Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERILAKU NELAYAN DALAM LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK DI DESA TAMALATE KECAMATAN GALESONG UTARA KABUPATEN TAKALAR Ramli Ramli; Abd. Rahman Getteng; Muliaty Amin; Susdiyanto Susdiyanto
Jurnal Diskursus Islam Vol 5 No 3 (2017): December
Publisher : Pascasarjana UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jdi.v5i3.6999

Abstract

Tulisan ini mengkaji tentang perilaku dalam kaitannya dengan masyarakat nelayan. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif pada lokasi di Desa Tamalate Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar. Fokus penelitian adalah perilaku nelayan dalam lingkungan keluarga terhadap pendidikan anak. Pendekatan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah pendekatan fenomenologis. Sumber data dalam penelitian ini adalah orang tua  nelayan,  anak nelayan. punggawa, sawi atau buruh nelayan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan instrumen pedoman observasi, pedoman wawancara dan alat-alat dokumen seperti kamera dan lain-lain. Data yang terkumpulkan dianalisis dengan cara reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Untuk mendapatkan data yang absah, maka diuji dengan cara ketekunan pengamatan, trianggulasi, dan Pengecekan anggota (member checks). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku  keluarga nelayan dalam  Pendidikan Anak di (informal)  Desa Tamalate Kecamatan Galesong berdasarkan hasil temuan, bahwa: (a) Keluarga nelayan  melakukan  ritual-ritual  appasili  dengan melibatkan keluarga dan tetangga (b) Orang tua nelayan melakukan ritual/upacara kelahiran (appatompolo) yang bernuangsa keagamaan melaui upacara akikah.(c). Orang tua nelayan telah membiasakan anak-anak melaut pada usia dini 8-12 tahun (d) Pendidikan kegamaan yang diwarikan kepada anak dilakukan secara turun temurun (e) Keluarga nelayan melakukan upacara adat dan melakukan persembahan dengan cara memberikan sesajen kepada yang diyakini bisa memberi barakah pada saat turun melaut.
POTRET KEMISKINAN DAN ANAK PUTUS SEKOLAH DI DESA TEMMABARANG KECAMATAN PENRANG KABUPATEN WAJO Muhlis M; Susdiyanto Susdiyanto; Abd. Rasyid Masri
Jurnal Diskursus Islam Vol 5 No 3 (2017): December
Publisher : Pascasarjana UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jdi.v5i3.7001

Abstract

Tulisan ini mengkaji tentang potret kemiskinan dan anak putus sekolah di desa Temmabarang Kecamatan Penrang Kabupaten Wajo. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan yang bersifat deskriptif kualitatif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan fenomenologi. Sumber data dalam penelitian ini adalah anak-anak putus sekolah, orang tua yang memiliki anak-anak putus sekolah serta tokoh masyarakat di DesaTemmabarang Kecamatan Penrang Kabupaten Wajo. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri dan dibantu dengan pedoman observasi, pedoman wawancara, dan dokumentasi dengan alat-alat bantu untuk mengumpulkan data seperti tape recorder, video kaset, atau kamera. Data dianalisis dengan teknik editing, kodefikasi data, dan triangulasi. Data diuji keabsahannya dengan perpanjangan keikutsertaan dan ketekunan pengamatan. Potret kemiskinan dan anak putus sekolah di desa Temmabarang Kecamatan Penrang Kabupaten Wajo karena masih minimnya lahan yang bisa digarap untuk pertanian oleh masyarakat sehingga tidak memiliki penghasilan tetap, keberadaan lahan persawahan tidak menjamin karena tidak adanya irigasi, kebutuhan yang semakin hari semakin meningkat, dan tidak memiliki modal untuk berwirausaha serta kurangnya pengetahuan tentang pentingnya pendidikan.
WUJUD IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL DALAM SIKLUS KEHIDUPAN PADA MASYARAKAT GORONTALO (STUDI PADA TRADISI PERNIKAHAN DAN TRADISI MOLONTALO (TUJUH BULANAN) Nurhayati Tine; Musafir Pabbabari; Susdiyanto Susdiyanto; Abd. Kadir Ahmad
Jurnal Diskursus Islam Vol 5 No 3 (2017): December
Publisher : Pascasarjana UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jdi.v5i3.7028

Abstract

Tulisan ini akan mengelaborasi tentang wujud implementasi nilai-nilai pendidikan Islam dalam kearifan lokal masyarakat Gorontalo terkait dengan siklus kehidupan. Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif dengan jenis studi kasus. Penelitian ini dilakukan di Gorontalo, dan difokuskan pada adat-istiadat yang masih berlaku di Gorontalo. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan fenomenologi, etnografi, sosio-edukatif, dan hukum Islam. Sumber data primer penelitian ini diperoleh dari individu-individu yang berkompeten dalam hal tradisi dan adat-istiadat masyarakat Gorontalo baik dari lingkungan akademisi, budayawan, tokoh adat, tokoh agama, maupun tokoh masyarakat lainnya yang masih terlibat aktif dalam berbagai pelaksanaan ritus budaya di Gorontalo. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga cara, yaitu: (1) observasi partisipasi; (2) wawancara mendalam; dan (3) penggunaan dokumen. Penelitian ini menggunakan 3 (tiga) instrumen utama yaitu: peneliti sendiri (human instrument); pedoman observasi; dan pedoman wawancara. Analisa data dalam penelitian ini bersifat deskriptif (deskriptif analitis) dan analisis komparatif. Untuk menarik kesimpulan, data yang dihimpun diolah melalui proses reduksi, sajian data, dan verifikasi. Wujud implementasi nilai-nilai pendidikan Islam dalam kearifan lokal masyarakat Gorontalo terkait dengan siklus kehidupan ditemukan pada beberapa makna edukatif yang diperoleh dari prosesi adat moponika/lenggota lo pohutu (pernikahan) dan molontalo (tujuh bulanan) Masing-masing dari prosesi yang terkait dengan siklus kehidupan tersebut memuat kearifan lokal berupa: 1) perlunya meninggalkan sifat-sifat tercela; 2) penyucian diri dari dosa lahir dan batin; 3) pentingnya menjaga kehalalan dari setiap harta yang dimiliki; 4) memperkuat pendirian, keimanan dan ketakwaan; 5) mempertahankan kesucian dan kehormatan diri; 6) kerendahan hati; 7) hidup hemat; 8) penataan diri mulai dari remaja sampai berumah tangga; 9) menjaga nama baik keluarga; 10) tidak meminta-minta; 11) keberkahan dan kebahagiaan hidup sebagai sasaran akhir; 12) penghargaan terhadap tamu dan kerabat; 13) serta pentingnya kesabaran dalam menjalani kehidupan.
DIFFERENCES OF TOLERANCE CHARACTER PLANTING STRATEGIES RELIGIOUS INTEREST STUDENTS IN SDN INPRES 6.88 PERUMNAS 2 KOTA JAYAPURA A. Arif Rofiki; Muliaty Amin; Susdiyanto Susdiyanto; Muh. Yusuf T
Jurnal Diskursus Islam Vol 8 No 3 (2020): December
Publisher : Pascasarjana UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jdi.v8i3.12528

Abstract

This paper discusses the various strategies for cultivating thecharacter of inter-religious tolerance in students of SDN Inpres 6.88Perumnas 2 Kota Jayapura which is carried out through 1) schoolpolicies; 2) habituation to differences; 3) habituation to equations,and 4) group heterogeneity exercises. This research is field research. Theresearch approach used in this research includes methodological(phenomenological) and scientific approaches (normative, juridical, andpedagogical theological approaches). The research method used was aninterview, observation, and documentation. The results of this studyindicate that the character of interreligious tolerance in students of SDNInpres 6.88 Perumnas 2 Kota Jayapura is carried out through severalstrategies, namely: First, school policy. A strong commitment must bepossessed by school policymakers in cultivating the character of tolerancebetween religious believers in students. This commitment is manifested inthe inclusion of the character values of tolerance among religious believersin the mission, goals, and school regulations. Second, habituation todifferences. The teacher accustoms students to differences from an earlyage. This is done by giving understanding to students to appreciate thedifferences that exist between them. Besides, in learning the teacher alsotrains students to appreciate differences of opinion when discussing. Third, habituation to equality. The teacher gives the understanding that allstudents have the same position in a school that is, both become studentswho have the same rights and obligations. Students when learning areaccustomed to the teacher to see the similarities in meaning if there aredifferent answers. . The teacher invites students to think from the samepoint of view, not from each student. Fourth, exercise heterogeneity ingroups. The teacher gives group heterogeneity exercises to students inassigned group discussions during learning. The learning strategy used bythe teacher in group discussion assignments is the cooperative learningstrategy. Students work together in their study groups to complete theassignments the teacher has given them. Heterogeneity of study groups thatfavor cooperation can train and accustom students to learnto respect and tolerate differences that exist between themselves and theirpeers in terms of ethnicity, religion, social strata, or abilities.