Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Review of Preterm Labour Cases at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital January – December 2009 Fatimah, Andi
Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology Volume. 35, No. 2, April 2011
Publisher : Indonesian Socety of Obstetrics and Gynecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (45.397 KB)

Abstract

Objective: To describe and to evaluate preterm labour cases and management at obstetric emergency room of Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital (RSCM) from January until December 2009. Method: This is a cross-sectional study with 202 secondary data samples from stratified random sampling performed to all preterm labour cases at obstetric emergency room of RSCM from January until December 2009. The data were processed for frequencies and bivariate analysis, and then further analyzed with multivariate analysis. Result: Most of the patient’s age were between 17 to 35 years old (82.7%). Most of them belonged to preterm group or gestational age between 32 weeks to less than 37 weeks (69.8%). Fifty three percent of the preterm labour was caused by premature rupture of the membrane. About 47% of the babies had perinatal morbidity and the most morbidity cases was respiratory distress with septic condition (47.7%). Perinatal mortality only happened to 5.9% babies. From bivariate analysis, low socioeconomic level (p = 0.032), gestational age (extreme preterm p = 0.000, very preterm p = 0.000), APGAR Score minute 1 < 7 (p = 0.000), APGAR Score minute 5 < 7 (p = 0.000) and preterm baby status (Small for Gestational Age p = 0.048) were the variable which influenced the perinatal morbidity in our hospital. Perinatal mortality was influenced by low socioeconomic level (p = 0.048), gestational age (extreme preterm p = 0.000, very preterm p = 0.063), APGAR Score minute 1 < 7 (p = 0.000), APGAR Score minute 5 < 7 (p = 0.000) and also morbidity of the preterm baby (p = 0.000). In this study, we found there was significant relation between cases of membrane rupture and perinatal sepsis (p = 0.000; RR 5.98; 95% CI 2.72 - 13.39) but there was no significant relation between cases with or without membrane rupture compared to active or expectant management to the perinatal morbidity and mortality. From multivariate analysis, APGAR score minute 5 < 7 had the greatest influence to the perinatal morbidity and preterm baby morbidity had the greatest influence to perinatal mortality. Conclusion: Perinatal morbidity and mortality caused by preterm labour in Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital were influenced by several factors which are socioeconomic status, APGAR score, preterm baby status and also morbidity of the baby. Therefore we need to do comprehensive prevention in biologic and socioeconomic condition of the patients. Expectant management in preterm labour cases should be made on many consideration since expectant management was proven had no correlation with good perinatal morbidity and mortality outcome. [Indones J Obstet Gynecol 2011; 35-2: 61-6] Keywords: preterm labour, risk factor, perinatal morbidity, perinatal mortality
Pembuatan Pot Bunga Ramah Lingkungan Berbahan Abu Sekam Padi dalam Industri Rumah Tangga pada Perumahan Taman Safira Lestari Kabupaten Gowa Yunus, Andi Ibrahim; Fatimah, Andi; Satriani, Irma; Rosvita, Ita; Sompa, Andi
IPTEK: Jurnal Hasil Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4, No 3 (2025): IPTEK: Jurnal Hasil Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : IPTEK: Jurnal Hasil Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/iptek.v4i3.70850

Abstract

Abstrak.  Sampah merupakan salah satu permasalahan klasik yang kurang mendapatkan perhatian. Dalam hal mengolah sampah agar tidak berdampak negatif bagi lingkungan sekitar. Pemberdayaan masyarakat dalam memperluas kesempatan kerja yang salah satunya dipengaruhi oleh kebijakan pengembangan Usaha Mikro. Metode pengelolaan sampah dengan melakukan metode mendaur ulang. Hal yang melatarbelakangi kegiatan pelatihan pembuatan pot bunga ramah lingkungan berbahan abu sekam padi di Perumahan Taman Safira Lestari, yaitu: ketertarikan peserta, keinginan peserta, dan keterbatasan informasi peserta mengetahui cara pembuatan dan kewirausahaan. Kegiatan pembuatan pot bunga awalnya dalam bentuk yang menyerupai lekukan dari lipatan kain tebal berbahan semen, dan pasir. Pemanfaatan abu sekam padi sebagai bahan substitusi semen pada pot bunga bertujuan untuk mengurangi penggunaan semen dan sebagai alternatif cara mengelola limbah serta diharapkan berdapat dampak positif bagi lingkungan. Abu sekam padi termasuk jenis material bersifat pozolan yang dapat bermanfaat untuk meningkatkan sifat-sifat beton. Penelitian ini bertujuan untuk memperkenalkan kepada peserta pelatihan dalam kegiatan pengabdian masyarakat cara pembuatan pot bunga ramah lingkungan dengan memanfaatkan abu sekam padi sebagai bahan subtitusi. Untuk mendapatkan abu sekam padi, terlebih dahulu limbah sekam padi dibakar, kemudian dihaluskan dengan ditumbuk serta diayak menggunakan saringan ayakan. Materi kewirausahaan disampaikan oleh Andi Fatimah, Ita Rosvita, Irma Satriani, dan Andi Sompa dilanjutkan dengan materi penggunaan bahan baku berupa abu sekam padi disampaikan oleh Andi Ibrahim Yunus, kemudian mempresentasikan teknik pembuatan pot ramah lingkungan oleh Mahasiswa Universitas Fajar. Sesi terakhir dilakukan tanya jawab seputar kegiatan memulai usaha, prospek usaha dan motifasi berbisnis pot bunga bagi peserta, dan pameran hasil karya peserta, serta foto bersama Dosen, Mahasiswa, dan Peserta Pelatihan Kegiatan. Adapun kesimpulan dari hasil kegiatan pelatihan ini ada yaitu: kegiatan ini berperan serta dalam usaha mikro, peserta dapat merancang desain baru, dan kegiatan pengabdian selanjutnya, berupa pelatihan mengenai produk inovatif berbahan baku yang berbeda.
Pemanfaatan Tempurung Kelapa Menjadi Briket Sebagai Biomassa Alternatif Ramah Lingkungan Yunus, Andi Ibrahim; Masruniwati, Afifah; Indrayuni, Armi; Fatimah, Andi; A. Sompa, A. Sompa
Jurnal Pengabdian Masyarakat: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan Vol 5, No 4 (2025): JPM: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan
Publisher : Penerbit Widina, Widina Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59818/jpm.v5i4.1836

Abstract

Indonesia as an agricultural country has the largest potential for coconut utilization in the world. Coconut shells are agricultural waste which is one of the sources of biomass energy processed into briquettes. The purpose of making charcoal briquettes from coconut shells is to create an environmentally friendly alternative energy source. The method of implementing the activity is in the form of community outreach for 10 participants in Balla Tinggia Hamlet in 2025, which aims to outline the plans carried out by presenting material including the stages of processing coconut shell waste into environmentally friendly briquette fuel. The work program for this activity, namely: observation, planning, implementation and assistance of activities, and evaluation of activity results. further drying, and packaging and storing briquettes. Based on interviews with the people of Balla Tinggia Hamlet, they expressed their appreciation for the success of this activity, enthusiastically following several stages of the activity carried out, so that they felt capable of doing it independently in their respective homes. This can be seen from the high enthusiasm of participants in participating in the socialization activity of making coconut shell briquettes. The results of the activities carried out show that the use of coconuts as charcoal briquettes offers an environmentally friendly alternative, with coconut shells as the main ingredient. This activity can also provide residents with new knowledge about the benefits and potential for reusing agricultural waste in their environment.ABSTRAKIndonesia sebagai negara agraris mempunyai potensi pemanfaatan kelapa terbesar di dunia. Tempurung kelapa adalah limbah pertanian yang merupakan salah satu sumber energi biomassa diolah menjadi briket. Tujuan dari pembuatan briket arang dari tempurung kelapa adalah untuk menciptakan sumber energi alternatif ramah lingkungan. Metode pelaksanaan kegiatan berupa sosialisasi masyarakat dusun sebanyak 10 orang peserta di Dusun Balla Tinggia pada Tahun 2025, yang bertujuan untuk menguraikan rencana yang dilakukan dengan cara menyajikan materi mencakup tahap-tahap pengolahan limbah tempurung kelapa menjadi bahan bakar briket ramah lingkungan. Program kerja pada kegiatan ini, yaitu: observasi, perencanaan, pelaksanaan dan pendampingan kegiatan, serta evaluasi hasil kegiatan. Berdasarkan wawancara dengan masyarakat Dusun Balla Tinggia, mereka memberikan apresiasi atas kesuksesan kegiatan ini, dengan penuh semangat mengikuti beberapa tahapan kegiatan yang dilakukan, sehingga mereka merasa mampu melakukannya secara mandiri di rumah masing-masing. Hasil dari kegiatan yang dilakukan menunjukkan bahwa pemanfaatan buah kelapa sebagai briket arang menawarkan alternatif yang ramah lingkungan, dengan tempurung kelapa sebagai bahan utama. Kegiatan ini juga, dapat membekali warga dengan pengetahuan baru mengenai manfaat dan potensi pemanfaatan kembali limbah pertanian yang ada di lingkungan sekitar mereka.
Optimalisasi sampah domestik sebagai pupuk organik melalui pemanfaatan biopori ramah lingkungan berbahan plastik bekas (studi kasus: Perumahan Taman Safira Lestari) Zulharnah, Zulharnah; Mastutie, Faizah; Yunus, Andi Ibrahim; Fatimah, Andi
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 3 (2025): May
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i3.31701

Abstract

AbstrakMasyarakat sebagai konsumen selalu menghasilkan sampah. Pemerintah bersama seluruh masyarakat mengolah sampah agar tidak berdampak negatif bagi lingkungan sekitar. Penggunaan material berbahan dasar dari plastik secara berlerbihan, mengakibatkan jumlah sampah semakin bertambah banyak. Tumpukan sampah tersebut tentu mengganggu keindahan lingkungan. Bahan plastik banyak digunakan sebagai wadah kemasan minuman mineral. Sampah plastik merupakan sampah an-organik berupa botol plastik bekas kemasan minuman mineral dan sampah yang berasal dari makhluk hidup merupakan sampah organik berupa sisa makanan, daun, kulit buah, dan lainnya, yang berbentuk padat. Salah satu upaya untuk menganggulangi sampah an-organik dan sampah organik dengan membuat kerajinan tangan, berupa biopori ramah lingkungan dan pupuk organik. Perumahan Taman Safira Lestari berada di Kelurahan Romang Polong Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa merupakan lokasi kegiatan PKM, dalam pengelolaan sampah organik dan an-organik. Biopori ramah lingkungan adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah, biasanya diisi dengan bahan organik seperti daun kering, sisa sayuran, atau sampah organik lainnya. Kegiatan ini dilakukan menggunakan metode andragogi menekankan pada partisipasi aktif, relevansi dengan kehidupan sehari-hari, dan pemecahan masalah nyata. Materi dalam kegiatan PKM ini, yaitu pengenalan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan metode dan tata cara pembuatan biopori ramah lingkungan ramah lingkungan dan pupuk organik. Hasil kegiatan PKM diperoleh hasil warga umumnya telah mempunyai pengetahuan tentang aspek kesehatan lingkungan terkait kegiatan pengelolaan sampah rumah tangga, terutama sampah organik dan warga mulai sadar akan pentingnya metode yang dapat dilakukan dalam kegiatan pengelolaan sampah organik agar tidak merusak lingkungan, dengan biopori ramah lingkungan yang juga dapat menghasilkan pupuk organik. Kata kunci: sampah; sampah; biopori; pupuk; plastik. Abstract Society as consumers always produces waste. The government together with the entire community processes waste so that it does not have a negative impact on the surrounding environment. Excessive use of plastic-based materials has resulted in an increasing amount of waste. The piles of waste certainly disrupt the beauty of the environment. Plastic materials are widely used as containers for mineral drink packaging. Plastic waste is inorganic waste in the form of used plastic bottles for mineral drink packaging and waste originating from living things is organic waste in the form of food scraps, leaves, fruit peels, and others, which are solid. One effort to overcome inorganic waste and organic waste is by making handicrafts, in the form of environmentally friendly biopores and organic fertilizers. Taman Safira Lestari Housing is located in Romang Polong Village, Somba Opu District, Gowa Regency, which is the location of PKM activities, in managing organic and inorganic waste. Environmentally friendly biopores are cylindrical holes made vertically into the ground, usually filled with organic materials such as dry leaves, vegetable scraps, or other organic waste. This activity is carried out using the andragogy method emphasizing active participation, relevance to everyday life, and solving real problems. The material in this PKM activity is the introduction and problem solving related to the method and procedure for making environmentally friendly biopores and organic fertilizers. The results of the PKM activity obtained the results that residents generally have knowledge about environmental health aspects related to household waste management activities, especially organic waste and residents are beginning to realize the importance of methods that can be carried out in organic waste management activities so as not to damage the environment, with environmentally friendly biopores that can also produce organic fertilizers. Keywords: waste; garbage; biopores; fertilizer; plastic.
Meningkatkan Minat Hafalan Surah Pendek Siswa Sekolah Dasar Negeri Karangloe Melaui Kegiatan Pesantren Ramadhan Dalam Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka Yunus, Andi Ibrahim; Fatimah, Andi; Sompa, A.
-
Publisher : LPPM UNIVERSITAS KHAIRUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/pengamas.v6i3.6207

Abstract

Education is something that is very important for human life, both in terms of personal, family, community and state life. In fact, there are still many problems that must be faced in order to improve the quality of education in Indonesia, especially religious education. For students of SD Negeri Karangloe, it was found that there were only a few students who memorized short surah well and fluently according to the tajwid rules. The purpose of the community service activities carried out is to find out how the memorization method is carried out in accordance with the theory so that it increases interest in memorizing short surah so that it helps students memorize short surahs. This community service activity involved lecturers and teachers as resource persons, religious teachers as judges, students from several universities, staff and employees of SD Negeri Karangloe, as well as the Malakaji Village community who were directly involved and participated in this activity, and students as contest participants. The activities carried out include: preparatory meetings, preparation for activities, and the implementation of competitions. Based on the objectives of the community service activities carried out, it was found that the results of the implementation of the short surah memorization competition which were attended by school students needed to be planned and implemented annually, so that it could be developed into a verse and surah memorization competition of the Al-Quran so that students as tahfiz were able to compete starting from village level to national level.
Pengenalan Budaya Sulawesi Selatan dalam Kegiatan Modul Nusantara Pada Program PMM (Pertukaran Mahasiswa Merdeka) Batch 4 Fatimah, Andi; Azizah, Nurul; Hardianti, Hardianti; Indrayuni, Armi; Yunus, Andi Ibrahim
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 6 (2025): November (In Progress)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i6.36419

Abstract

AbstrakIndonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan keberagaman ras, suku, agama, serta budaya. Generasi muda yang lebih menyukai budaya barat terlihat lebih gaul daripada budaya kita sendiri, merupakan salah satu permasalahan pengenalan budaya. Perguruan tinggi memiliki peran penting dalam mengembangkan kurikulum dan keterampilan non-teknis. Kerja sama antar perguruan tinggi dapat mengurangi disparitas kualitas yang signifikan antar perguruan tinggi di Indonesia. Program MBKM merupakan kebijakan pemerintah bertujuan memiliki pengalaman belajar lintas kampus. Kampus Merdeka merupakan salah satu kebijakan pemerintah yang memberikan kebijakan perguruan tinggi untuk memberikan kebebasan kepada Mahasiswa/i untuk mencari pengalaman belajar di luar program studinya. Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) merupakan sebuah program pertukaran mahasiswa/i belajar di perguruan tinggi lain untuk mendapatkan pengalaman belajar di perguruan tinggi terbaik di seluruh Indonesia. Modul Nusantara menjadi salah satu mata kuliah yang wajib diambil oleh mahasiswa/i yang mengikuti program PMM. Subjek atau sasaran kegiatan pengabdian kepada masyarakat, yaitu mahasiswa/i PMM Angkatan 4 sebanyak 16.250 mahasiswa/i. Kegiatan Modul Nusantara terdiri dari kegiatan kebhinekaan, refleksi, inpirasi, dan kontribusi sosial. Kegiatan ini bertujuan untuk mengkaji kegiatan Modul Nusantara, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa/i mengenai pengenalan budaya Sulawesi Selatan dalam Meningkatkan toleransi budaya. Metode pelaksanaan kegiatan Modul Nusantara melalui pendampingan oleh Dosen Modul Nusantara (DMN) dan Liaison Officer (LO). Adapun hasil kegiatan dicapai, sebagai berikut: kunjungan ke tempat obyek wisata sejarah dan peribadatan, pemutaran film khas Kota Makassar, kajian naskah kuno, menelusuri sejarah dan peninggalan Raja-Raja Gowa, kuliner nusantara, dan eksplorasi budaya dan kunjungan ke berbagai obyek wisata. Kata kunci: kegiatan; budaya; kebhinekaan; mahasiswa/i; dan modul nusantara. AbstractIndonesia is known as a country rich in racial, ethnic, religious, and cultural diversity. Cooperation between universities can reduce the significant disparity in quality between universities in Indonesia. The MBKM program is a government policy that provides universities with the freedom to study at universities. The Independent Student Exchange Program (PMM) is a student exchange program for students studying at other universities in Indonesia. The Nusantara Module is one of the compulsory courses for students participating in the PMM program. Nationally, the participants of the PMM Batch 4 Program were 16,250 students. The Nusantara Module activities consisted of diversity activities, reflection, inspiration, and social contribution. This study aims to examine the Nusantara Module Activities, which are expected to increase students' understanding of the Introduction to South Sulawesi Culture. Community Service uses qualitative descriptive research. The Nusantara Module activities were accompanied by the Nusantara Module Lecturer (DMN) and Liaison Officer (LO). The results of the implementation are as follows: visits to historical and religious tourist attractions, screening of films typical of Makassar City, study of ancient manuscripts, exploring the history and heritage of the Kings of Gowa, Indonesian culinary, and cultural exploration and visits to various tourist attractions. Keywords: activities; culture; diversity; students; and nusantara module.