Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PEMBUATAN BIODESEL DARI BERMACAM MINYAK GORENG BEKAS DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI Alik Kandhita Febriani; Arie Nurmala Dewi
JURNAL TEKNOLOGI KIMIA DAN INDUSTRI Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012
Publisher : Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.289 KB)

Abstract

Today, Biodiesel attracts the Scientists to do further research, because Biodiesel can be used as a substitute for fossil fuel. Biodiesel can be made from various type of plant oils. In this research the authors choses palm oil that has been used for the purpose of utilizing the waste. Waste palm oil is classified into two types: one-time used of cooking oil and several times used. Stages of the manufacture of Biodiesel from waste palm oil is FFA (Free Fatty Acid) decreasing by esterification and the second process is the transesterification. After passing through two stages of the process, followed by calculating the weight percent of FAME (Fatty Acid Methyl Ester) by GC (Gas Chromatography) analysis. The result is 80,58% for one time use palm oil with component that are suspected as methyl ester is 47,40%, while several times-used palm oil has 89,67% weigh percent of FAME with component that are suspected as methyl ester is 53,46%, so the several times-used palm oil produces methyl ester yield more than one time-used palm oil. From the result of  the preliminary analysis, it continues to the next analysis, those are physical analysis (density, viscosity) and chemical analysis (acid number, saponification number). This analysis is done in 16 times runs with the variables, methanol : palm oil weight ratios are 0,75:1; 1,56:1; 2,34:1 dan 3,13:1, and time of transesterification are 60, 70, 80, and 90 minutes. From the analysis results, the best result is 12th run with 1 : 2,34 methanol : oil ratio and 90 minutes transesterification. It has 0,87 gr/ml of density, 2,24 cst of viscosity, 0,26 mg KOH/gr of acid number, and 336 mg KOH/gr of saponification number.
Uji Kompresibilitas Granul Pati Singkong Dengan Metode Granulasi Basah Aris Khairul Akbar; Alik Kandhita Febriani
Jurnal Ilmiah JOPHUS : Journal Of Pharmacy UMUS Vol. 1 No. 01 (2019): Agustus
Publisher : Program Studi Farmasi, Universitas Muhadi Setiabudi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46772/jophus.v1i01.46

Abstract

Indonesia merupakan penghasil singkong terbesar ke empat di Dunia setelah Nigeria, Thailand, dan Vietnam. Singkong merupakan tanaman pangan dan perdagangan yang mengandung pati sekitar 85%. Pati pada umumnya terdiri dari amilosa dan amilopektin. Amilopektin memiliki sifat yang lekat dan cenderung membentuk gel apabila disuspensikan dengan air sehingga baik digunakan sebagai bahan pengikat dalam pembuatan tablet. Amilosa bersifat mudah menyerap air dan memiliki daya kembang yang baik sehingga umumnya digunakan sebagai bahan penghancur dalam pembuatan tablet.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kompresibilitas granul pati singkong dengan metode granulasi basah. Metode uji kompresibilitas dilakukan dengan cara menimbang granul sebanyak 100 gram, kemudian dimasukkan granul ke dalam gelas ukur volume awal granul 210 ml, setelah dilakukan pemampatan volume akhirnya 175 ml. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimental dengan cara memberikan ketukan sebanyak 500 kali terhadap granul yang telah diukur volumenya. Hasil uji kompresibilitas dari granul pati singkong diperoleh hasil yang baik (< 20%) yaitu 17,5 %.Dengan hasil ini granul pati singkong dapat digunakan sebagai bahan pengikat dalam pembuatan tablet.
Total Phenolic and Coumarin Content, Antioxidant Activity of Leaves, Fruits, and Stem Barks of Grey Mangrove (Avicennia marina) Alik Kandhita Febriani; Ismiyarto Ismiyarto; Khairul Anam
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 23, No 2 (2020): Volume 23 Issue 2 Year 2020
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2204.839 KB) | DOI: 10.14710/jksa.23.2.34-38

Abstract

Avicennia marina is one of the mangrove species used for traditional medicines. The leaves, fruits, and stem barks of A. marina are used for treating skin diseases. The stem barks are used for rheumatism, smallpox, and ulcers. The extract of A. marina was also reported to have antioxidant activity and indicates the presence of alkaloid, saponin, flavonoid, tannin, sterol/triterpenoid, and coumarin. However, the comparison of the antioxidant activity of leaves, fruits, and stem barks is not evaluated yet. The purpose of this study is to compare the antioxidant activity, total phenolic and coumarin content of leaves, fruits, and stem barks of A. marina. The antioxidant activity was determined using DPPH radical scavenging assay and was evaluated by spectrophotometric method at 515 nm. Quercetin was used for comparison. The fruits had the highest antioxidant activity with an IC50 value of 85.246 ppm, followed by stem barks and leaves with IC50 of 205.281 ppm and 307.037 ppm, respectively. Although the antioxidant activity of A. marina fruits was far from quercetin (IC50 of 3.789 ppm), it still categorized as a strong antioxidant. The strong antioxidant activity of fruits was followed by higher total phenolic and coumarin content than the stem barks and leaves part. Total phenolic and coumarin content of fruits were 49.119 mg GAE/ g and 8.894 x 10-3 mg CE/g, respectively. The leaves part had total coumarin content of 8.418 x 10-3 mg CE/g, but it had low IC50. It may be caused by the other secondary metabolite compounds that could reduce the antioxidant activity of coumarin.
UJI KUALITATIF KANDUNGAN HIDROKUINON PADA TIGA MEREK KRIM PEMUTIH WAJAH DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT) Meilyda, Nadira Ayu; Febriani, Alik Kandhita; Balfas, Rifqi Ferry
JFM (Jurnal Farmasi Malahayati) Vol 7, No 2 (2024)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jfm.v7i2.15818

Abstract

Hidrokuinon merupakan golongan fenol yang memiliki sifat larut dalam air. Bahaya penggunaan hidrokuinon dalam kosmetik antara lain menyebabkan okronosis (kulit berbintil seperti pasir, berwarna coklat kebiruan, terasa gatal dan terbakar). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan hidrokuinon pada tiga merek krim pemutih wajah yang dijual di media online. Sampel yang diteliti sebanyak 3 krim pemutih wajah yang dijual di media online dengan metode kromatografi lapis tipis. Hasil uji kualitatif hidrokuinon dengan reagen FeCl₃ 1%, memperoleh hasil sampel A, B dan C positif hidrokuinon. FeCl₃ merupakan reagen yang umum digunakan untuk uji kualitatif senyawa siklik, sehingga kurang spesifik karena akan menghasilkan uji positif terhadap senyawa yang mengandung siklik. Hasil uji reaksi warna dengan reagen benedict, O-fenantrolin dan hasil uji Kromatografi lapis tipis dengan menggunakan fase gerak metanol P:kloroform P (50:50), menunjukan sampel krim pemutih yang positif mengandung hidrokuinon yaitu sampel A dan C dengan nilai Rf yang mendekati Rf baku Hidrokuinon. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat 2 sampel positif mengandung hidrokuinon.
FORMULASI SEDIAAN NUTRASETIKAL POWDER DRINK KULIT BAWANG MERAH BREBES (Allium cepa L. var. aggregatum) Febriani, Alik Kandhita; Balfas, Rifqi Ferry; Purwanti, Yunika; Maesarah, Ifani
Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 13, No 3 (2024): Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/pjif.v13i3.7861

Abstract

Indonesia, known for its rich biodiversity, boasts many medicinal plants with significant development potential. One such plant is shallots (Allium cepa L.), a valuable vegetable commodity that plays an important role in society due to its economic and nutritional value. Shallots are rich in various secondary metabolites, including flavonoids, tannins, saponins, essential oils, kaempferol, flavonglycosides, phloroglucin, dihydroaliin, cycloaliin, metiallin, quercetin, and polyphenols, with sulfur also present in the tubers. This research aims to formulate shallot skin into a nutraceutical powder drink. Using experimental laboratory methods, we formulated the shallot skin powder drink and conducted physical tests on the preparation. The results indicated that while the formulations met the criteria for ash content, pH, dissolution time, flow time, and compressibility, not all formulas satisfied the requirements. Specifically, the shallot skin powder drink did not meet the standards for water content and angle of repose.
Identification of Paracetamol in Herbal Medicine for Aches and Pains Using Thin Layer Chromatography (TLC) Method Ullaeli, Syifa; Febriani, Alik Kandhita; Balfas, Rifqi Ferry
QISTINA: Jurnal Multidisiplin Indonesia Vol 3, No 2 (2024): December 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/qistina.v3i2.3090

Abstract

Jamu adalah salah satu obat tradisional yang banyak digunakan oleh masyarakat untuk mencegah dan atau membantu menyembuhkan penyakit, jamu juga sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Peningkatan minat masyarakat serta kebutuhan untuk mengkonsumsi jamu telah disalahgunakan oleh produsen jamu dengan menambahkan Bahan Kimia Obat (BKO), paracetamol merupakan salah satu BKO yang sering ditambahkan dalam jamu yang memiliki khasiat cepat serta keuntungan yang besar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya kandungan paracetamol dalam jamu pegal linu dianalisis secara kualitatif berupa uji reaksi warna dan uji kromatografi lapis tipis. Tiga pereaksi warna yang digunakan yaitu pereaksi FeCl₃ 10%, K₂Cr₂07, dan NaN0₂. Berdasarkan hasil pengamatan dari sampel yang ditetesi larutan kalium dikromat menghasilkan sampel yang negatif paracetamol, sedangkan larutan FeCl₃ dan natrium nitrit yang dihasilkan sampel jamu positif mengandung paracetamol. Analisis kualitatif menggunakan KLT dan dibaca bercaknya dibawah sinar UV 254 nm lalu di hitung nilai Rf-nya. Hasil analisis kualitatif penelitian ini menunjukkan terdapat dua sampel jamu yang mengandung BKO parasetamol dari 3 sampel yang dikumpulkan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat 2 sampel positif mengandung paracetamol.
FORMULASI DAN UJI MUTU SEDIAAN MASKER GEL PEEL OFF EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.): Formulasi dan Uji Mutu Sediaan Masker Gel Peel Off Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L.) Sinta Nur Fauziyah; Rifqi Ferry Balfas; Alik Kandhita Febriani
Jurnal Ilmiah JOPHUS : Journal Of Pharmacy UMUS Vol. 6 No. 01 (2024): Agustus
Publisher : Program Studi Farmasi, Universitas Muhadi Setiabudi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46772/jophus.v6i01.1518

Abstract

Sediaan dalam bentuk gel yang dipakai sebagai perawatan kulit wajah yang mudah diaplikasikan salah satunya masker gel peel off. Perkembangan sel bakteri mampu dihambat oleh daun pepaya karena mempunyai aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan formulasi terbaik dan pemeriksaan mutu sediaan yang berbahan ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.). Metode yang dipakai yaitu eksperimental secara deskriptif. Konsentrasi sediaan F1 1 gr, F2 3 gr dan F3 5 gr. Uji mutu sediaan meliputi pemeriksaan organoleptik, uji kecepatan pengeringan, pH, homogenitas, daya lekat dan daya sebar. Pemeriksaan organoleptik pada formula 1 yaitu warna hijau kecoklatan, formula 2 dan formula 3 yaitu hijau kehitaman, aroma khas ekstrak dan bentuk gel. Uji homogenitas formula 1, formula 2 dan formula 3 homogen. Uji daya lekat, pemeriksaan pH, daya sebar dan kecepatan kering memenuhi syarat sediaan. Hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa formula terbaik yaitu pada sediaan F3 yang ditambahkan ekstrak daun pepaya sejumlah 5 gr dan uji mutu ketiga formulasi memenuhi persyaratan sediaan.
FORMULASI DAN UJI MUTU SEDIAAN SALEP EKSTRAK DAUN PEPAYA (CARICA PAPAYA L.): Formulasi dan Uji Mutu Sediaan Salep Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.) Siti Nur Azizah; Rifqi Ferry Balfas; Alik Kandhita Febriani
Jurnal Ilmiah JOPHUS : Journal Of Pharmacy UMUS Vol. 6 No. 01 (2024): Agustus
Publisher : Program Studi Farmasi, Universitas Muhadi Setiabudi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46772/jophus.v6i01.1523

Abstract

Salep merupakan formulasi semi padat juga mudah diaplikasikan sehingga dapat digunakan menjadi obat luar. Daun pepaya (Carica papaya L.) memiliki aktivitas antioksidan dan antiseptik yang berperan untuk penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sediaan terbaik dan hasil uji mutu sediaan salep dari daun pepaya (Carica papaya L.). Metode yang digunakan eksperimental laboratorium dengan analisis deskriptif yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti. Konsentrasi sediaan F1 1 gr, F2 1,5 gr dan F3 2 gr. Uji mutu sediaan salep meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji daya lekat. Hasil uji homogenitas F1, F2 dan F3 homogen. Hasil uji Ph, uji daya lekat, dan uji daya sebar ketiga formula memenuhi nilai syarat nilai sediaan salep. Kesimpulan formula terbaik yaitu pada sediaan salep dengan formula penambahan ekstrak daun pepaya sebanyak 2 gr. Hasil uji mutu yang dilakukan ketiga formula memenuhi syarat nilai sediaan salep.
Formulasi dan uji mutu sediaan masker gel Peel off dari ekstrak daun kelor (Morinaga Oleifera L) : Formulasi dan Uji Mutu Sediaan Masker Gel Peel Off Dari Ekstrak Daun Kelor (Morinaga Oleifera L) rizmarahmaniar; Balfas, Rifqi Ferry; Febriani, Alik Kandhita
Jurnal Ilmiah JOPHUS : Journal Of Pharmacy UMUS Vol. 6 No. 01 (2024): Agustus
Publisher : Program Studi Farmasi, Universitas Muhadi Setiabudi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46772/jophus.v6i01.1620

Abstract

Masker gel sering disebut sebagai masker peel off yang merupakan jenis masker yang mudah dan cepat digunakan karena dapat dilepas setelah mengering. Daun kelor (Moringa Oleifera L) mengandung senyawa-senyawa antioksidan yang tinggi. Antioksidan pada daun kelor (Moringa Oleifera L) membantu melindungi kulit dari kerusakan sel-sel oleh radikal bebas, yang dapat menyebabkan kulit menjadi kering, kusam, dan bersisik dengan merusak jaringan epidermis dan kolagen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sediaan terbaik dan hasil uji mutu sediaan masker gel peel off dari ekstrak daun kelor (Moringa Oleifera L). Metode yang digunakan eksperimental laboraturium dengan analisis deskriptif yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti. Konsentrasi sediaan F1 5gr, F2 10gr, F3 20gr. Uji mutu sediaan masker gel peel off meliputi. Uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji daya lekat, uji daya sebar, dan uji kecepatan mengering. Hasil dari uji organoleptik pada F1, F2, dan F3 memiliki warna hijau kecoklatan dengan bau khas ekstrak daun kelor dan berbentuk gel. Uji homogenitas ketiga formula homogen. Uji pH, uji daya lekat, uji daya sebar, dan uji kecepatan mengering ketiga formula memenuhi syarat nilai sediaan masker gel peel off yang baik dengan penambahan ekstrak daun kelor sebanyak 3gr. Kesimpulan formula terbaik dari sediaan masker gel peel off dari ekstrak daun kelor yaitu pada F2 sebanyak 10gr dan hasil uji mutu yang dilakukan ketiga formula memenuhi syarat nilai sediaan masker gel peel off. Kata kunci: Masker gel peel off, daun kelor, uji fitokimia
TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENGGUNAAN TETRASIKLIN DI DESA KALISARI: Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Penggunaan Tetrasiklin Di Desa Kalisari Maulida, Mia Eka; Fajarini, Hanari; Febriani, Alik Kandhita
Jurnal Ilmiah JOPHUS : Journal Of Pharmacy UMUS Vol. 7 No. 1 (2025): Agustus
Publisher : Program Studi Farmasi, Universitas Muhadi Setiabudi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46772/jophus.v7i1.1720

Abstract

Penggunaan tetrasiklin di masyarakat desa Kalisari yang sering dilakukan tanpa resep dokter, serta kurangnya pemahaman mengenai aturan dan efek samping penggunaan antibiotik ini. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang penggunaan tetrasiklin dan faktor yang mempengaruhi serta mengetahui perilaku masyarakat terkait penggunaan tetrasiklin secara benar. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan pengumpulan data melalui kuesioner tertutup berskala Guttman. Responden berjumlah 99 orang. Data dikumpulkan dari responden yang dipilih secara sistematis, kemudian dianalisis untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pengertian, cara mendapatkan, mengkonsumsi, dan aturan pakai tetrasiklin. Hasil menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat masih relatif rendah, dengan skor interpretasi sekitar 34-59%, tergantung aspek yang dinilai. Faktor budaya dan kurangnya edukasi menjadi penghambat utama peningkatan pengetahuan tersebut. Penelitian ini menyampaikan bahwa edukasi yang bersifat budaya dan berbasis informasi sangat diperlukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap penggunaan tetrasiklin secara tepat dan aman, sehingga dapat mengurangi risiko resistensi antibiotik. Temuan ini menjadi hal baru dalam konteks edukasi penggunaan antibiotik tetrasiklin di tingkat desa.