Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

BUDI DAYA DAN ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK SUMATERA SELATAN / Cultivation and Adaptation of New Superior Varieties Paady in Lebak Swampy Lands in South Sumatra Suparwoto Suparwoto; Waluyo Waluyo
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol 38, No 1 (2019): Juni, 2019
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jp3.v38n1.2019.p13-22

Abstract

Lebak swampy lands are one of the contributors to rice production in Indonesia, especially in South Sumatra. This agroecosystem is affected by river water overflow and rainfall. Based on the height and duration of waterlogging, the lebak swampy land is divided into three typologies, namely shallow lebak swampy lands, middle swampy lands, and deep swampy lands. This paper discusses cultivation and adaptation of new superior varieties of rice on lebak swampy  lands. In this agroecosystem, rice is cultivated in the dry season after low tide, starting from shallow lebak swampy lands, then continuing to the middle lebak swampy lands and deep lebak swampy lands. Problems with rice cultivation on lebak swampy lands include: (1) stagnant water, (2) drought in the dry season, (3) continuous use of the same variety, (4) the use of poor quality seeds, (5) limited varieties superior, and (6) fertilizer use is not as recommended. Paddy cultivation in lebak swampy lands uses only local varieties such as Siputih which can be sown up to three times, so that the age of the seedlings can reach two months with high posture. Land preparation is carried out by cleaning weeds until they are ready for planting and using hand tractors in shallow and middle lebak swampy lands. The seed comes from its own multiplication (40 kg / ha). Ciherang and IR-42 varieties are used from season to planting season with fertilization according to the ability of farmers. Thus, the results obtained are low, ranging from 3.5-4.5 t / ha GKP. One way to improve rice productivity in lebak swampy lands is the use of new improved varieties. Inpara and Inpari varieties can grow and produce in shallow lebak swampy lands and middle lebak swampy lands. In shallow lebak swampy lands it is recommended to use drought tolerant varieties such as Situbagendit, Limboto, Batutegi, Inpago, Inpari-1, Inpari-4, Inpari-6, and Inpara-5. In deep lebak swampy lands, rice can only be cultivated once a year, using superior varieties in the long dry season. The recommended superior varieties are Inpara-3, Inpara-4, and Inpara-5 which are tolerant to soaking.Key words: Paddy, lebak swampy lands, superior varieties, cultivation, adaptation AbstrakLahan rawa lebak merupakan salah satu agroekosistem penyumbang produksi beras di Indonesia, terutama di Sumatera Selatan. Agroekosistem ini dipengaruhi oleh luapan air sungai dan curah hujan. Berdasarkan tinggi dan lama genangan air, lahan rawa lebak dipilah menjadi tiga tipologi, yaitu lebak dangkal, lebak tengahan, dan lebak dalam. Makalah ini membahas budi daya dan adaptasi varietas unggul baru padi pada lahan rawa lebak. Pada agroekosistem ini padi dibudidayakan pada musim kemarau setelah air surut, dimulai dari lebak dangkal, kemudian dilanjutkan pada lebak tengahan dan lebak dalam. Permasalahan budi daya padi pada lahan rawa lebak antara lain: (1) genangan air, (2) kekeringan pada musim kemarau, (3) penggunaan varietas yang sama secara terus-menerus, (4) penggunaan benih tidak bermutu, (5) keterbatasan varietas unggul, dan (6) penggunaan pupuk tidak sesuai anjuran. Budi daya padi pada lahan lebak dalam hanya menggunakan varietas lokal seperti Siputih yang dapat disemai sampai tiga kali, sehingga umur bibit bisa mencapai dua bulan dengan postur yang tinggi. Penyiapan lahan dilakukan dengan cara pembersihan gulma sampai siap tanam dan menggunakan traktor tangan pada lebak dangkal dan lebak tengahan. Benih berasal dari perbanyakan sendiri  (40 kg/ha). Varietas Ciherang dan IR-42 digunakan dari musim ke musim tanam dengan pemupukan sesuai kemampuan petani. Dengan demikian, hasil yang diperoleh rendah, berkisar antara 3,5-4,5 t/ha GKP. Salah satu cara untuk memperbaiki produktivitas padi pada lahan lebak adalah penggunaan varietas unggul baru. Varietas Inpara dan Inpari dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada lebak dangkal dan lebak tengahan. Pada lebak dangkal disarankan menggunakan varietas toleran kekeringan seperti Situbagendit, Limboto, Batutegi, Inpago, Inpari-1, Inpari-4, Inpari-6, dan Inpara-5. Pada lebak dalam, padi hanya dapat diusahakan satu kali dalam satu tahun, menggunakan varietas unggul pada musim kemarau panjang. Varietas unggul yang disarankan ialah Inpara-3, Inpara-4, dan Inpara-5 yang toleran rendaman.Kata kunci: Padi, rawa lebak, varietas unggul, budi daya, adpatasi.
Inventarisasi Potensi Daya Saing Spasial Lahan Rawa Lebak untukPengembangan Pertanian di Sumatera Selatan Waluyo Waluyo; Alkasuma Alkasuma; Susilawati Susilawati; Suparwoto Suparwoto
Jurnal Lahan Suboptimal : Journal of Suboptimal Lands Vol. 1 No. 1 (2012)
Publisher : Research Center for Sub-optimal Lands (PUR-PLSO), Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.465 KB) | DOI: 10.33230/JLSO.1.1.2012.9

Abstract

Waluyo, Alkasuma, Susilawati, Suparwoto. 2012 Spatial Inventory of Potential Competitiveness Swamp Land for Agricultural Development in South Sumatra. J. Lahan Suboptimal 1(1):64-71. Swampy marsh land has great competitive advantage for farmland development.The purposes of this study were 1)to identify the spread of potential swampy marsh land for food crops in major production centers; 2)to understand thecontent, quantity,and distribution of minerals essential for health in the low lands of South Sumatra. Data were collected through some surveys using transects (toposequen), including delineation of maps, flooding/ground water, state of the microrelief, soilbase material, land use, and land surface condition. Ground observations were based on the Soil Survey Manual. The results indicated that Sungai Pinang and Rantau Panjang has three types of swampy land, namely shallow swampy marsh, mid marsh low lands, and swamps in the low lands. Swampy marsh as the potential competitiveness for its antioxidant mineral deposit (Fe, Mn, Cu, Zn, and Se) can produce good functional food products such as Padi seputih, Pelita Rampak, Ketan Sinde, Padi Petek. These varieties have considerably high antioxidant mineral. Therefore, the use of swampyland must be directed. Shallow and intermediate wetlands can be used for rice, pulses and vegetables whereas deep wetlands are suitable for fishing.
ADAPTASI VARIETAS UNGGUL DAN USAHATANI JAGUNG DI SELA TANAMAN KARET BELUM MENGHASILKAN DI PROVINSI SUMATERA SELATAN Suparwoto Suparwoto; Yuana Juwita; Yanter Hutapea
SOCA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Vol.13, No.2, 2019
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jalan PB.Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia. Telp: (0361) 223544 Email: soca@unud.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.172 KB) | DOI: 10.24843/SOCA.2019.v13.i02.p02

Abstract

ABSTRAK Pemerintah telah mencanangkan untuk berswasembada jagung dan daging. Provinsi Sumatera Selatan dengan kekayaan sumberdaya alamnya berpeluang untuk mewujudkan sumbangsihnya. Tersedianya lahan tanaman karet yang luas seperti pada lahan karet yang belum menghasilkan dapat ditanami jagung. Kajian ini bertujuan mengetahui adaptasi varietas dan usahatani tanaman jagung di sela tanaman karet yang belum menghasilkan. Kegiatan ini dilaksanakan di lokasi perkebunan karet rakyat belum menghasilkan dengan umur 2 tahun di Kelurahan Betung Kecamatan Betung Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Kegiatan dimulai bulan April sampai September (MK) 2018. Pengkajian dilaksanakan dalam bentuk On Farm Research (OFR) di kebun karet yang belum menghasilkan umur 2 tahun yang berjarak tanam 5 x 3,5 m. Dimana jarak barisan tanaman karet 5 m dan jarak dalam barisan karet 3,5 m. Perlakuan 5 varietas jagung yaitu Bima 10, Bima 19, Pioner 21 dan Bisi 18 dan Sukmaraga. Luas petakan tiap perlakuan 4 gawang karet (20 m x 20 m). Jarak antar plot 1 gawangan karet (5 m) dan jarak ulangan 1 m. Setiap perlakuan diulang 4 kali. Rancangan yang digunakan rancangan acak kelompok (RAK). Hasil menunjukkan bahwa Varietas jagung Pioneer 21 mempunyai postur tinggi tanaman tertinggi yaitu 142,7 cm dan jumlah daun 9,9 helai sedangkan terrendah Bima 10 yaitu 137,9 cm dengan jumlah daun 9,4 helai. Produksi pipilan kering tertinggi tanaman jagung di sela tanaman karet dicapai oleh BISI-18 ( 4,1 ton/ha) tidak berbeda nyata dengan Bima-10 (3,5 ton/ha), Sukmaraga (3,4 ton/ha) dan Pioneer 21 (3,2 ton /ha), sedangkan produksi terendah 2,2 ton/ha oleh Bima-19. Maka pendapatan dari usahatani ke lima varietas tersebut bervariasi dari Rp 4.820.000-Rp 13.745.000 dengan nilai R/C 1,78-3,03. Sehingga usahatani tanaman jagung di sela tanaman karet yang belum menghasilkan umur 2 tahun layak untuk dikembangkan Kata kunci: Adaptasi, usahatani, jagung, sela karet
OBSERVASI GALUR HARAPAN PADI RAWA LEBAK BERDASAR POTENSI HASIL DI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN Suparwoto Suparwoto
Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan Vol 2 No 3 (2008): Jurnal Pembangunan Manusia
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The experiment was conduted at Kijang Ulu village, Kayuagung sub district during dry season 2006. The objective was to find information of several rice promissing lines. The result showed that there were 8 rice genotypes which have hight yield potential than local variety (Sei Putih). The productivity of them were 3.9 to 5,6 ton/ha. The yield potential of Sei Putih variety is lower than KAL 9414 F-M-2-KN-0 (30%), B 9852 E-KA-66 (53%), B 9833 E-KA-66 (60%), IR 70181-5-PM-1-1-2-B-1 (63%), IR 69502-6-SKN-UBN-1-B-1-3 (70%), B 10214 F-TB-7-2-3 (73%), IR 70213-9-CPA-12-UBN-2-1-3-1 (87%), B 7003 D-MR-24-3-1 (87%).
PENERAPAN SISTEM TANAM LEGOWO PADA USAHA TANI PADI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI Suparwoto Suparwoto
Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan Vol 4 No 1 (2010): Jurnal Pembangunan Manusia
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Various efforts to increase rice productivity through technological breakthroughs that could improve the efficiency of rice farming. One of the alternative technologies of integrated crop management (ICM) is the application of rice cropping systems legowo. This paper is a review of some literature research and assessment of annual reports, and proseding . Based on the results of a review journal of the literature indicates that the application of ICM legowo rice cropping system provides several benefits including: increased production significantly for 25.7 to 26.9 percent and revenue of Rp. 1.480.000 - Rp. 2.121.500, - per hectare compared with the symmetric planting system (tegel) in lowland swamp land and irrigated land. This technology is economically quite profitable as indicated by the value of B / C ratio greater than one and deserves to be disseminated.
PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI DI RAWA LEBAK MELALUI PENGANEKARAGAMAN KOMODITAS Suparwoto Suparwoto; Waluyo Waluyo
Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan Vol 3 No 1 (2009): Jurnal Pembangunan Manusia
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Swampland has function which significant to human being prosperity. Generally be exploited for the agricultural activity, ranch and fishery. Peasant plant paddy only once in a year, afterwards it is not cultivated again ( blush). If happened attack of mouse pest, flooded and dryness hence will result the failure harvest. They can overcome with cultivation of various commodity type to support improvement of peasant income. Result of research indicate that at superficial swampland and middle swampy can cultivated by rice/palawija/horticulture, deep swampland can cultivated by rice/fish and in lawn afforded by livestock of bird and ruminant population. With improvement of intensity cropping in swampland hence have an effect on to improvement of peasant income. The objective to give information in improving peasant income by affording various commodity type in swampland.
DAMPAK PRIMA TANI DAN DUKUNGAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI DI DESA PENGARINGAN KABUPATEN OGAN KOMERING ULU PROVINSI SUMATERA SELATAN Suparwoto Suparwoto; Susilawati Susilawati
Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan Vol 5 No 1 (2011): Jurnal Pembangunan Manusia
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan Prima Tani di Desa Pengaringan Kecamatan Semidang Aji Kabupaten OKU dimulai pada bulan Januari hingga Desember 2008. Saat ini sudah terlihat dampak kegiatan bagi masyarakat setempat. Inovasi teknologi yang dilakukan terkait dengan pengembangan komoditi sayuran, karena pengembangan komoditi mendapat dukungan Pemerintah Daerah untuk menyediakan kebutuhan sayuran khusus dalam kabupaten. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui dampak inovasi teknologi budidaya sayuran dan kelembagaan dalam meningkatkan pendapatan petani dari kegiatan Prima Tani. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa produktivitas sayuran yang terdiri dari kacang panjang, kangkung, mentimun dan terong meningkat berturut-turut 100%, 32%, 21% dan 77,3% dari tahun sebelumnya (2007). Peningkatan pendapatan rumah tangga petani meningkat 27,6 %. Kegiatan Prima Tani yang dilakukan berdampak positif pada peningkatan jumlah kelembagaan yang dapat diakses petani dan mendapat respon positif dari Pemerintah Daerah.
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DAN PENDAPATAN PETANI MELALUI SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DI LAHAN SAWAH IRIGASI Jumakir Jumakir; Waluyo Waluyo; Suparwoto Suparwoto
Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan Vol 6 No 2 (2012): Jurnal Pembangunan Manusia
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan produktivitas padi dan pendapatan petani melalui sistem tanam jajar legowo dibanding sistem tegel di lahan sawah irigasi. Pengkajian dilaksanakan di Desa Sri Agung, Kecamatan Batang Asam, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi pada musim kemarau (MK) 2008. Kegiatan pengkajian dilaksanakan pada lahanpetani (on farm research) bekerja sama dengan petani sebagai menyediakan lahan pertanian, Dinas Pertanian Kabupaten Tanjung Jabung Barat, BPP, PPL dan BPTP sebagai pemandu teknologi. Teknologi utama yang dikaji adalah benih unggul Ciherang, penanaman sistem tanam jajar legowo 4:1 dan legowo 6:1 (introduksi) dan cara penanaman konvensional petani sistem tegel (25 cm x 25 cm) dengan luas tanam 3 ha. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa sistem tanam legowo 4:1 memberikan produktivitas yang lebih baik dibanding sistem tanam legowo 6:1 dan tegel, masing-masing 7,68 t/ha, 7,15 t/ha dan 6,56 t/ha. Penerapan sistem legowo meningkatkan produksi padi sebesar 1,12 t/ha dibanding dengan sistem tanam tegel. Pada sistem tanam legowo 4:1 diperoleh keuntungan finansial Rp 7.618.500, sistem tanam legowo 6:1 keuntungan finansialRp 6.650.000 sedangkan sistem tegel dengan keuntungan Rp 5.951.000. Secara ekonomis sistem tanam legowo 4:1 paling menguntungkan dengan tambahan keuntungan Rp 1.443.000 per ha dan R/C ratio 2,42 sistem tanam tersebut layak dikembangkan dalam skala yang lebih luas.
Produksi dan Usaha Tani Padi Varietas Unggul di Lahan Rawa Lebak Dangkal Sumatera Selatan Suparwoto Suparwoto; Waluyo Waluyo
Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan Vol 9 No 2 (2015): Jurnal Pembangunan Manusia
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

DAYA HASIL VARIETAS CABAI MERAH DENGAN TEKNOLOGI PROLIGA DI LAHAN KERING KABUPATEN OGAN ILIR SUMATERA SELATAN Suparwoto Suparwoto; Joni Karman; Waluyo Waluyo
Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan Vol 4 No 2 (2021): Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46774/pptk.v4i2.425

Abstract

Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Tanjung Pering, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan di lahan petani dengan agroekosisten lahan kering, dimulai Februari 2020 sampai Agustus 2020.Adapun tujuan daripada penelitian ini untuk mengetahui daya hasil darike-empat varietas cabai merah yang ditanam dengan menerapkan komponen teknologi proliga. Luasdemplot 4000 m². Perlakuan varietas unggul cabai merah yakni: Tanjung-2, Lembang-1, Inata Agrihorti berasal dari Balai Penelitian Tanaman Sayuran dan AYU (eksisting).Teknologi yang digunakan yaitu teknologi proliga menerapkan lima komponen teknologi. Data yang dikumpulkan meliputi : tinggi tanaman, jumlah cabang, berat buah/tanaman, panjang buah, berat 100 buah dan produksi. Metoda yang digunakan adalah pengamatan langsung di lapangan. Data yang diperoleh disusun secara tabulasi dan dianalisis dengan uji statistik yaitu uji kesamaan nilai tengah (uji–t). Berdasarkan hasil analisis statistic bahwa Produksi tertinggi dicapai oleh varietas Lembang-1(11 ton/ha) diikuti oleh AYU (9,8 ton/ha), Tanjung-2 (9,5 ton/ha) dan produksi terendah Inata AgriHorti (3,8 ton/ha). Kata kunci: Cabai merah, daya hasil, proliga, varietas