Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Pengaruh Merokok terhadap Kadar Trombosit Mahasiswa Universitas Sam Ratulangi Assa, Expecially K.; Engka, Joice N. A.; Marunduh, Sylvia R.
e-Biomedik Vol 7, No 1 (2019): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v7i1.23533

Abstract

Abstract: Smoking causes various diseases as well as disabilities and endangers almost every organ of the human body. The effect of smoking on the body is inter alia systemic inflammatory response, namely through stimulation of the hematopoietic system (mainly occurs in the bone marrow), resulting in increased production of erythrocytes and leukocytes and decreased MCV and platelets. Smoking affects platelets that causes an increase in the occurence of atherosclerosis and its risk factors due to the increase in the mean platelet volume (MPV). This study was aimed to determine the effect of smoking on platelet levels among students of Sam Ratulangi University. This was a retrospective study. Data were analyzed by using the Pearson product moment test. Subjects were 51 male students of the Faculty of Engineering, Sam Ratulangi University. The results showed that 48 subjects (94.1%) had normal platelet levels and only three students (5.9%) had high platelet levels; no subjects had low platelet level. The Pearson product moment test obtained P values of 0.985 and 0.104 for the effect of smoking (duration of smoking and number of cigarettes per day) on the platelet levels of the students. Conclusion: There was no significant effect of smoking on platelet levels.Keywords: smoking, platelet level Abstrak: Merokok menyebabkan penyakit dan kecacatan serta membahayakan hampir setiap organ tubuh manusia. Efek merokok pada tubuh berupa terjadinya respon inflamasi sistemik yaitu melalui stimulasi sistem hematopoietik yang terutama terjadi dalam sumsum tulang, berupa peningkatan produksi eritrosit dan leukosit serta penurunan MCV dan trombosit. Pengaruh rokok terhadap trombosit ialah terjadinya peningkatan aterosklerosis serta faktor risiko terjadinya penyakit ateroklerosis yang diakibatkan oleh peningkatan mean platelet volume (MPV). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh merokok terhadap kadar trombosit mahasiswa Universitas Sam Ratulangi. Jenis penelitian ialah retrospektif. Uji statistik menggunakan Pearson Product Moment. Terdapat 51 mahasiswa laki-laki dari Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi sebagai subyek penelitian. Hasil penelitian mendapatkan subyek terbanyak memiliki kadar trombosit normal yaitu 48 mahasiswa (94,1%) dan hanya tiga mahasiswa (5,9%) dengan kadar trombosit tinggi; tidak terdapat subyek dengan kadar trombosit rendah. Hasil uji Pearson Product Moment pengaruh merokok (lama merokok dan jumlah rokok harian) terhadap kadar trombosit mahasiswa mendapatkan nilai P=0,985 dan P=0,104. Simpulan: Tidak terdapat pengaruh bermakna dari merokok terhadap kadar trombosit.Kata kunci: merokok, kadar trombosit
KEMAMPUAN ANALISIS TERHADAP NILAI MODUL BIOFISIKA MAHASISWA ANGKATAN 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI Kindangen, Randy V. S.; Pangemanan, Damajanty H. C.; Engka, Joice N. A.
e-Biomedik Vol 2, No 3 (2014): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v2i3.5739

Abstract

Abstract: Analytical skill is the ability to visualize, express, and solve problems or concepts both simple and complex and make the right decisions. Studies showed positive effects of analytical skill onacademic achievement and learning process. This study aims to determine the effect of analytical skills on academic achievement using Biophysics module grade as a reference. The study is an observational analytic with cross-sectional study method that was conducted to students ofFaculty of Medicine of Sam Ratulangi University. Data of analytical skill were obtained by using Intelligence Structure Test (IST). The data then analyzed with Kendall's tau b correlation test. Statistical test of Kendall's tau b shows the correlation coefficient of 0.120 and p = 0.206 (> 0.05), which means there is no significant effect of analytical skill on Biophysics module score. Keywords: Analytical skill, biophysics module, academic achievement     Abstrak: Kemampuan analisis adalah kemampuan untuk memvisualisasikan, mengekspresikan, dan memecahkan masalah atau konsep baik yang kompleks maupun sederhana dan membuat keputusan yang tepat.  Terdapat penelitian yang menunjukkan pengaruh positif kemampuan analisis terhadapprestasi belajar dan proses belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan analisis terhadap prestasi belajar dengan menggunakan nilai modul Biofisika sebagai acuan.Penelitian bersifat observasional analitik dengan metode penelitian potong lintang yang dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.Data kemampuan analisis diperoleh dengan menggunakan Intelligenz Structure Test (IST). Data yang didapat kemudian dianalisa dengan uji korelasi Kendall’s tau b. Uji statistik Kendall’s tau b menunjukkan correlation coefficientsebesar 0,120 dan p = 0,206 (>0,05) yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan oleh kemampuan analisis terhadap nilai modul Biofisika. Kata Kunci: Kemampuan analisis, modul biofisika, prestasi belajar
HUBUNGAN INFEKSI CACING DENGAN TNF α DAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL Yanto, Arif P.; Pangemanan, Damajanty H. C.; Engka, Joice N. A.
e-Biomedik Vol 3, No 1 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v3i1.7406

Abstract

Abstract: Currently more than 2 billion people infected with worms. High prevalence is found primarily in industrialized countries (developing countries). In Indonesia worms is a public health problem after malnutrition. Worms often associated with deficiency anemia espencially iron deficiency. World Health Organization (WHO) reported that the prevelence of pregnant women who experienced approximately 35-75% iron deficiency and increased along with increasing gestational age. Burden of disease and morbidity from worm disease is transmitted through the ground is influenced by the highly complex immune response, TNF immune response against bacteria, fungal invasion, viruses and parasites. The research is analytic survey doing by cross sectional study. After that data collected were processed using SPSS. All of the population are pregnant women in 6 working areas of North Bolaang Mongondow district health center and the population sampel section is taken by purposive sampling. By using the chi square test at the 95 % confidence level of this study showed there is a correlation worm infection with TNF α in pregnant women and there is no corelation worm infection with hemoglobin levels in pregnant women. No correlation between worm infections and hemoglobin levels and there is correlation between worm infection with TNF α in pregnant women in North Bolaang Mongondow regency.Keywords: worm infection, TNF α, and Hb.Abstrak: Saat ini lebih dari 2 miliar penduduk dunia terinfeksi cacing. Prevalensi yang tinggi ditemukan terutama di negara-negara non industri (negara yang sedang berkembang). Di Indonesia cacingan merupakan masalah kesehatan masyarakat setelah malnutrisi. Penyakit cacingan sering dihubungkan dengan kejadian anemia, terutama defisiensi besi. Badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa prevalensi ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35-75% serta semakin meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan. Beban penyakit dan angka kesakitan dari penyakit cacing yang ditularkan lewat tanah ini dipengaruhi oleh respon imun yang sangat kompleks. TNF α sebagai respon kekebalan terhadap bakteri, invasi jamur, virus dan parasit. Penelitian dilakuakan bersifat survei analitik dengan rancangan cross sectional study. Selanjtunya data yang terkumpul diolah dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS. Populasi adalah semua ibu hamil yang ada di wilayah kerja 6 puskesmas kabupaten Bolaang Mongondow Utara dan sampel di ambil dengan cara purposive sampling. Dengan menggunakan uji Chi Square pada tingkat kepercayaan 95% Penelitian ini menunjukan ada hubungan infeksi cacing dengan TNF α pada ibu hamil dan tidak ada hubungan infeksi cacing dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil. Tidak ada hubungan antara infeksi cacing dengan kadar hemoglobin dan ada hubungan infeksi cacing dengan TNF α pada ibu hamil di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.Kata kunci: infeksi cacing, TNF α, dan kadar Hb.
HUBUNGAN MALARIA DENGAN TNF-α DAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA Pranata, Vincente L.; Engka, Joice N. A.; Mayulu, Nelly
e-Biomedik Vol 3, No 2 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v3i2.9261

Abstract

Abstract: As an infectious transmitted disease, malaria has been a tremendous health problem around the world. Indonesia is determined as one of the 104 malaria-endemic countries in the world. Pregnant women are easier infected by malaria compared with the general population. People suffered from malaria may have low haemoglobin and high TNF-α levels. The increased TNF α level may cause bad complication or mortality in malaria patient. This study aimed to determine the levels of hemoglobin and TNF-α among pregnant woman with malaria in Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. This was a cross-sectional study. Samples were obtained by using purposive sampling method. Besides using questionnaire, there were three laboratory tests conducted in this study: peripheral blood smear with Giemsa staining for detection of plasmodia; hemoglobin level with rapid test hemoglobin; and TNF-α level with ELISA. The bivariate analysis showed that of 72 pregnant women there was only one (1.4%) with positive malaria and increased TNF-α level. There was no pregnant woman with malaria had low hemoglobin level. The chi square test showed a P value 1,00 (α = 0,05). Conclusion: There was no relation between plasmodium infection and the levels of TNF α and hemoglobin among pregnant women in Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.Keywords: hemoglobin, TNF-α, malaria, pregnant womanAbstrak: Malaria merupakan penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia. Indonesia merupakan salah satu dari 104 negara yang termasuk negara endemis malaria. Wanita hamil lebih mudah terinfeksi malaria dibandingkan populasi umumnya. Malaria dapat menyebabkan penurunan kadar hemoglobin dan peningkatan kadar TNF-α. Peningkatan kadar TNF-α dapat mengakibatkan komplikasi berat bahkan kematian pada penderita malaria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar TNF-α dan hemoglobin pada ibu hamil dengan malaria di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. Sampel diperoleh dengan metode purposive sampling. Selain kuesioner juga digunakan pemeriksaan laboratorium yaitu hapusan darah tepi dengan pengecatan Giemsa untuk deteksi plasmodium, kadar hemoglobin dengan rapid test hemoglobin, dan kadar TNF-α dengan teknik ELISA. Hasil analisis bivariat menunjukkan dari 72 ibu hamil hanya 1 orang (1,4%) yang positif malaria dengan kadar TNF-α tinggi sedangkan kadar TNF-α yang normal dan positif malaria tidak ada (0,00%). Analisis bivariat memperlihatkan dari 72 sampel ibu hamil ditemukan 1 sampel dengan kadar TNF-α meningkat dan positif malaria. Tidak ditemukan ibu hamil yang terinfeksi malaria dengan kadar hemoglobin rendah. Hasil uji chi square (α = 0,05) menunjukkan nilai P = 1,00. Simpulan: Tidak terdapat hubungan infeksi parasit plasmodium dengan kadar TNF-α dan hemoglobin pada ibu hamil di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.Kata kunci: hemoglobin, TNF-α, malaria, ibu hamil
HUBUNGAN PEMBERIAN TABLET BESI DAN ANTENATAL CARE TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOUW UTARA Lesilolo, Theresia Nancy; Engka, Joice N. A.; Wungouw, Herlina I. S.
e-Biomedik Vol 4, No 1 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i1.11251

Abstract

Abstract: Iron deficiency anemia is a major nutritional problem in the world and until now has not resolved properly. World Health Organization (WHO) had estimated more then 2 million people had been exposed with anaemia with prevalence of 30% in pregnant women especially in Developing Countries such as Indonesia, which according RISKESDAS in 2013 the prevalence of anemia in Indonesia approximately 31.7%. There are several risk factors that cause pregnant women to experience iron deficiency anemia like economic problems, the lack of iron absorption and blood loss resulting in decreased hemoglobin levels such as menstruation, bleeding and infection. The purpose of this study was to determine the relationship of iron tablets on antenatal care for pregnant women hemoglobin. This research is analytic survey with cross sectional study. Then the data that had been collected will be processed by using SPSS program. The population is all pregnant women in the working area in 6 health centers Mongondouw Bolaang North and sampling done purposive sampling. By using the chi square test, it showed that there is a correlation between antenatal care with hemoglobin levels (P=0,047) and there is a correlation between iron tablet with hemoglobin levels (P= 0,015). There is a correlation between iron tablets and antenatal care with hemoglobin levels in pregnant women in North Bolaang Mongondouw.Keywords: iron tablets, antenatal care, hemoglobin levelAbstrak: Anemia defisiensi besi merupakan masalah gizi utama di seluruh dunia dan sampai saat ini belum teratasi dengan baik. WHO memperkirakan terdapat 2 juta penduduk dunia yang terkena anemia dari berbagai lapisan kelompok masyarakat dengan prevalensi 30% pada ibu hamil terkena terutama di Negara berkembang. Prevalensi anemia defisiensi besi di Indonesia menurut RISKESDAS 2013 yakni 31,7%, banyak faktor yang menyebabkan terjadinya anemia defisiensi besi seperti kebutuhan zat besi yang tidak terpenuhi, kurangnya absorbsi zat besi serta kehilangan darah yang mengakibatkan kadar hemoglobin menurun seperti menstruasi, perdarahan dan infeksi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan pemberian tablet besi pada antenatal care terhadap kadar hemoglobin ibu hamil di Kabupaten Bolaang Mongondouw Utara. Penelitian bersifat survey analitik dengan rancangan cross sectional study. Kemudian data yang terkumpul diolah dengan menggunakan SPSS. Populasi adalah semua ibu hamil yang ada di wilayah kerja di 6 puskesmas Kabupaten Bolaang Mongondouw Utara dan pengambilan sampel dilakukan secara Purposive Sampling. Dengan menggunakan uji Chi Square didapatkan ada hubungan antara antenatal care dengan kadar hemoglobin serta terdapat hubungan pemberian tablet dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil di Kabupaten Bolaang Mongodouw Utara. Ada hubungan pemberian tablet besi dan antenatal care terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil di Kabupaten Bolaang Mongondouw Utara.Kata kunci: tablet besi, pemeriksaan antenatal dan kadar hemoglobin (hb)
KAPASITAS VITAL PARU PADA PENDUDUK DATARAN TINGGI DESA RURUKAN TOMOHON ., Juarfianti; Engka, Joice N. A.; Supit, Siantan
eBiomedik Vol. 3 No. 1 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v3i1.7420

Abstract

Abstract: Breath is inspiring air from outside and expiring air out of the body. Lung vital capacity is the maximum amount of air that can be expired from the lungs (approximately 4600 ml). The value of vital lung capacity of adult males is 20-25% higher than of adult females. Some studies have shown that there are many factors influencing the lung vital capacity. This study aimed to describe lung vital capacity among plateu population of Rurukan Tomohon village. This was a descriptive analytic cross sectional study. Subjects were 30 people, aged 20-70 years old, who lived in Rurukan plateu. The lung vital capacity was measured by using a spirometer. Data were processed and presented as distribution frequency tables. The results showed that the majority of respondents were over 40-50 years old (36.7%), housewives (46.7%), had index of obesity I (50%), with the degree of restrictive lung vital capacity within normal limit (80%). Conclusion: Most of the people living in Rurukan plateau had normal lung vital capacity.Keywords: vital lung capacity, plateuAbstrak: Pernapasan adalah menghirup udara dari luar serta menghembuskan udara keluar dari tubuh. Kapasitas vital paru adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan dari paru (kira-kira 4600 ml). Nilai kapasitas vital paru pria dewasa lebih tinggi 20-25% daripada wanita dewasa. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi kapasitas vital paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kapasitas vital paru pada penduduk dataran tinggi desa Rurukan Tomohon. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan rancangan potong lintang. Subjek penelitian terdiri dari 30 orang berusia 20-70 tahun yang tinggal di dataran tinggi. Data diperoleh melalui pengukuran kapasitas vital paru menggunakan spirometer. Data diolah dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berusia >40-50 tahun (36,7%), pekerjaan ibu rumah tangga (46,7%), indeks massa tubuh obes I (50%), dan derajat restriktif kapasitas vital paru normal (80%). Simpulan: Sebagian besar penduduk dataran tinggi desa Rurukan mempunyai kapasitas vital paru normal.Kata kunci : kapasitas vital paru, dataran tinggi.
GAMBARAN KADAR KOLESTEROL LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL) PADA MASYARAKAT PEROKOK DI PESISIR PANTAI Sanhia, Aji M.; Pangemanan, Damajanty H. C.; Engka, Joice N. A.
eBiomedik Vol 3, No 1 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.3.1.2015.7425

Abstract

Abstract: Low Density Lipoprotein (LDL) is a type of lipoprotein that transports cholesterol most widely in the body. Smoking is one of the factors that can cause elevated levels of LDL cholesterol, which nicotine is one element in cigarettes cathecolamine that stimulates secretion, increases lipolysis, and also increases free fatty acids. Excessive levels of LDL cholesterol in the blood will increase the risk of cholesterol buildup in the arteries, followed by atherosclerosis. This study aimed to describe the levels of LDL cholesterol in seashores community smoker. This was a descriptive analysis with a cross sectional design. Samples in this study were 40 people. The results showed that the mean LDL cholesterol level of 40 samples was 132.93 mg / dl which 24 sample (60%) was at the above the borderline threshold. There was no subject with high LDL level. Conclusion: There was an increase in LDL level in smokers who lived in seashores.Keywords: low density lipoprotein (LDL), smokers.Abstrak: Low Density Lipoprotein (LDL) merupakan jenis lipoprotein yang paling banyak mengangkut kolesterol di dalam tubuh. Merokok merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya peningkatan kadar kolesterol LDL, dimana nikotin yang merupakan salah satu unsur pada rokok merangsang sekresi katakolamin, meningkatkan lipolisis, dan meningkatkan asam lemak bebas. Kadar kolesterol LDL yang berlebihan dalam darah akan meningkatkan resiko penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah arteri yang diikuti dengan terjadinya aterosklerosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar kolesterol LDL pada masyarakat di pesisir pantai. Penelitian yang digunakan bersifat deskriptif analisis dengan rancangan Cross Sectional Study. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 40 orang yang sesuai kriteria inklusi dan bersedia menjadi responden. Hasil penelitian memperlihatkan tingkat kolesterol LDL rata-rata pada 40 sampel ialah 132,93 mg/dl, dengan 24 sampel (60%) berada di atas ambang batas dan sisanya memiliki kadar LDL di bawah ambang batas. Simpulan: Terdapat peningkatan kadar LDL pada perokok yang tinggal di pesisir pantai.Kata kunci: low density lipoprotein (LDL), perokok.
PROFIL TNF-α SESUDAH SENAM LANSIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA BETHANIA LEMBEAN KOTA MANADO Tulong, Michael; Supit, Siantan; Engka, Joice N. A.
eBiomedik Vol 3, No 1 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.3.1.2015.7660

Abstract

Abstract: Tumor Necrosis Factor- ? (TNF-?) is a systemic pro-inflammatory cytokine which is responsible to a trauma, injury, or inflammation in human body. Physical activity can physiologically affect the human body, inter alia the immune system. This was an experimental study with a post test design. This study aimed to determine the profile of TNF-? after doing gymnastics among the elderly at nursing home Bethania Lembean. Samples included 30 peoples who met the inclusion criteria, i.e. over 64 years old, followed the gymnastics for 5 weeks regularly, approbated as respondents, healthy, and signed the informed consent. The TNF-? concentration measurements were done by using enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) Quantikine ®Human TNF-?. The results showed that the average conventration of TNF-? after elderly gymnastics was 70.54 pg/ml, with the highest value of 88.90 pg/mL and the lowest value of 12.54 pg/mL. For all respondents, TNF-? was within normal limit and ranged between 10-100 pg / mL. Conclusion: In this study, TNF-? concentrations after elderly gymnastics for 5 weeks were within normal limitsKeywords: TNF-?, elderly gymnasticsAbstrak: Tumor Necrosis Factor-? (TNF-?) merupakan suatu sitokin sistemik pro-inflamasi, yang berespons terhadap suatu cedera trauma atau peradangan yang terjadi dalam tubuh manusia. Kegiatan fisik dapat berdampak cukup besar pada tubuh manusia, dimana dapat merubah sistem imun tubuh secara fisiologis. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan rancangan post test design dan bertujuan untuk mengetahui profil TNF-? sesudah senam lansia di Panti Wredha Bethania Lembean. Sampel penelitian berjumlah 30 orang yang memenuhi kriteria inklusi yaitu berumur di atas 64 tahun, teratur mengikuti senam lansia selama 5 minggu, bersedia menjadi responden, sehat saat di periksa, dan menandatangani informed consent. Pengukuran konsentrasi TNF-? di lakukan dengan menggunakan enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) Quantikine ®Human TNF-?. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa rerata kadar TNF-? sesudah senam lansia 70,54 pg/ml, dengan nilai tertinggi 88,90 pg/mL dan nilai terendah 12,54 pg/mL. Berdasarkan hasil yang di dapat, semua kadar TNF-? masih dalam batas normal dengan nilai 10-100 pg/mL. Simpulan: TNF-? sesudah senam lansia selama 5 minggu masih dalam batas normal.Kata kunci:TNF-?, senam lansia
PENGARUH LATIHAN FISIK AKUT TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO Matindas, Willem R.; Supit, Siantan; Engka, Joice N. A.
JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 5, No 1 (2013): JURNAL BIOMEDIK : JBM Suplemen
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.5.1.2013.2612

Abstract

Abstract: Physical exercise can influence body metabolism. The Harvard test is  a simple method used in determining physical fitness. This test is performed by stepping up and down on a bench for certain periods of times. This study aimed to compare the levels of blood glucose of medical students of Sam Ratulangi University aged 20-22 years before and after performing the Harvard test. This was a field experimental study with One Group Pre-Post Test Design. The respondents were 35 students consisting of 22 males and 13 females who met the inclusion criteria. They were instructed to perform the Harvard test for five minutes and then were examined for blood glucose levels. The data were analyzed by using a t-test. The results showed an increase of the mean blood glucose levels from 75.80 mg/dL (before acute physical exercise) to 77.71 mg/dL (after acute physical exercise), but it was not statistically significant (P > 0.05). Conclusion: The acute physical exercise (the Harvard test) had no effect on before or after-exercise blood sugar levels. Keywords: acute physical exercise, Harvard test, blood sugar level    Abstrak: Latihan fisik dapat mempengaruhi metabolisme tubuh. Harvard test merupakan latihan fisik berupa naik turun bangku yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kadar gula darah sebelum dan sesudah diberikan latihan fisik akut (Harvard test) pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Unsrat dengan kisaran usia 20-22 tahun. Jenis penelitian ini bersifat eksperimental lapangan dengan rancangan One Group Pre-Post Test Design. Subyek penelitian sebanyak 35 mahasiswa, terdiri dari 22 laki-laki dan 13 perempuan yang memenuhi kriteria inklusi. Semua subyek diberikan latihan fisik akut (Harvard test) selama lima menit dan kemudian dilakukan pemeriksaan kadar gula darah. Data statistik di analisis mengunakan uji-t. Hasil penelitian memperlihatkan terjadinya peningkatan rerata kadar gula darah dari 75,80 mmHg (sebelum latihan fisik akut) menjadi 77,71 mmHg (sesudah latihan fisik akut) yang secara statistik tidak bermakna (P > 0,05). Simpulan:  Latihan fisik akut (Harvard test) tidak memengaruhi kadar gula darah  sebelum dan sesudah latihan. Kata kunci: latihan fisik akut, Harvard test, kadar gula darah.
HUBUNGAN PAJANAN BISING KONTINYU TROMOL EMAS DENGAN KELUHAN DISPEPSIA PADA MASYARAKAT DESA TATELU ., Bernie; Supit, Siantan; Engka, Joice N. A.
JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 5, No 1 (2013): JURNAL BIOMEDIK : JBM Suplemen
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.5.1.2013.2605

Abstract

Abstract: Gold is a mining commodity that has a high value. Tatelu’s gold processing is traditionally done with tromol machines that produce high intensity continous noise. Noise is a trigger of stress, which is one of the causes of dyspepsia. This study aimed to find out the relationship between continous noise exposure of the mining tromol and dyspepsia complaints among Tatelu villagers. The study was done by using a cross sectional design. The samples were divided into two groups: the control and the exposed groups. Each group consisted of 20 people. Interviews used structured questionnaires, and dyspepsia diagnostics were based on  Rome Consensus III. The characteristics of samples and the prevalence of dyspepsia complaints were assessed using univariate analysis. Chi square was used to assess the relationship between continous noise exposure of the tromols with complaints of dyspepsia. The results showed that in residential areas exposed to noise, 70% of the samples had complaints of dyspepsia, while in the control area there were only 25%. The results of the statistical analysis using the Chi square showed the value x2count (8.12) > x2table (3.84) and the P-value = 0.004 < 0.05 with α < 5%. Conclusion: There was a significant relationship between the continous noise exposure from the gold tromols with the complaints of dyspepsia among Tatelu villagers. Keywords: noise, stress, dyspepsia.     Abstrak: Emas merupakan komoditi tambang yang mempunyai nilai tinggi. Pengolahan emas di desa Tatelu dilakukan secara tradisional dengan menggunakan mesin tromol yang menghasilkan bising kontinyu dengan intensitas tinggi. Bising merupakan pemicu terjadinya stres yang merupakan salah satu penyebab terjadinya dispepsia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pajanan bising kontinyu tromol emas terhadap keluhan dispepsia pada masyarakat desa Tatelu. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Sampel terdiri dari 20 orang kelompok kontrol dan 20 orang kelompok terpajan. Penelitian menggunakan teknik wawancara dengan kuesioner terstruktur. Diagnosis dispepsia ditegakkan dengan kriteria Konsensus Roma III. Karakteristik sampel dan prevalensi keluhan dispepsia dinilai dengan analisis univariat. Hubungan antara pajanan bising kontinyu tromol emas dengan keluhan dispepsia dinilai dengan chi square. Hasil penelitian menunjukan pada daerah terpajan bising 70% sampel mengalami dispepsia sedangkan pada daerah kontrol hanya 25%. Hasil analisis statistika dengan menggunakan chi square menunjukan nilai x2hitung (8,12) > x2tabel (3,84)  dan nilai P = 0,004 < 0,05 dengan  < 5 %. Simpulan: Terdapat hubungan bermakna antara pajanan bising kontinyu tromol emas dengan keluhan dispepsia pada masyarakat Desa Tatelu. Kata kunci: bising, stres, dispepsia.