Nilai Pancasila sebagai dasar negara perlu diinternalisasikan sejak dini di setiap lapisan masyarakat dan dijadikan landasan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Terutama pada pemilih pemula yang akrab dengan perkembangan teknologi. Internalisasi nilai-nilai Pancasila pada generasi ini dilakukan dalam rangka menghadapi pemilihan presiden agar dapat memilih pemimpin yang tepat. Internalisasi nilai-nilai Pancasila perlu dilakukan selama kampanye, donasi, sosialisasi visi dan misi kandidat presiden dan wakil presiden atau diskusi dengan KPU, BAWASLU, dan Mahkamah Konstitusi yang hasilnya diharapkan akan menjadi pemilihan demokratis dan untuk membuat perdamaian, keadilan, dan lembaga-lembaga yang kuat bagi Indonesia. Signifikansi pengaruh generasi muda terhadap kontestasi dan keterpilihan tidak cukup hanya diwujudkan dengan datang ke TPS lalu memberikan hak suara. Tetapi, partisipasi pemilih pemula, dengan jumlah yang sangat mayoritas mesti memberikan partisipasi yang lebih bermakna (Meaningful Participations).Selain itu dapat dilakukan dengan cara mengedukasi di platform-platform digital yang mudah diakses pemilih pemula, menyelipkan dalam materi wajib lembaga pendidikan, dan membuat asosiasi kelompok-kelompok pemilih pemula untuk membicarakan permasalahan terkait dengan pemilu. Pemilu 2024 adalah momentum konsolidasi demokrasi yang sangat penting bagi Indonesia. Selain itu, pada pelaksanaan Pemilu 2024 terdapat variabel yang penting bagi Indonesia. Variabel itu adalah tingginya angka pemilih muda di Indonesia. Dari 204 juta lebih pemilih Indonesia di Pemilu 2024, lebih dari 50% adalah pemilih usia muda. Diperkirakan bahwa pemilih pemula akan tahu dari pemilu atau membuat pilihan mereka sendiri berdasarkan apa yang mereka yakini dan dapat memulihkan kesadaran Pancasila dan kesedaran politik. Akhirnya, untuk meningkatkan kesadaran dan mempromosikan nilai-nilai politik, internalisasi Pancasila sangat diperlukan, terutama pada pemilih pemula terkhusus siswa yang ada di mas ishlahiyah binjai.