Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI PLANTAE KELAS X SMA Nurul Kholifah; Adeng Slamet; Didi Jaya Santri
Jurnal Pembelajaran Biologi: Kajian Biologi dan Pembelajarannya Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sriwi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/fpbio.v5i2.7064

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai pengaruh penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar peserta didik pada materi Plantae kelas X di SMA Srijaya Negara Palembang. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan  desain penelitian Nonequivalent Control Group Design. Penentuan sampel penelitian menggunakan teknik simple random sampling, didapatkan sampel penelitian yaitu kelas X IPA 2 sebagai kelas eksperimen dan X IPA 3 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes berupa soal pilihan ganda. Nilai rata-rata  hasil tes kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu posttest 71 dengan gain 34 sedangkan kelas kontrol nilai rata-rata posttest 55 dengan gain 23. Berdasarkan uji statistik menggunakan SPSS uji Independent t-test, nilai probabilitas (signifikansi) sebesar 0,000 maka hipotesis H0 ditolak sehingga penerapan model pembelajaran GI berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar peserta didik pada Materi Plantae kelas X di  SMA Srijaya Negara Palembang. Kata Kunci: Hasil Belajar, Model GI, Plantae
Pelatihan Optimalisasi Pembelajaran Daring Berbasis Google Classroom di Era Covid – 19 Bagi Guru MGMP IPA Kota Palembang Didi Jaya Santri; Susy Amizera; Masagus Mhd. Tibrani; Ermayanti Ermayanti; Riyanto Riyanto
DHARMA RAFLESIA Vol 19, No 2 (2021): DESEMBER (ACCREDITED SINTA 5)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/dr.v19i2.18456

Abstract

Pembelajaran Virtual merupakan perubahan sistem pembelajaran yang terdampak karena pandemi Covid-19. Oleh karena itu, dibutuhkan sarana berupa media elektronik  untuk memfasilitasi kondisi tersebut. Peningkatan kualitas kompetensi guru sangat penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran terutama pada pelaksanaan  kegiatan pembelajaran di masa pandemi. Oleh sebab itu, diharapkan melalui pelatihan terkait pembelajaran daring, maka diharapkan juga guru akan mampu mengembangkan kompetensi dalam pemanfaatan google class room sebagai media pembelajaran daring. Model kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu model pendampingan yang ditujukan kepada guru IPA kota Palembang. Metode yang ditempuh dalam kegiatan ini meliputi presentasi materi dan praktik penggunaan google classroom dalam pelaksanaan pembelajaran daring. Berdasarkan kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan ini peserta pelatihan yaitu guru – guru MGMP IPA Kota Palembang dapat meningkatkan kompetensi mereka dalam upaya merancang pembelajaran daring berbasis google classroom. Melalui pelatihan ini, guru – guru lebih memahami fungsi fitur – fitur yang terdapat dalam google classroom. Dengan demikian guru – guru dapat mengoptimalisasi penerapan google classroom dalam proses pembelajaran daring.
Peningkatan Capacity Building Kurikulum Merdeka bagi Guru-guru IPA Se-Kota Pagaralam Kodri Madang; Rahmi Susanti; Elvira Destiansari; Didi Jaya Santri
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4, No 4 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v4i4.6742

Abstract

Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang berfokus pada pengembangan hasil belajar peserta didik secara holistik dengan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang mencakup kompetensi dan karakter untuk mengawali sumber daya manusia yang unggul. Tujuan Pengadian kepada Masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pemahaman guru tentang Kurikulum Merdeka jenjang SMP dan memberikan pelatihan serta pendampingan guru untuk menyusun modul ajar IPA jenjang SMP sebagai salah satu perangkat pembelajaran di Kurikulum Merdeka. Metode yang dilakukan dalam pengabdian ini  menggunakan  empat tahapan, yaitu Pendahuluan, Pelaksanaan, Pendampingan dan Bimbingan Penyusunan Modul Ajar serta Evaluasi. Kegiatan ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan Oktober tahun 2022. Pelatihan dilaksanakan secara terstruktur secara luring dan daring. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dokumentasi, dan angket. Khalayak sasaran sebanyak 40 guru. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman guru mengenai Kurikulum Merdeka dilihat dari hasil post-test dengan kategori baik sekali (67,5%), baik (12,5%), cukup (10%) dan kurang (10%). Ini lebih baik dibandingkan dengan hasil pre-test dengan kategori baik (5%), cukup (35%) dan kurang (60%). Berdasarkan hasil evaluasi menunjukkan guru telah memiliki kemampuan menyusun modul ajar sebagai salah satu perangkat pembelajaran pada Kurikulum Merdeka. Selain itu, hasil evaluasi kegiatan secara menyeluruh menunjukkan bahwa rata-rata penilaian terhadap aspek kualitas penyampaian materi narasumber dan program pelatihan menunjukkan kategori sangat baik. The Merdeka Curriculum is a curriculum that focuses on developing student learning outcomes holistically by realizing the Pancasila Student Profile, which includes competence and character to initiate superior human resources. The purpose of this Community Service is to increase teachers' understanding of the Merdeka Curriculum in junior high school and to provide training and mentoring for teachers to develop teaching modules as one of the learning tools in the Merdeka Curriculum. The method used in this service uses four stages, namely Introduction, Implementation, Assistance and Guidance in the Preparation of Teaching Modules and Evaluation. This activity will be carried out from July to October 2022. The training is carried out in a structured way, offline and online. Data collection is done through observation, documentation, and questionnaires. The target audience is 40 teachers. The evaluation results showed that there was an increase in teachers' understanding of the Merdeka Curriculum seen from the post-test results with very good (67.5%), good (12.5%), sufficient (10%) and poor (10%) categories. This is better than the pre-test results with good (5%), sufficient (35%) and poor (60%) categories. Based on the results of the evaluation shows that the teacher can compile teaching modules as one of the learning tools in the Merdeka Curriculum. In addition, the evaluation of the activities as a whole showed that the average assessment of the quality aspects of the delivery of resource materials and the training program was in a very good category.
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X DI SMA NEGERI 1 PALEMBANG Asri Arumsari; Yuli Andravia Falensi; Didi Jaya Santri
Bioilmi: Jurnal Pendidikan Vol 9 No 1 (2023): Bioilmi: Jurnal Pendidikan
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/bioilmi.v9i1.18353

Abstract

The learning model used by educators is expected to have an impact on student learning outcomes. This class action research (CAR) aims to implement the problem based learning (PBL) learning model on student learning outcomes in biology class X.1 at SMA Negeri 1 Palembang so that it can improve the quality of learning through giving action to students. Classroom action research carried out by the author, namely as many as three cycles. The results of this class action research (CAR) were that in the first cycle the implementation of the problem-based learning model did not affect the learning outcomes of students because 85% of students obtained grades ≤70 and 15% of students who managed to achieve scores of ≥70. Furthermore, in cycle II there was an increase in learning outcomes in the previous cycle 56% of students scored ≤70 and 44% of students who managed to get scores ≥70. And in the third cycle, 15% of students scored ≤70. and 85% of students who managed to score ≥70. From the data of cycles I, II, and III, there was an increase in student learning outcomes, so in class action research (CAR), it was stated that the problem-based learning model could affect student learning outcomes.
Peningkatan keterampilan guru IPA di Kabupaten OKU-Selatan melalui pendampingan pembuatan instrumen asesmen diagnostik Safira Permata Dewi; Lucia Maria Santoso; Ermayanti Ermayanti; Didi Jaya Santri
ABSYARA: Jurnal Pengabdian Pada Masayarakat Vol 4 No 2 (2023): ABSYARA: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/ab.v4i2.24089

Abstract

The implementation of the Merdeka Curriculum emphasizes the execution of diagnostic assessments before the commencement of the learning process. This assessment aims to provide teachers with an understanding of students' initial capabilities, serving as a foundation for differentiated learning. This training is targeted at junior high school science teachers in South OKU Regency to enhance their skills in creating diagnostic assessment instruments. The method employed involves training 13 science teachers, conducted on September 3-4, 2023, encompassing material delivery, question-and-answer sessions, workshops, independent work, and product monitoring. The final product of this training is a diagnostic assessment instrument applicable in classroom learning processes. The product evaluation criteria include the selection of concepts, the appropriateness of answer choices to the questions, and the alignment of material with students' cognitive levels. The evaluation results indicate that participants have successfully created diagnostic assessment instruments aligned with textbook concepts. However, the development of alternative answers, both at the first and second levels, still requires further improvement. This challenge is attributed to the teachers' lack of practice in formulating effective answer alternatives.