Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Evaluasi Potensi Fraksi Rumput Gong (Eriocaulon cinereum R. Br) sebagai Antikanker Serviks terhadap sel HeLa Pinus Jumaryatno; Arde Toga Nugraha; Widyanur Maya Diahandari; Auva Azkiya
Majalah Farmasetika Vol. 4, Supl. 1, Tahun 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v4i0.25872

Abstract

Rumput gong (Eriocaulon cinereum R. Br.) merupakan tumbuhan yang secara tradisional telah dipergunakan masyarakat Bangka Belitung untuk mencegah pertumbuhan kanker. Penelitian pendahuluan memperlihatkan bahwa ekstrak etil asetat dan metanol rumput gong memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel HeLa dengan IC50 masing-masing sebesar 580,07 μg/ml dan 626,41 μg/ml. Hal ini menunjukkan bahwa rumput gong berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan baku obat antikanker serviks. Dalam upaya pengembangan tersebut perlu diketahui senyawa yang bertanggung jawab terhadap aktivitas sitotoksik terhadap sel HeLa. Sebagai langkah awal untuk memperoleh senyawa aktif antikanker serviks dari rumput gong maka dilakukan fraksinasi terhadap ekstrak serta evaluasi aktivitas sitotoksiknya terhadap sel HeLa. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aktivitas sitotoksik fraksi dari ekstrak etil asetat dan metanol rumput gong terhadap sel HeLa. Ekstrak etil asetat dan metanol rumput gong diperoleh melalui maserasi bertingkat dengan bantuan sonikasi. Selanjutnya ekstrak etil asetat rumput gong difraksinasi menggunakan kromatografi cair vakum dengan fase gerak diklorometana dan etil asetat, sedangkan ekstrak metanol rumput gong difraksinasi menggunakan fraksinasi cair-cair secara bertingkat dengan diklorometana, kloroform dan air. Aktivitas sitotoksik dari masing-masing fraksi dievaluasi menggunakan metode MTT assay dan diukur dengan microplate reader pada panjang gelombang 595 nm. Hasil uji aktivitas sitotoksik dianalisa secara statistik menggunakan analisis PROBIT dengan SPSS 16 for Windows®. Fraksi diklorometana dan etil asetat dari ekstrak etil asetat rumput gong menunjukkan aktivitas sitotoksik terhadap sel HeLa dengan IC50 masing-masing sebesar 466,61 μg/ml dan 267,34 μg/ml. Nilai IC50 fraksi-fraksi yang diperoleh dari ekstrak metanol rumput gong adalah 235,65 μg/ml (fraksi diklorometana) dan 2325,30 μg/ml (fraksi air), sedangkan fraksi kloroform tidak memperlihatkan adanya aktivitas sitotoksik. Fraksi etil asetat dari ekstrak etil asetat rumput gong dan fraksi diklorometana dari ekstrak metanol memiliki aktivitas sitotoksik yang paling poten terhadap sel HeLa. Dengan demikian fraksi-fraksi tersebut berpotensi untuk dilakukan pengkajian lebih lanjut sebagai antikanker serviks.
PROFIL SENYAWA DAN AKTIFITAS ANTIOKSIDAN DAUN YAKON (Smallanthus sonchifolius) DENGAN METODE DPPH DAN CUPRAC Arde Toga Nugraha; Muhammad S. Firmansyah; Pinus Jumaryatno
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 13 No. 1 (2017): Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Abstract Yakon (Smallanthus sonchifolius) is a plant of the Asteraceae family. Traditionally this plant has been protected immune from oxidant damage. The objective of this research was to evaluate the potential antioxidant activity of yacon leaf (Smallanthus sonchifolius) based on its antioxidant activity which carried by DPPH and CUPRAC methods. It also searches compounds from the leaves yacon (Smallanthus sonchifolius). The research process begins with the extraction process used soxletasion with 96% ethanol. The extract was tested qualitatively DPPH and calculated levels of total flavonoids and total phenolic. Result of total flavonoids was 98.229 mg QE / g. Result of total phenolic content was 27.246 mg GAE / g. Extract later in the fractionation and produces seven factions. The results of the fractions are conducted quantitative DPPH and CUPRAC. The value of antioxidant activity using DPPH method was IC50 106.57 µg/mL and CUPRAC 31407.79 REmol/g extract. The results showed that yacon (Smallanthus sonchifolius) has a good potential as an antioxidant. Keywords : Yacon, Smallanthus sonchifolius, DPPH, CUPRAC Intisari Yakon (Smallanthus sonchifolius) merupakan tanaman dari famili Asteraceae. Secara tradisional tanaman ini dipercaya dapat memelihara daya tahan tubuh dari kerusakan oksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi aktivitas antioksidan dari daun yakon (Smallanthus sonchifolius) berdasarkan pada hasil pengujian menggunakan metode DPPH dan CUPRAC serta kandungan senyawa yang terdapat dalam tumbuhan tersebut. Proses penelitian diawali dengan proses ekstraksi menggunakan metode sokhletasi menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak kemudian diuji secara kualitatif menggunakan reagen DPPH serta dilakukan penghitungan kadar total flavonoid dan total fenoliknya. Hasil perhitungan total flavonoid dan total fenolik yang diperoleh dari ekstrak tersebut adalah sebesar 98,229 mg QE/g ekstrak dan 27,246 mg GAE/g. Ekstrak kemudian difraksinasi hingga dihasilkan tujuh fraksi. Fraksi-fraksi tersebut kemudian diuji aktivitas antioksidannya menggunakan metode DPPH dan CUPRAC. Nilai IC50 yang diperoleh dengan menggunakan metode DPPH adalah sebesar 106,57 µg/mL. dan CUPRAC sebesar 31407,79 µmol RE/g ekstrak. Hasil tersebut memperlihatkan bahwa yakon (Smallanthus sonchifolius) memiliki potensi yang cukup baik dalam perannya sebagai antioksidan. Kata kunci : Yakon, Smallanthus sonchifolius, DPPH, CUPRAC 
Determination of antioxidant active fraction from ethanol extract of benalu leaves (Scurrula atropurpurea (Bl.) Denser) which grows on rambutan trees Sista Werdyani; Denda Suli Hartati; Pinus Jumaryatno
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 15 No. 2 (2019): Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jif.vol15.iss2.art3

Abstract

IntisariLatar belakang: Aktivitas antioksidan benalu dapat berbeda apabila inang yang ditumbuhi berbeda. Penelusuran senyawa aktif antioksidan pada benalu rambutan belum pernah dilakukan, padahal pohon rambutan diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi.Tujuan: Mengetahui golongan senyawa yang terkandung dalam fraksi aktif dengan aktivitas antioksidan tertinggi dan menghitung aktivitas antioksidannya menggunakan metode DPPH.Metode: Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi dan dilanjutkan dengan fraksinasi menggunakan kromatografi kolom vakum (KCV). Uji kualitatif kandungan senyawa ekstrak dan fraksi selanjutnya dilakukan dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT) dengan bantuan reagen semprot. Aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi kemudian dihitung dengan metode DPPH.Hasil: Aktivitas antioksidan tertinggi adalah fraksi 5 dengan nilai IC50 7,211   ± 0,072. Kelompok senyawa pada fraksi 5 adalah flavonoid dan tannin. Kesimpulan: Senyawa aktif antioksidan dalam ekstrak etanol daun benalu rambutan terdapat dalam fraksi 5 dan diduga termasuk ke dalam golongan senyawa flavonoid dan atau tannin.  Kata kunci: Antioksidan, DPPH, benalu rambutan, Scurrula atropurpurea (Bl.) Denser Determination of Antioxidant Active Fraction from Ethanol Extract of Benalu Leaves (Scurrula atropurpurea (Bl.) Denser) which Grows on Rambutan TreesAbstractBackground: Antioxidant activity of benalu can be different if the overgrown host is different. The study for antioxidant active compounds in benalu which grows on rambutan trees has never been done, even though rambutan trees are known to have high antioxidant activity.Objective: to investigate the class of compounds contained in the active fraction with the highest antioxidant activity and to calculate their antioxidant activity using DPPH methods.Method: Extraction was carried out by maceration method and continued with fractionation using vacuum column chromatography (KCV). Qualitative tests of extract compound content and subsequent fractions were carried out by thin layer chromatography (TLC) method with the help of spray reagents. The antioxidant activity of extracts and fractions was then calculated using the DPPH method.Results: The highest antioxidant activity was fraction 5 with IC50 value 7.211 ± 0.072. The group of compounds in fraction 5 are flavonoids and tannins. Conclusion: The antioxidant active compounds in the ethanol extract of benalu which grows in rambutan were found in fraction 5 and were thought to belong to the class of flavonoids and or tannins. Keywords: antioxidant, DPPH, rambutan’s benalu, Scurrula atropurpurea (Bl.) Denser
ANTIOXIDANT ACTIVITY OF ETHANOLIC EXTRACT AND FRACTION OF SALAK FRUIT SEEDS ( Salacca zalacca (Gaertn.) Voss. ) USING DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) METHOD Sista Werdyani; Pinus Jumaryatno; Nur Khasanah
EKSAKTA: Journal of Sciences and Data Analysis VOLUME 17, ISSUE 2, August 2017
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/eksakta.vol17.iss2.art5

Abstract

Salak seeds have been developed as a beverage, but there was still a little amount of research that focused on salak seeds. This research was conducted to find out the chemical compounds and the antioxidant activity of ethanolic extract and fraction of salak fruits seeds ( Salacca zalacca (Gaertn.) Voss. ) which have been grown extensively in Sleman Yogyakarta. Extraction was conducted using maceration, followed by fractionation using vacuum liquid chromatography. The identification of the chemical compounds contained in the ethanolic extract and fraction was performed by thin layer chromatography method, while the antioxidant activity was performed by DPPH method. Comparison of antioxidant activity was seen using IC50 values. The results showed that ethanol extract and fraction contained phenol, flavonoid, and tannin. The largest antioxidant activity was found in F7 with an IC50 value of 110.16 μg / ml.
Standardization of the Extract of Cultivated Ipomoea reptans Poir. Leaves from Sardonoharjo, Sleman and Its Potency as Antioxidant FARIDA HAYATI; ARI WIBOWO; PINUS JUMARYATNO; ARDE TOGA NUGROHO; DIAN AMALIA
JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol 13 No 2 (2015): JIFI
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1745.89 KB)

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui nilai parameter spesifik dan nonspesifik standardisasi ekstrak kangkung darat hasil budidaya di wilayah Sardonoharjo, Sleman serta potensinya sebagai antioksidan. Sampel yang digunakan dipanen pada saat usia kangkung darat ±25-30 hari setelah penanaman. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Parameter spesifik terdiri dari uji organoleptik, pola kromatografi, kadar senyawa marker dan parameter nonspesifik terdiri dari uji bobot jenis,uji kadar air, uji kadar abu total, uji kadar abu tidak larut asam, uji cemaran logam, uji cemaran mikroba, uji cemaran kapang dan khamir, perkiraan angka koliform, dan uji sisa pelarut etanol. Hasil standardisasi ekstrak menunjukkan nilai pengukuran berturut-turut untuk parameter kadar air 16,45±0,05%, bobot jenis ekstrak 3,26±3,37x10-3 g/mL, kadar abu total 4,52± 0,77%. Tidak terdapat sisa pelarut etanol di dalam ekstrak, serta angka cemaran mikroba, angka kapang dan khamir, angka koliform, serta cemaran logam timbal (Pb) dan kadmium (Cd), di dalam ekstrak di bawah standar batas maksimal yang ditetapkan BPOM. Hasil pengukuran dengan KLT densitometri menunjukkan nilai kadar β-karoten di dalam ekstrak sebesar 5,7% (b/b). Hasil Uji aktivitas antioksidan dengan menggunakan 2,2-diphenyl-1- picrylhydrazyl (DPPH) menunjukkan nilai IC50 ekstrak daun kangkung sebesar 178,3 μg/ mL.