Anemia dalam kehamilan terjadi ketika kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dL pada trimester pertama dan ketiga, serta kurang dari 10,5 g/dL pada trimester kedua. Secara global, prevalensi anemia pada ibu hamil mencapai 41,8%. Di Indonesia, angka tersebut meningkat dari 37,1% pada tahun 2013 menjadi 48,9% pada tahun 2018. Salah satu faktor yang memengaruhi kejadian anemia adalah tingkat pengetahuan ibu hamil; semakin tinggi tingkat pengetahuan, semakin baik pula upaya pencegahan anemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan kejadian anemia di Puskesmas Kopelma Darussalam, Kota Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional), melibatkan 79 ibu hamil sebagai responden. Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian anemia (nilai p < 0,01). Sebanyak 41 responden (51,9%) memiliki pengetahuan yang baik, dan mayoritas (52 orang atau 65,8%) tidak mengalami anemia. Ibu hamil usia >35 tahun yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 4 orang (57,1%), dan seluruh ibu dengan pendidikan terakhir S2 memiliki pengetahuan baik (3 orang, 100%). Sebagian besar ibu bekerja juga memiliki pengetahuan baik (18 orang, 69,2%). Sumber informasi yang paling umum disebutkan adalah buku kesehatan (2 orang, 100%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu hamil dan kejadian anemia. Ibu dengan pengetahuan yang baik cenderung tidak mengalami anemia.