Claim Missing Document
Check
Articles

FAKTOR EKSPLOITASI MERANTI DI SUMATRA BARAT, KALIMANTAN BARAT DAN KALIMANTAN SELATAN Dulsalam Dulsalam
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 5, No 2 (1988): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1988.5.2.47-49

Abstract

A  study  on recovery in Meranti  logging operation  was carried out  in West Sumatra  and  West  Kalimantan  in 1984, and in South  Kalimantan  in 1985. The purpose of  this study  is to determine  recovery  figures for Meranti at  these particular locations, which may be use full  in the planning  efforts  of  logging companies.The  study  comes  to  the  following  conclusions   :Average  logging recovery for Meranti in West Sumatra, West Kalimantan and South  Kalimantan is 0.84.Recovery  among provinces  and among forest  companies  do not differ significantly,Recovery between diameter  classes differs significantly.  It  is suggested  that  logging of small diameter trees be done  with care, to avoid leaving relatively  small timber in the forest. 
PRODUKTIVITAS DAN BIAYA ANGKUTAN KAYU DENGAN REL BAJA DAN REL KAYU Dulsalam Dulsalam
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 5, No 2 (1988): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1988.5.2.52-59

Abstract

The paper presents  the result of a study  on the productivity  and cost of haulage on steel and wooden  rails.  The study was  conducted at  4 logging companies in  West  Kalimantan   during  year  1982.  There  were 2  methods of  log haulage observed, namely using locomotive and  manual  pushing.The  logging companies generally  used rail weighing  7 - 10 kg/m  and 5 x 7 cm wooden  rail. The distance between steel and  wooden  rails were  respectively 60  - 70  cm  and  60  cm  or  less.  The  crew  size  varied  from  8 to 12 men  for locomotive haulage consisting  of  12 - 16  lorries,  and  2 - 4 men/lorry for haulage on  wooden rail.  The  result  of  the haulage study  reveals also the productivity figures of respectively  156.9  m3 km/hour  and 2.4 m3 km/hour for the first and the second  methods mentioned   above.                                                                                            Log  transportation   on steel  rail  is safer for the labour compared  with  that on wooden  rail,  and the life of steel  rail is much   longer  than  that,  of  wooden rail.   Although   steel  rail is higher  in the  investment   cost  compared  with  woode'n  rail (Rp  14 - 21  million/km and Rp  2.35 million/km respectively), the average haulage cost per m3' km  is about  one-third  of the  latter  (Rp 80.1/m3 km  and Rp  254.4/m3 km respectively).
PRODUKTIVITAS PENYARADAN PADA BERBAGAI LEBAR JALUR TEBANG, JENIS TRAKTOR DAN TINGKAT KELERENGAN DI AREAL TEBANG JALUR TANAM INDONESIA Dulsalam Dulsalam
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 16, No 4 (1999): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1999.16.4.177-190

Abstract

Penelitian pengaruh lebar jalur tebang, jenis traktor dan tingkat kelerengan terhadap produktivitas penyaradan di areal Tebang Jalur Tanam Indonesia (TJTI) dilakukan di sebuah Hak Pengusahaan Hutan di Kalimantan Barat pada tahun 1996. Tujuannya adalah mendapatkan informasi tentang pengaruh lebar jalur tebang, jenis traktor dan tingkat kelerengan terhadap produktivitas penyaradan di areal TJTI. Data lebar jalur tebang, jenis traktor, tingkat kelerengan, jarak sarad, waktu kerja penyaradan dan volume kayu yang disarad dikumpulkan. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :Waktu kerja penyaradan kayu untuk Traktor Caterpillar D 7 G don Komatsu D 85 ESS berturut-turut berkisar antara 5,91-6,99 menit/hm dengan rata-rata 6,44 menit/hm dan berkisar antara 5,93-6,78 menit/hm dengan rata-rata 6,27 menit/hm.Produktivitas traktor Caterpillar D 7 G berkisar antara 4,43-8,91 m3/jam-hm dengan rata- rata 7,04 m3/jam-hm, sedang produktivitas traktor Komatsu D 85 ESS berkisar antara 4,85- 8,77 m3/jam-hm dengan rata-rata 6,96 m3/jam-hm.Trakt.or Caterpillar D 7 G dan Komatsu D85 ESS memiliki produktivitas yang tidak berbeda nyata. Demikian halnya dengan produktivitas traktor pada kelerengan bergelombang (B1) dan agak curam (B2) tidak berbeda nyata pada taraf α 0,05.Rata-rata produktivitas penyaradan pada jalur tebang 50 m, JOO m dan 200 m berturut- turut adalah 4,78; 7,52 dan 8,59 m3/jam-hm. Produktivitas penyaradan pada lebar jalur tebang berbeda nyata yaitu yang paling besar pada lebar jalur tebang 200 m.Disarankan bahwa traktor Caterpillar D 7 G dan Komatsu D 85 ESS digunakan untuk penyaradan kayu pada lebar jalur tebang 150 m dan 200 m.
PRODUKTIVITAS DAN BIAYA PENYARADAN KAYU DENGAN GAJAH DI SUATU PERUSAHAAN HUTAN DI RIAU Dulsalam Dulsalam; Maman M Idris; Djaban Tinambunan
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 16, No 5 (1999): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1999.16.5.231-253

Abstract

Penelitian produktivitas penyaradan kayu dengan gajah ini dlakukan di suatu perusahaan hutan di Riau pada tahun I997. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui produktivitas dan biaya penyaradan kayu dengan gajah. Sasaran penelitian ini adalah memperoleh informasi teknis dan ekonomis mengenai penyaradan kayu dengan gajah. Informasi ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi para pengelola hutan dalam merencanakan penyaradan kayu dengan gajah. Data waktu kerja penyaradan, jarak sarad dan volume kayu yang disarad, harga gajah, biaya perawatan gajah dikumpulkan.Gajah liar yang telah dijinakkan dapat digunakan untuk kepentingan pengelolaan hutan misalnya untuk melakukan kegiatan penyaradan kayu. Volume kayu yang disarad pada penyaradan kayu dengan gajah tanpa alat bantu berkisar antara 0,163 - 0,563 m3/rit dengan rata-rata 0,322 m3/rit sedangkan volume kayu yang disarad dengan alat bantu berkisar antara 0,154- 0,519 m3/rit dengan rata-rata 0.320 m3/rit. Jarak sarad pada penyaradan kayu dengan gajah tanpa alat bantu berkisar antara 80-235 m dengan rata-rata 161 m, sedangkan jarak tersebut dengan alat bantu berkisar antara 70-235 m dengan rata·rata 160 m. Waktu kerja keseluruhan dalam penyaradan kayu dengan gajah tanpa alat bantu berkisar antara 6-29 menit (0,10 - 0,48 jam)per rit dengan rata-rata 16 menit (0,27 jam) per rit sedangkan waktu kerja tersebut dengan alat bantu berkisar antara 3,10-14,08 menit ( 0,05-0,40 jam) per rit dengan rata-rata 10,28 menit (0,17 jam) per rit. Produktivitas penyaradan kayu dengan gajah tanpa alat bantu berkisar antara 0,969-4,132 m3-hm/jam dengan rata-rata 1,972 m3-hm/jam ,sedangkan produktivitas penyaradan tersebut dengan alat bantu berkisar antara 1,260 - 5.112 m3hm/jam dengan rata 3,099 m3-hm/jam. Biaya penyaradan kayu dengan gajah tanpa alat bantu berkisar antara Rp 1.334- Rp 5.732 /m3-hm dengan rata-rata Rp 3.232/m3-hm sedangkan biaya penyaradan tersebut dengan alat bantu berkisar antara Rp 1.159-Rp 4.702/m3-hm dengan rata-rata Rp 2.201 /m3-hm. Disarankan volume kayu yang disarad tidak lebih dari 0,5 m3 per rit dan jarak sarad tidak lebih dari 300 m.
UJI COBA PENEBANGAN KAYU BERBASIS ZERO WASTE DAN RAMAH LINGKUNGAN PADA HUTAN ALAM DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Soenarno Soenarno; Dulsalam Dulsalam; Yuniawati Yuniawati
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 38, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2020.38.2.105-118

Abstract

Selama lima tahun terakhir (2013-2017) terjadi kekurangan bahan baku kayu sebanyak ±23,2 juta m3/tahun sementara fakta di lapangan menunjukkan kegiatan pemanenan kayu masih boros dengan meninggalkan potensi limbah mencapai rata-rata 17% dari target jatah produksi tahunan sebesar 9,1 juta m3/tahun. Uji coba metode pemanenan kayu berbasis zero waste dan ramah lingkungan (ZWL) ini merupakan pemantapan metode tree length logging. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan data dan informasi teknis terkait dengan efisiensi pemanfaatan kayu dan potensi limbah kayu. Hasil uji coba menunjukkan bahwa metode pemanenan kayu berbasis zero waste dan ramah lingkungan (ZWL) dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan kayu sebesar 9%, yaitu dari rata-rata 82,9% menjadi rata-rata 91,9%, dan mengurangi potensi limbah pemanenan kayu Batang Bebas Cabang (BBC) dari rata-rata 12% (0,863 m3/pohon) menjadi 8,1% (0,418 m3/pohon). Selain itu, metode ZWL mampu menyelamatkan potensi limbah pemanenan dari Batang di Atas Cabang (BAC) antara 2,8-11,2% dengan rata-rata 6,4% (0,418 m3/pohon). Namun demikian, penerapan metode ZWL pada pemanenan kayu hutan alam secara ekologis tidak dapat mengurangi kerusakan tegakan tinggal yang mencapai 37,7% dibandingkan metode konvensional sebesar 38,8%. Potensi limbah pemanenan kayu baik BBC maupun BAC sebagian besar cacat (50,5-58,3%), sebagian masih baik (14,4-26,3%), sedangkan yang kondisinya pecah masih cukup tinggi (22,6-27,3%). Namun demikian, hingga saat ini, potensi limbah pemanenan kayu belum dimanfaatkan karena pertimbangan mahalnya pungutan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), kegamangan penerapan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.1/Menlhk/Setjen/Kum.1/1/2019, dan belum terinformasikannya metode pemanenan kayu ZWL yang mampu meminimalisasir biaya pengeluaran limbah. Untuk mengurangi potensi limbah pemanenan kayu yang pecah dan rusaknya tegakan maka pihak manajemen perlu melakukan penyegaran teknik penebangan dan penyaradan untuk meningkatkan keterampilan operator chainsaw dan operator traktor sarad.
PENEBANGAN POHON YANG EFISIEN DENGAN KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL MINIMAL Sukadaryati Sukadaryati; Dulsalam Dulsalam
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 20, No 2 (2002): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2002.20.2.95-105

Abstract

To accomplish natural forest sustainable. the Indonesian Selective Culling and Planting (ISCP) system is adopted for natural forest management and timber harvesting. Felling trees using controlled system, based on ISCP guidelines. is able to decrease the level of residual stand damage. An investigation on a more efficient treefelling with minimum residual stand damage was carried out at on logging company in Jambi in 2000. The object is to obtain information on working time. productivity offelling and residual stand damage.The investigation results revealed that the level of residual stand damage caused by conventionalfelling system ranged from 12 0-18.3% with an average of 15.3%. and by controlled system varied from 7. 7-12. 9% with an average of 9. 9%. Controlled harvesting system could decrease the residual stand damage of 5.4%. The productivity of conventional felling system ranged from 24.465-44.873 m3/hour with an average of 33.681 m3/hour. Productivity of controlled felling system varied from 16.883-35. 650 m3/hour with an average of 25.012 m3/hour. The productivity of controlled felling system was lower than conventional felling system. For ecological and sustainability reasons, controlled felling system is more promising. PENEBANGAN POHON YANG EFISIEN DENGAN KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL MINIMAL
PRODUKTIVITAS DAN BIAYA PENGELUARAN LIMBAH PEMANENAN KAYU PADA HUTAN ALAM PEGUNUNGAN: STUDI KASUS DI PT. JATI DHARMA INDAH KABUPATEN NABIRE, PAPUA Soenarno Soenarno; Dulsalam Dulsalam; Yuniawati Yuniawati
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 38, No 3 (2020): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2020.38.3.173-188

Abstract

Saat ini, kegiatan pemanenan kayu telah menerapkan teknologi pembalakan berdampak rendah (Reduced Impact Logging/RIL) tetapi masih terjadi limbah pemanenan kayu rata-rata 17%. Limbah tersebut belum dimanfaatkan karena diduga mahalnya biaya produksi karena belum diketahuinya metode pemanenan kayu yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi produktivitas dan biaya penyaradan limbah pemanenan kayu pada areal hutan alam pegunungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya pengeluaran limbah pemanenan kayu metode tree length logging pada jarak sarad ± 2 hm sebesar Rp 35.693/m3. tetapi menggunakan metode konvensional adalah Rp 349.125/m3 belum termasuk DR dan PSDH. Metode tree length logging selain dapat mengeluarkan kayu utama juga limbah pemanenan kayu batang bebas cabang (BBC) dan batang di atas cabang (BAC) sampi TPn juga meningkatkan efisiensi pemanfaatan kayu. Tetapi, penerapan metode tree length logging mengakibatkan menurunnya produktivitas penebangan 16,47% dan penyaradan sebesar 14,41% pada jarak sarad rata-rata ± 2 hm. Produktivitas rata-rata penebangan metode konvensional adalah 62,514 m3/jam sedangkan metode tree length logging 52,289 m3/jam. Produktivitas rata-rata penyaradan metode tree length logging sebesar 17,301 m3/jam tetapi metode konvensional 18,249 m3/jam. Agar metode tree length logging dapat dimplementasikan di lapangan perlu dilakukan perubahan tariff upah penebangan dan penyaradan sesuai dengan tingkat penurunan produktivitas kerja.
STUDI PRODUKTIVITAS DAN BIAYA PERBAIKAN JALAN HUTAN DI AREAL BEKAS TEBANGAN UNTUK PENYIAPAN LAHAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI Dulsalam Dulsalam; Arifin Suzanto
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 15, No 2 (1997): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1997.15.2.101-108

Abstract

Penelitian tentang produktivitas dan biaya pemeliharaan jalan dalam rangka pembangunan Hutan Tanaman lndustri (HTI) pada areal bekas tebangan telah dilakukan di salah satu perusahaan hutan di Kalimantan Timur pada Tahun 1993. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan informasi tentang produktivitas dan biaya pemeliharaan jalan untuk pembangunan HTI. Data yang diperlukan meliputi spesifikasi alat, biaya perawatan, biaya operasi dari alat yang digunakan (traktor -dan grader). Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :1. Jalan yang disiapkan untuk pembangunan HTI di lokasi penelitian yaitu sepanjang 4 km dan lebar 8 m merupakan pengkondisian kembali jalan lama yang telali digunakan untuk pengusahaan hutan dengan sistem Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI).2. Alai yang digunakan pada kegiatan ini adalah traktor buldozer Caterpillar D7G dan motor grader Caterpillar 120S. Hasil perhitungan produktivitas alat tersebut masing-masing 38.09 m/jam untuk bulldozer dan 307,69 m/jam untuk grader.3. biaya penyiapan jalan sebesar Rp. 2.923,- per meter terdiri dari biaya traktor sebesar Rp. 2.747,- dan grader Rp. 176,-4. untuk meningkatkan produktifitas alat dalam kegiatan perbaikan jalan muka. Kteterampilan operator perlu ditingkatkan.
PENGARUH JARAK SARAD DAN VOLUME KAYU YANG DISARAD TERHADAP PRODUKTIVITAS TRAKTOR PENYARADAN Dulsalam Dulsalam; Sukanda Sukanda
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 8, No 3 (1990): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1990.8.3.83 - 87

Abstract

An inveatigation on the effect of alcidding diatance and •kidded log volume on the productivity of kidding tractor um carrkd  out at a forest company in Jambi in 1986. Caterpillar D1 G trac~ors were elected randomly and their working time and skidded log volume were obaervedthrough work time atudy. The purpoH  of thia invatigation ia to find  out the effect of kidding  diatance and skidded log volume on the productivity   of kidding  tractors. The invati1Qtion  coma  to the fotlOwing concluaioru.                              1.  The owrace of skidding diatance wa  8.24 hm with  standard error of  0.2tJ66 hm while  the average of idded log volume IDOi  9.08 m8 with. 0.3173 m3 atandard error.                                                                     J.  The a~        productivity of skidding  tractor  waa  92.09 m8 hm/hour  with  atandard error of  6.8406 m8 hm/hour.3. The Niationahip  between tractor productivity   (Y)  and •kidding  diatance (X 1) and kidded  log volur.ne (X2) can beupraaed   in the li~       r.nultipie Ngreuion: Y   -   48.1670 + 16.0704X1   + 9.6176 Xa with R2 •  0.71604. The effects of  kidding  diatanca  and •kidded  log . voluma  on the productivity of •kidding  tracton  are aigniffcant.TM  tractor productivity   increaaedproportionaUy  when the •kidding. diatance and •kidded• log volume increaed. It  therefore recommended to make the •kidded loga as long as poaible  GI  far  GI   the tractor can handle.
PRODUKTIVITAS, EFISIENSI, DAN BIAYA PENEBANGAN SILVIKULTUR INTENSIF PADA SATU PERUSAHAAN DI KALIMANTAN TIMUR Dulsalam Dulsalam; Sukadaryati Sukadaryati; Yuniawati Yuniawati
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 36, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2018.36.1.1-12

Abstract

Saat ini, produksi kayu dan keanekaragaman hayati hutan alam di Indonesia semakin menurun. Sejak tahun 2005, Kementerian Kehutanan berupaya meningkatkan produksi kayu melalui sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII) meliputi pengaturan penebangan, persiapan lahan, dan penanaman. Penelitian ini mempelajari produktivitas, efisiensi, dan pengusahaan hutan di Kalimantan Timur. Hasil penelitian menunjukkan produktivitas teknik penebangan secara konvensional berkisar antara 33,4 – 39,7 m3/jam dengan rata-rata 36,4 m3/jam, lebih tinggi dari teknik penebangan berdampak rendah yang berkisar antara 28,3 – 36,23 m3/jam dengan rata-rata 32,8 m3/jam. Efisiensi penebangan pada teknik penebangan secara konvensional bervariasi antara 84,3 – 88% dengan rata-rata 86,56% lebih rendah dari teknik penebangan berdampak rendah yang bervariasi antara 88,5 – 90,12% dengan rata-rata 89,36%. Biaya penebangan teknik penebangan secara konvensional bervariasi antara Rp 1.712 – Rp 2.023/m3 dengan rata-rata Rp 1.893/m3, lebih rendah dari teknik penebangan berdampak rendah yang berkisar antara Rp 1.884 – Rp 2.412/m3 dengan rata-rata Rp 2.104/m3. Teknik penebangan berdampak rendah pada sistem TPTII membutuhkan biaya tambahan dan menurunkan produktivitas, namun dapat meningkatkan efisiensi penebangan. Di samping itu, penebangan berdampak juga rendah dapat meningkatkan keuntungan sebesar Rp 321,57 juta setahun.