Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Formulation, Characterization and Stability of Ibuprofen-Loaded Self-Nano Emulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) Yandi Syukri; Hannie Fitriani; Herianto Pandapotan; Bambang Hernawan Nugroho
Indonesian Journal of Pharmacy Vol 30 No 2, 2019
Publisher : Faculty of Pharmacy Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Skip Utara, 55281, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (834.106 KB) | DOI: 10.14499/indonesianjpharm30iss2pp105-113

Abstract

Ibuprofen is a poorly water-soluble drug with analgesic, antipyretic and anti-inflammatory effects. Self-Nano Emulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) formulation is a solution to improve the solubility and bioavailability of ibuprofen. This research purposed to perform a formulation, characterization, and stability studies of ibuprofen-loaded Self-Nano Emulsifying Drug Delivery System (SNEDDS). Screening of ibuprofen SNEDDS was prepared by ternary diagrams for the chosen co-surfactants, surfactants, and oil. The following was characterizations of droplet size, zeta potential, and clarity. The solubility test for the determination of co-surfactant, surfactant, and oil obtained Propylene glycol monocaprylate (Capryol-90), Polysorbate 20 (Tween 20) and PEG 400. The screening of SNEDDS showed nine formulas (compositions) in the range concentration of Propylene glycol monocaprylate (1-3 mL), Polysorbate 20 (4-8 mL), and PEG 400 (1-3 mL). The composition of Propylene glycol monocaprylate (1-2 mL), Polysorbate 20 (5-8 mL) and PEG 400 (1-3 mL) passed the thermodynamic stability test. The test of robustness to dilution and stability study indicated that the formula with Propylene glycol monocaprylate, Polysorbate 20 and PEG 400 with the ratio of 1: 8: 1 and 1: 7: 2 was more stable. In conclusion, the stable ibuprofen SNEDDS could be prepared with Propylene glycol monocaprylate, Polysorbate 20, and PEG 400.
Penggunaan D-Optimal Mixture Design untuk Optimasi dan Formulasi Self-Nano Emulsifying Drug Delivery System (SNEEDS) Asam Mefenamat Yandi Syukri; Bambang Hernawan Nugroho; Istanti Istanti
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 7, No 3 (2020): J Sains Farm Klin 7(3), Desember 2020
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (745.819 KB) | DOI: 10.25077/jsfk.7.3.180-187.2020

Abstract

This study aimed to optimize and formulate the poorly water-soluble mefenamic acid in the self-nano emulsifying drug delivery system (SNEDDS) using D-optimal mixture design. The initial screening was carried out to determine phases of the oil, surfactants, and co-surfactants used to prepare the ternary phase diagram. D-optimal mixture design was used to optimize SNEDDS loading mefenamic acid by selecting SNEDDS composition as an independent factor and SNEDDS characterization as a response. SNEDDS in the optimal formula were characterized, including transmittance, particle size, polydispersity index (PDI), and zeta potential. Oleic acid, Tween 80, and polyethylene glycol (PEG) 400 were the selected oil, surfactant, and co-surfactant phases for their greatest ability to dissolve mefenamic acid. The optimization results showed that the optimal formula was that using 10% oleic acid, 80% of Tween 80, and 10% of PEG 400. SNEDDS loading mefenamic acid produced nanoemulsion with 88.5% of transmittance, 190.03 ± 1.18 nm of particle size, 0.469 ± 0.03 of PDI, and -44.1 ± 1.69 mV of zeta potential. This study concludes that the D-optimal mixture design can be used to optimize and prepare the SNEDDS loading poorly-water soluble mefenamic acid.
PENGOBATAN ANTI KANKER PAYUDARA TERBARU DARI EKSTRAK DAUN SINGKONG KARET (Manihot glazovii) BERBASIS TEKNOLOGI NANOPARTIKEL EMAS Tri Senja Aprilia; Sirikit Wangi Sarindang; Prima Aulia Putra; Bambang Hernawan Nugroho
Khazanah: Jurnal Mahasiswa Vol. 10 No. 2: Oktober 2018
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nanopartikel emas banyak digunakan dalam bidang kesehatan sebagai, biosensor, terapi kanker, antimikroba, dan dalam sistem penghantaran obat. Kandungan flavonoid berupa rutin dalam daun singkong karet (Manihot glazovii) memiliki peran sebagai bioreduktor, penstabil dalam sintesis nanopartikel emas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preparasi, karakterisasi, dan aktivitas anti kanker nanopartikel emas dari ekstrak daun singkong karet dengan biosintesis high energy. Nanopartikel emas dibuat dengan mencampurkan HAuCl4 (Asam Kloroaurat) dengan ekstrak menggunakan ultrasonik. Karakterisasi nanopartikel emas meliputi observasi visual nanopartikel emas, waktu pembentukan nanopartikel emas menggunakan spektrofotometer UV-VIS, ukuran partikel menggunakan particle size analyzer, profil gugus fungsional menggunakan Fourier Transform Infrared (FTIR), morfologi menggunakan SEM dan TEM, serta uji aktivitas antikanker menggunakan MTT Assay pada sel kanker payudara (T47D). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa formula terbaik dengan biosintesis high energy adalah formulasi dengan perbandingan ekstrak 5% 1000 ul : HAuCl4 375 ul. Formula tersebut mengalami perubahan warna dari kuning menjadi merah muda, memiliki panjang gelombang 540 nm, ukuran partikel rata-rata 65 nm, dengan nilai PDI 0,44, memiliki morfologi segitiga, heksagon, dan lingkaran, serta memiliki aktivitas anti-kanker pada sel kanker T47D dengan mengggunakan MTT Assay. Kesimpulan: Nanopartikel emas terbentuk dari ekstrak daun singkong karet (ekstrak 5% 1000ul: asam Chloroauric 375 ul) dan terbukti memiliki aktivitas anti kanker payudara
INOVASI PENGOBATAN ANTIKANKER PAYUDARA DARI NANOPARTIKEL EMAS EKSTRAK DAUN TIN (Ficus carica L.) Yandi Syukri; Bambang Hernawan Nugroho; Yoga Febriana; Aldia Dwi Karina Ningrum; Galuh Annaba Maharani
Khazanah: Jurnal Mahasiswa Vol. 11 No. 1: Agustus 2019
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah melakukan biosintesis karakterisasi nanopartikel emas dari esktrak daun tin yang berkhasiat sebagai antikanker payudara khususnya terhadap sel T47D. Biosintesis dilakukan dengan cara mencampurkan ekstrak daun tin hasil maserasi dengan larutan HAuCl4 menggunakan ultrasonikasi. Terbentuknya nanopartikel emas ditunjukkan dengan terjadinya perubahan warna dari kuning menjadi merah muda pada jam ke-3, panjang gelombang 544,40 nm, ukuran partikel 80,46 ± 0,288 nm dengan nilai indeks polidispersi 0,292 ± 0,013 Ð. Morfologi sediaan menunjukkan bentuk segitiga, heksagonal, dan bulat. Hasil FTIR menunjukkan adanya gugus C=O dan –OH yang menandakan adanya flavonoid. Nanopartikel emas daun tin memiliki IC50 terhadap sel kanker payudara T47D dan sel vero berturut-turut sebesar 81,43 ppm dan 74,09 ppm. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun tin dapat digunakan untuk pembuatan nanopartikel emas dengan sederhana dan ramah lingkungan serta memiliki potensi sebagai antikanker payudara namun tidak selektif terhadap sel vero.
IDENTIFIKASI CARA PENCEGAHAN PEMALSUAN BAHAN BAKU HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS OBAT HERBAL DI CV. BINA SYIFA MANDIRI Illah Rahmawat; Tri Senja Aprilia; Sirikit Wangi Sarindang; dia Purnika; Tendy Kurniawan; Bambang Hernawan Nugroho
Khazanah: Jurnal Mahasiswa Vol. 9 No. 1: Agustus 2017
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

CV. Bina Syifa Mandiri merupakan salah satu usaha kecil obat tradisional yang sedang berkembang sejak tahun 2005. Aspek bahan baku atau simplisia menjadi bagian penting bagi CV. Bina Syifa Mandiri untuk menjamin dihasilkannya produk yang bermutu dan berkualitas. Salah satu bahan baku yang digunakan adalah simplisia rimpang temulawak. Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi cara mencegah pemasokan bahan baku simplisia temulawak palsu untuk meningkatkan kualitas obat herbal di CV. Bina Syifa Mandiri. Metode penulisan artikel ini dilakukan dengan menggunakan sumber data sekunder, wawancara dan pengamatan langsung. Pencegahan pemalsuan bahan baku herbal di CV. Bina Syifa Mandiri dapat dilakukan dengan cara: pelatihan personalia, penerapan Standar Operasional Prosedur, protokol standar dan dokumen untuk penerimaan bahan baku simplisia rimpang temulawak, penggunaan label untuk penandaan status bahan baku dan pemenuhan ketersediaan instrumen untuk melakukan spesifikasi simplisia rimpang temulawak.
PENGARUH VARIASI KONSENTRASI NATRIUM TRIPOLIFOSFAT PADA NANOEMULSI METODE GELASI IONIK EKSTRAK ETANOL Sargassum sp.: EFFECT OF VARIATION OF SODIUM TRIPOLYPHOSPHATE CONCENTRATION ON NANOEMULSION IONIC GELATION METHOD OF ETHANOL EXTRACT Sargassum sp. Agung Giri Samudra; Nurfijrin Ramadhani; Reza Pertiwi; Apriza Hongko Putra; Bambang Hernawan Nugroho; Fathnur Sani K
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 7 No 2 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v7i2.361

Abstract

Penggunaan nanoemulsi sediaan farmasi diharapkan dapat meningkatkan penetrasi dan absorpsi bahan aktif tanpa perlu menambahkan eksipien penetrasi lain dan memiliki luas permukaan yang besar sehingga lebih efektif sebagai sistem pembawa. Natrium tripolifosfat dikenal sebagai zat pengikat silang yang paling baik untuk berinteraksi dengan polikation kitosan untuk membentuk nanoemulsi. Mengetahui karakteristik ekstrak etanol Sargassum sp. yang dikorporasikan ke dalam bentuk nanoemulsi dengan adanya variasi konsentrasi natrium tripolifosfat. Nanoemulsi metode gelasi ionik menggunakan magnetik stirer kecepatan 750 rpm dengan perbandingan ekstrak etanol Sargassum sp.: larutan kitosan: larutan natrium tripolifosfat: larutan tween formula 1 (0,25 gram; 0,1% 18 mL; 0,2% 9 mL; 0,5% 3mL); formula 2 (0,25 gram; 0,1% 18 mL; 0,4% 9 mL; 0,5% 3 mL) dan formula 3 (0,25 gram; 0,1% 18 mL; 0,8% 9 mL; 0,5% 3 mL). Karateristik nanoemulsi berupa ukuran partikel dan nilai zeta potensial. Koloid nanoemulsi yang terbentuk dikarakterisasi berupa ukuran partikel (nm); potensial zeta (mV) yaitu formula 1 (149,1±3,5 nm; 16.5±0,3 mV); formula 2 (107,1±0,5 nm; 12,7±0,1 mV); formula 3 (101,7±0,7 nm; 8,2±0,2 mV). Variasi konsentrasi larutan natrium tripolifosfat mempengaruhi ukuran partikel dan nilai potensial zeta. Semakin tinggi konsentrasi larutan natrium tripolifosfat maka memperkecil ukuran patikel dan potensial zeta. Ukuran partikel terkecil pada formula 3, sedangkan nilai potensial zeta terbaik yang paling mendekati 30 mV pada formula 1.
Efek pembelajaran kooperatif dalam proses pembelajaran dan pencapaian tujuan pembelajaran pada mata kuliah pharmaceutical engineering Bambang Hernawan Nugroho
Refleksi Pembelajaran Inovatif Vol. 1 No. 2 (2019): Volume 1 Nomor 2 Tahun 2019
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/rpi.vol1.iss2.art4

Abstract

This study aims to determine the effectiveness of cooperative learning to improve learning outcomes by involving foreign partners. Learning activities are carried out by cooperative methods, that students give an outline of the subject of learning topics, developed in groups from the subject matter, then transform their learning outcome to mind mapping. The final step, the lecturer, will give feedback. The results of mind mappings presented individually into groups after which students see the ability to learn outcome achievement. Assessment methods carried out are structured assignments, multiple-choice and online essay answers using Turnitin® software and google classroom on course learning outcomes (CPMK). The CPMK evaluation results obtained values of more than 70%, with a minimum distribution of values A, A- and A / B, respectively 89.3%, 3.6% and 7.1%. Use of devices during lectures more than 87% of respondents agreed. Mind Mapping can help and formulate problems more than 94% of respondents agree, and cooperative methods can receive with an average value of 92.2. Foreign lecturers can increase the knowledge of lecturers and students by providing a detailed description of supporting facilities and equipment in the pharmaceutical industry. The limitations of this study are descriptive without comparing the treatment of other learning methods due to the limited number of classes and elective courses. A comprehensive evaluation of the CPMK depth and appropriate assessment is needed. Cooperative learning methods can increase the effectiveness of achieving learning goals and can apply in small classes with some students, not more than 30 people for one lecture.
PENGARUH VARIASI KONSENTRASI NATRIUM TRIPOLIFOSFAT PADA NANOEMULSI METODE GELASI IONIK EKSTRAK ETANOL Sargassum sp.: EFFECT OF VARIATION OF SODIUM TRIPOLYPHOSPHATE CONCENTRATION ON NANOEMULSION IONIC GELATION METHOD OF ETHANOL EXTRACT Sargassum sp. Agung Giri Samudra; Nurfijrin Ramadhani; Reza Pertiwi; Apriza Hongko Putra; Bambang Hernawan Nugroho; Fathnur Sani K
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 7 No 2 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v7i2.361

Abstract

Penggunaan nanoemulsi sediaan farmasi diharapkan dapat meningkatkan penetrasi dan absorpsi bahan aktif tanpa perlu menambahkan eksipien penetrasi lain dan memiliki luas permukaan yang besar sehingga lebih efektif sebagai sistem pembawa. Natrium tripolifosfat dikenal sebagai zat pengikat silang yang paling baik untuk berinteraksi dengan polikation kitosan untuk membentuk nanoemulsi. Mengetahui karakteristik ekstrak etanol Sargassum sp. yang dikorporasikan ke dalam bentuk nanoemulsi dengan adanya variasi konsentrasi natrium tripolifosfat. Nanoemulsi metode gelasi ionik menggunakan magnetik stirer kecepatan 750 rpm dengan perbandingan ekstrak etanol Sargassum sp.: larutan kitosan: larutan natrium tripolifosfat: larutan tween formula 1 (0,25 gram; 0,1% 18 mL; 0,2% 9 mL; 0,5% 3mL); formula 2 (0,25 gram; 0,1% 18 mL; 0,4% 9 mL; 0,5% 3 mL) dan formula 3 (0,25 gram; 0,1% 18 mL; 0,8% 9 mL; 0,5% 3 mL). Karateristik nanoemulsi berupa ukuran partikel dan nilai zeta potensial. Koloid nanoemulsi yang terbentuk dikarakterisasi berupa ukuran partikel (nm); potensial zeta (mV) yaitu formula 1 (149,1±3,5 nm; 16.5±0,3 mV); formula 2 (107,1±0,5 nm; 12,7±0,1 mV); formula 3 (101,7±0,7 nm; 8,2±0,2 mV). Variasi konsentrasi larutan natrium tripolifosfat mempengaruhi ukuran partikel dan nilai potensial zeta. Semakin tinggi konsentrasi larutan natrium tripolifosfat maka memperkecil ukuran patikel dan potensial zeta. Ukuran partikel terkecil pada formula 3, sedangkan nilai potensial zeta terbaik yang paling mendekati 30 mV pada formula 1.