Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KOMPOSISI KIMIA KAYU Acacia mangium Willd DARI BEBERAPA TINGKAT UMUR HASIL TANAM ROTASI PERTAMA Rena M Siagian; Saptadi Darmawan; Saepuloh Saepuloh
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 17, No 1 (1999): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3338.889 KB) | DOI: 10.20886/jphh.1999.17.1.57-66

Abstract

Penggunaan kayu mangium (Acacia mangium Willd) sebagai  bahan baku pulp sudah  dikenal   baik. Untuk  memperoleh  hasil  yang  lebih optimal  maka perlu dilakukan penelitian  mengenai  sifat  dasarnya pada  beberapa  tingkat  umur.   Sifat dasar yang  diamati pada penelitian  ini meliputi berat jenis,  derajat keasaman  (pH) dan komposisi kimia kayu umur 6, 7, 10, 11 dan12  tahun hasil tanam rotasi I dari Sumatera Selatan.Hasil penelitian  menunjukkan  bahwa  bertambahnya  umur  kayu cenderung menaikkan  berat jenis kayu dan kadar pentosan  dengan nilai berkisar antara 0.47-0.56  dan 16.69%  - 17.84%.   Sedangkan untuk kadar selulosa (52.12% - 50.53%), kadar lignin  (29.81%   -  28.51%), kelarutan     dalam alkohol-benzena  (6. 77%  -4.38%),  kelarutan  dalam air dingin  (4.85% -3.44%)  dan derajat  keasaman  (6. 7 -5. 7)  cenderung turun.  Bertambahnya  umur  kayu  memberikan  nilai  yang  ber- fluktuatif  untuk  kelarutan   dalam  air panas  (4. 74%  -  5.50%),   kelarutan  dalam NaOH  (16.25% - 18.94%),  kadar  abu (0.31%  - 0.83%)  dan kadar silika (0.06%-0.46%). Kayu  mangium  sebagai   bahan  baku  pulp  pada   umur  6  dan  12  tahun  menghasilkan  komponen kimia lebih baik dari pada kayu umur 7, /0 dan 11 tahun. Tetapi apabila  ditinjau dari kandungan selulosa  dan daurnya maka  kayu umur 6 tahun adalah yang terbaik.
PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU DENGAN PENAMBAHAN TEMPURUNG KELAPA Djeni Hendra; Saptadi Darmawan
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 18, No 1 (2000): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2760.46 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2000.18.1.1-9

Abstract

Limbah serbuk gergajian kayu mempunyai potensi yang cukup besar untuk terus dikembangkan sebagai bahan baku pembuatan briket arang.  Guna lebih meningkatkan sifat fisis dan kimia briket arang serbuk gergajian kayu maka dilakukan penelitian dengan menambahkan arang tempurung kelapa sebagai bahan baku briket.  Dalam percobaan ini arang tempurung kelapa yang ditambahkan sebesar 10%, 15% dan 20% dari berat briket. Pengarangan serbuk  gergaji  dan  tempurung kelapa  dilakukan  secara  terpisah  dengan menggunakan kiln drum selama 5-7 jam dan selanjutnya dibuat briket sesuai dengan komposisi yang telah ditetapkan. Pada pembuatan briket digunakan perekat kanji sebanyak 2,5% yang dikempa dingin pada tekanan 3,125 ton. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dibandingkan dengan  briket dari 100%  arang  serbuk gergaji,  temyata penambahan  arang tempurung  kelapa mampu meningkatkan  kerapatan,  kekuatan  tekan dan nilai kalor.Secara  keseluruhan nilai  kerapatan briket  arang  berkisar  antara  0,45-0,59  g/cm3, kekuatan  tekan 4,67-6,72 kg/cm2,  kadar air 3,51-4.75%, kadar zat menguap 22.18-25,77,. kadar abu 3,56-4.23%, kadar karbon terikat 70,28-73,82% dan nilai kalor berkisar antara 6.198,99-6.522,84 kal/g. Briket arang dengan komposisi 90% arang serbuk gergaji dan 10% arang tempurung kelapa memberikan hasil yang terbaik untuk kadar air (3,51%), kadar zat menguap (22,18%), kadar karbon terikat (73,82%) dan nilai kalor (6.522.84 kal/g).
PEMBUATAN MINYAK KEMIRI DAN PEMURNIANNYA DENGAN ARANG AKTIF DAN BENTONIT Saptadi Darmawan
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 24, No 5 (2006): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (811.888 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2006.24.5.413-423

Abstract

Pembuatan minyak kemiri dapat dilakukan dengan cara sederhana dan mudah dilakukan oleh masyarakat.  Perlakuan pemanasan pada biji kemiri dan daging kemiri sebelum proses pemecahan dan pengepresan serta penggunaan arang aktif dan bentonit pada tahap pemurnian minyak akan mempengaruhi kualitas minyak kemiri.   Penelitian ini bertujuan untuk 1). mengetahui pengaruh pemanasan daging kemiri terhadap rendemen dan warna minyak yang dihasilkannya dan 2). mengetahui pengaruh jenis dan konsentrasi bahan pemucat (arang aktif dan bentonit) terhadap sifat fisiko-kimia minyak kemiri. Pemanasan pada biji kemiri berupa penjemuran (3, 4 dan 5 jam), penyangraian (7,5; 12,5 dan 17,5 menit) dan pengovenan pada suhu 60oC (1; 1,5 dan 2 jam) dimaksudkan untuk mendapatkan kondisi terbaik dalam pembuatan minyak kemiri dilihat dari rendemen dan warna minyaknya. Pembuatan minyak dilakukan dengan cara kempa hidraulik pada suhu 60oC.   Minyak kemiri yang dihasilkan dari kondisi terbaik (penyangraian selama 1,5 jam) kemudian dimurnikan menggunakan arang aktif dan bentonit pada konsentrasi 2%, 3% dan 4% serta diuji sifat fisiko-kimianya. Penggunaan arang aktif  sebesar 2% menghasilkan sifat fisiko-kimia minyak kemiri yang optimum dan telah memenuhi Standar Nasional Indonesia untuk indeks bias, berat jenis, bilangan iod dan bilangan asam.
KOMPOSISI KIMIA KAYU Acacia mangium Willd DARI BEBERAPA TINGKAT UMUR HASIL TANAM ROTASI PERTAMA Rena M Siagian; Saptadi Darmawan; Saepuloh Saepuloh
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 17, No 1 (1999): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1999.17.1.57-66

Abstract

Penggunaan kayu mangium (Acacia mangium Willd) sebagai  bahan baku pulp sudah  dikenal   baik. Untuk  memperoleh  hasil  yang  lebih optimal  maka perlu dilakukan penelitian  mengenai  sifat  dasarnya pada  beberapa  tingkat  umur.   Sifat dasar yang  diamati pada penelitian  ini meliputi berat jenis,  derajat keasaman  (pH) dan komposisi kimia kayu umur 6, 7, 10, 11 dan12  tahun hasil tanam rotasi I dari Sumatera Selatan.Hasil penelitian  menunjukkan  bahwa  bertambahnya  umur  kayu cenderung menaikkan  berat jenis kayu dan kadar pentosan  dengan nilai berkisar antara 0.47-0.56  dan 16.69%  - 17.84%.   Sedangkan untuk kadar selulosa (52.12% - 50.53%), kadar lignin  (29.81%   -  28.51%), kelarutan     dalam alkohol-benzena  (6. 77%  -4.38%),  kelarutan  dalam air dingin  (4.85% -3.44%)  dan derajat  keasaman  (6. 7 -5. 7)  cenderung turun.  Bertambahnya  umur  kayu  memberikan  nilai  yang  ber- fluktuatif  untuk  kelarutan   dalam  air panas  (4. 74%  -  5.50%),   kelarutan  dalam NaOH  (16.25% - 18.94%),  kadar  abu (0.31%  - 0.83%)  dan kadar silika (0.06%-0.46%). Kayu  mangium  sebagai   bahan  baku  pulp  pada   umur  6  dan  12  tahun  menghasilkan  komponen kimia lebih baik dari pada kayu umur 7, /0 dan 11 tahun. Tetapi apabila  ditinjau dari kandungan selulosa  dan daurnya maka  kayu umur 6 tahun adalah yang terbaik.
PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU DENGAN PENAMBAHAN TEMPURUNG KELAPA Djeni Hendra; Saptadi Darmawan
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 18, No 1 (2000): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2000.18.1.1-9

Abstract

Limbah serbuk gergajian kayu mempunyai potensi yang cukup besar untuk terus dikembangkan sebagai bahan baku pembuatan briket arang.  Guna lebih meningkatkan sifat fisis dan kimia briket arang serbuk gergajian kayu maka dilakukan penelitian dengan menambahkan arang tempurung kelapa sebagai bahan baku briket.  Dalam percobaan ini arang tempurung kelapa yang ditambahkan sebesar 10%, 15% dan 20% dari berat briket. Pengarangan serbuk  gergaji  dan  tempurung kelapa  dilakukan  secara  terpisah  dengan menggunakan kiln drum selama 5-7 jam dan selanjutnya dibuat briket sesuai dengan komposisi yang telah ditetapkan. Pada pembuatan briket digunakan perekat kanji sebanyak 2,5% yang dikempa dingin pada tekanan 3,125 ton. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dibandingkan dengan  briket dari 100%  arang  serbuk gergaji,  temyata penambahan  arang tempurung  kelapa mampu meningkatkan  kerapatan,  kekuatan  tekan dan nilai kalor.Secara  keseluruhan nilai  kerapatan briket  arang  berkisar  antara  0,45-0,59  g/cm3, kekuatan  tekan 4,67-6,72 kg/cm2,  kadar air 3,51-4.75%, kadar zat menguap 22.18-25,77,. kadar abu 3,56-4.23%, kadar karbon terikat 70,28-73,82% dan nilai kalor berkisar antara 6.198,99-6.522,84 kal/g. Briket arang dengan komposisi 90% arang serbuk gergaji dan 10% arang tempurung kelapa memberikan hasil yang terbaik untuk kadar air (3,51%), kadar zat menguap (22,18%), kadar karbon terikat (73,82%) dan nilai kalor (6.522.84 kal/g).
PEMBUATAN MINYAK KEMIRI DAN PEMURNIANNYA DENGAN ARANG AKTIF DAN BENTONIT Saptadi Darmawan
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 24, No 5 (2006): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2006.24.5.413-423

Abstract

Pembuatan minyak kemiri dapat dilakukan dengan cara sederhana dan mudah dilakukan oleh masyarakat.  Perlakuan pemanasan pada biji kemiri dan daging kemiri sebelum proses pemecahan dan pengepresan serta penggunaan arang aktif dan bentonit pada tahap pemurnian minyak akan mempengaruhi kualitas minyak kemiri.   Penelitian ini bertujuan untuk 1). mengetahui pengaruh pemanasan daging kemiri terhadap rendemen dan warna minyak yang dihasilkannya dan 2). mengetahui pengaruh jenis dan konsentrasi bahan pemucat (arang aktif dan bentonit) terhadap sifat fisiko-kimia minyak kemiri. Pemanasan pada biji kemiri berupa penjemuran (3, 4 dan 5 jam), penyangraian (7,5; 12,5 dan 17,5 menit) dan pengovenan pada suhu 60oC (1; 1,5 dan 2 jam) dimaksudkan untuk mendapatkan kondisi terbaik dalam pembuatan minyak kemiri dilihat dari rendemen dan warna minyaknya. Pembuatan minyak dilakukan dengan cara kempa hidraulik pada suhu 60oC.   Minyak kemiri yang dihasilkan dari kondisi terbaik (penyangraian selama 1,5 jam) kemudian dimurnikan menggunakan arang aktif dan bentonit pada konsentrasi 2%, 3% dan 4% serta diuji sifat fisiko-kimianya. Penggunaan arang aktif  sebesar 2% menghasilkan sifat fisiko-kimia minyak kemiri yang optimum dan telah memenuhi Standar Nasional Indonesia untuk indeks bias, berat jenis, bilangan iod dan bilangan asam.