Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT Djeni Hendra; Gustan Pari
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 17, No 2 (1999): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1999.17.2.113-122

Abstract

Dalam tulisan ini dikemukakan hasil penelitian pembuatan  arang aktif dari tandan kosong kelapa sawit yang  berasal dari pabrik minyak kelapa sawit Malingping, Banten.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh  suhu aktivasi dan konsentrasi bahan pengaktif yang optimal. Proses pembuatan arang aktif dilakukan dengan menggunakan retort pada suhu aktivasi 7500C, 8000C, 8500C dan  9000C. Sebagai  bahan pengaktif digunakan  larutan NH4HC03dengan  konsentrasi 0,10 %, 0,25%, 0,50 % dan tanpa bahan pengaktif. Hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas arang aktif yang terbaik untuk dipakai dalam pemurnian larutan yang terkontaminasi adalah arang aktif  yang dibuat dengan perlakuan suhu aktivasi 800°C dan konsentrasi bahan pengaktif  0,50 % dengan hasil daya serap terhadap iodium 770, 75 mg/g dan memenuhi Standar Nasional Indonesia. Untuk penyerapan gas, kualitas arang aktif terbaik adalah yang dibuat dengan  perlakuan suhu aktivasi 8500C dan konsentrasi bahan pengaktif 0,50 %, di mana hasil daya serap terhadap benzena sebesar 37,83% dan lebih besar dari daya serap terhadap benzena yang dipersyaratkan oleh Standar Jepang.
ANALISIS KIMIA 8 JENIS KAYU DARI INDONESIA BAGIAN TIMUR (Chemical analysis of 8 wood species from East Indonesia) Djeni Hendra
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 11, No 7 (1993): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1993.11.7.282-285

Abstract

This paper deals with chemical analysis of eight wood species from East Indonesia i. e : Podocarpus imbricatus BL, Pouteria firma Baohani, Phylocladus hypopyllus Hoof.f, Agthis philipinensis Warb, Dacrydium beccarii Parl, Tristania maingayi Duthie, Castanopsis javanica A.DC and Shorea sp. The analysis comprised of the determinations of cellulose, lignin, pentosan, moisture, ash.silica and the solubility in cold water, hot water, sodium hydroxide (1 %), alcohol benzene (I :2).The result shows that cellulose content ranges from 47,58, to 59, 74 percent. The highest cellulose content was obtained from Agathis philippinensis Hooff and low cellulose content from Tristania maingayi Duthie. Lignin content ranges from 25,22 to 29, 84 percent where the highest was obtained from Shorea sp and the lowest from Pouteria firma Baohni and Phylocladus hypophyllus Hoof.f pentosan from 10,84 to 19,66 percent. Moisture content ranges from 10,09 to 13, 70 percent, ash content from 0,13 to 0, 78 percent, silica content from 0,12 to 0,40 percent. Solubility in cold water ranges from 2,11 to 12,97 percent.solubility in hot water from 3,09 to 14,76 percent, solubility in sodium hydroxide (1 %) from 10,65 to 27,68 percent and solubility in alcohol benzene (1:2) from 1,84 to 8,89 percent.
PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI KAYU ACACIA MANGIUM DENGAN GASIFIKASI "FLUIDIZED BED" Djeni Hendra; Gustan Pari
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 13, No 6 (1995): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1995.13.6.252-257

Abstract

Experimental study on activated charcoal from Acacia mangium by using "fluidized bed" gasification is presented in this paper. Tire result shows that yield ranges from 14. 79 to 25. 03 %, moisture content from 9.17 to 14.42 %, ash content from 2.36 to 2.94, volatile matter from 7.44 to 9. 79 %, fixed carbon from 73.28 to 80. 71 %. adsorptive capacity of benzene from 1.38 to 18.56 % and adsorptive iodine from 511.37 to 961.87 %.Based on adsorptive capacity of iodine, the maximum activation reaction time is 45 minutes. At this time the adsorptive of iodine is 961.87 which meet American and Indonesian standard.
HASIL DESTILASI KERING DAN NILAI KALOR KAYU NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk) srii komarayat; Djeni Hendra
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 10, No 4 (1992): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1992.10.4.39 – 41

Abstract

Rapid destructive of Jackfruit wood was carried out by using a retort equipped with electrical heating syslem. This retort was also connected to a condenser and two flask to catch and  collect  the distillate or condensed gas.  The retort capacity was about  4 kg of wood.  Treatment conditions given in these experiment  were maximum heating temperature of500ᵒ C and 5 hours  distillation time.The results showed that charcoal yield of Jackfruit  wood varied from  25.00  to 39.81%, tar from  6.23 to 9.42%  and pyroligneous liquor from  67.64 to 102.05%  The calonfic  value of wood varied from  4392.00  to 4620. 65  kcal/g and charcoal from 6691.81 to 7108.37.kcal/g.Based on  these calorific values, wood and charcoal of Jackfruit wood are excellent material for fuel.
PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI BIOMASSA HUTAN Sri Komarayati; Djeni Hendra; Gusmailina Gusmailina
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 16, No 2 (1998): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1998.16.2.61-68

Abstract

Penelitian pemanfaatan biomassa hutan untuk pembuatan arang aktif skala laboratorium dilaporkan dalam tulisan ini. Tujuan utama dari penelitian ini adalah mendapatkan informasi sifat-sifat arang (suatu produk yang diperoleh sebelum proses aktivasi) dan mutu arang aktif.Bahan baku yang digunakan adalah kayu manii (Maesopsis eminii), bambu mayan(Gigantochloa robusta) dan tempurung biji kemiri (Aleuritas moluccana). Masing-masing dari                                                                                                                                                                                61bahan baku tersebut mula-mula dikarbonisasi menjadi arang, selanjutnya direndam dalam larutan K2CO3 yang terdiri dari tiga macam konsentrasi (5 %. 10 %, 20 %). dan dalam larutanH3PO4 yang berkonsentrasi 20 %. Arang tersebut diaktivasi dalam retort baja tahan karat Menggunakan uap panas bersuhu maksimum 750°< •. 800°< •. 900°('. Selama 60 menit, 90 menit dan 120 menitHasil penelitian menunjukkan bahwa hanya arang aktif dari kayu manii,dengan semua perlakuan yang diterapkan (bahan kimia perendaman dengan berbagai konsentrasi dan suhu aktivasi di relort) memiliki kemampuan menyerap iodium lebih dari 750 mg g. yang ternyata memenuhi persyaratan standar Industri Indonesia ( SII)Untuk arang aktif bamboo mayan asal Darmaga yang diberi perlakuan dalam larutan K2CO3 dengan konsenstrasi 5 %,10 % dan 20 % menggunakan sulut aktivasi 750 o C selama 120 menit menunjukkan bahwa semua hasil tidak memenuhi persyaratan SII.Sementara itu.arang aktif bambu mayan asal pasir awi menunjukkan bahwa semua perlakuan menghasilkan kemampuan menyerap iodium yang memenuhi persyaratan SII.Selanjutnya arang aktif dari tempurung biji kemiri yang direndam dalam larutan K2CO3 10 % pada suhu 750 mg/g sedangkan arang aktif dari kayu manii yang direndam dalam larutan H3PO4 20 % memiliki kemampuan menyerap iodium lebih besar dari 1000 mg g                Rendemen arang aktif tertinggi berturut-turut adalah 66,33 % dari tempurung biji kemiri , 64,00 % dari bambu mayan asal Pasir Awi,58,00 % dari bambu mayan asal Darmaga dan 49,66 % dari kayu manii.Atas dasar hasil perkalian nilai rendemen karang aktif dan daya serap iodium,arang aktif dari bambu mayan asal Darmaga yang direndam dalam larutan 113PO4 20 % pada suhu aktivasi 800 o C selama 90 menit menghasilkan daya serap iodium tertinggi. 
HASIL DESTILASI KERING DAN NILAI KALOR KAYU NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk) Sri Komarayati; Djeni Hendra
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 12, No 2 (1994): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1994.12.2.84-88

Abstract

Rapid destructive of Jackfruit wood was carried out by using a retort equipped with electrical heating system. This retort was also connected to a condensor and two flask to catch and collect the distillate or condensed gas. The retort capacity was about 4 kg of wood. Treatment conditions given in these experiment were maximum heating temperature of 500◦ C and 5 hours distillation time.The results showed that charcoal yield of Jackfruit wood varied from 25.00 to 39.81%, tar from 6.23 to 9.42% and pyroligneous liquor from 67.64 to 102.05%. The calorific value of wood varied from 4392.00 to 4620.65 kcal/g and charcoal from 6691.81 to 7108.37 kcal/g.Based on these calorific values, wood and charcoal of Jackfruit wood are excellent material for fuel.
PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU JATI Sri Komarayati; Gusmailina Gusmailina; Djeni Hendra
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 15, No 2 (1997): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1997.15.2.94-100

Abstract

Penelitian pembuatan arang akiif dari serbuk gergajian kayu jati disajikan pada laporan ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemanfaatan limbah serbuk gergajian menjadi produk yang lebih komersial, juga mempelajari sifat arang aktif dari serbuk gergajian.Hasil penelitian menunjukkan, bahwa rendemen arang aktif beragam antara 10,00 % -35,66 % ; kadar air 11 ,93 % - 20,60 % ; kadar abu 7,72 % - 48,84 % ; zat mudah menguap 7,83 % - 7,91 % ; karbon terikat 39,16 % - 73,35 % ; daya serap terhadap iodium 385,10 -994, 10 mg/g dan daya serap terhadap benzena 15,09 % - 40,71 %.Ada beberapa sifat arang aktif yang memenuhi Standar Indonesia dan Standar AWWA terutama untuk kadar air, zat mudah menguap, daya serap terhadap iodium dan benzena. Kualitas air sumur setelah diberi perlakuan arang aktif memperlihatkan kisaran untuk Fe 0,10 - 0,27 mg/l ; Ca 9,59 - 10,58 mg/I; Na 9,61 - 17,09 mg/I; Cl 22,18 - 23,71 mg/l; NH4 < 0,02 - 0,39 mg/I; Ni < 0,01 - < 0,02 mg/I dan Mn < 0,01 - 0,02 mg/I. Bila dibandingkan dengan standar, maka air sumur ini untuk semua kadar logam Lelah memenuhi syarat kualitas air minum.
ANALISIS KIMIA BEBERAPA KAYU KURANG DIKENAL DARI NUSA TENGGARA BARAT Gustan Pari; Djeni Hendra
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 9, No 7 (1991): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1991.9.7.294 - 298

Abstract

This paper  deals with chemical analysis of ten lesser known  wood species  from Nusa Tenggara  Bara   The analyisi  comprises  of determination of  holocellulose,  cellulose, lignin, pentosan, silica, ash,   moisture contents and solubility in cold water,  hot  water,  sodium  hydroxide  and  alcohol  benzene content.The result shows that holiocellulose  content  ranges  from 53,5 -  68. 8 percent, cellulose from 43. 0 -   62. 3 percent.  Low cellulose content  was formed in Duabanga  molucana.  Lignin content varie from 20.2- 24.7 percent, pentomn con-  tent from  8.0 ­  15.4 percent. Lignin and pentosan  content of all wood species  examined  were in moderate  and  low.   Moisture content  ranged  from  10.7 -  25.3  percent,   ash content from  0.2 -   2.1 percent, silica from Q. 1-1.0 percent.The solubility  in cold water ranged from  3.0  -   10.2 percent,  in hot  water  from 5.4 – 14.1 percent, in one  percent  of sodium hydroxide  solution from 9. 7 -   35.0 percent  and in alcohol benzene (1:2) from 1.5-7.0 percent. The   extractive contents of  Elaeocarpus sphserlcus,Eugenia lineata  Palaquium   javaneae  and Duabanga molucana    wood species are  having low component  cless.flcus microcarpus and Trema  orientalia   wood  sapecia  had moderate extractwe component  class  Ailanthus  malabarica,  Aathoaspelalus   cadamba  and   eugenia   polyantha   wood species  included in high extractiue component. class Based on chemical analysis  especially  the cellulose and pentosan  content  of  the  10 lasser known wood species from Nusa  Tenggara Barat are suitable as  raw material for  pulp and peper industry.
PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA SAWIT DAN SERBUK KAYU GERGAJIAN CAMPURAN Djeni Hendra
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 24, No 2 (2006): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1340.141 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2006.24.2.117-132

Abstract

Tulisan ini menyajikan hasil penelitian pembuatan arang aktif dari tempurung kelapa sawit dan serbuk kayu gergajian campuran dengan cara aktivasi uap.   Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari alternative pemanfaatan limbah dari pabrik minyak kelapa sawit dan serbuk kayu gergajian menjadi arang aktif yang dapat memberikan nilai tambah.  Proses pembuatan arang aktif dilakukan dengan menggunakan retort dari baja tahan karat yang dilengkapi dengan elemen listrik pada suhu 650, 750 dan 850OC.   Sebagai bahan pengaktif digunakan larutan H3PO4 dengan konsentrasi masing- masing 7,5, 10,0 dan 12,5%. Kondisi optimum untuk membuat arang aktif dengan kualitas terbaik dihasilkan dari arang aktif yang dibuat dari bahan baku serbuk kayu gergajian campuran pada suhu 850OC dengan konsentrasi H3PO4 12,5% menghasilkan rendemen arang aktif sebesar 63,3%, kadar air 7,90%, kadar abu 8,04%, kadar zat mudah menguap 11,50%, kadar karbon terikat 79,86%, daya serap benzena 28,43% dan daya serap terhadap yodium sebesar 1.107,43 mg/g.  Sedangkan arang aktif yang dibuat dari bahan baku tempurung kelapa sawit pada suhu 6500C dengan konsentrasi H3PO4 7,5% menghasilkan rendemen arang aktif sebesar 80%, kadar air 5,30%, kadar abu 5,44%, kadar zat mudah menguap 11,30%, kadar karbon terikat 83,74%, daya serap terhadap benzena 26,23% dan daya serap terhadap yodium sebesar1.045,27 mg/g. Angka daya serap benzena dan yodium ini memenuhi Standar Indonesia dan Jepang.
PEMBUATAN DAN PEMANFAATAN ARANG AKTIF SEBAGAI REDUKTOR EMISI FORMALDEHIDA KAYU LAPIS Gustan Pari; Adi Santoso; Djeni Hendra
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 24, No 5 (2006): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (962.882 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2006.24.5.425-436

Abstract

Telah dilakukan penelitian pembuatan arang aktif  dari serbuk gergajian kayu Acacia mangium Willd. Arang aktif yang dihasilkan digunakan sebagai reduktor emisi formaldehida pada perekat kayu lapis. Tujuan  penelitian ini adalah untuk memanfaatkan limbah serbuk gergajian kayu mangium untuk dibuat arang aktif  dan digunakan sebagai reduktor emisi formaldehida dalam perekat kayu lapis. Sebelum dibuat arang aktif, serbuk gergajian diarangkan dalam pada suhu 500OC. Arang yang dihasilkan diaktivasi secara kimia, fisika dan kombinasinya di dalam tungku baja tahan karat yang dilengkapi dengan pemanas listrik.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas arang aktif  yang terbaik diperoleh dari serbuk gergajian kayu mangium yang diaktivasi dengan cara kombinasi oksidasi gas dan kimia dengan rendemen sebesar 53%, kadar air 4,33%, kadar abu 8,17%, kadar zat terbang 5,88%, kadar karbon terikat 83,77%, daya serap terhadap yodium sebesar 960,2 mg/g, metilien biru 135,0 mg/g, benzene 14,59%, kloroform 28,96% dan daya serap terhadap formaldehida sebesar 26,21%.Pencampuran arang aktif pada perekat kayu lapis mampu menurunkan emisi formaldehida pada perekat kayu lapis. Terbukti dari hasil uji emisi kayu lapis tanpa penambahan arang aktif menunjukkan emisi formaldehida sebesar 16,48 ppm, sedang emisi yang dihasilkan dengan penambahan arang aktif sebanyak 5% menurun menjadi 15,36 ppm, tanpa mempengaruhi ketegutan rekat kayu lapis.