Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pemetaan Luas Tutupan Karang Hidup di Perairan Kampung Kolongan Akembawi, Rendingan dan Tawoali Pulau Sangihe Provinsi Sulawesi Utara Julius F. Wuaten; Joneidi Tamarol; Wenseslaus Makawaehe
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 1 No 1 (2015): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (600.948 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.2237828

Abstract

Perairan Pulau Sangihe memiliki wilayah terumbu karang yang cukup luas dengan aneka ragam jenis dan bentuk pertumbuhannya. Kondisi tersebut sangat berpotensi dalam pengembangan model daerah perlindungan laut berbasis masyarakat, sehingga diperlukan data dasar kondisi terumbu karang yang ada di perairan Pulau Sangihe yang diharapkan memberikan informasi kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam pelestarian terumbu karang. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data persentase tutupan karang hidup diperairan pantai Kampung Kolongan Akembawi, Rendingan dan Tawoali yang ada di Pulau Sangihe dan mengidentifikasi bentuk pertumbuhan karang (lifeform). Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan pelestarianlingkungan pesisir pantai Pulau Sangihe khususnya pelestarian terumbu karang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei. Penelitian survei memiliki sifat verifikasi atau pengecekan terhadap teori yang sudah ada (Mantra, 2001). Pengamatan terhadap kondisi terumbu karang dilakukan dengan metode LIT (UNEP. 1993), yang dimodifikasi pada garis transek sepanjang 20 meter. Pengamatan dilakukan pada 2 kedalaman yang berbeda, yaitu kedalaman 3 meter dan 5 meter yang mewakili daerah reef flat (datar) dan daerah reef slope. Analisis terhadap kualitas terumbu karang dilakukan dengan menghitung nilai persentase tutupan karang hidup yang diperoleh dari hasil pengukuran panjang koloni karang dengan menggunakan rumus: L (%) = Li : N x 100 dengan L = persentase tutupan karang (%), Li = Total panjang koloni karang hidup, dan N = panjang transek (20 m). Persentase tutupan yaitu persentase luas area yang ditutupi oleh karang hidup. Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu bahwa persentase tutupan karang hidup pada ketiga lokasi ini antara 21,42% sampai 42,67% masuk dalam kategori buruk/rusak sampaikategori cukup/sedang dan bentuk pertumbuhan karang lebih didominasi non Acropora jenis Porites. Untuk pelestarian terumbu karang di perairan pulau Sangihe perlu partisipasi seluruh masyarakat yang tinggal di pesisir dalam meminimalisir semua aktifitas yang dapat merusak karang dengan sosialisasi tentang manfaat terumbu karang dan dampaknya terhadap lingkungan serta pembinaan yang serius dari pemerintah daerah serta semua elemen masyarakat yang peduli terhadap kelestarian terumbu karang.
Produktifitas Hand Line untuk Penangkapan Ikan Tuna (Thunnus Albacares) di Fish Port General Santos Philipina Dekrist Kapai; Julius F. Wuaten; Costantein I. Sarapil
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 1 No 2 (2015): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.27 KB) | DOI: 10.5281/jit.v1i2.61

Abstract

Ikan tuna (Thunnus spp) merupakan komoditas pangan yang sangat digemari dan dicari di pasar dunia. Cara untuk meningkatkan produksi tuna ialah melalui peningkatan unit upaya atau penggunaan alat tangkap dan jumlah armada. Dalam perikanan tangkap, ada beberapa jenis alat tangkap yang dapat digunakan untuk menangkap ikan tuna yaitu alat tangkap long line, purse seine, troling line, pole and line, gill net, hand line, dll. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas alat tangkap pancing tuna dan pemancing (ABK) berdasarkan hasil tangkapan dan mengetahui jumlah hasil tangkapan ikan tuna berdasarkan daerah penangkapan (fishing ground) ikan tuna yang didaratkan di Fish Port General Santos, Philipina. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Objek yang diambil ialah nelayan-nelayan penangkap ikan tuna dengan menggunakan alat tangkap hand line. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukan bahwa produktifitas per trip hand line tuna yang didaratkan Fish Port General Santos Philipina berdasarkan pembahasan di atas maka hasil yangdidapat dalam satu kapal ialah 3, 59 ton. Sedangkan produktifitas pemancing per tripnya mendapatkan hasil sebanyak 6,40 ekor per pemancing. Berdasarkan daerah penangkapan (fishing ground) bahwa jumlah hasil tangkapan tuna hand line yang didaratkan di Fish Port General Santos Philipina sebagian besar berasal dari Perairan Indonesia.
Efektifitas Lama Benaman Somba (Soaking Time) terhadap Hasil Tangkapan Ikan di Perairan Kampung Kalongan Kabupaten Kepulauan Talaud Costantein I. Sarapil; Julius F. Wuaten; Bonar Pontolumiu
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 2 No 1 (2016): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.147 KB) | DOI: 10.5281/jit.v2i1.75

Abstract

Somba merupakan alat tangkap yang sangat efektif untuk menangkap ikan karang (demersal). Seiring dengan perkembangan teknologi, penggunaan alat tangkap somba sudah mulai menghilang dari tradisi para nelayan yang ada di Kabupaten Kepulauan Talaud dengan adanya alat tangkap modern yang mulai berkembang di kalangan nelayan. Dalam pengoperasiannya, alat tangkap somba merupakan alat tangkap yang ramah lingkungan dan sangat efektif untuk menangkap ikan karang. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data lama benaman somba yang paling efektif untuk menangkap ikan karang dan mengetahui jenis-jenis ikan yang tertangkap dari pengoperasian alat tangkap somba. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi ilmiah yang bermanfaat untuk pengembangan teknologi pemanfaatan sumberdaya perikanan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metodeexperimental. Eksperimen adalah observasi di bawah kondisi buatan (artificial condition) dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh si peneliti. (Nazir, 2003 dalam Anonimous, 2013). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengoperasikan 10 unit alat tangkap somba selama 30 hari dengan menghitung jumlah ikan yang masuk ke dalam somba dan mengidentifikasi hasil tangkapan ikan. Pengoperasian dilakukan pada pagi hari pukul 09.00 Wita saat air laut surut dengan kedalaman 0,5-1 meter. Analisis data dilakukan dengan cara menghitung jumlah total ikan yang masuk kedalam somba berdasarkanlama benaman (soaking time) somba yang di operasikan selama 30 hari dengan perlakuan lama benaman dibagi menjadi 4 fase waktu benaman yaitu fase I (1-7 hari ), fase II (8-15 hari ), fase III (16-22 hari),dan fase IV (23-30 hari) dibuat dalam bentuk grafik jumlah ikan yang ada dalam somba untuk menentukan lama benaman somba yang paling efektif menangkap ikan karang.
Manajemen Rumah Tangga Nelayan Penangkap Ikan Tuna (Thunnus Albacores) Studi Kasus di Pesisir Pantai Akembuala Kelurahan Santiago Kecamatan Tahuna Kabupaten Kepulauan Sangihe Costantein I. Sarapil; Julius F. Wuaten
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 3 No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (636.758 KB) | DOI: 10.5281/jit.v3i1.96

Abstract

Keberadaan ikan tuna sirip kuning (Thunnus Albacores) sebagai salah satu sumberdaya ikan pelagis di Perairan Sangihe yang merupakan hasil tangkapan utama dari nelayan di Akembuala tidak menjadikan masyarakat nelayan di daerah itu meningkat taraf hidupnya akan tetapi umumnya masih berstatus sebagai keluarga pra sejahtera atau dengan kata lain kelompok masyarakat yang berada di pesisir pantai Akembuala masih relatif miskin bila dilihat dari sektor ekonomi, sosial dan budaya (khususnya dari akses untuk mendapatkan pendidikan, kesehatan dan penghidupan yang layak) dibandingkan dengan masyarakat yang ada di daerah lain dengan mata pencaharian yang sama. Penelitian ini bertujuan: 1) Memperoleh gambaran pola hidup dan kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat nelayan di Pesisir Akembuala Kelurahan Santiago; 2) Mendapatkan solusi manajemen keuangan nelayan dalam mengelola hasil penjualan ikan tuna pasca tangkap. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi akademik mengenai manajemen rumah tangga nelayan penangkap tuna dan faktor-faktor yang berpengaruh lainnya serta diharapkan dapat menjadi masukan bagi semua pihak yang berkepentingan dengan persoalan manajemen rumah tangga nelayan. Penelitian ini merupakan studi yang memakai jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk mendeskripsikan semua fenomena atau kejadian-kejadian yang terjadi di masyarakat nelayan penangkap tuna di Pesisir Pantai Akembuala, penelitian deskriptif ini akan mendalami semuakejadian yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku, presepsi, dan harapan kedepan, dan bagaimana manajemen keluarga mereka, dengan cara deskripsi kata-kata dan bahasa, pada konteks alamiah dengan memanfaatkan metode ilmiah.
IbM Tuna Handline di Kampung Beeng Kecamatan Tabukan Selatan Tengah Kabupaten Kepulauan Sangihe Costantein I. Sarapil; Julius F. Wuaten; Dekrist Kapai
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 1 (2017): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.681 KB)

Abstract

Kawasan perairan disekitar Beeng memiliki potensi sumberdaya ikan yang cukup melimpah karena kawasan tersebut belum tersentuh dengan teknologi penangkapan ikan skala besar dan hanya menggunakan peralatan seadanya dari nelayan setempat. Salah satu alat tangkap yang digunakan oleh nelayan Kampung Beeng adalah Tuna Handline yang oleh masyarakat lokal dinamakan latage. Mitra adalah kelompok usaha penangkapan yang anggotanya adalah nelayan penangkap ikan. Teknik penangkapan ikan oleh kelompok nelayan bisa dilakukan hampir setiap saat karena hanya dioperasikan di perairan sekitar Kampung Beeng dengan menggunakan Tuna Handline. Alat tangkap Tuna Handline yang dioperasikan saat ini oleh kelompok nelayan hanya ada 1 unit dan itupun bukan merupakan milik dari kelompok tersebut sehingga hasil tangkapan yang diperoleh juga harus dibagi dengan pemilik alat tangkap tersebut. Tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan IbM Kelompok Nelayan penagkap ikan tuna adalah meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mitra tentang bagaiman cara mengoperasikan alat tangkap Tuna Handline terwujudnya masyarakat yang mandiri dengan cara mampu mengolah dan memanfaatkan hasil tangkapan ikan yang diperoleh, sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomi masyarakat nelayan penangkap ikan tuna. Kegiatan IbM yang dilakukan adalah 1) persiapan kegiatan; 2) pelaksanaaan kegiatan penyuluhan dan pelatihan pembuatan alat tangkap handline; 3) evaluasi terhadap proses kegiatan dan hasil kegiatan. Hasil kegiatan IbM, setelah dilakukan penyuluhan tentang pembuatan alat tangkap Tuna Handline dan cara penangkapan ikan dapat dilihat bahwa pendapat nelayan penangkap ikan tuna meningkat sehingga merubah ekonomi keluarga mitra yang ada di Kampung Beeng.
IBM JARING INSANG KELOMPOK NELAYAN DUSUN I DAN II KAMPUNG LIPANG KECAMATAN KENDAHE KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA Julius F. Wuaten; Edwin Oscar Langi; Dekrist Kapai
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 2 (2018): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.379 KB)

Abstract

Jaring insang dasar merupakan salah satu alat tangkap ikan yang digunakan nelayan Pulau Lipang untuk menangkap ikan demersal dan ikan pelagis. Meskipun sangat efektif untuk menangkap ikan, namun dengan terbatasnya alat tangkap yang ada pada nelayan Kampung Lipang ini menyebabkan pendapatan masyarakat tidak maksimal meskipun kawasan perairan disekitar Pulau Lipang memiliki potensi sumberdaya ikan demersal maupun ikan pelagis yang cukup melimpah. Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk/mengembangkan sekelompok masyarakat pesisir pulau terluar yang mandiri secara ekonomi dan menerapkan teknologi pada alat dan teknik penangkapan ikan kepada kelompok nelayan sehingga mampu meningkatkan pendapatan keluarga. Mitra juga mendapatkan 1 (satu) unit alat penangkapan ikan jaring insang. Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan pada nelayan pesisir ini yaitu 1) Introduksi penerapan ketrampilan teknik pembuatan alat tangkap jaring insang yang disesuaikan dengan kondisi perairan sekitar Pulau Lipang; 2)Penerapan metode/teknik pengoperasian alat tangkap jaring insang yang ramah lingkungan; 3) Penyuluhan tentang pentingnya ekosistem terumbu karang sebagai feeding ground dan nursery ground bagi ikan demersal. Melalui kegiatan ini kelompok nelayan penangkap ikan di Kampung Lipang Kecamatan Kendahe Kabupaten Kepulauan Sangihe dapat mengembangkan usahanya untuk menangkap ikan dalam meningkatkan ekonomi keluarganya juga pengetahuan dan ketrampilan nelayan dalam teknik pembuatan konstruksi alat tangkap jaring insang dan pengoperasian alat tangkap jaring insang yang ramah lingkungan.
PKM PERBAIKAN PERAHU PENANGKAP IKAN JULUNG – JULUNG DI KAMPUNG PALARENG KECAMATAN TABUKAN SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Eunike Irene Kumaseh; Julius F. Wuaten
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 2 (2018): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (723.618 KB)

Abstract

Kearifan lokal yang ada di Kampung Palareng yaitu kebudayaan menangkap ikan Julung – julung dengan alat tangkap soma giop dan perahu penangkap ikan julung – julung, dimana merupakan penunjang kelangsungan hidup kelompok nelayan yang ada di sana. Kekayaan budaya ini hampir punah karena keterbatasan dana untuk melakukan perbaikan dan perawatan terhadap perahu penangkap ikan julung – julung. Perahu penangkap ikan Julung – julung yang ada di Kampung Palareng sudah usang dan lapuk. Sehingga, perlu untuk melakukan perbaikan perahu penangkap ikan julung – julung. Program PKM di Kampung Palareng diharapkan dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat nelayan yang ada di sana. Serta, dengan adanya perbaikan perahu penangkap ikan julung – julung ini merupakan langkah penguatan kearifan lokal yang hampir punah. Tahapan kegiatan pengabdian pada masyarakat yaitu survey, pengenalan dan sosialisasi tim PKM, pelatihan masyarakat, perbaikan perahu penangkap ikan julung – julung, monitoring dan penguatan kearifan lokal soma giop.