Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

POTRET RIVALITAS PEREMPUAN DALAM NOVEL CHICK LIT BEAUTY CASE KARYA ICHA RAHMANTI Tania Intan; Prima Agustina Mariamurti
Metahumaniora Vol 11, No 2 (2021): METAHUMANIORA, SEPTEMBER 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/metahumaniora.v11i2.35419

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan alasan dan bentuk rivalitas perempuan yang ditampilkan dalam novel Beauty Casekarya Icha Rahmanti. Metode yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif dengan pendekatan kritik sastra feminis. Data berupa kutipan dari novel tersebut dikumpulkan dengan teknik simak catat. Data selanjutnya diklasifikasi, diinterpretasi, dan dikaji dengan teknik analisis isi. Hasil penelitian ini memperlihatkan rivalitas di antara dua perempuan, yaitu tokoh Nadja dan Dania. Kompetisi intraseksual yang ditampilkan berlangsung secara satu arah dari pihak tokoh utama, yang secara tidak sadar diimbangi oleh tokoh lawan, dengan didasari oleh motif untuk mendapatkan pasangan. Bentuk persaingan yang terungkap dari kajian ini adalah promosi diri, penghinaan pada lawan, dan agresi tidak langsung. Kompetisi tersebut berdampak pada langgengnya nilai-nilai patriarki serta menetapnya posisi subordinat perempuan-perempuan yang bertikai. Budaya kontes kecantikan pun mendukung pada terus berlangsungnya rivalitas antarperempuan. Penelitian ini memperlihatkan bagaimana pada akhirnya persaingan perempuan menempatkan laki-laki sebagai pihak dominan dan status quoyang tidak dapat diganggu gugat, sementara perempuan tidak berubah posisinya sebagai second sex.
MEMBONGKAR MITOS KECANTIKAN DAN BUDAYA KONSUMEN DALAM CHICK LIT ‘BEAUTY CASE’ KARYA ICHA RAHMANTI Tania Intan; Prima Agustina Mariamurti
Sejarah dan Budaya : Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Vol 13, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um020v13i22019p164-178

Abstract

This study aims to dismantle the myths of beauty and consumer culture in the second chick lit of Icha Rahmanti, entitled Beauty Case (2005). The novel was examined using a feminist literary criticism approach and analyzed using descriptive-qualitative methods. The theoretical references used mainly are the ideas of Wolf (2017) to interpret beauty in various contexts, as well as the meaning of beauty in colonial and market discourse according to Priyatna (2018b). The issue of consumer culture is further discussed with the rationale of Wilson (1985) and Bowlby (1993). The results showed that: (1) in accordance with Wolf's ideas, the forms of beauty myths revealed in the novel included moving in the areas of work, culture, and sexuality. (2) The consumer culture that is experienced by the main characters and other female characters in the novel is the impact of the beauty myth, namely because of the desire to be seen, the demands of the environment, and the desire to look young.Penelitian ini bertujuan untuk membongkar mitos kecantikan dan budaya konsumen dalam chick lit Beauty Case (2005), karya kedua dari Icha Rahmanti. Novel tersebut dikaji dengan pendekatan kritik sastra feminis dan dianalisis dengan metode deskriptif-kualitatif. Referensi teoritis yang digunakan terutama adalah gagasan Wolf (2017) untuk menafsir kecantikan dalam berbagai konteks, serta makna kecantikan dalam wacana kolonial dan pasar menurut Priyatna (2018b). Isu budaya konsumen selanjutnya dibahas dengan landasan pemikiran dari Wilson (1985) dan Bowlby (1993). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) sesuai dengan gagasan Wolf, bentuk-bentuk mitos kecantikan yang terungkap dalam novel tersebut bergerak dalam wilayah pekerjaan, kultur, dan seksualitas. (2) Budaya konsumen yang dihayati oleh tokoh utama dan tokoh-tokoh perempuan lainnya dalam novel tersebut merupakan dampak dari mitos kecantikan, dan didasari oleh keinginan untuk dipandang, tuntutan dari lingkungan, dan hasrat untuk tampil muda.
PERJODOHAN DAN ISU EKOKRITIK DALAM METROPOP DIMI IS MARRIED KARYA RETNI SB Tania Intan; Prima Agustina Mariamurti; Nurul Hikmayaty Saefullah
Kadera Bahasa Vol 12, No 2 (2020): KABA Vol 12 No. 2
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47541/kaba.v12i2.153

Abstract

Penelitian ini ditujukan untuk mengungkap fenomena perjodohan dan isu ekokritik dalam novel metropop Dimi is Marriedkarya Retni SB. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan kritik sastra feminis dan ekologi sastra. Data berupa kata, frasa, dan kalimat dari objek penelitian dikumpulkan dengan teknik simak-catat setelah melalui pembacaan tertutup. Data kemudian diklasifikasi berdasarkan permasalahan, diinterpretasi, dan dianalisis dengan teori-teori yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perjodohan diperantarai oleh kedua orang tua dengan motif menjaga “keningratan” dalam konteks modern. Perjodohan dilakukan dengan menerapkan pertimbangan atas kriteria tradisional, yaitu bibit, bebet, dan bobot. Standar perempuan yang diinginkan sebagai calon istri adalah yang sesuai dengan stereotipe peran gender, yaitu berkarakter manis, sopan, patuh, dan sayang pada orang tua. Permasalahan dalam perjodohan terjadi karena relasi yang tidak homogen di antara pasangan berkaitan dengan alasan menikah, status sosial, dan pandangan hidup. Isu ekokritik yang dibahas dalam novel melibatkan elemen hutan, bencana, binatang, dan bumi. Perempuan menyuarakan kerusakan alam dan kerugian yang dialami rakyat lokal akibat pengelolaan industri yang abai pada lingkungan. Dalam pandangan feminis, ideologi patriarki bekerja melalui perlakuan manusia terhadap alam yang menyerupai tindakan laki-laki pada perempuan, yaitu sebagai objek eksploitasi.
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Ferli Hasanah; Prima Agustina Mariamurti; Mega Subekti
Dharmakarya : Jurnal Aplikasi Ipteks Untuk Masyarakat Vol 11, No 4 (2022): Desember, 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v11i4.32821

Abstract

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi ini dilakukan oleh tim pengajar dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran. Metode kegiatan yang digunakan adalah difusi ilmu pengetahuan yang seluruhnya diselenggarakan secara virtual. Khalayak sasaran pada kegiatan ini adalah masyarakat secara umum, khususnya siswa/siswi SMA. Mitra kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah SMAN 1 Rancaekek, SMAN Tanjungsari, SMA 2 Serang, dan Ummahathul Ghad PPI Tarogong Garut. Kegiatan dilakukan pada bulan Februari 2021 dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Kegiatan ini dilaksanakan melalui rangkaian lomba dan tiga webinar yang mengusung tema pemberdayaan perempuan. Dengan melihat partisipasi aktif dan jumlah peserta berbagai kegiatan yang dilaksanakan, hasil kegiatan menunjukkan bahwa kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat mengenai pemberdayaan perempuan ini telah terselenggara dengan baik.This Community Service activity on empowering women through the use of information and communication technology was carried out by a teaching team from the Faculty of Cultural Sciences, Padjadjaran University. The method of activity used is the diffusion of knowledge, all of which are held virtually. The target audience for this activity is the general public, especially high school students. The partners of this Community Service activity are SMAN 1 Rancaekek, SMAN Tanjungsari, SMA 2 Serang, and Ummahathul Ghad PPI Tarogong Garut. The activity held on February 2021 in three stages: preparation, implementation, and evaluation stages. This activity was carried out through a series of competitions and three webinars with the theme of women's empowerment. By looking at the active participation and the number of participants in the various activities carried out, the results of the activities show that this Community Service activity regarding women's empowerment has been carried out well.