Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Rencana Pengembangan Sempadan Sungai Di Desa Kemantren Sebagai Sarana Rekreasi Urban Tourism Fahmi, M. Rizal; Widodo, Hendro Agus; Kusuma, George Endri; Santoso, Mardi; Kurniasih, Dewi; Nindyapuspa, Ayu; Karamina, Ponti Almas; Syafiuddin, Syafiuddin; Putra, Gusma Hamdana; Cahyono, Luqman; Utomo, Agung Prasetyo
Jurnal Pengabdian Sosial Vol. 2 No. 2 (2024): Desember
Publisher : PT. Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/4nbym639

Abstract

Lahan terbuka menjadi kebutuhan utama bagi kehidupan masyarakat, terutama setelah COVID-19. Pandemi yang berlangsung selama lebih dari dua tahun makin menyadarkan masyarakat bahwa ruang terbuka adalah hal yang penting untuk diupayakan keberadaannya. Di antara beberapa hal yang bisa dilakukan adalah pemanfaatan lahan kosong di sekitar bantaran sungai dengan mengubahnya menjadi kawasan yang ramah lingkungan. Salah satu sungai yang dapat dikembangkan untuk menjadi sarana rekreasi terletak di Desa Kemantren, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo. Kawasan ini diharapkan menjadi tempat wisata bertemakan "Urban Tourism" yang dapat dinikmati oleh masyarakat desa ataupun warga sekitar. Pemanfaatan lahan ini akan membawa dampak yang positif bagi Dusun Kemantren, karena selain warganya dapat menikmati Urban Tourism, mereka juga dapat melakukan kegiatan ekonomi di tempat wisata baru. Kas dusun pun akan terisi dengan potensi-potensi yang mengikutinya. Untuk mewujudkan fungsi tersebut, diperlukan suatu perencanaan yang memenuhi prinsip-prinsip penataan lanskap yang baik, mulai dari studi literatur, survey lokasi, analisis tapak, hingga proses perencanaan itu sendiri. Diawali dengan sketsa ide dan dilanjutkan dengan pengembangan model 3D, hasil desain dan perencanaan telah dilaksanakan sebagian dengan membuat lampu penanda dinamis yang diletakkan di dekat jalan masuk pemukiman. Selain itu, pengelolaan sampah yang menjadi perhatian utama menjadi dasar pembagian tempat sampah menjadi dua, organik dan anorganik. Sampah organik akan masuk ke dalam proses pengomposan dan sampah anoganik dapat disetorkan ke bank sampah atau diproses sebagai bahan dasar kerajinan tangan yang memiliki nilai guna dan ekonomi. Perancangan dan pembuatan Urban Tourism di Dusun Kemantren, Sidoarjo ini mengkolaborasikan institusi pendidikan dengan pemerintah desa, sehingga penerapan ilmu dapat maksimal dengan dilakukannya pengabdian masyarakat, dan pihak desa juga dapat merasakan manfaatnya secara nyata.
ANALISIS KEKUATAN BANGKU TAMAN BERBAHAN CEMENTITIOUS COMPOSITE DENGAN CAMPURAN FLY ASH DAN PASIR LIMBAH SANDBLASTING Fahmi, M. Rizal; Wiwik Dwi Pratiwi; Fitroh Resmi; Luqman Cahyono; Endang Fitria Rahmawati; Hanum Wardah Anggraeni
JISO : Journal of Industrial and Systems Optimization Vol. 8 No. 1 (2025): Juni 2025
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/jiso.v8i1.67-75

Abstract

ABSTRAK Meningkatnya kebutuhan akan ruang terbuka yang nyaman dan berkelanjutan mendorong inovasi dalam pemilihan material furnitur luar ruangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bangku taman berbahan cementitious composite ramah lingkungan dengan memanfaatkan limbah industri berupa fly ash, pasir sandblasting, dan fiberglass sebagai bahan penguat. Cementitious composite yang kuat, tahan cuaca ekstrem, tahan terhadap serangan serangga serta jamur serta fleksibilitas dalam desain membuatnya menjadi pilihan ideal untuk penggunaan di luar ruangan. Empat variasi campuran dibuat dengan substitusi fly ash sebesar 0%, 20%, 30%, dan 40%. Pembuatan spesimen sampel uji tekan dan tarik dilakukan pada 4 variasi dengan 3 kali replikasi untuk masing-masing varian. Hasil cetakan didiamkan terlebih dahulu selama 24 jam kemudian dilanjutkan dengan proses curing selama 28 hari. Seluruh spesimen uji tekan dan tarik diuji dengan menggunakan standar ASTM C-39 dan C-307. Pengujian kuat tekan dan tarik dilakukan untuk menentukan varian dengan performa mekanik terbaik. Hasil menunjukkan bahwa substitusi fly ash sebesar 20% menghasilkan kekuatan tekan dan tarik tertinggi, yaitu 30,27 MPa dan 4,16 MPa. Desain bangku taman selanjutnya disimulasikan menggunakan software Fusion 360 dengan masukan data material dari hasil uji laboratorium. Analisis menunjukkan bahwa desain memiliki nilai safety factor minimum 3,46 dan nilai von misses stress maksimum 0,884 MPa yang berada jauh di bawah batas kerusakan material. Dengan demikian, bangku taman yang dirancang terbukti aman dan layak digunakan, sekaligus berkontribusi terhadap pengurangan limbah industri dan peningkatan estetika ruang publik secara berkelanjutan. ABSTRACT The increasing need for comfortable and sustainable outdoor spaces drives innovation in the selection of outdoor furniture materials. This study aims to develop an environmentally friendly cementitious composite park bench by utilizing industrial waste in the form of fly ash, sandblasting sand, and fiberglass as reinforcing materials. Strong cementitious composite, resistant to extreme weather, resistant to insect and fungal attacks and flexibility in design make it an ideal choice for outdoor use. Four variations of the mixture were made with fly ash substitution of 0%, 20%, 30%, and 40%. The manufacture of compressive and tensile test sample specimens was carried out on 4 variations with 3 replications for each variant. The mold results were left for 24 hours first and then continued with a curing process for 28 days. All compressive and tensile test specimens were tested using ASTM C-39 and C-307 standards. Compressive and tensile strength tests were carried out to determine the variant with the best mechanical performance. The results showed that 20% fly ash substitution produced the highest compressive and tensile strengths, namely 30.27 MPa and 4.16 MPa. The park bench design was then simulated using Fusion 360 software with input of material data from laboratory test results. The analysis shows that the design has a minimum safety factor value of 3.46 and a maximum von misses stress value of 0.884 MPa which is far below the material damage limit. Thus, the designed park bench is proven to be safe and suitable for use, while contributing to the reduction of industrial waste and the improvement of the aesthetics of public spaces in a sustainable manner.
PENERAPAN ELECTRONIC TRAFFIC LAW ENFORCEMENT DALAM MENGURANGI TINGKAT PELANGGARAN LALU LINTAS BERDASARKAN PASAL 272 UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN (Studi Kasus Di Kabupaten Tulungagung) Fahmi, M. Rizal; Nurbaedah, Nurbaedah
MIZAN, Jurnal Ilmu Hukum Vol 14 No 2 inpress (2025): Mizan: Jurnal Ilmu Hukum
Publisher : Universitas Islam Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32503/mizan.v14i2 inpress.7988

Abstract

Electronic Traffic Law Enforcement merupakan penerapan teknologi informasi untuk menangkap berbagai pelanggaran lalu lintas yang dilakukan secara elektronik untuk mendukung ketertiban, keamanan dan keselamatan dalam berlalu lintas. Kecanggihan Electronic Traffic Law Enforcement yang tidak diimbangi dengan budaya hukum masyarakat yang baik, maka dalam pelaksanaannya juga tidak efektif. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti mengambil judul penelitian “Penerapan Electronic Traffic Law Enforcement Dalam Mengurangi Tingkat Pelanggaran Lalu Lintas Berdasarkan Pasal 272 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan (Studi Kasus Di Kabupaten Tulungagung)”. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu 1) Bagaimana efektivitas pelaksanaan Electronic Traffic Law Enforcement di Kabupaten Tulungagung? 2) Bagaimana kendala dalam pelaksanaan Electronic Traffic Law Enforcement di Kabupaten Tulungagung?. Metode penelitian ini menggunakan jenis metode penelitian hukum empiris. Hasil Penelitian ini yaitu 1) Pelaksanaan Electronic Traffic Law Enforcement di Kabupaten Tulungagung belum berjalan dengan efektif karena tujuan dari pemberlakuan ETLE untuk mewujudkan masyarakat tertib lalu lintas tidak tercapai. Hal tersebut dibuktikan dengan terjadinya peningkatan pelanggaran lalu lintas yang sangat signifikan mencapai 3 kali lipat pasca diberlakukannya ETLE mobile yang mana pada 2021 jumlah pelanggaran turun menjadi sebanyak 3.710 jenis penindakan berupa tilang dan 1.892 dengan jenis penindakan berupa teguran pada tahun 2022 tingkat pelanggaran meningkat sebanyak 11.000 jenis penindakan berupa tilang dan 3.975 dengan jenis penindakan berupa teguran dan pada tahun 2023 jumlah pelanggaran mencapai 6.427 jenis penindakan berupa tilang dan 18.702 dengan jenis penindakan berupa teguran. 2)Kendala dalam pelaksanaan Electronic Traffic Law Enforcement di Kabupaten Tulungagung yakni pada Sistem Electronic Traffic Law Enforcement yang hanya mendeteksi pelanggaran, tetapi tidak mendeteksi kesesuaian antara pelaku pelanggaran dengan kendaraan yang digunakan dalam berkendara sehingga hal tersebut menjadikan maraknya penggunaan plat nomor palsu dimasyarakat. Selain itu, faktor budaya hukum masyarakat juga menjadi kendala pelaksanaan Electronic Traffic Law Enforcement di Kabupaten Tulungagung. Peningkatan pelanggaran dari tahun ke tahun menjadi bukti tidak efektifnya pelaksanaan Electronic Traffic Law Enforcement di Kabupaten Tulungagung.