan melakukan wawancara menggunakan kuesioner. Hasil uji validitas 0, 361 dan reliabiilitas 0.936. Hasil penelitian menggunakan uji chi-square didapat P-value 0,000 maka ada hubungan signifikan antara usia balita/anak dengan upaya pencegahan stunting. didapat P-value 0,003 maka ada hubungan signifikan antara jenis kelamin dengan upaya pencegahan stunting didapat P-value 0,002 maka ada hubungan signifikan antara pemberian MP-ASI pada anak/balita  dengan upaya pencegahan stunting. didapat P-value 0,004 maka ada hubungan signifikan antara pemberian ASI Esklusif pada anak/balita  dengan upaya pencegahan stunting didapat P-value 0,000 maka ada hubungan signifikan antara pemberian Asupan gizi pada anak/balita  dengan upaya pencegahan stunting, dapat diketahui bahwa pada beberapa variable dalam upaya pencegahan stunting didapat variable tertinggi dan sangat berpengaruh  dalam pencegahan stunting yaitu variable Asupan Gizi dengan nilai OR 19.326 dan pada variable terendah terdapat pada variable ASI esklusif dengan nilai OR 7.901. maka dapat disimpulkan bahan asupan gizi saat berpengaruh terhadap tumbuh kembang balita/anak.
Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Waktu Tunggu terhadap Pasien Rawat Jalan Fitri Agustina; Atikah Adyas; Achmad Djamil; PA Kodrat Pramudho; Dewi Rahayu
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 9 (2023): Volume 5 Nomor 9 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i9.7471

Abstract

ABSTRACT Waiting time is the time required by patients to get outpatient services from the registration or counter to enter the doctor's examination room. Long waiting times for services are one of the problems that often arise in the outpatient service installation of a hospital. The length of waiting time is calculated from the time the patient registers until he gets service by a doctor. According to the Decree of the Minister of Health of the Republic of Indonesia No.129/Menkes/SK/IV/2008, outpatient services with an indicator of waiting time for outpatient services is the time it takes from the time the patient registers until he is received/served. by a specialist is 60 minutes. This study aims to determine the factors related to the waiting time of outpatients at the Ahmad Yani Hospital in Metro City.  This research is a quantitative research with a cross sectional approach. The population in this study were all outpatients with a total population of 2,171 people. The sample in this study was 165 respondents who were calculated using the Slovin formula. Sampling technique using incidental sampling technique. The results of the study obtained P-Value 0.000 with OR 21.717, it can be concluded that there is a relationship between the length of medical record provision and waiting time. P-Value 0.000 with OR 11.655, it can be concluded that there is a relationship between patient registration length and waiting time. P-Value 0.001 with OR 36,392. It can be concluded that there is a relationship between the number of patient queues and waiting time. P-Value 0.000 with OR 40.393 it can be concluded that there is a relationship between doctor delay and waiting time. The dominant factor related to waiting time can be seen from the score value, which is 40,393 Doctors carry out their duties according to the specified time. Strengthen monitoring related to doctor attendance hours so that they are present on time at outpatient polyclinics. This is done to minimize waiting time in accordance with Minister of Health Decree no. 129 in 2008. Keywords: Waiting Time, Outpatient  ABSTRAK  Waktu tunggu merupakan waktu yang diperlukan oleh pasien untuk mendapatkan pelayanan rawat jalan dari tempat pendaftaran atau loket sampai masuk ke ruang pemeriksaan dokter. Waktu tunggu yang lama pada pelayanan, salah satu masalah yang sering muncul di instalasi pelayanan rawat jalan sebuah rumah sakit.  Penelitian ini bertujuan untuk factor yang berhungan dnegan waktu tunggu pasien rawat jalan di Rumah Sakit  Ahmad Yani kota Metro.  Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien rawat jalan  dengan jumlah populasi 2.171 orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 165 responden yang dihitung dengan menggunakan rumus slovin. Tehnik pengambilan sampel menggunakan menggunakan tehnik asidental sampling. Hasil penelitian didapat P-Value 0,000 dengan OR 21.717 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan lama penyediaan rekam medis dengan waktu tunggu.P-Value 0,002 dengan OR 9.213 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan lama pemeriksaan Pasien dengan waktu tunggu. P-Value 0,000 dengan OR 11.655 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan lama pendaftaran Pasien dengan waktu tunggu. P-Value 0,001 dengan OR 36.392 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan jumlah antrian Pasien dengan waktu tunggu. P-Value 0,000 dengan OR 40.393. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan keterlambatan dokter dengan waktu tunggu. factor dominan yang berhubungan dengan waktu tunggu hal ini dapat dilihat dari nilai score yaitu 40.393 Dokter menjalankan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan.Memperkuat monitoring terkait jam kehadiran dokter agar hadir tepat waktu di poli rawat jalan hal ini dilakukan untuk meminimalisir waktu tunggu sesuai dengan kepmenkes no 129 tahun 2008. Kata Kunci : Waktu Tunggu, Pasien, Rawat Jalan
ANALISIS DETERMINAN PERILAKU SEKSUAL BERESIKO PADA REMAJA DI SMA LAMPUNG SELATAN TAHUN 2020 Dewi Rahayu; Novita Lestari; Abikusno Djamaluddin
Jurnal Farmasindo Vol 4 No 2 (2020): Desember
Publisher : Program Studi D3 Farmasi Politeknik Indonusa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sexual behavior is said to be risky if the behavior brings unwanted consequences such as abortion, pregnancy outside marriage and Sexually Transmitted Diseases (STDs). In 2019 there were 78 cases of pregnancy and childbirth among adolescents in the working area of ​​Candipuro Health Center. This type of research is quantitative. Analytical research design with cross-sectional approach. The population is all high school students grade X, XI, XII in South Lampung Regency as many as 15,259 students. with a sample of 429 respondents. Data analysis used univariate analysis with percentages, bivariate analysis with Chi Square and multivariate analysis with multiple logistic regression. The results showed that there was a relationship between knowledge with at risk sexual behaviorwith p value 0,001,there was a relationship between attitudes with at risk sexual behaviorwith p value 0,000, there was a relationship betweenimformation sources with at risk sexual behavior with p value 0,002, there was a relationship between friends of the same age with at risk sexual behavior with p value 0,000, there was a relationship the role of parents with at risk sexual behavior with p value 0,017. The dominant factor influencing risky sexual behavior in teens in South Lampung High School in 2020 is attitude with OR 12,064. Efforts that can be made to reduce risky sexual behavior in adolescents by increasing knowledge about reproductive health that can be done through adolescent health care service programs (PKPR) in collaboration with puskesmas.
Implementasi Pengembangan EDUMY (Edukasi Mingguan RSUD Ahmad Yani) Sekolah di Kota Metro Tahun 2023 Hasril Syahdu; Sugeng EKo Irianto; Atikah Adyas; Dewi Rahayu
J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol. 3 No. 5: Agustus 2024
Publisher : CV. ULIL ALBAB CORP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jceki.v3i5.4351

Abstract

Tujuan penelitian adalah menganalisis implementasi pengembangan EDUMY (Edukasi Mingguan RSAY) di sekolah tahun 2023. Jenis penelitian kualitatif, adapun informan penelitian terdiri dari direktur, coordinator program, tim pelaksana, kepala sekolah, guru kelas dan siswa. Proses pengumpulan data, melalui metode wawancara mendalam dengan pedoman kuesioner. Hasil penelitian, menjelaskan bahwa pimpinan telah berkomitmen dan mendukung peningkatan kegiatan pendidikan kesehatan. Pelaksanaan EDUMY mengalami hambatan dalam masih kurangnya kemitraan dan kolaborasi dengan guru kelas sehingga menghambat proses pengembangan EDUMY. Materi edukasi masih dirasakan kurang diminati sasaran edukasi. Rekomendasi, petugas penanggung jawab dapat melakukan advokasi dan kemitraan pada sekolah dan guru, guru kelas dijadikan sebagai agen membantu petugas rumah sakit dalam meningkatkan edukasi kesehatan dalam mata pelajaran dan kurikulum.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Penderita Hipertensi Dalam Pengobatan Di Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2023 Elsa Melinia Safitri; Sugeng Eko Irianto; Dewi Rahayu; Bambang Setiaji
J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol. 3 No. 5: Agustus 2024
Publisher : CV. ULIL ALBAB CORP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jceki.v3i5.4924

Abstract

Tujuan penelitian, untuk mengetahui pengaruh dukungan keluarga, peran petugas kesehatan dan motivasi berobat dengan kepatuhan minum obat. Jenis penelitian kuantittatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian 392 responden dari total populasi 20.834 penderita. Metode pengumpulan data dengan wawancara dan observasi. Waktu penelitian pada 19 April – 21 Juni 2024. Hasil penelitian, menyatakan ada pengaruh dukungan keluarga dengan p-value 0.039, peran petugas kesehatan p-value 0.013 dan motivasi berobat p-value 0.002 dan adapun motivasi berobat dominan mempengaruhi kepatuhan minum obat dengan p-value 0.001 dan OR 2.816. Upaya yang perlu dilakukan, dinas kesehatan dapat memfasilitasi pembentukan komunitas sebagai wadah bertukar pengalaman, dukungan sosial yang diharapkan mempengaruhi motivasi berobat pasien.
Analisis Implementasi Sistem Rekam Medis Elektronik Rumah Sakit Umum Daerah DR H Abdul Moeloek Provinsi Lampung Dzaky Hammam; Atika Adyas; Aila Karyus; Bambang Setiaji; Dewi Rahayu
J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol. 3 No. 6: Oktober 2024
Publisher : CV. ULIL ALBAB CORP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jceki.v3i6.6280

Abstract

Rekam medis elektronik (RME) merupakan sistem digital yang digunakan untuk menyimpan, mengelola, dan berbagi informasi medis pasien secara elektronik.. penerapan rekam medis elektronik (RME) di RSUD Dr. H Abdul Moeloek baru mencapai 90%, saat ini pengembangan terus dilakukan dengan bekerjasama dalam pengadaan perangkat lunak dan perangkat keras untuk menunjang pengembangan sistem. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis implementasi sistem rekam medis elektronik (RME) di RSUD Dr H Abdul Moeloek. Jenis penelitian kualitatif, lokasi penelitian di RSUD Dr H Abdul Moeloek. Informan penelitian Wakil Direktur, Kepala Instalasi EDP-TI, Kepala Bagian Perencanaan dan Anggaran, Kepala Instalasi Rekam Medik dan petugas pengguna. Metode pengumpulan data dengan wawancara mendalam, waktu penelitian dilakukan pada 16-29 Mei 2024. Hasil penelitian diketahui, komitmen pimpinan sudah baik dalam mendukung pengembangan sistem. Kerjasama sudah dilakukan dengan pihak eksternal dalam pengadaan perangkat lunak dan perangkat keras seperti computer, jaringan dan server. Masih terjadi ketidakpatuhan petugas dalam mengisi sistem rekam medis elektronik. Diharapkan ada pertimbangan dalam penambahan SDM atau pelatihan edukasi dan sosialisasi rutin dalam memonitoring kendala yang dihadapi pengguna di setiap poli.