Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra

Pemakaian Bahasa Lio Dialek Mego Desa Bhera, Kecamatan Mego, Kabupaten Sikka Maria Magdalena Rini; Zaenab Jamaludin; Hawiah Djumadin
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 7 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v7i1.584

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan, (1) jenis-jenis sapaan bahasa Lio dialek Mego, dan (2) konteks penggunaan sapaan bahasa Lio dialek Mego. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori sosiolinguistik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak dan cakap. Teknik pengumpulan data berupa teknik simak,libat, cakap, dan teknik simak libat bebas. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan model analisis interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman. Ada empat komponen yang dikakukan dengan model ini, yakni: Pengumpulan data, reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan atau verfikasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemakaian sapaan dalam bahasa Lio dialek Mego ditemukan dua jenis sapaan yaitu sapaan kekerabatan, dan sapaan non kekerabatan. Sapaan kekerabatan dibedakan berdasarkan pertalian langsung (hubungan darah) dan pertalian tidak langsung (hubungan perkawinan). Sapaan nonkekerabatan dikelompokan menjadi 5 bagian yaitu sapaan berdasarkan pekerjaan, sapaan adat, sapaan keagamaan, sapaan usia, sapaan berdasarkan status social.
Feodalisme Kasta Tinggi pada Masyarakat Ngada di Flores dalam Novel Kemelut Kasta Karya Aris Woghe Yohanes Sehandi; Zaenab Jamaludin
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 8 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v8i1.1704

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan feodalisme kasta tinggi pada masyarakat Ngada di Flores dalam novel Kemelut Kasta karya Aris Woghe.Feodalisme dimaksudkan di sini adalah stratifikasi sosial yang memberikan kekuasaan besar kepada kasta tinggi atau golongan bangsawan dibandingkan dengan golongan masyarakat lain. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan mimetik menurut teoretisi Abrams. Menurut Abrams, pendekatan mimetik adalah pendekatan terhadap karya sastra yang menitikberatkan perhatian pada kesemestaan masyarakat dan lingkungan sastra.Sedangkan teori kritik sastra yang digunakan adalah teori strukturalisme genetik menurut Lucien Goldmann.Menurut Goldmann, teori strukturalisme genetik menganalisis karya sastra dalam hubungannya dengan lingkungan masyarakat tempat asal-usul karya sastra tersebut. Karya sastra hanya dapat dipahami semata-mata dalam kaitannya dengan masyarakat dan lingkungannya.Sastrawan adalah wakil masyarakatnya, tetapi bukan sebagai subjek individual, melainkan sebagai subjek kolektif, subjek transindividual.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam novel Kemelut Kasta karya Aris Woghe terdapat praktik feodalisme yang dilakukan kasta tinggi atau golongan bangsawan terhadap masyarakat dari kasta rendah atau rakyat jelata.Praktik feodalisme itu mengekang kebebasan individu dan menghambat terbentuknya masyarakat yang terbuka, egaliter, dan demokratis.Tokoh Pak Lambert dan para tetua adat di Desa Manusolu yang mewakili kasta tinggi dalam novel ini memaksa dengan kekerasan agar anaknya Maria tidak boleh menikahi pemuda Simon yang berasal dari kasta rendah, padahal Maria dan Simon sudah menjalin percintaan yang tak dapat dipisahkan dan sudah mempunyai anak pula.Permasalahan dan kemelut antara kasta tinggi dan kasta rendah mewarnai keseluruhan cerita novel Kemelut Kasta ini.Hanya sayangnya, Simon yang mewakili kasta rendah dan dibantu Maria anak dari kasta tinggi, gagal mengikis arogansi praktik feodalisme dalam masyarakat Ngada di Flores karena para tokoh kasta rendah menerima begitu saja kenyataan pahit yang mereka alami bahkan terkesan pasrah.Novel ini berhasil baru pada tataran deskripsi praktik feodalisme kasta tinggi yang kejam terhadap kasta rendah, belum sampai pada tataran reformasiguna mengikis praktik feodalismeyang mengekang kebebasan individu dan menghambat terbentuknya masyarakat terbuka, egaliter, dan demokratis dalam masyarakat Ngada di Flores.