Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH FARMASETIKA DALAM BENTUK SOAL CERITA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD DIKOMBINASI DENGAN METODE PERMAINAN TRADISIONAL DAN LAGU DAERAH PADA MAHASISWA TINGKAT I PROGRAM STUDI FARMASI S1 STIKES BHAKTI Osie Listina; Agung Nur Cahyanta; Tomy Sugiarto Gautama
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 9 No 2 (2018)
Publisher : STIKES BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa berinteraksi secara kelompok, sehingga mahasiswa bisa menjadi sumber belajar bagi sesamanya. Salah satu metode pembelajaran kooperatif adalah model Student Teams Achievement Division (STAD). Pembelajaran kooperatif model STAD yang didukung dengan motivasi berprestasi diyakini mampu meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Peneliti sekaligus dosen menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dikombinasi menggunakan permainan tradisional dan media pembelajaran menggunakan lagu daerah yang lirik di dalamnya sudah diubah sesuai dengan materi pembelajaran guna meningkatkan aktivitas belajar mata kuliah Farmasetika di kelas A dan B Tingkat I Program Studi Farmasi S1 STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi. Penelitian ini dibagi dalam 2 siklus. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus I dan siklus II menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar mahasiswa yang signifikan dan terlihat pada lembar observasi aktivitas belajar mahasiswa berdasarkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Selanjutnya dilakukan analisis univariate pada tiap variabel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan belajar mahasiswa dalam pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menyebutkan jumlah mahasiswa yang mencapai KKM pada siklus I sebanyak 68 atau sebesar 68,68% dengan rata-rata nilai 78,88. Pada siklus II jumlah mahasiswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 94 mahasiswa atau sebesar 94,94% dengan rata-rata nilai 89,14. Terjadi peningkatan hasil pembelajaran sejumlah 26 mahasiswa dengan persentase 26,26%. Kata Kunci: Pembelajaran kooperatif model STAD, siklus penelitian, permainan tradisional, lagu daerah.
PENGARUH VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK DAUN TEH (Camellia sinensis L) TERHADAP SIFAT FISIK DEODORANT STICK Agung Nur Cahyanta; Endang Istriningsih; Dinar Anggia Zen; Tomy Sugiarto Gautama
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 10 No 1 (2019)
Publisher : STIKES BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jik.v10i1.128

Abstract

Rasa percaya diri seseorang akan meningkat bila badannya berbau harum dan segar. Kebersihan dan bau badan merupakan hal penting dalam higienitas dan penampilan seseorang. Bau badan sangat berhubungan dengan sekresi keringat seseorang dan adanya pertumbuhan mikroorganisme. Deodorant stick merupakan kosmetika yang diformulasikan khusus untuk mengatasi bau badan, yang berfungsi untuk mengurangi keringat karena mengandung zat astringen dan antimikroba yang berguna mencegah pertumbuhan mikroba pada keringat. Salah satu tanaman yang berkhasiat obat dikenal dan digunakan oleh masyarakat ialah tanaman Teh (Camellia sinensis L) yang mengandung Tanin. Menurut Hara (1993) mengemukakan bahwa tanin dapat dipakai sebagai antimikroba, juga berkhasiat sebagai astringen. Ekstrak adalah suatu produk hasil pengambilan zat aktif dari tanaman menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian pelarutnya diuapkan kembali sehingga zat aktif ekstrak menjadi pekat. Sifat fisik dan karekteristik deodorant stick sangat dipengaruhi oleh komposisi penyusunnya, faktor formulasi sangat berpengaruh terhadap kualitas deodorant yang dihasilkan, salah satu penyusun dalam formulasi deodoran stick adalah ekstrak daun Teh sebagai zat aktif. Variasi konsentrasi ekstrak daun Teh 5% (formula X1), 10% (formula X2) dan 15% (formula X3) berpengaruh terhadap sifat fisik deodorant stick yang dihasilkan, pada uji organoleptis diperoleh warna dan kepadatan yang berbeda untuk tiap formula. Analisis data uji waktu leleh menggunakan One Way ANOVA diperoleh nilai signifikan 0,019 < 0,05, dapat disimpulkan bahwa pada taraf kepercayaan 95% menunjukkan ada pengaruh yang nyata perbedaan konsentasi ekstrak daun Teh terhadap waktu leleh deodorant stick, dengan waktu leleh tercepat pada formula X1 sebesar 64,66 menit. Pada analisis data uji titik lebur menggunakan One Way ANOVA diperoleh nilai signifikan 0,019 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa pada taraf kepercayaan 95%, ada pengaruh yang nyata perbedaan konsentrasi ekstrak daun Teh terhadap titik lebur deodorant stick, dengan titik leleh terendah adalah pada formula X1 dengan suhu 44oC. Pengujian keamanan deodorant stick dengan uji iritasi akut dermal diperoleh bahwa pada ketiga formula nilai indeks iritasi menunjukkan kriteria iritan sangat ringan (rentang 0,0–0,4).
PENETAPAN KADAR FLAVONOID TOTAL EKSTRAK DAUN PARE METODE KOMPLEKS KOLORIMETRIDENGAN PENGUKURAN ABSORBANSI SECARA SPEKTROFOTOMETRI Agung Nur Cahyanta
Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 5, No 1 (2016): Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/pjif.v5i1.318

Abstract

Secara empiris daun pare (Momordicacharantia) sangat berpotensi untuk dijadikan sediaan obattradisional. Untuk itu perlu dikembangkan metode standardisasi sediaan obat tradisional, salah satunyaadalah dengan penetapan kadar salah satu kandungan senyawa aktif dalam daun pare. Penelitiansebelumnya menyebutkan bahwa daun pare memiliki kandungan senyawa flavonoid sehingga dapatdilakukan penentuan kadar flavonoid total ekstrak etanol daun pare secara kolorimetri komplementerdengan aluminium klorida untuk menentukan golongan flavon dan flavonol. Dari hasil penelitiandiperoleh kandungan flavonoid total dalam daun pare sebesar 8,30% b/b.
Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Lulur Kombinasi Beras Putih (Oryza Sativa.L.) dan Ampas Kopi Arabika Lailiana Garna Nurhidayati; Agung Nur Cahyanta; Ajeng Meilani
An-Najat Vol. 2 No. 1 (2024): FEBRUARI : An-Najat: Jurnal Ilmu Farmasi dan Kesehatan
Publisher : STIKes Ibnu Sina Ajibarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59841/an-najat.v2i1.926

Abstract

Lulur merupakan sediaan kosmetik tradisional yang diresepkan secara turun temurun untuk perawatan kulit tubuh. Sediaan lulur dapat dihasilkan dari bahan alami, seperti beras dan ampas kopi. Beras putih (Oryza sativa.L.) mengandung beberapa senyawa aktif salah satunya yaitu gamma oryzanol yang memiliki aktivitas yang sangat efektif untuk mencerahkan kulit. Sedangkan kopi telah terbukti mengandung antioksidan dan kafein yang dapat berfungsi sebagai anti penuaan. Tujuan penelitian yaitu memformulasikan dan uji stabilitas fisik sediaan krim lulur kombinasi beras putih dan ampas kopi arabika sebagai perawatan tubuh. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan memvariasikan jumlah serbuk ampas kopi arabika FI 5%, FII 10%, dan FIII 15%. Hasil evaluasi stabilitas fisik menunjukkan semua formula memenuhi syarat stabilitas fisik sediaan yang baik, yaitu organoleptis, pH, daya sebar, dan daya lekat. Berdasarkan uji stabilitas fisik dan uji hedonik menunjukkan bahwa Formula II merupakan formula yang baik dan paling banyak disukai dibanding dengan formula yang lain.
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH FARMASETIKA DALAM BENTUK SOAL CERITA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD DIKOMBINASI DENGAN METODE PERMAINAN TRADISIONAL DAN LAGU DAERAH PADA MAHASISWA TINGKAT I PROGRAM STUDI FARMASI S1 STIKES BHAKTI Osie Listina; Agung Nur Cahyanta; Tomy Sugiarto Gautama
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 9 No 2 (2018)
Publisher : UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa berinteraksi secara kelompok, sehingga mahasiswa bisa menjadi sumber belajar bagi sesamanya. Salah satu metode pembelajaran kooperatif adalah model Student Teams Achievement Division (STAD). Pembelajaran kooperatif model STAD yang didukung dengan motivasi berprestasi diyakini mampu meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Peneliti sekaligus dosen menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dikombinasi menggunakan permainan tradisional dan media pembelajaran menggunakan lagu daerah yang lirik di dalamnya sudah diubah sesuai dengan materi pembelajaran guna meningkatkan aktivitas belajar mata kuliah Farmasetika di kelas A dan B Tingkat I Program Studi Farmasi S1 STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi. Penelitian ini dibagi dalam 2 siklus. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus I dan siklus II menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar mahasiswa yang signifikan dan terlihat pada lembar observasi aktivitas belajar mahasiswa berdasarkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Selanjutnya dilakukan analisis univariate pada tiap variabel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan belajar mahasiswa dalam pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menyebutkan jumlah mahasiswa yang mencapai KKM pada siklus I sebanyak 68 atau sebesar 68,68% dengan rata-rata nilai 78,88. Pada siklus II jumlah mahasiswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 94 mahasiswa atau sebesar 94,94% dengan rata-rata nilai 89,14. Terjadi peningkatan hasil pembelajaran sejumlah 26 mahasiswa dengan persentase 26,26%. Kata Kunci: Pembelajaran kooperatif model STAD, siklus penelitian, permainan tradisional, lagu daerah.
PENGARUH VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK DAUN TEH (Camellia sinensis L) TERHADAP SIFAT FISIK DEODORANT STICK Agung Nur Cahyanta; Endang Istriningsih; Dinar Anggia Zen; Tomy Sugiarto Gautama
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 10 No 1 (2019)
Publisher : UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jik.v10i1.128

Abstract

Rasa percaya diri seseorang akan meningkat bila badannya berbau harum dan segar. Kebersihan dan bau badan merupakan hal penting dalam higienitas dan penampilan seseorang. Bau badan sangat berhubungan dengan sekresi keringat seseorang dan adanya pertumbuhan mikroorganisme. Deodorant stick merupakan kosmetika yang diformulasikan khusus untuk mengatasi bau badan, yang berfungsi untuk mengurangi keringat karena mengandung zat astringen dan antimikroba yang berguna mencegah pertumbuhan mikroba pada keringat. Salah satu tanaman yang berkhasiat obat dikenal dan digunakan oleh masyarakat ialah tanaman Teh (Camellia sinensis L) yang mengandung Tanin. Menurut Hara (1993) mengemukakan bahwa tanin dapat dipakai sebagai antimikroba, juga berkhasiat sebagai astringen. Ekstrak adalah suatu produk hasil pengambilan zat aktif dari tanaman menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian pelarutnya diuapkan kembali sehingga zat aktif ekstrak menjadi pekat. Sifat fisik dan karekteristik deodorant stick sangat dipengaruhi oleh komposisi penyusunnya, faktor formulasi sangat berpengaruh terhadap kualitas deodorant yang dihasilkan, salah satu penyusun dalam formulasi deodoran stick adalah ekstrak daun Teh sebagai zat aktif. Variasi konsentrasi ekstrak daun Teh 5% (formula X1), 10% (formula X2) dan 15% (formula X3) berpengaruh terhadap sifat fisik deodorant stick yang dihasilkan, pada uji organoleptis diperoleh warna dan kepadatan yang berbeda untuk tiap formula. Analisis data uji waktu leleh menggunakan One Way ANOVA diperoleh nilai signifikan 0,019 < 0,05, dapat disimpulkan bahwa pada taraf kepercayaan 95% menunjukkan ada pengaruh yang nyata perbedaan konsentasi ekstrak daun Teh terhadap waktu leleh deodorant stick, dengan waktu leleh tercepat pada formula X1 sebesar 64,66 menit. Pada analisis data uji titik lebur menggunakan One Way ANOVA diperoleh nilai signifikan 0,019 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa pada taraf kepercayaan 95%, ada pengaruh yang nyata perbedaan konsentrasi ekstrak daun Teh terhadap titik lebur deodorant stick, dengan titik leleh terendah adalah pada formula X1 dengan suhu 44oC. Pengujian keamanan deodorant stick dengan uji iritasi akut dermal diperoleh bahwa pada ketiga formula nilai indeks iritasi menunjukkan kriteria iritan sangat ringan (rentang 0,0–0,4).
PENGARUH EDUKASI TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN PEMANFAATAN ZAT WARNA ALAM BAGI KEPERLUAN INDUSTRI BAGI MAHASISWA FARMASI UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI Osie Listina; Agung Nur Cahyanta; Sukma Marifat Ayundari
JABI: Jurnal Abdimas Bhakti Indonesia Vol 3 No 2 (2022): Desember
Publisher : UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jabi.v3i2.447

Abstract

Penambahan zat warna pada produk pangan bertujuan untuk memberikan tampilan warna khas yang menarik pada produk pangan tersebut. Zat warna alami adalah zat warna yang diperoleh dari alam. Telah dilaksanakan Program Pengabdian Kepada Masyarakat dengan judul “Mengenalkan Sumber dan Pemanfaatan Zat Warna Alam Bagi Keperluan Industri Kepada Mahasiswa Program Studi Farmasi S-1” yang bertempat di Program Studi Farmasi Universitas Bhamada Slawi. Tujuan kegiatan ini sebagai upaya membantu pemerintah khususnya dinas kesehatan dalam mengenalkan, mengetahui, dan mengurangi penggunaan bahan pewarna sintetik yang sering ditemukan pada makanan dan minuman. Metode pelaksanaaan diawali dengan pengisian pretes dan dilanjutkan dengan pemberian materi kemudian diakhiri dengan pengisian postes. Dari 32 kuesioner yang dianalisis, sebelum pemberian materi, 21 mahasiswa (66%) sudah mengetahui tentang jenis pewarna sintetik yang berbahaya. Setelah dilaksanakan pemberian materi, jumlah yang mengetahui menjadi meningkat sebanyak 32 mahasiswa (100%). Selanjutnya tentang sumber zat pewarna alami, sebelum dilaksanakan pemberian materi, 23 mahasiswa (72%) yang mengetahui, namun setelah dilaksanakan pemberian materi, meningkat menjadi 32 mahasiswa (100%). Selanjutnya terkait pemanfaatan zat warna alam untuk industri. Sebanyak 5 mahasiswa (16%) hanya mengetahui pemanfaatan zat warna alami. Namun setelah dilakukan pemberian materi, jumlah yang mengetahui menjadi sebanyak 30 mahasiswa (94%). Kuesioner mengenai sumber pewarna alami dan warna yang dihasilkan, ada 5 mahasiswa (16%) belum mengetahui. Setelah dilaksanakan pemberian materi, jumlah yang mengetahui meningkat menjadi 30 mahasiswa (94%). Berdasarkan analisis hasil pretes dan postes tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat dan berdampak pada meningkatnya pengetahuan.
PEMBERDAYAAN KELOMPOK LANSIA DENGAN AGROTERAPI DI DUKUH SLARANG DESA SURAJAYA KABUPATEN PEMALANG Osie Listina; Agung Nur Cahyanta; Arifina Fahamsya; Fika Rizqiyana; Doni Wahyu Muzaeni; Eek Safita
JABI: Jurnal Abdimas Bhakti Indonesia Vol 4 No 2 (2023): Desember
Publisher : UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jabi.v4i2.568

Abstract

Kegiatan ini sebagai upaya tindak lanjut dari hasil koordinasi dan kesepakatan dengan mitra kelompok lansia di Dukuh Slarang Desa Surajaya Kabupaten Pemalang terkait kebutuhan pemberdayaan kelompok lansia agar dapat melakukan kegiatan produktif pada masa tuanya. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan solusi atas masalah yang telah dikemukakan oleh mitra yaitu keinginan untuk tetap produktif dan tidak stres di masa lansia dan upaya untuk tetap melaksanakan aktivitas ringan namun berdampak terhadap nilai ekonomi. Solusi yang ditawarkan melalui teknik agroterapi, yaitu suatu cara mengurangi stres dengan berkebun dan solusi yang kedua dengan memberikan pelatihan cara mengolah dan memasarkan produk hasil aktivitas agroterapi. Metode yang dilakukan adalah melakukan tahapan pendahuluan dengan memberikan kuesioner sebagai pretes, selanjutnya memberikan informasi dan berpraktik cara berkebun tanaman herbal. Kelompok lansia dikenalkan pada tanaman herbal yang berkhasiat sebagai obat, selanjutnya mengolah tanaman tersebut menjadi produk yang dapat dikonsumsi sendiri. Tim kegiatan juga memberikan pelatihan cara mengolah dan memasarkan produk melalui media sosial dan market place. Target program sebagai berikut: 1) mengurangi angka mortalitas dan morbiditas pasien lansia akibat stress, 2) lansia menjadi lebih produktif dalam melakukan aktivitas berkebun, 3) menghasilkan produk olahan tanaman herbal yang memiliki nilai jual. Hasil kegiatan pengabdian berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi berdasarkan pretes dan postes menyatakan ada peningkatan rata-rata sebesar 70-85% pada setiap kategori yaitu, kategori pengetahuan tentang taman berkahasiat obat, kategori pembuata produk tanaman herbal dan cara pemasarannya, serta kategori kemanfaatan kegiatan dalam upaya mengurangi stres dan peningkatan nilai perekonomian mitra.
EDUKASI BAHAYA KANDUNGAN BORAKS PADA MI BASAH DI DESA PEGIRIKAN KECAMATAN TALANG KABUPATEN TEGAL Muhammad Fasekh Jamaludin Amin; Ery Nourika Alfiraza; Desi Sri Rejeki; Agung Nur Cahyanta; Fika Rizqiyana; Shofa Khoirun Nida; Farida Fakhrunnisa
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 4 No. 3: Agustus 2024
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jabdi.v4i3.8332

Abstract

Boraks merupakan zat kimia berbahaya yang seringkali ditambahkan dalam pembuatan makanan. Larangan penggunaan boraks sudah diatur dalam permenkes tahun 2012. Konsumsi boraks dalam tubuh dapat mengakibatkan berbagai penyakit antara lain diare, gangguan sistem syaraf, gangguan ginjal, anemia, hingga dapat mengakibatkan kerusakan pada hati dan juga otak. Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat terkait bahaya kandungan boraks pada makanan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan menggunakan metode sosialisasi kepada masyarakat dengan cara memberikan kuisioner tentang tingkat pengetahuan masyarakat mengenai bahaya boraks pada makanan. Hasil pengabdian masyarakat yaitu menghasilkan tingkat pemahaman masyarakat yang sangat baik setelah dilakukannya edukasi tentang bahaya boraks pada mi basah.
Eksplorasi Ekstrak Wortel (Daucus Carota L.) Sebagai Tabir Surya pada Analisis SPF (Sun Protection Factor) Sediaan Lotion Muhammad Elfani Tasya; Agung Nur Cahyanta; Desi Sri Rejeki
OBAT: Jurnal Riset Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol. 3 No. 3 (2025): May: OBAT: Jurnal Riset Ilmu Farmasi dan Kesehatan
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Kesehatan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/obat.v3i3.1260

Abstract

Sunlight is the main source of energy for life, but ultraviolet radiation can have negative impacts on the skin, such as sunburn, pigmentation, wrinkles, premature aging, and the risk of skin damage due to excessive exposure. One way to protect the skin from these effects is to use sunscreen. Carrots contain antioxidant compounds that can bind free radicals and prevent cell damage due to oxidation, so they have the potential to be used as a natural ingredient in making sunscreen. This research aims to formulate and test the physical properties of carrot extract lotion as a sunscreen and determine the extract concentration that has the optimal Sun Protection Factor (SPF) value. The method used is experimental by making lotion formulations, testing their physical properties, and measuring the SPF value of each formulation. The research results showed that the KN, F1, F2, and F3 lotion formulations had a semi-solid form which met the formulation requirements. However, KN's SPF value is only 1.23 which does not meet sunscreen standards. Meanwhile, F1 has SPF 8.3 (extra effect category), F2 with SPF 15.06 and F3 with SPF 24.1 (ultra category). F3 shows the best results because with SPF 24.1, this formulation is close to SPF 25 which can protect the skin for up to 4 hours with twice daily use. The higher the concentration of carrot extract, the better its effectiveness in lotion formulation as a sunscreen.