Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

KAJIAN FOLKLOR DALAM TRADISI LARUNGAN DI DESA KERTOJAYAN KECAMATAN GRABAG KABUPATEN PURWOREJO Aris Aryanto
ADITYA - Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Vol 3, No 6 (2013): ADITYA
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.167 KB)

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk: (1) Mengungkap prosesi pelaksanaan dan makna simbolis sesaji dalam tradisi larungan di Desa Kertojayan Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo; (2) Mendeskripsikan nilai-nilai yang terdapat dalam tradisi larungan di Desa Kertojayan Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo. Bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan etnografi. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sumber data penelitian ini adalah para informan atau narasumber yang mengetahui tentang tradisi larungan di Desa Kertojayan Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo. Tradisi Larungan sebagai tradisi sedekah laut dan juga sebagai bentuk upacara bersih desa. Tujuannya, untuk ucap syukur masyarakat atas pemberian Tuhan Yang Maha Esa kepada masyarakat Desa Kertojayan dan sekitarnya atas hasil laut. Tradisi larungan tersirat beberapa nilai-nilai yang dapat dijadikan sebagai pedoman hidup bermasyarakat di Desa Kertojayan dan nilai-nilai tersebut masih relevan dengan gaya hidup masyarakat desa.    Kata kunci : tradisi larungan, folklor, Kertojayan
PENCITRAAN TOKOH WANITA DALAM NOVEL CINTRONG PAJU-PAT KARYA SUPARTO BRATA Aris Aryanto; Catur Handayani
ADITYA - Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Vol 1, No 1 (2012): ADITYA
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Catur Handayani. Pencitraan Tokoh Wanita dalam Novel Cintrong Paju Pat  Karya Suparto Brata. Skripsi.  Purworejo.  Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan Bahasa dan sastra Jawa. Universitas Muhammadiyah Purworejo.2012. Permasalahan yang dibahas adalah  (1) bagaimana  struktur pembangun novel,  (2) Bagaimana  citra tokoh  utama wanita, dan (3) Bagaimana  perjuangan tokoh utama dalam novel Cintrong Paju-Pat Karya Suparto Brata. Sesuai dengan judul dan permasalahan  penelitian  ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur pembangun novel, citra wanita dan perjuangan tokoh utama wanita dalam novel Cintrong Paju-Pat Karya Suparto Brata. Teori yang penulis pergunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural,teori feminisme  dan  gender. Wijaya Heru (2009)  teori struktural, bahwa unsur-unsur struktur, karya sastra terdiri dari tema,  tokoh dan penokohan, alur,  latar. Teori feminisme menurut sugihastuti (2002), adalah sebuah teori yang menyangkut dua hal pokok, yakni citra diri dan citra sosial, sedangkan  gender memperjuangkan untuk mendapatkan pekerjaan. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik analisis isi, teknik pustaka,dan observasi. teknik pustaka adalah menggunakan sumber-sumber tertulis untuk mengumpulkan data. Teknik observasi adalah teknik yang dilakukan dengan membaca secara kritis dan teliti seluruh teks. Teknik analisis data menggunakan analisis feminis, mengkaji dan membahas unsur strukutur, citra tokoh utama wanita dan perjuangan  tokoh wanita dalam novel  Cintrong Paju-Pat  Karya Suparto Brata. Dari hasil analisis yang diperoleh bahwa, novel Cintrong Paju-Pat  terdiri dari:(1) Tema, cinta segi empat dan perjuangan wanita. Tokoh, yakni tokoh utama wanitanya Abrit  (sebagai tokoh  antagonis),  dan  Lirih  (sekaligus sebagai tokoh protagonis).  Alurnya maju atau lurus.  Latar meliputi: latar tempat, waktu dan sosial. (2) Citra pribadi wanita dapat digambarkan melalui, Citra fisik wanita yang ditunjukan dalam novel  yaitu  wanita  yang  cantik,  sederhana dan cerdas. Menunjukan citra perilaku. Citra psikis wanita adalah wanita  yang mandiri, dan tanggung jawab. Citra sosial wanita  adalah  seorang selebritis (wanita karir). (3)  Perjuangan diri  tokoh utama (Lirih), yakni wanita  yang memperjuangkan  untuk mendapatkan suatu pekerjaan.   Kata kunci : struktural, citra wanita dan perjuangannya.
SOSIOBUDAYA MASYARAKAT PURWOREJO SEBAGAI MODEL PENYUSUNAN PENGEMBANGAN DAERAH DITINJAU DARI ASPEK SEJARAH DALAM BABAD BANYUURIP, BABAD DIPANEGARA LAN BABAD NAGARI PURWOREJO Yuli Widiyono; Aris Aryanto; Rochi mansyah
ADITYA - Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Vol 4, No 4 (2014): ADITYA
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.156 KB)

Abstract

Abstrak: Perkembangan kehidupan masyarakat dapat dilihat dari kehidupan sosiobudaya masyarakatnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap dan mendeskripsikan 1) transliterasi naskah Babad Banyuurip, Babad Dipanegara lan Babad Nagari Purworejo, 2) bentuk-bentuk sosiobudaya masyarakat Purworejo dalam naskah Babad Banyuurip, Babad Dipanegara lan Babad Nagari Purworejo, 3) model pengembangan Kabupaten Purworejo terkait dengan Babad Banyuurip, Babad Dipanegara lan Babad Nagari Purworejo. Penelitian ini akan menganalisis mengenai isi naskah dari ketiga naskah yang dijadikan sebagai sumber data, yaitu: Babad Banyuurip, Babad Dipanegara lan Babad Nagari Purworejo. Naskah yang digunakan sebagai sumber adalah naskah tunggal. Bentuk penelitian adalah kualitatif deskriptif dengan menggunakan cara kerja penelitian filologi. Cara kerja penelitian filologi yang dimaksud meliputi: inventarisasi naskah, deskripsi naskah, dan transliterasi dengan edisi standar. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pustaka (library research), yaitu penelitian dengan menggunakan materi dan bahan-bahan yang ada di perpustakaan dengan tujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bahan yang terkait. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa : 1) Pada transliterasi naskah ini tidak dapat dilakukan secara menyeluruh disebabkan oleh kondisi naskah berupa salinan dari naskah sebelumnya sehingga banyak diketemukan tulisan-tulisan yang sudah rusak atau tak terbaca. Untuk membantu mengetahui isi naskah dengan menggunakan terjemahan bebas, 2) Bentuk-bentuk sosiobudaya yang terdapat dalam kedua naskah ini meliputi: sejarah desa Bagelen beserta mitos yang melingkupinya, tentang budaya pengobatan tradisional masyarakat Purworejo, silsilah keturunan dari Nabi Adam sampai dengan Cakranegara 1, masyarakat yang gemar melihat seni pertunjukan wayang kulit, adanya budaya among-among di masyarakat, adanya pendidikan etika Jawa anak kepada orang tua, 3) Dalam Renstra Purworejo, belum diketemukan mengenai pengenalan dan pengembangan tanaman obat herbal. Sehubungan dengan penggalian sosiobudaya yang ada di naskah Babad Banyuurip, diketemukan mengenai pengobatan tradisional Jawa yang memanfaatkan kelapa sebagai obat sakit meriang atau masuk angin. Melihat kondisi geografis Purworejo yang menjadi salah satu penghasil kelapa,   Kata kunci : sosiobudaya, model pengembangan daerah
TRADISI MISAH BOYONG SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN ETIKA HIDUP BERMASYARAKAT DI PURWOREJO Aris Aryanto
p-ISSN 2356-0576
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.92 KB) | DOI: 10.37729/btr.v2i03.3503

Abstract

ABSTRACT: The life of today's society tends to have changed. Changes that occur leading to changes in society ethics. These changes are related to the influence of globalization and the growing mobilization of the foreign culture more incentive to rush into the joints of people's lives. Ethics society has degraded to a lower position. To mitigate them, as the last bastion of culture needs to be re-excavation of the cultures, particularly the ethical values of society contained in a traditional ceremony or tradition. Misah boyong tradition is one of the traditions of Java that are becoming obsolete. When lived in depth, it turns out this misah boyong tradition has the meaning of life related to ethics education community life, especially the Java community. Misah boyong tradition practiced by most of the Java community as a form of harmony and social harmony. In this case, relation the individual in relation to another individual, and the individual with society. ABSTRAK: Kehidupan masyarakat saat ini cenderung telah berubah. Perubahan yang terjadi mengarah pada perubahan etika masyarakat. Perubahan ini terkait dengan adanya pengaruh globalisasi dan mobilisasi budaya asing yang kian hari semakin gencar merangsek masuk ke sendi-sendi kehidupan masyarakat. Etika masyarakat telah terdegradasi ke posisi yang rendah. Untuk menanggulanginya, budaya sebagai benteng terakhir perlu dilakukan penggalian kembali mengenai budaya-budaya, khususnya nilai-nilai etika masyarakat yang terdapat dalam upacara adat atau tradisi. Tradisi misah boyong merupakan salah satu di antara tradisi-tradisi Jawa yang sudah mulai ditinggalkan. Apabila dihayati secara mendalam, ternyata tradisi misah boyong ini memiliki makna hidup berkaitan dengan pendidikan etika hidup bermasyarakat khususnya masyarakat Jawa. Tradisi misah boyong dilakukan oleh sebagian masyarakat Jawa sebagai wujud keselarasan dan keharmonisan sosial. Dalam hal ini, hubungan individu dalam hubungannya dengan individu lain, dan individu dengan masyarakat. Kata kunci: tradisi misah boyong, pendidikan etika
Analisis Perbandingan Struktural Cerbung "Kuburan Tanpa Tenger" Karya Margareth Widhy Pratiwi dengan Film Thailand "Alone" Dwi Anjani Wulan Ndari; Herlina Setyowati; Eko Santoso; Aris Aryanto
Sutasoma : Jurnal Sastra Jawa Vol 10 No 2 (2022): Sutasoma: Jurnal Sastra Jawa
Publisher : Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/sutasoma.v10i2.53816

Abstract

The purpose of this study is to describe the instrinsic elements of the serial story Kubur Tanpa Tenger and the Thailand film Alone, describe the comparison of themes in the serial story Kubur Tanpa Tenger with the Thailand film Alone, describe the comparison of the characterizations in the serial story Kubur Tanpa Tenger with the Thailand film Alone, and describe the comparison of the setting in the serial story Kubur Tanpa Tenger with the Thailand film Alone. The research method is descriptive qualitative. The data sources of this research are the serial story Kubur Tanpa Tenger by Margareth Widhy Pratiwi and the Thailand film Alone 2007. The data collection technique was obtained by the listening method followed by the note-taking technique. The data analysis technique used the diachronic comparison method. The results of the research are stories from the serial story Kubur Tanpa Tenger and the Thailand film Alone, which tells the life story of one twin sister who was terrorized by the spirit of the other twin after he died. The similarity of the contents of the two stories is what makes the intrinsic elements in the form of themes, characterizations and settings have similarities and differences, this is because these two stories come from different countries. Keywords: Comparative Literature; Serial; Films
GAYA BAHASA PERBANDINGAN DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM PISUNGSUNG ANTOLOGI GEGURITAN LAN CERKAK Annisa Septiana; Eko Santosa; Aris Aryanto
JURNAL IKADBUDI Vol 8 (2019): JURNAL IKADBUDI
Publisher : Fakultas Bahasa Seni dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/ikadbudi.v8i0.38869

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan macam-macam gaya bahasa perbandingan geguritan karya Muhammad Yamin MS dalam Pisungsung antologi geguritan lan cerkak, (2) mengetahui nilai pendidikan pada geguritan karya Muhammad Yamin MS dalam Pisungsung antologi geguritan lan cerkak. Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian berupa geguritan karya Muhammad Yamin MS dalam pisungsung antologi geguritan lan cerkak tahun 1997. Objek penelitian berupa gaya bahasa perbandingan dan nilai-nilai pendidikan dalam geguritan karya Muhammad Yamin MS. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik simak dan catat. Analisis data menggunakan analisis isi. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri dibantu buku-buku yang sesuai dengan fokus penelitian serta kartu pencatat data. Teknik keabsahan data menggunakan ketekunan. Penyajian hasil analisis menggunakan metode informal. Hasil penelitian: (1) gaya bahasa perbandingan geguritan karya Muhammad Yamin MS dalam Pisungsung antologi geguritan lan cerkak meliputi: metafora, personifikasi, perumpamaan epos, sinekdoke, dan allegori. Metafora terdapat 17 indikator, personifikasi terdapat 11 indikator, perumpamaan epos terdapat 13 indikator, sinekdoke terdapat 24 indikator, dan allegori terdapat 8 indikator. (2) Nilai-nilai pendidikan dalam geguritan karya Muhammad Yamin MS meliputi: nilai pendidikan religius, nilai pendidikan moral, nilai pendidikan sosial, nilai pendidikan budaya. Nilai pendidikan religius terdapat 3 indikator, nilai pendidikan moral terdapat 10 indikator, nilai pendidikan sosial terdapat 8 indikator, dan nilai pendidikan budaya terdapat 1 indikator Kata-kata kunci: gaya bahasa, nilai pendidikan. ABSTRACT This study aims to: (1) describe the kinds of comparative language styles of Muhammad Yamin MS in Pisungsung geguritan and cerkak anthology, (2) determine the value of education in geguritan by Muhammad Yamin MS in Pisungsung geguritan and lan cerkak anthology. This type of research is descriptive qualitative. The subject of research is in the form of geguritan by Muhammad Yamin MS in the 1997 anthology of geguritan and cerkak. The object of research is in the form of comparative language style and educational values in geguritan by Muhammad Yamin MS. The data collection technique used the observation and note technique. Data analysis using content analysis. The research instrument was the researcher himself assisted by books that were in accordance with the research focus and data recording cards. The data validity technique uses persistence. Presentation of analysis results using informal methods. The results of the study: (1) the comparative language style of Geguritan by Muhammad Yamin MS in Pisungsung geguritan and cerkak anthology includes: metaphor, personification, parable of epics, synekdoke, and allegories Metaphors have 17 indicators, personification there are 11 indicators, epic parables have 13 indicators, sinekdoke has 24 indicators, and allegories have 8 indicators. (2) The values of education in Geguritan by Muhammad Yamin MS include: the value of religious education, the value of moral education, the value of social education, the value of cultural education. There are 3 indicators of religious education value, 10 indicators of moral education, 8 indicators of social education, and 1 indicator of cultural education.
TINJAUAN SUPERSTRUKTUR DAN NILAI MORAL DALAM LAKON WISANGGENI LAIR Aris Aryanto
JURNAL IKADBUDI Vol 4, No 10 (2015): Jurnal Ikadbudi
Publisher : Fakultas Bahasa Seni dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/ikadbudi.v4i10.12031

Abstract

Superstruktur membahas mengenai dunia jiwa. Tinjauan superstruktur akan dapat memunculkan suatu pandangan baru yang dapat disebut sebagai “kritik terhadap politik kebudayaan”. Lakon Wisanggeni Lair merupakan sebuah cerita yang muncul dan dianggap baru di luar kitab Mahabharata dan Ramayana. Namun yang menarik, kemunculan lakon wayang Wisanggeni Lair di jagad pewayangan Jawa seakan-akan menjadi nafas baru dalam falsafah hidup Jawa meskipun lakon wayang Wisanggeni Lair kurang begitu populer di masyarakat. Bagaimanapun juga dapat memberikan nilai-nilai moral bagi kehidupan saat ini. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan peran tokoh Wisanggeni yang terefleksi dalam lakon Wisanggeni Lair dan nilai moral yang terdapat dalam lakon Wisanggeni Lair. Bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan hermeneutik. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pustaka dan teknik simak catat. Sumber data penelitian ini adalah lakon Wisanggeni Lair. Lakon Wisanggeni Lair menyiratkan bahwa tokoh Wisanggeni sebagai sosok sentral pendobrak tradisi, pendobrak hierarki, hegemoni, dan struktur. Buktinya, Bethara Guru sebagai penguasa tertinggi dapat dikalahkan dengan mudah oleh Wisanggeni. Dalam kacamata superstruktur, munculnya lakon Wisanggeni Lair dibuat oleh orang dari “njaban benteng” karena tidak puas dengan pemerintahan kraton. Selain itu, munculnya tokoh Wisanggeni diciptakan untuk mencoba membentuk narasi agung baru untuk mengalahkan narasi agung kadewatan. Nilai moral yang terdapat dalam lakon Wisanggeni Lair yaitu : cinta kasih dan pantang menyerah.  Kata kunci : superstruktur, nilai moral, lakon Wisanggeni Lair.
Kajian Folklor Tradisi Bersih Desa Di Desa Loano Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo Istikomah; Aris Aryanto; Eko Santosa
Kawruh: Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol. 6 No. 1 (2024): April 2024
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/kawruh.v6i1.4519

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk pelaksanaan, makna simbol ubarampe dan nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi bersih desa di desa Loano, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo. Sumber data pada penelitian ini berupa data primer orang yang mengetahui secara mendalam pada tradisi bersih desa di Loano. Sumber data sekunder berupa video pelaksanaan, dokumentasi, rekaman wawancara, website resmi desa Loano dan artikel. Teknik pengumpulan data dengan observasi non partisipan, wawancara tak terstruktur dan dokumentasi berwujud foto, video pelaksanaan dan rekaman hasil wawancara dengan narasumber. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber data yang dianalisi secara analisis interaktif yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan etnografi. Hasil menjelaskan terdapat beberapa unsur pada pelaksanaannya seperti (1) musyawarah, (2) mencari sponsor, (3) persiapan awal, (4) umbul doa, (5) tandang pawiyatan, (6) pengajian akbar, (7) pagar desa, (8) grebeg Loano, (9) musyawarah desa istimewa maupun sesaji ubarampe yang memiliki makna simbolik tersendiri. Selain itu, mengandung nilai-nilai yang dapat dijadikan pedoman hidup dan relevan dengan gaya hidup masyarakat desa Loano.KATA KUNCI: Tradisi bersih desa, Folklor, Loano
Analisis Feminisme dalam Novel Katresnan Karya Soeratman Sastradihardja: Perjuangan Perempuan Melawan Patriarki Yuliana, Rina; Herlina Setyowati; Aris Aryanto
Kawruh: Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol. 7 No. 1 (2025): April 2025
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/kawruh.v7i1.6201

Abstract

This study aims to provide an in-depth understanding of literature as a medium for expressing social criticism, particularly regarding gender injustice in the novel Katresnan by Soeratman Sastradihardja. The deeply rooted patriarchal culture in Indonesian society has long been a source of gender inequality, especially as reflected in literary works that mirror social realities. This research focuses on how the female characters in the novel confront and resist patriarchal domination. This is a qualitative descriptive study using a literature review method. The primary data source is the novel Katresnan by Soeratman Sastradihardja, published by Balai Pustaka, consisting of 89 pages. The research data comprise narrative passages and dialogues in the novel, collected through reading and note-taking techniques, and analyzed using liberal and radical feminist approaches. The findings reveal that the character Mursiati resists patriarchal values through her struggles for education, career, and rejection of forced marriage. The liberal feminist perspective emphasizes Mursiati’s individual struggle for freedom and the right to choose, while the radical feminist approach highlights the systemic social structures that oppress women. Katresnan reflects gender inequality and offers social criticism of patriarchal culture, representing feminist aspirations within regional literature. This study is expected to enrich feminist literary studies in regional contexts and encourage critical readings of patriarchal culture in Indonesian literature.
Ajaran Moral Serat Nitisruti dan Keselarasannya Dengan Surah Al-Qur'an Puspita, Intan; Aris Aryanto; Erlangga Ananta Riesa Wijaya
Kawruh: Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol. 7 No. 2 (2025): Oktober 2025
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/kawruh.v7i2.6937

Abstract

This study is a qualitative research employing content analysis through Paul Ricoeur’s hermeneutic theory. The main issue examined is the symbolic meaning of moral values in the Serat Nitisruti verses and their relevance to the Qur’an. The researcher limits the discussion to five moral values: compassion, justice, humility, trustworthiness, and sincerity. The text of Nitisruti contains symbolic meanings that can be explored both narratively and ethically, following Ricoeur’s stages of interpretation from literal understanding to philosophical reflection. The findings reveal that Serat Nitisruti not only reflects Javanese cultural morality but also conveys universal values that are in harmony with Islamic teachings. This study reinforces the view that local literary works can serve as a space for cross-cultural and interreligious dialogue, as well as a medium for transmitting inclusive humanistic values.