Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Analisis Potensi Program Studi Kimia Menuju Akreditasi Internasional oleh Royal Society Of Chemistry (RSC) La Ode Sumarlin; Ade Candra; Nurhasni Nurhasni
Shautut Tarbiyah Vol 27, No 2 (2021): Pendekatan Transdisipliner dalam Pendidikan Islam di Era 4.0
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31332/str.v27i2.2688

Abstract

Industrial Revolution 4.0 (IR 4.0) telah memberikan dorongan baru untuk transformasi pendidikan. Oleh karena itu upaya setiap Perguruan Tinggi (PT) untuk meningkatkan kualitas programnya menjadi sangat penting sehingga tetap relevan dengan perubahan zaman yang makin menantang. Salah satu upaya untuk medapatkan pengakuan terhadap kualitas pengelolaan PT melalui proses akreditasi baik secara nasional maupun internasional.  Lembaga akreditasi internasional yang spesifik untuk Program Studi (PS) Kimia adalah Royal Society of Chemistry (RSC).   Oleh karena itu perlu identifikasi kesiapan PS Kimia Fakultas Sain dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menuju akreditasi RSC. Data yang diperoleh berasal dari data angket yang disebarkan, wawancara langsung, studi pustaka, assesment lapangan dan Focus Group Discution (FGD). Data diolah dari berbagai sumber tersebut dan dianalisis. Hasil menunjukkan bahwa kondisi PS kimia juga dalam mengikuti perkembangan revolusi industri 4.0 juga sangat kondusif baik dari sisi dukungan sumberdaya dengan kemampuan penggunaan teknologi informasi yang baik, kriteria akreditasi RSC pada beberapa kunci persyaratan utama telah dapat dicapai oleh PS Kimia, namun demikian perlu optimalisasi dalam beberapa faktor kunci lainnya khususnya aspek kurikulum dan Benchmarking. Namun perlu dilakukan lagi berbagai proses menuju akreditasi RSC seperti Identifikasi secara rinci beberapa aspek perbaikan kurikulum dan proses pembelajaran agar memenuhi kriteria akreditasi RSC, Evaluasi Belajar dan skill mahasiswa perlu mendapat perhatian khusus terutama dalam penerapan OBE (Output Base Education) serta Evaluasi praktikum secara menyeluruh sesuai standar RSC.
Green Synthesis Nanoparticle ZnO Sargassum sp. Extract and The Products Charactheristic Rodiah Nurbaya Sari; N. Nurhasni; M. Ainul Yaqin
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 20 No 2 (2017): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2187.732 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v20i2.17905

Abstract

The synthesis of zinc oxide (ZnO) nanoparticles is an emerging research area due to its wide range of applications, such as electronics, pharmaceuticals, optics and food packaging. In this study, described the green synthesis of ZnO nanoparticles and their characteristics using Sargassum sp. extract and 0.1 M zinc nitrate as the precursors. The variations include Sargassum sp. extracts volume of 5, 10, and 20mL and the calcination temperature of 400, 500, and 600 oC. The characterization had been done such as the role of Sargassum sp. extract as a reducing agent for Zn2+ → Zn0 confirmed by Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) spectra due to 450-4000 cm-1 wavelength, the size of particles using Particle Size Analyzer (PSA), image and chemical composition using Scanning Electron Microscopy with X-ray microanalysis (SEM-EDS) and crystallinity using ray powder diffraction (XRD) with Cu anode at 1.54187 Å. Analysis with PSA instrument showed that ZnO particle size increased from 607 up to 649 nm along with increasing of extract concentration from 5 up to 20% (v/v). SEM imaging showed the formation of ZnO to be predominantly spherical and EDS data confirmed the existence of zinc and oxygen in the particles obtained. XRD analysis revealed hexagonal crystal system of ZnO nanoparticles and decreased in crystallite size was observed from 31.4 to 14.7 nm with increased in calcination temperature from 400 to 600 oC.
Synthesis of Adsorbent from Bagasse for Methylene Blue Adsorption Nurhasni Nurhasni; Sariana Harahap; Ahmad Fathoni; Hendrawati Hendrawati
Jurnal Kimia Valensi Jurnal Kimia VALENSI Volume 7, No. 2, November 2021
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jkv.v7i2.20916

Abstract

The ability of bagasse adsorbents to adsorb methylene blue without activation using 0.5 M H2SO4 solution was examined. Methylene blue is widely used in the textile industry because it produces bright colors, and the dyeing process is fast and easy. This research aims to determine the optimum adsorption conditions, namely the variations in contact time, dye concentration, adsorbent mass, and pH effect on methylene blue, which were carried out using the batch method. Furthermore, the adsorbents were characterized by FT-IR and SEM. The optimum state of the bagasse adsorbent to adsorb methylene blue dye has a mass of 0.5 grams, a contact time of 30 minutes, a concentration of 50 ppm, and a pH of 5. The character of the adsorbent after activation with H2SO4 was better than without activation. The highest adsorption efficiency of methylene blue dye in the batch method was 99.67%. The FTIR spectrum of the bagasse adsorbent showed OH, C-H, C=O, C=C, and C-O functional groups. The adsorption isotherm model for methylene blue dye follows the Langmuir isotherm since the graph obtained is linear with the correlation coefficient (R2) = 1, where the adsorbent has a homogeneous surface.
Sekam Padi untuk Menyerap Ion Logam Tembaga dan Timbal dalam Air Limbah Nurhasni Nurhasni; Hendrawati Hendrawati; Nubzah Saniyyah
Jurnal Kimia Valensi Jurnal Valensi Volume 4, No.1, Mei 2014
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.947 KB) | DOI: 10.15408/jkv.v4i1.1074

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan sekam padi sebagai penyerap ion logam tembaga dan timbal dalam air limbah telah dilakukan. Metode yang digunakan adalah metode statis (batch). Penentuan kondisi optimum meliputi massa adsorben, pH, konsentrasi adsorbat dan lama pemanasan. Hasil analisis menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) menunjukkan efisiensi penyerapan tertinggi pada air limbah multikomponen mencapai 99.38% untuk ion logam Pb. Analisis air limbah laboratorium kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, menunjukkan penyerapan tertinggi mencapai 78.57% untuk ion logam Cu. Kata kunci : sekam padi, adsorben ion logaam timbal, adsorben ion logam tembaga, air limbah   Abstract This research aims to  rice huskas absorbent of copper and lead metalions in the waste water. The method used is a static method (batch). Determination of optimum conditions includes adsorbent mass, pH, absorbate concentration and duration of heating. The analysis using Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) showed the highest absorption efficiency of Pb metal ion in multicomponent wastewater reached 99,38%. The analysis of wastewater from chemistry laboratorium UIN Syarif Hidayatullah Jakarta showed, the highest absorption of Cu metal ion was 78,57%. Keywords : rice husk, the metal ions cadmium, chromium metal ions, wastewater
EFEK PENGGUNAAN ZnO SEBAGAI FOTOKATALISIS YANG DIIMOBILISASI PADA PLAT KACA TERHADAP LARUTAN ZAT WARNA CIBACRON-RED Nurhasni Nurhasni; Winarti Andayani; Zulfakar Tribuana Said
Jurnal Kimia Valensi Jurnal valensi Volume 1, No.2, Mei 2008
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.225 KB) | DOI: 10.15408/jkv.v1i2.256

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang efek penggunaan ZnO sebagai fotokatalisis yang diimobilisasipada plat kaca terhadap larutan zat warna cibacron-red. Reagen ZnO dibuat dari larutanZn(CH3COOH)2 yang dilapisi pada permukaan plat kaca dengan metode perendaman. Prosesfotokatalisis dilakukan selama 6 jam dengan variasi waktu 0.5, 1, 2, 3, 4, dan 6 jam. Berdasarkanhasil pengukuran spektrofotometer UV-Vis pada larutan zat warna Cibacron-Red tersebutmemiliki 3 panjang gelombang maksimum yaitu, 289 nm, 515 nm, dan 545 nm. Penurunanabsorbansi larutan cibacron-red karena pengaruh iradiasi sinar UV terhadap katalis ZnO sebesar19,57 – 22,51 %, sedangkan tanpa iradiasi sinar UV tidak ada penurunan tingkat absorbansi yang berarti.
Delignification of Sawdust White Teak (Gmelina arborea Roxb.) by Fungi Phanerochaete chrysosporium Irradiated Gamma Ray Nurhasni Nurhasni; Tri Retno Dyah Larasati; Afinanisa Iksan
Jurnal Kimia Valensi Jurnal Kimia VALENSI Volume 2, No. 2, November 2016
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2669.083 KB) | DOI: 10.15408/jkv.v2i2.3079

Abstract

Abstrak Biomassa lignoselulosa yang merupakan limbah pemanenan kayu harus dilakukan proses untuk memisahkan selulosa, hemiselulosa dan lignin sehingga dapat termanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas inokulan fungi Phanerochaete chrysosporium iradiasi gamma dan pretreatment kimia terhadap percepatan delignifikasi serbuk kayu jati putih (Gmelina arborea Roxb.) sehingga dapat dimanfaatkan dalam proses pulping. Pada penelitian ini dilakukan pretreatment substrat kayu jati putih (Gmelina arborea Roxb.) menggunakan larutan NaOH 1% dan H2SO4 1% serta iradiasi gamma Co-60, yang mempunyai daya ionisasi kecil, daya tembus yang tinggi serta Co-60 dapat memancarkan sinar gamma dengan waktu paruh pendek. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama penentuan dosis optimum iradiasi gamma terhadap fungi Phanerochaete chrysosporium (0 Gy, 200 Gy, 400 Gy, 600 Gy, 800 Gy, dan 1000 Gy) dan tahap kedua analisis karakteristik substrat kayu jati putih yang telah di pretreatment dengan metode Solid State Fermentation (SSF) selama 21 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis optimum pemberian iradiasi gamma pada fungi Phanerochaete chrysosporium yaitu pada dosis 600 Gy yang dapat meningkatkan aktivitas enzim lignin peroksidase (LiP) sebesar 22.18 U/mL. Proses pretreatment kimia dengan menggunakan H2SO4 1% dapat mempercepat proses biodelignifikasi yang menghasilkan efisiensi degradasi lignin tertinggi yaitu sebesar 25.65%.   Kata kunci: Lignoselulosa, delignifikasi, Solid State Fermentation (SSF), Phanerochaete chrysosporium,iradiasi gamma.   Abstract   Lignocellulose biomass is waste wood harvesting should be a process for separating cellulose, hemicellulose and lignin that can be utilized. This study aims to determine the effectiveness of the inoculant fungi Phanerochaete chrysosphorium gamma irradiation and chemical pretreatment to accelerate delignification powder white teak (Gmelina arborea Roxb.). In this research, pretreatment of substrate wood white teak (Gmelina arborea Roxb.) Using a solution of NaOH 1% and H2SO4 1% and gamma-ray irradiation Co-60, have the power of ionization is small, high penetrating power, and Co-60 which can emit gamma rays a short half-life time. This research was conducted in two stages, the first stage of determining the optimum dose gamma irradiation for fungi Phanerochaete chrysosphorium (0 Gy, 200 Gy, 400 Gy, 600 Gy, 800 Gy, and 1000 Gy) and the second stage of the analysis of the characteristics of the substrate wood white teak has been in pretreatment by methode Solid State Fermentation (SSF) for 21 days. The results showed that the optimum dose administration of gamma irradiation on fungi Phanerochaete chrysosphorium is a dose of 600 Gy which can increase the activity of enzymes lignin peroxidase (LiP) amounted to 22.18 U / mL. Chemical pretreatment process using H2SO4 1% biodelignification can accelerate the process of lignin degradation that produces the highest efficiency of 25.65%.   Keywords: Lignocellulose, delignification, Solid State Fermentation (SSF), Phanerochaete chrysosporium, gamma irradiation. DOI: http://dx.doi.org/10.15408/jkv.v0i0.3079
Penyerapan Ion Logam Kadmium Dan Tembaga Oleh Genjer (Limnocharis flava) Nurhasni Nurhasni
Jurnal Kimia Valensi Jurnal Valensi VOLUME 1, NO.1, NOVEMBER 2007
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (943.463 KB) | DOI: 10.15408/jkv.v1i1.210

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang penyerapan ion logam kadmium dan tembaga olehgenjer (limnocharis flava) dengan metode dinamis. Dari hasil penelitian didapatkan kondisioptimum penyerapan pada pH 5, ukuran partikel 180 μm, dan suhu pemanasan 90o C.Kapasitas penyerapan untuk Cd(II) adalah 17,71 mg ion logam/g sorben, sedangkan untukCu(II) adalah 17,45 mg ion logam/ g sorben. Ion logam yang telah diserap dielusi denganHNO3 dan EDTA dengan recovery 63,44-100%. Penyerapan ion logam kadmium dantembaga pada kondisi optimum yang diaplikasikan pada air limbah laboratorium kimiamempunyai kapasitas penyerapan masing-masing adalah 0,030 dan 0.013 mg ion logam/ gsorben.
Penggunaan Kitosan sebagai Koagulan Alami dalam Perbaikan Kualitas Air Danau Hendrawati Hendrawati; Susi Sumarni; . Nurhasni
Jurnal Kimia Valensi Jurnal Kimia VALENSI Volume 1, No. 1, Mei 2015
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (582.236 KB) | DOI: 10.15408/jkv.v0i0.3148

Abstract

Treatment of groundwater and surface water is still dirty often done using synthetic coagulant poly aluminum Cloride (PAC). In fact, its use may pose a risk to health and more expensive. This study was conducted to see the effect of chitosan from shrimp shell waste as a natural coagulant coagulant synthetic substitute. Chitosan at a concentration of 20 ppm lower the lake water turbidity of 94.43%, lowering the pH, decreases the amount of bacteria ± 99.18%. Lower levels of dissolved metals in the water of the lake, such as manganese, magnesium and iron. Chitosan does not change tempeatur lake water and water treatment results. Chitosan not lower BOD value and not lower levels of calcium. DOI :http://dx.doi.org/10.15408/jkv.v0i0.3148
Pembuatan Formulasi Penglepasan Terkendali Insektisida Karbofuran Dengan Pengikat Shellak Pada Konsentrasi Yang Berbeda Nurhasni Nurhasni; Sofnie M Chairul; Nubzah Saniyyah
Jurnal Kimia Valensi Jurnal Valensi Volume 1, No.4, Mei 2009
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jkv.v1i4.248

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang pembuatan formulasi penglepasan terkendali insektisida karbofurandengan pengikat shellak pada konsentrasi yang berbeda. Formulasi penglepasan terkendali karbofurandibuat 4 jenis, yaitu, formulasi I (larutan shellak 2,5% dengan 10 mL karbofuran 5%, dan 9,25 gzeolit), formulasi II (larutan shellak 5% dengan 10 mL karbofuran 5% dan 9,00 g zeolit), formulasi III(larutan shellak 7,5% dengan 10 mL karbofuran 5% dan 8,75 g zeolit) dan formulasi IV (larutanshellak 10% dengan 10 mL karbofuran 5% dan 8,50 g zeolit). Pengikatan karbofuran dalam zeolitterjadi karena adanya proses adsorpsi. Sebelum digunakan sebagai adsorben, zeolit terlebih dahulumelalui proses preparasi dan aktivasi. Dari keempat formulasi tersebut formulasi II yang memilikikandungan karbofuran yang paling tinggi, yaitu sebesar 3,801% dari penambahan karbofuran semulasebesar 5% dan didapatkan hasil sebesar 76,02%.
Penyerapan Ion Logam Cd Dan Cr Dalam Air Limbah Menggunakan Sekam Padi Nurhasni Nurhasni; Hendrawati Hendrawati; Nubzah Saniyyah
Jurnal Kimia Valensi Jurnal Valensi Volume 1, No.6, Mei 2010
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jkv.v1i6.244

Abstract

Penelitian tentang penyerapan ion logam kadmium dan kromium dalam air limbah menggunakansekam padi telah dilakukan. Metode yang digunakan adalah metode statis (batch). Dari hasil penelitiandidapatkan kondisi optimum penyerapan yaitu pH 5 untuk Cd, dan pH 6 untuk Cr, konsentrasi ionlogam 20 mg/L, dan lama pemanasan 2,5 jam. Efisiensi penyerapan pada air limbah multikomponenuntuk Cd adalah 70,42 %, sedangkan untuk Cr adalah 71,55 %. Penyerapan ion logam kadmium dankromium pada kondisi optimum yang diaplikasikan pada air limbah laboratorium kimia PLT UINSyarif Hidayatullah Jakarta mempunyai efisiensi penyerapan masing-masing adalah 66,45 % untuk Cddan 49,29 % untuk Cr.