Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KAJIAN DISTRIBUSI RASKIN DIKABUPATEN SUMEDANG Lies Sulistyowati
JURNAL AGRIBISNIS TERPADU Vol 9, No 2 (2016): Jurnal Agribisnis Terpadu
Publisher : Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.228 KB) | DOI: 10.33512/jat.v9i2.2499

Abstract

Raskin merupakan salah satu program pemerintah Indonesia yang telah dilaksanakan mulai tahun 2002, yang ditujukan untuk mengurangi beban pengeluaran rumah tangga miskin sebagai bentuk dukungan untuk meningkatkan ketahanan pangan masyarakat. Namun dalam pelaksanaannya sering target lima tepat tidak tercapai atau kurang efektif dan efisien. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas dan efisiensi distribusi Raskin hingga sampai ke rumah tangga sasaran penerima manfaat(RTS-PM) Program Raskin di Kecamatan Jatinangor dan Kecamatan Buahdua. Desain penelitian yang digunakan kuantitatif dengan teknik survei deskriptif. Tehnik pengambilan sampel secara Two- stage-Cluster random sampling, dengan 82 penerima raskin. Hasil kajian menyimpulkan bahwa secara umum penilaian RTS-PM terhadap efektivitas distribusi Raskin cukup efektif (rata-rata terbobot 2,94).Sedangkan per indikator:dari segi ketepatan sasaran 2,29 (tidak tepat), ketepatan jumlah 1,96 (tidak tepat), ketepatan harga 3,65 (tepat), ketepatan waktu 3,80 (tepat) dan ketepatan kualitas 3,05 (cukup tepat).Tingkat efisiensi distribusi Raskin0,025, maka distribusi Raskin di Kabupaten Sumedang dapat dikatakan efisien. Jika dikomparatifkan, maka pelaksanaan raskin di Kecamatan Jatinangor lebih efektif dan efisien dibanding di Kecamatan Buahdua.
KAJIAN RANTAI PASOK MANGGA KE PASAR EKSPOR DAN KOLABORASI DIANTARA PELAKU KEMITRAAN (Suatu Kasus Kabupaten Cirebon) Lies Sulistyowati; Nur Syamsiah; Siti Nur Azisah
JURNAL AGRIBISNIS TERPADU Vol 9, No 1 (2016)
Publisher : Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.753 KB) | DOI: 10.33512/jat.v9i1.1114

Abstract

Kabupaten Cirebon merupakan salah satu sentra mangga yang potensial di Jawa Barat, namunpotensi yang besar tersebut belum mampu meningkatkan pendapatan petani mangga. Hal itudisebabkan terdapat permasalahan pada rantai pasok mangga, dan belum didukung kemitraan yangberkelanjutan. Penelitian ini mengkaji rantai pasok mangga ke pasar ekspor, serta dinamikakemitraan antara petani mangga dengan eksportir. Metode penelitian yang digunakan kualitatifdengan teknik studi kasus. Informan dalam penelitian ini adalah petani mangga yang tergabungdalam Gapoktan Sami Mulya di Desa Sedong, dan CV Sumber Buah (SAE) sebagai eksportir. Analisisdata menggunakan analisis deskriptif dan Teori Drama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rantaipasok mangga untuk ekspor bisa dari petani langsung ke eksportir, petani melalui Kelompok tani baruke eksportir dan petani ke pedagang pengumpul baru ke eksportir. Pada aliran uang terdapat kendalalambatnya pembayaran ke petani, serta terjadinya asimetris pada aliran informasi. Dalam kemitraanmasing-masing pelaku belum menjalankan peran sesuai fungsinya, sehingga terjadi konflik dandilema yang terkait standar kualitas, tenggang waktu pembayaran serta bantuan modal, yangberdampak pada kolaborasi yang belum berjalan dengan baik. Melalui kerangka pikir bersamaantara petani mangga dengan CV Sumber Buah, menghasilkan kesepakatan untuk keberlanjutankemitraan sehingga masing-masing pihak tidak merasa dirugikan dan saling menguntungkan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PETANI SAYURAN MELAKSANAKAN KEMITRAAN DENGAN KUD KARYA TEGUH DI LEMBANG Lies Sulistyowati
Sosiohumaniora Vol 6, No 2 (2004): SOSIOHUMANIORA, JULI 2004
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v6i2.5310

Abstract

Salah satu bentuk kemitraan yang dilaksanakan petani sayuran adalah kemitraan dalam pemasaran (marketing contract) dengan KUD Karya Teguh di Lembang. Tujuan penelitian ini untuk: (1). mengetahui faktor-faktor dominan yang mempengaruhi petani sayuran untuk melakukan kemitraan, (2). memperoleh gambaran tentang bentuk dan mekanisme kemitraan antara petani sayuran dengan KUD Karya Teguh, (3). mengetahui manfaat yang diperoleh petani dengan adanya kemitraan. Metode yang digunakan adalah Studi Kasus, dengan mengambil lokasi di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung. Data dianalisis secara deskriptif dan analisis jalur (path analysis). Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Keputusan petani untuk melaksanakan kemitraan dengan KUD Karya Teguh dipengaruhi oleh faktor faktor: luas lahan garapan, ketersediaan modal petani, kemampuan petani memasarkan hasil, pengalaman dalam berusahatani sayuran, pinjaman modal dari KUD, jaminan pemasaran dan harga serta penyuluhan/transfer teknologi secara bersama-sama mempengaruhi sebesar 87,20%, sedangkan sisanya 12,80% dipengaruhi oleh variabel lain yang belum masuk dalam model. Dari ketujuh faktor tersebut, maka faktor : ketersediaan modal petani dan adanya jaminan pemasaran serta harga, merupakan faktor yang dominan mempengaruhi keputusan petani untuk melaksanakan kemitraan. 2. Bentuk kemitraan yang terjadi antara dua pelaku tersebut di atas merupakan: kontrak pemasaran (marketing contract) yang dilakukan berdasarkan kesepakatan secara lisan (informal contract). 3. Petani sayuran merasakan manfaat dari kemitraan dalam: (a). peningkatan pendapatan, tingkat harga dan pengurangan risiko (aspek ekonomi), (b). peningkatan produktivitas, mutu produksi serta penguasaan teknologi budidaya dan pasca panen (aspek teknis), (c). adanya keinginan untuk melanjutkan kemitraan, serta pelestarian lingkungan (aspek sosial). Kata kunci : kontrak pemasaran, perilaku petani , kemitraan, KUD, manfaat.
IDENTIFIKASI RISIKO USAHATANI MANGGA DALAM PENGEMBANGAN AGROWISATA DI KABUPATEN CIREBON Nur Syamsiyah; Lies Sulistyowati; Kuswarini Kusno; Sulistyodewi Nur Wiyono
Sosiohumaniora Vol 21, No 1 (2019): SOSIOHUMANIORA, MARET 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.264 KB) | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v21i1.11062

Abstract

Masalah utama dalam pengembangan sektor pertanian adalah ketisakpastian. Ketidakpastian menjadikan banyak masyarakat yang yang tidak memilik sektor pertanian sebagai pengembangan bisnis, utamanya ditingkat usahatani. Risiko ketidakpastian ini memperngwaruhi petani dalam menjalankan usahataninya. Petani mangga di Kabupaten Cirebon juga tidak terlepas dari risiko ketidakpastian dalam usahatani mangga yang dilakukannya. Beberapa petani mangga memilih untuk membiarkan pohon mangganya tanpa proses pemeliharaan yang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko usahatani mangga dalam pengembangan agrowisata di Kabupaten Cirebon. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, kuesioner, wawancara, focus group discussion dan dokumentasi. Metode penelitian yang digunakan adalah Mix method yaitu menggunakan analisis deskriptif dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Hasil identifikasi risiko adalah risiko dalam usahatani mangga digolongkan dalam 4 kategori yaitu risiko suplai, risiko operasional, risiko keuangan dan risiko lingkungan. Dalam kegiatan usahatani yang dilakukan petani mangga risiko yang memiliki nilai RPN dan RSV yang paling tinggi adalah risiko alam/lingkungan. 
ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI PAPRIKA DENGAN PENGGUNAAN SISTEM IRIGASI PRESISI Hotnauli Odelia; Lies Sulistyowati
Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Vol 6, No 1 (2020): Januari 2020
Publisher : Universitas Galuh Ciamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.409 KB) | DOI: 10.25157/ma.v6i1.3228

Abstract

Paprici Segar Barokah made additional investments in encomotion technology in paprika farming. Although encomotion innovation is expected to increase productivity, investment in business development requires a substantial cost. The purpose of this study was to analyze the feasibility of paprika farming with a qualitative research method located in Paprici Segar Barokah. Data obtained from interviews, secondary data and other literature. Analysis of the data used is the financial feasibility analysis (NPV, IRR, Net B / C and PP) and non-financial with two scenarios, namely the farming of precision irrigation and manual irrigation. In addition, a sensitivity analysis using switching value is also carried out. The results showed that from the financial aspects of precision irrigation paprika farming had an NPV of Rp. 58,378,184, IRR 27.64 percent, Net B / C 1.807 and PP for 3 years and 8 months, showing better indicators than the feasibility analysis of manual irrigation farming (NPV Rp. 1,479,172, IRR 7.18%, Net B / C 1.022 and Payback period is 4 years 11 months). Based on the results of switching value analysis, farming of manual irrigation systems has a higher sensitivity than precision irrigation.
KAJIAN DISTRIBUSI RASKIN DI KABUPATEN SUMEDANG Lies Sulistyowati; Andrian Nur Ramadhan
Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Vol 3, No 1 (2017): Januari 2017
Publisher : Universitas Galuh Ciamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ma.v3i1.73

Abstract

Raskin is one of the Indonesian government programs that have been implemented since 2002, aimed at reducing the burden of expenditure of poor households as a form of support to improve the food security of society. However, in practice often the target of five right is not reached or less effective and efficient. This study aimed to analyze the effectiveness and efficiency of the distribution of Raskin to get to the target beneficiary households (RTS-PM) Raskin. Jatinangor District and BuahduaDistrict. The design study is quantitative descriptive survey techniques. Sampling techniques Two--stage random cluster sampling, with 82 recipients Raskin. The results of the study concluded that overall assessment of the effectiveness of RTS-PM Raskin distribution is effective (a weighted average of 2.94). While per indicator: in terms of targeting accuracy of 2.29 (not exact), the accuracy of the amount of 1.96 (not exact), the accuracy of the price 3.65 (right), timeliness of 3.80 (right) and accuracy of quality 3.05 (quite rightly). Raskin distribution efficiency level of 0.025, then the distribution of Raskin in Sumedang can be said to be efficient. If compared beetwen JatinangorDistrict and Buahdua District, then the implementation of Raskin in District Jatinangor more effectively and efficiently than in the District Buahdua.