Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

ANALISIS PENGARUH SUPPLY CHAIN MANAGEMENT TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING DAN KINERJA PERUSAHAAN (STUDI PADA UMKM KLASTER BANDENG PRESTO SEMARANG) Tita Latifah Ahmad; Hanin Fitria
Jurnal Aplikasi Ilmu Teknik Industri (JAPTI) Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/japti.v2i2.2172

Abstract

UMKM Klaster Bandeng Presto Semarang mengalami beberapa masalah utama khususnya dalam hal persaingan yang salah satu penyebabnya yaitu produk yang dijual hampir sama. Situasi diperburuk karena adanya pandemi covid-19 sehingga membuat omset penjualan turun drastis sampai 90%. Memahami dan mempraktikkan SCM menjadi sebuah prasyarat penting untuk tetap kompetitif dalam persaingan dan meningkatkan kinerja perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Praktik SCM terhadap Keunggulan Bersaing dan Kinerja Perusahaan dengan metode Structural Equation Modelling (SEM) – Partial Least Square (PLS). Berdasarkan hasil analisis PLS didapatkan hasil bahwa Praktik SCM tidak memiliki pengaruh yang positif terhadap Kinerja Perusahaan dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,244 dan nitai t (1,062) ≤ nilai t tabel (1,36). Namun, praktik SCM memiliki pengaruh yang positif terhadap Keunggulan Bersaing dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,452 dan nilai t (1,588) ≥ nilai t tabel (1,36). Sementara itu, Kinerja Perusahaan memiliki pengaruh yang positif terhadap Keunggulan Bersaing dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,526 dengan nilai t (2,304) ≥ nilai t tabel (1,36). Untuk indikator Praktik SCM yang digunakan yaitu Strategic Supplier Partnership, Customer Relationship dan Information Sharing. Indikator Keunggulan Bersaing berdasarkan harga, kualitas, delivery, dependability dan inovasi produk. Indikator Kinerja Perusahaan yaitu dilihat dari kinerja keuangan (tingkat pengembalian atas penjualan, perbaikan produktivitas kerja dan perbaikan biaya produksi) dan kinerja operasional (efektifitas pemasaran dan kepuasan pelanggan).
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM UPAYA MANAJEMEN RISIKO PENGEMBANGAN FINANCIAL ENGINEERING DALAM BISNIS Hanin Fitria; Nunung Agus Firmansyah; Syaiful Umam Rizaq
Jurnal Aplikasi Ilmu Teknik Industri (JAPTI) Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/japti.v2i2.2167

Abstract

Permasalahan keuangan dalam bisnis tersebut memunculkan sebuah temuan pengembangan bisnis baru. Pengembangan tersebut yaitu dengan menerapkan financial engineering dalam bisnis. Financial engineering (rekayasa keuangan) adalah proses perencanaan, pengembangan, dan penerapan inovasi dan formalisasi produk keuangan untuk memecahkan masalah di sektor keuangan. Pengusaha dan pemilik bisnis membutuhkan pemahaman yang jelas tentang apa yang dimaksud dengan financial engineering dan bagaimana teknologinya dapat diterapkan. Dengan memahami financial engineering ini diharapkan kelangsungan hidup perusahaan akan bertahan lama dan ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup perusahaan dapat dihindari. Namun dalam sebuah pengembangan financial engineering dalam bisnis perlu dilakukan manajemen yang baik. Hal itu dilakukan untuk meminimalisir risiko-risiko yang akan muncul di kemudian hari. Risiko memiliki berbagai macam, risiko merupakan sebuah masalah yang perlu dihindari. Manajemen risiko akan menghadapi tantangan berat ketika mendekati kebutuhan spesifik dan endogen. ISO 31000:2009 memberikan pedoman umum dan kerangka kerja dalam manajemen risiko dari berbagai negara. Pedoman dalam ISO 31000:2009 memberikan dorongan untuk tindakan pencegahan yang dapat diterapkan dalam mengantisipasi dampak negatif dari risiko yang muncul. Dari permasalahan tersebut maka akan dilakukan analisis risiko apa yang akan terjadi dalam sebuah bisnis yang melakukan pengembangan financial engineering. Dalam penelitian ini digunakan studi analisis dari permasalahan yang nyata pada pengembangan financial engineering dalam bisnis yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Sehingga nantinya akan didapatkan kesimpulan risiko yang muncul dalam penerapan financial engineering. Kata kunci: risk management, financial engineering, business
PENINGKATAN KAPASITAS UKM INDUSTRI KONSTRUKSI MELALUI MARKETPLACE DI MASA PANDEMI COVID 19 Yoga A Harsoyo; Hanin Fitria; Jafar Muhammad
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2021: 4. Kapasitas Daya Saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Badan Usaha Milik Desa( BU
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.678 KB) | DOI: 10.18196/ppm.44.705

Abstract

Pengembangan teknologi bagi UKM sangatlah penting. Terlebih dalam masa pandemi Covid 19, UKM perlu untuk dibantu dalam melakukan pengembangan teknologi untuk dapat bertahan melawan kondisi. Salah satunya yaitu UKM konstruksi yang masih menggunakan sistem tradisional dalam melakukan proses bisnisnya. Digitalisasi pada industri konstruksi sangat lambat, terlbih pada UKM konstruksi. Padahal pemanfaatan digitalisasi sangatlah penting dalam usaha meningkatkan daya saing industri konstruksi nasioanal. Digitalisasi UKM konstruksi dapat dilakukan dengan pengembangan sistem marketplace. Sistem yang diterapkan pada UKM konstruksi akan memiliki peluang untuk dapat terjun dalam proyek-proyek besar yang diadakan pemerintah maupun swasta. Marketplace ini juga memudahkan UKM konstruksi mendapatkan biaya secara transparan yang didukung metode pembiayaan flexible yang memudahkan business process dalam bisnis dalam proyek konstruksi. Di sisi supplier dan distributor yang merupakan UKM konstruksi dapat memberi bantuan dalam pemasaran produk, serta meminimalisir biaya operasional bisnisnya. Penelitian ini dilakukan pada 68 pengguna jasa UKM konstruksi di Yogyakarta dengan metode IPA. Didapatkan hasil bahwa titik kritis dalam pelayanan jasa UKM konstruksi pada empat variabel pelayanan. Dari empat variabel tersebut dibentuk sebuah fitur marketplace yang meningkatkan pelayanan serta kapasitas UKM konstruksi di Yogyakarta. Didapatkan hasil pembentukan marketplace dapat menangani permasalahan penukaran, keluhan, pengalaman manajemen pelaksanaan, dan informasi mengenai produk/jasa yang ditawarkan.
Pemanfaatan Masker Limbah COVID-19 Sebagai Upaya Mengurangi Pencemaran Lingkungan Hanin Fitria; Tita Latifah Ahmad; Syaiful Umam Rizaq
Metode : Jurnal Teknik Industri Vol. 8 No. 1 (2022): Jurnal Metode
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.261 KB) | DOI: 10.33506/mt.v8i1.1698

Abstract

Masker adalah salah satu jenis alat pelindung diri yang paling penting digunakan sebagai penghalang utama untuk melindungi dari virus yang menyebar melalui tetesan ini. Masker medis merupakan masker yang mudah ditemukan dan sekali pakai yang biasa digunakan oleh tenaga kesehatan yang bertugas. Masker medis berbentuk persegi panjang dan terdiri dari 3 atau 4 lapisan. Setiap lapisan terdiri dari serat lembut hingga sangat lembut. Karakteristik kinerjanya mengikuti serangkaian metode pengujian standar (ASTM F2100, EN 14683 atau setara) yang bertujuan untuk menyesuaikan filtrasi yang baik, ventilasi yang baik, dan ketahanan (opsional) terhadap penetrasi cairan.  Mengenakan masker sudah menjadi kehidupan sehari-hari bagi banyak orang. Hal ini telah menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam permintaan masker wajah sekali pakai di seluruh dunia. Masker wajah sekali pakai adalah salah satu jenis APD yang paling umum digunakan untuk mencegah infeksi virus. Namun, penanganan yang salah dari bahan-bahan ini mengancam lingkungan dengan bentuk-bentuk baru polusi plastik. Mengabaikan keseriusan masalah ini, sejumlah besar mikroplastik dapat dilepaskan ke tempat pembuangan sampah dan lingkungan laut, yang dapat memiliki implikasi serius bagi flora dan fauna. Oleh karena itu, penelitian ini memaparkan dua opsi untuk mendaur ulang limbah masker COVID-19. Selain itu, kami akan menjelaskan perencanaan produk dengan metode QFD.
DESIGN OF HOTEL PERFORMANCE LEVEL MEASUREMENT SYSTEM BASED ON HALAL VALUE WITH BSC METHOD Hanin FItria; Syahrial Aman; Tita Latifah Ahmad
Journal of Industrial Engineering and Halal Industries Vol. 2 No. 2 (2021): Journal of Industrial Engineering and Halal Industries (JIEHIS)
Publisher : Industrial Engineering Department, Faculty of Science and Engineering, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jiehis.3442

Abstract

In running the hotel business, it is always required to be able to compete and maintain the loyalty of the stakeholders in order to continue to exist. One of the efforts to be able to compete and maintain the loyalty of stakeholders is to find out how far the performance of the hospitality business is and what efforts are being made to improve its performance. In measuring company performance, it does not only focus on general aspects, but also considers other aspects, namely measuring company performance based on its halal value. In this study, the Balanced Scorecard method was used based on halal values ​​to be able to measure the company's performance. The results obtained after measuring using the Balanced Scorecard, namely the final score of the company's overall performance was obtained at 82.08% which was included in the very good category. From a financial perspective, the results of achievement, level of achievement, and scores from 2013 to 2015 were 32.95%, 71.04%, and 71.04%, respectively. Then from the customer's perspective, the results of achievement, level of achievement, and scores from 2013 to 2015 were 83.98%, 92.48%, and 92.48%, respectively. From the perspective of internal business processes, the results of achievement, level of achievement, and scores from 2013 to 2015 were 83.34%, 83.34%, and 83.34%, respectively. From the growth and learning perspective, the results of achievement, level of achievement, and scores from 2013 to 2015 were 60.78%, 86.26%, and 86.26%, respectively. However, the measurement using the Balanced Scorecard only focuses on the company's financial results and the unfavorable correlation between non-financial measures and the results. This situation will be a weakness of the Balanced Scorecard method because it cannot continue to take more specific steps forward so it cannot perform more accurate performance measurements.
THE INFLUENCE OF WORK SAFETY CULTURE AND WORK SAFETY MONITORING SYSTEM ON WORK SAFETY Tita Latifah Ahmad; Hanin Fitria; Cikita Berlian Hakim
Journal of Industrial Engineering and Halal Industries Vol. 3 No. 1 (2022): Journal of Industrial Engineering and Halal Industries (JIEHIS)
Publisher : Industrial Engineering Department, Faculty of Science and Engineering, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jiehis.3486

Abstract

In building construction, there are many things that must be considered, one of which is work safety due to construction industry is a highly hazardous environment. Early signs of an organization's commitment to safety policies are manifested in the safety culture of the organization. Improving contractor safety culture can reduce work accidents on construction industry projects. It is unclear how to improve safety culture among construction industries, practically. The purpose of this study was to analyze the influence of safety culture and its association with management commitment in monitoring system of work safety. Structural Equation Modeling (SEM) method was used by researchers in testing the relationship between the measured variables and the latent construct. According to the results of this study, it can be concluded that Work Safety Culture (X1) has an influence on Work Safety (Y) based on the t-value of 2.721 ≥ 1.64, Work Safety Culture (X1) has an influence on the Work Safety Monitoring System (X2) that verified with a t-value of 3.772, Work Safety Monitoring System (X2) has no effect on Work Safety (Y) based on a t-value of 1.195 < 1.64, and Work Safety Culture (X1) has no influence on Work Safety (Y) through the Work Safety Monitoring System (X2) with a t-value of 0,877. The results of this study can be used as the basis for implementing a safety culture in the company because it is proven to have an important role in work safety so that it is expected to reduce work accidents with the support of management who are committed to consistently carrying out work safety monitoring systems.
To Optimization Of Chicken Feed Production Using Goal Programming Method At PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Makassar Hanin Fitria; Dwijayanti Hasti Widyaningrum; Rahmaniah Malik; Nur Ihwan Safutra; Yan Herdianzah
Journal of Industrial System Engineering and Management Vol. 1 No. 1 (2022): Journal of Industrial System Engineering and Management (Edisi March - )
Publisher : PT. SAFARI AMALIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.576 KB) | DOI: 10.56882/jisem.v1i1.3

Abstract

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk is one of the largest and most integrated agri-food companies in Indonesia. The company's main business units are the manufacture of animal feed, chicken breeding, poultry processing, and agricultural cultivation. This company will automatically continue to increase its production results both in terms of quantity and in terms of quality to be able to compete in the market so that it can expand market share and offer products at affordable costs for consumers. At present, business progress is strongly influenced by fluctuations and variations in consumer demand. This also has an impact on the production of chicken feed carried out by PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk Makassar unit. With the increasing demand for chicken feed, an effort is needed so that the production process runs according to available and profitable resources. This research aims to determine the optimal amount of production to generate optimal company profits. The method used in this study is the goal programming method because it can solve problems optimally with more than one goal. The results of this research show that the product of goal programming optimization is more profitable than the companies. The results obtained from this research are the optimal number of products is 4,967,155 kg, and the minimum production cost is Rp. 1,382,685,942,075, and the sales profit is Rp. 314,569,267,925 for a period of one year.