Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KAJIAN RANTAI PASOK MANGGA KE PASAR EKSPOR DAN KOLABORASI DIANTARA PELAKU KEMITRAAN (Suatu Kasus Kabupaten Cirebon) Lies Sulistyowati; Nur Syamsiah; Siti Nur Azisah
JURNAL AGRIBISNIS TERPADU Vol 9, No 1 (2016)
Publisher : Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.753 KB) | DOI: 10.33512/jat.v9i1.1114

Abstract

Kabupaten Cirebon merupakan salah satu sentra mangga yang potensial di Jawa Barat, namunpotensi yang besar tersebut belum mampu meningkatkan pendapatan petani mangga. Hal itudisebabkan terdapat permasalahan pada rantai pasok mangga, dan belum didukung kemitraan yangberkelanjutan. Penelitian ini mengkaji rantai pasok mangga ke pasar ekspor, serta dinamikakemitraan antara petani mangga dengan eksportir. Metode penelitian yang digunakan kualitatifdengan teknik studi kasus. Informan dalam penelitian ini adalah petani mangga yang tergabungdalam Gapoktan Sami Mulya di Desa Sedong, dan CV Sumber Buah (SAE) sebagai eksportir. Analisisdata menggunakan analisis deskriptif dan Teori Drama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rantaipasok mangga untuk ekspor bisa dari petani langsung ke eksportir, petani melalui Kelompok tani baruke eksportir dan petani ke pedagang pengumpul baru ke eksportir. Pada aliran uang terdapat kendalalambatnya pembayaran ke petani, serta terjadinya asimetris pada aliran informasi. Dalam kemitraanmasing-masing pelaku belum menjalankan peran sesuai fungsinya, sehingga terjadi konflik dandilema yang terkait standar kualitas, tenggang waktu pembayaran serta bantuan modal, yangberdampak pada kolaborasi yang belum berjalan dengan baik. Melalui kerangka pikir bersamaantara petani mangga dengan CV Sumber Buah, menghasilkan kesepakatan untuk keberlanjutankemitraan sehingga masing-masing pihak tidak merasa dirugikan dan saling menguntungkan.
WACANA KESETARAAN GENDER Nur Syamsiah
JURNAL SIPAKALEBBI Vol 1 No 3 (2014)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.253 KB) | DOI: 10.24252/jsipakallebbi.v1i3.278

Abstract

  Gender, according to Feminist, does not relate to nature, but it is about social construction of being men and women. It relates to the role, function, position, access and responsibilities of women and men. Gender is influenced by culture, religion, socio-politic, economy, law, and education and it will be changed over the place and time. In this context, religion has been used in social and cultural construction. For the long history, gender is believed as nature and is dictated by God in which cannot be changed. From gender perspective, men and women are similar in their roles and obligations as it is also justified by Islam. The only difference between men and women is „taqwa‟ (Pious). Dengan kata lain, konsep gender, menurut feminisme, bukanlah suatu sifat yang kodrati atau alami, tetapi suatu konsep yang mengacu pada perbedaan peran, fungsi, sifat, posisi, akses, kontrol, peran dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil konstruksi sosial dan kultural yang telah berproses sepanjang sejarah manusia. Wacana gender dalam realitas sosial dipengaruhi oleh budaya, agama, sosial, politik, ekonomis, hukum dan pendidikan, dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Di sini, ajaran agama diletakkan dalam posisi sebagai salah satu pembangun konstruksi sosial dan kultural tersebut. Melalui proses panjang, konsep gender tersebut akhirnya dianggap sebagai ketentuan Tuhan. Maksudnya, seolah-olah bersifat biologis dan kodrati yang tak bisa diubah-ubah lagi. Gender dalam arti feminin dan maskulin dalam bidang sosial politik, ekonomi, dan budaya tidak dibedakan dalam hal penilaian, keutamaan maupun penghargaan. Bahkan dalam bidang agama (Islam) pun gender dalam arti yang dimaksud di atas tidak dibedakan, yang membedakan seseorang hanyalah tingkat ketakwaan kepada Allah. Jadi gender yang dimaksud di sini adalah pembedaan jenis kelamin secara sosial, bukan ditinjau dari persoalan seks.
IDENTIFIKASI SUMBER RISIKO PRODUKSI BROKOLI DI GAPOKTAN LEMBANG AGRI, DESA CIKIDANG, KECAMATAN LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG BARAT Ade Ramnah; Nur Syamsiah; Agriani Hermita Sadeli; Lucyana Trimo
Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Vol 8, No 1 (2022): Januari 2022
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ma.v8i1.5861

Abstract

The horticulture sub-sector is an agricultural sub-sector that has an important role in the growth of Gross Domestic Product (GDP) and has enormous potential to be developed in Indonesia. Broccoli is one of the vegetables that has very rapid productivity due to increasing market demand. Gapoktan Lembang Agri is an association of farmer groups that cultivate broccoli vegetables in every activity. however, the productivity of broccoli in Lembang Agri's Gapoktan has fluctuated which hinders the Gapoktan from meeting market demand. The purpose of this study was to identify sources of risk for broccoli production in Gapoktan Lembang Agri. Data analysis in this study used descriptive-qualitative method. The results of the study identified the causes of risk sources for broccoli production in Gapoktan Lembang Agri as many as 22 risk sources.
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA Nur Syamsiah; Rumpiati Rumpiati; Yocykha Ari Rimbaga
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 7, No 3 (2017): Agustus 2017
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dukungan keluarga merupakan suatu sikap atau tindakan memberikan bantuan baik bantuan secara emosional maupun instrumental. Salah satu faktor yang mempengaruhi keaktifan adalah dukungan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan lansia di posyandu lansia Dukuh Ngagik, Desa Tambang, Kecamatan Pudak, Kabupaten Ponorogo. Desain penelitian korelasional, rancangan survey cross sectional. Populasi penelitian seluruh lansia di Dukuh Ngagik, Desa Tambang, Kecamatan Pudak, Kabupaten Ponorogo. Teknik sampling total sampling. Sampel dalam penelitian ini lansia yang ada di Dukuh Ngagik, Desa Tambang, Kecamatan Pudak, Kabupaten Ponorogo yaitu 35 responden. Variabel Independen dukungan keluarga, sedangkan Variabel Dependen keaktifan lansia. Uji statistik Spearman Rank.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar lansia memiliki dukungan tinggi yaitu sebanyak 15 responden (42,9%), dan sebagian besar lansia memiliki keaktifan aktif yaitu 19 responden (54,3%). Berdasarkan hasil uji Spearman Rank didapatkan hasil ρ=0,007 yang artinya ρ kurang dari 0,05 dengan tingkat korelasi 0,450, maka Ho di tolak berarti ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia Dukuh Ngagik, Desa Tambang, Kecamatan Pudak, Kabupaten Ponorogo. Semakin tinggi dukungan keluarga yang diberikan maka semakin tinggi pula keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia. Maka dari itu diharapkan keluarga selalu memberikan motivasi atau dukungan kepada lansia untuk tetap mengikuti kegiatan posyandu lansia. Kata Kunci:Dukungan Keluarga, Keaktifan, Posyandu Lansia
STRATEGI BERTAHAN HIDUP RUMAH TANGGA PETANI BUNGA POTONG PADA SAAT PANDEMI COVID-19 (Studi Kasus di Desa Pasirlangu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat) Nurulhaqq Sariwibawa Ahmad Zaeni; Rani Andriani Budi Kusumo; Nur Syamsiah; Hepi Hapsari
Mimbar Agribisnis : Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Vol 8, No 2 (2022): Juli 2022
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ma.v8i2.7209

Abstract

The COVID-19 pandemic has had a negative impact both from an economic and non-economic perspective. Agriculture is one of the sectors affected by the COVID-19 pandemic, especially in horticultural commodities. Cut-flowers are horticultural commodities affected by the COVID-19 pandemic in addition to vegetables. Pasirlangu Village is one of the villages in Cisarua District that has been affected by the COVID-19 pandemic because the majority of the population works as farmers with cut flower farming. This study aims to describe the impact of the COVID-19 pandemic on cut flower farming in Pasirlangu Village and to find out the form of survival strategies carried out by cut flower farming households during the COVID-19 pandemic. The research method used is a qualitative method with a case study technique. The study reveals that the survival strategy carried out by cut-flower farming households during the COVID-19 pandemic to meet their household needs are by doing side jobs, increasing the work intensity, implementing a double income pattern, selling assets, reducing household expenses, borrowing money from financial institutions, and take advantage of the social network owned by the household.
IMPLEMENTATION OF THE DRIVING SCHOOL (SEKOLAH PENGGERAK) AND DRIVING TEACHERS (GURU PENGGERAK) PROGRAM AS EDUCATIONAL INNOVATION IN THE SOCIETY 5.0 ERA Nor Rochmatul Wachidah; Habibie, M. Luqmanul Hakim; Nur Syamsiah; Nasution, Sri Purwanti
Leadership:Jurnal Mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam Vol 6 No 1 (2024): Desember
Publisher : STAI Ma'had Aly Al-Hikam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32478/leadership.v6i1.2696

Abstract

In the Society 5.0 era, educational challenges have become increasingly complex, requiring innovations that support school transformation and the improvement of teacher quality. The Driving School Program and Driving Teachers Program are Indonesia's government responses to these needs. The School Empowerment Program aims to digitalize schools, strengthen governance, and create a more interactive and technology-adaptive learning environment. Meanwhile, the Teacher Empowerment Program focuses on human resource development through continuous training and study comparisons, aiming to enhance teachers' skills and competencies in facing the demands of the digital era. Teachers are expected to become agents of change capable of applying innovations within school environments, improving collaboration, and leading the educational transformation process. This research uses a literature review method, analyzing various relevant sources regarding the implementation of these two programs. The results show that these programs positively impact the improvement of teachers' competencies, particularly in mastering technology and teaching methodologies relevant to Society 5.0. Additionally, the implementation of the School Empowerment Program supports the role of schools in enhancing the quality of education through digitalization and innovation. Thus, the School Empowerment Program and Teacher Empowerment Program can be considered significant innovations in preparing Indonesia's young generation to compete in the continuously evolving digital era. Keywords: Digitalization; Driving School; Driving Teachers; Education Innovation; Society 5.0.   Abstrak Di era Society 5.0, tantangan pendidikan semakin kompleks, memerlukan inovasi yang mendukung transformasi sekolah dan peningkatan kualitas guru. Program Sekolah Penggerak dan Guru Penggerak merupakan respon pemerintah Indonesia terhadap kebutuhan ini. Program Sekolah Penggerak bertujuan untuk mendigitalisasi sekolah, memperkuat tata kelola, dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih interaktif dan adaptif terhadap teknologi. Di sisi lain, Program Guru Penggerak berfokus pada pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan dan studi banding berkelanjutan, yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi guru dalam menghadapi tuntutan era digital. Guru diharapkan menjadi agen perubahan yang mampu menerapkan inovasi di lingkungan sekolah, meningkatkan kolaborasi, serta memimpin dalam proses transformasi pendidikan. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur, dengan menganalisis berbagai sumber yang relevan mengenai implementasi kedua program tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program ini mampu memberikan dampak positif dalam peningkatan kompetensi guru, terutama dalam hal penguasaan teknologi dan metodologi pembelajaran yang relevan dengan Society 5.0. Selain itu, implementasi Program Sekolah Penggerak juga mendukung peran sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui digitalisasi dan inovasi. Program Sekolah Penggerak dan Guru Penggerak dapat dianggap sebagai inovasi penting yang mempersiapkan generasi muda Indonesia untuk berkompetisi di era digital yang terus berkembang. Kata Kunci: Digitalisasi; Guru Penggerak; Inovasi Pendidikan; Sekolah Penggerak; Society 5.0.