Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Pemetaan Luas Tutupan Karang Hidup di Perairan Kampung Kolongan Akembawi, Rendingan dan Tawoali Pulau Sangihe Provinsi Sulawesi Utara Julius F. Wuaten; Joneidi Tamarol; Wenseslaus Makawaehe
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 1 No 1 (2015): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (600.948 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.2237828

Abstract

Perairan Pulau Sangihe memiliki wilayah terumbu karang yang cukup luas dengan aneka ragam jenis dan bentuk pertumbuhannya. Kondisi tersebut sangat berpotensi dalam pengembangan model daerah perlindungan laut berbasis masyarakat, sehingga diperlukan data dasar kondisi terumbu karang yang ada di perairan Pulau Sangihe yang diharapkan memberikan informasi kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam pelestarian terumbu karang. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data persentase tutupan karang hidup diperairan pantai Kampung Kolongan Akembawi, Rendingan dan Tawoali yang ada di Pulau Sangihe dan mengidentifikasi bentuk pertumbuhan karang (lifeform). Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan pelestarianlingkungan pesisir pantai Pulau Sangihe khususnya pelestarian terumbu karang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei. Penelitian survei memiliki sifat verifikasi atau pengecekan terhadap teori yang sudah ada (Mantra, 2001). Pengamatan terhadap kondisi terumbu karang dilakukan dengan metode LIT (UNEP. 1993), yang dimodifikasi pada garis transek sepanjang 20 meter. Pengamatan dilakukan pada 2 kedalaman yang berbeda, yaitu kedalaman 3 meter dan 5 meter yang mewakili daerah reef flat (datar) dan daerah reef slope. Analisis terhadap kualitas terumbu karang dilakukan dengan menghitung nilai persentase tutupan karang hidup yang diperoleh dari hasil pengukuran panjang koloni karang dengan menggunakan rumus: L (%) = Li : N x 100 dengan L = persentase tutupan karang (%), Li = Total panjang koloni karang hidup, dan N = panjang transek (20 m). Persentase tutupan yaitu persentase luas area yang ditutupi oleh karang hidup. Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu bahwa persentase tutupan karang hidup pada ketiga lokasi ini antara 21,42% sampai 42,67% masuk dalam kategori buruk/rusak sampaikategori cukup/sedang dan bentuk pertumbuhan karang lebih didominasi non Acropora jenis Porites. Untuk pelestarian terumbu karang di perairan pulau Sangihe perlu partisipasi seluruh masyarakat yang tinggal di pesisir dalam meminimalisir semua aktifitas yang dapat merusak karang dengan sosialisasi tentang manfaat terumbu karang dan dampaknya terhadap lingkungan serta pembinaan yang serius dari pemerintah daerah serta semua elemen masyarakat yang peduli terhadap kelestarian terumbu karang.
Analisis Aspek Teknis dan Aspek Ekonomis Pukat Cincin (Mini Purse Seine) yang Dioperasikan di Rumpon Joneidi Tamarol; Costantein I. Sarapil
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 3 No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.604 KB) | DOI: 10.5281/jit.v3i1.95

Abstract

Pukat cincin berukuran kecil (mini purse seine) atau yang lebih dikenal dengan nama soma pajeko merupakan alat tangkap yang efektif untuk menangkap ikan-ikan pelagis terutama ikan pelagis kecil. Ukuran alat tangkap purse seine yang digunakan akan berpengaruh pula pada ukuran kapal, besarnya tenaga penggerak, jumlah anak buah kapal (masanae), peralatan bantu, lamanya trip dan kebutuhan bahan bakar; yang semuanya berimbas pada investasi modal dan biaya operasional di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah faktor teknis memberikan pengaruh yang nyata terhadap hasil tangkapan pukat cincin serta menentukan apakah aspek ekonomi memberikan keuntungan terhadap usaha penangkapan ikan pukat cincin. Penelitian ini dilakukan pada objek yang terbatas yaitu perikanan tangkap pelagis dengan alat tangkap pukat cincin. Pengambilan data meliputi ukuran perahu; ukuran alat tangkap; jumlah ABK; jumlah penggunaan BBM; musim penangkapan ikan; alat bantu penangkapan ikan yang digunakan; jumlah dan jenis ikan hasil tangkapan. Hasil penelitian menunjukan bahwa cuaca memberikan pengaruh yang jelas terhadap jumlah waktu melaut; adanya pembatasan jumlah tenaga kerja yang ditetapkanoleh nelayan pemilik seiring dengan penggunaan peralatan bantu (winch), Penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) meningkat ketika digunakan untuk menangkap ikan di rumpon jauh.
KAJIAN SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA NELAYAN PANCING ULUR (HAND LINE) PERORANGAN DI KECAMATAN TABUKAN UTARA KABUPATEN SANGIHE Joneidi Tamarol; Costantein I. Sarapil
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 4 No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.209 KB) | DOI: 10.5281/jit.v4i2.143

Abstract

Perlunya kajian sosial ekonomi terhadap Rumah Tangga Nelayan (RTN) pancing ulur yang dihubungkan dengan pendapatan nelayan. Penelitian ini mengkaji seberapa besar pendapatan rumah tangga nelayan dari aktifitas penangkapan ikan dan non penangkapan ikan, serta tingkat kesejahteraan nelayan pesisir. Secara geografis, Kecamatan Tabukan Utara terletak antara 30-450 LU dan 1250-1270 BT. Secara administratif, pemerintahan memiliki 24 kampung dengan jumlah penduduk sebanyak21.662 jiwa, dimana 1.418 jiwa atau 6,5 persen berprofesi sebagai nelayan. Wawancara dan pengisian kuisioner dilakukan terhadap identitas responden, aspek sosial dan ekonomi. Usia dan pengalaman melaut merupakan faktor sosial yang memberikan pengaruh besar pada pendapatan nelayan. Pendapatan nelayan dari usaha perikanan pada beberapa jenis alat tangkap masih memberikan pengaruh yang besar, sedangkan pengeluaran terutama dari konsumsi nelayan mensubtitusi beberpa bahan pokok untuk mengurangi biaya.
ANALISIS FINANSIAL ALAT TANGKAP SOMA GIOP DI KAMPUNG KENDAHE I KECAMATAN KENDAHE Joneidi Tamarol; Julius Frans Wuaten; Yuliana Varala Tatontos
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 5 No 1 (2019): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tingkat pemanfaatan teknologi penangkapan ikan yang digunakan oleh nelayan di Kampung Kendahe I, Kecamatan Kendahe terbilang cukup beragam, mulai dari pancing tradisional tanpa menggunakan alat bantu perahu, sampai dengan jaring yang menggunakan perahu penangkap bermesin. Salah satu alat tangkap yang digunakan oleh nelayan di kampung Kendahe I adalah jaring penangkap ikan yang disebut oleh nelayan sebagai Soma Giop. Alat tangkap ini termasuk dalam klasifikasi jaring lingkar. Potensi alat tangkap ikan ini seharusnya masih bisa terus dikembangkan dengan mengevaluasi tingkat efisiensi penggunaannya. Salah satu cara yang bisa digunakan untuk mengoptimalkan pemanfaatan alat tangkap ikan ini adalah dengan menganalisa tingkat efisiensi finansial usaha perikanan tangkap soma giop ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usaha ini dapat dilaksanakan. Hal ini dapat dilihat dari hasil akhir dari analisis seperti, nilai Gross B/C sebesar 1.057 (lebih besar (>) dari 1), nilai Net B/C sebesar 2.636 (lebih besar (>) dari 1), nilai NPV selama 5 tahun yaitu Rp 65,896,916, nilai IRR sebesar 66% (lebih besar dari suku bunga), waktu Payback Period selama hanya 2 tahun 4 bulan, serta nilai Break Event Point yang memenuhi kategori usaha yang layak untuk dilakukan. The level of utilization of fishing technology used by fishermen in Kampung Kendahe I, Kendahe District is quite diverse, ranging from traditional fishing without using boat aids to nets that uses motorized fishing boats. One of the fishing gears used by fishermen in Kendahe I village is a fishing net called Soma Giop, the name of the net given by fishermen. This fishing gear is included in the circle net classification. The potential of this fishing gear should be able to continue to be developed by evaluating the level of efficiency of its use. One way that can be used to optimize the use of this fishing gear is to analyze the level of financial efficiency of the Soma Giop fishing business. The results of this study indicate that this effort can be implemented. This can be seen from the final results of the analysis such as: gross B / C value of 1,057 (greater (>) than 1), Net B / C value of 2,636 (greater (>) than 1), NPV value for 5 years namely Rp. 65,896,916, IRR value of 66% (greater than the interest rate), Payback Period for only 2 years and 4 months, as well as the Break Event Point value that meets the business category that is feasible to do.
POTRET MASYARAKAT NELAYAN PENANGKAP IKAN DI PULAU LIPANG KECAMATAN KENDAHE KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE PROPINSI SULAWESI UTARA Costantein Imanuel Sarapil; Joneidi Tamarol; Eunike Irene Kumaseh
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Secara geografis, Pulau Lipang berada di 354’29.51” Lintang Utara dan 12523’03.00” Bujur Timur. Sebagian besar penduduk Pulau Lipang memiliki mata pencaharian sebagai nelayan. Penelitian ini berupaya untuk memotret kehidupan masyarakat nelayan penangkap ikan di Kampung Lipang melalui pendekatan sosiologis. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dimana metode ini lebih banyak menganalisis permukaan data dan memperhatikan proses – proses kejadian suatu fenomena. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Hubungan sosial yang tinggi bagi nelayan di Pulau Lipang dimana solidaritas yang ditunjukkan saat bergotong-royong, atau saling membantu pada kegiatan sosial lainnya. Kondisi ekonomi nelayan di Pulau Lipang tergolong rendah. Rata – rata pendapatan nelayan setiap kali menangkap ikan yaitu Rp 100.000,-. Tingkat Pendidikan yang masih rendah. Jenis perahu yang digunakan yaitu perahu katir jenis pumpboat. Adanya peran perempuan dalam menopang ekonomi rumah tangga, dimana perempuan melaut dan menjalankan usaha warung/kios. Margin pemasaran (M) untuk ikan Sahamia , , pemasaran untuk ikan dapat dikatakan efisien. Margin pemasaran untuk ikan Tongkol , , maka pemasaran ikan tongkol dapat dikatakan efisien, tapi tidak maksimal. Geographically, Lipang Island is located at 3°54’29.51" North Latitude and 125°23'03.00" East Longitude. Most of the people at Lipang Island live as fishermen. This research seeks to photograph the lives of fishing communities in Lipang island through sociological approach. The research method used is descriptive qualitative where this method analyzes more data and pays attention to the processes of a phenomenon. Data is collected by interview and observation. High social relations for fishermen on Lipang Island where solidarity is shown when working together, or helping each other in other social activities. The economic condition of fishermen on Lipang Island is low. The average income of fishermen is IDR 100,000. Education level is low. The type of boat used is pumpboat. The role of women in sustaining the household economy would be catching fish and selling the fish they caught. Marketing margin (M) for fish stocks are M = 20,000, = 67%, F = 60%, marketing for fish can be said to be efficient. Marketing margin for Tuna are M = 7,500, = 50, F = 50%, then marketing Tongkol can be said to be efficient, but not optimal.
OPERASIONAL PUKAT CINCIN KM. MALBERS 02 DI PERAIRAN TELUK TOMINI PROVINSI GORONTALO Junneifer Aldo Maneking; Joneidi Tamarol; Fitria Fresty Lungari
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 6 No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jit.v6i2.295

Abstract

Peningkatan efisiensi dan efektifitas operasi perangkapan ikan dengan pukat cincin diperlukan beberapa sarana dimana salah satunya yaitu dengan menggunakan alat bantu penangkapan ikan jenis rumpon. Selain rumpon dalam pengoperasiannya pukat cincin dilengkapi pula dengan perahu lampu. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode deskriptif dengan dasar studi kasus dilapangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil tangkapan pukat cincin didominasi oleh ikan Layang (Decapterus sp), sebagian lagi ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) dan ikan Sunglir (Elegatis bipinnulatus). Dari hasil analisis data menunjukan bahwa alat tangkap pukat cincin KM.Malbers 02 dalam pengoperasiannya dibantu oleh alat bantu penangkapan ikan yakni rumpon dan perahu lampu serta alat tambahan penangkapan ikan yakni winch untuk penarikan tali cincin, power block untuk penarikan daging jaring dan caduk (sibu-sibu) untuk pengangkatan ikan hasil tangkapan. Waktu setting hingga hauling diantara 5-7 menit. Increasing the efficiency and effectiveness of the fishing operation using purse seine requires several means, one of which is the use of FAD fishing tools. In addition to FADs, in the operation of the purse seine, it is also equipped with a lamp boat. This research was conducted with a descriptive method based on field case studies. The results showed that the catch of purse seines was dominated by Layang fish (Decapterus sp), some Skipjack tuna (Katsuwonus pelamis) and, Sunglir fish (Elegatis bipinnulatus). From the results of the data analysis, it shows that KM.Malbers 02's purse seine fishing gear is assisted in its operation by fishing aids, namely FADs and light boats as well as additional fishing tools, namely winches for pulling ring ropes, power blocks for pulling net meat, and cisterns (sibu- sibu) for the lifting of the caught fish. Time from setting to hauling is between 5-7 minutes.
Artikel PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN PERAIRAN MANGANITU DENGAN MENGGUNAKAN GPSMAP 580/585 MILIK POLNUSTAR 05 Stevani Daud; Joneidi Tamarol; Ishak Bawias
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 6 No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jit.v6i2.394

Abstract

Perairan Manganitu di Kabupaten Kepulauan Sangihe merupakan daerah yang banyak terdapat alat pengumpul ikan. Alat pengumpul ikan jenis ini dikenal oleh masyarakat dengan nama bui dengan fungsi yang sama dengan rumpon atau ponton Keberadaan bui tersebut sangat penting untuk diketahui. Selain itu pemetaan bui dengan menggunakan Global Positioning System (GPS) di daerah tersebut sangat minim informasinya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada nelayan-nelayan. Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu memetakan daerah penangkapan ikan berdasarkan GPS (Global Position System) di Perairan Manganitu sedangkan tujuannya untuk memetakan daerah penangkapan ikan berdasarkan data pemetaan GPS Map580/585, untuk mencapai tujuan tersebut maka digunakan metode observasi dan partisipasi aktif. Hasil pemetaan berdasarkan data pengoperasian GPS, didapatkan hasil sebanyak 22 posisi geografis bui beserta kedalamnnya. Penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk mendata semua bui yang ada di perairan Manganitu, karena belum semua bui terdata posisi geografisnya. Selain itu, perlu dilakukan sosialisasi kepada pemilik bui, berupa penyampaian informasi tentang aturan penempatan bui yang harus mengikuti peraturan berlaku, dimana jarak antar bui harus lebih dari 10 mil laut. The waters of Manganitu in Sangihe Islands Regency are an area with many fishing buoy. The existence of this buoy is very important to know. In addition, buoy mapping using the Global Positioning System (GPS) in the area has very limited information. The results of this study are expected to provide information to fishermen. The formulation of the problem of this research is mapping the fishing area based on the GPS (Global Position System) in Manganitu waters while the aim is to map the fishing area based on the GPS Map580/585 mapping data, to achieve this goal the observation and active participation methods are used. Mapping results based on GPS operating data, obtained 22 geographic positions of the prison and their depths. Further research needs to be carried out to record all fihing buoy in Manganitu waters, because not all buoy have recorded their geographic position. In addition, it is necessary to conduct outreach to buoy owners, in the form of submitting information about the rules for placing buoy that must comply with applicable regulations, where the distance between prisoners must be more than 10 nautical miles.
IbM Pengenalan Alat Tangkap Bubu Rangka Besi untuk Menangkap Kepiting di Kampung Beeng Mukhlis Abdul Kaim; Joneidi Tamarol; Eunike Kumaseh
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 1 (2017): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.112 KB)

Abstract

Perikanan tangkap adalah usaha perikanan yang paling dominan di Kabupaten Kepulauan Sangihe karena dari total produksi perikanan mencapai 90 persen. Usaha penangkapan kepiting masih menggunakan bubu tradisional yang terbuat dari anyaman bambu di mana dalam waktu tertentu akan cepat rusak dan dapat mengakibatkan lolos/hilangnya hasil tangkapan. Sehingga, perlu dilakukan pengembangan teknologi penangkapan ikan yang ramah lingkungan, dengan harapan dapat memanfaatkan sumberdaya perikanan secara berkelanjutan. Sasaran program pengabdian pada masyarakat ini adalah Kelompok Nelayan di Kampung Beeng Kecamatan Tabukan Selatan Tengah, dimana mereka memiliki tingkat ekonomi yang rendah. Masyarakat mendapatkan 12 unit alat tangkap bubu rangka besi, dimana juga merupakan salah satu bentuk luaran dari kegiatan pengabdian ini. Pusat Pengabdian pada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Nusa Utara memiliki staf penyuluh yang sudah memiliki kualifikasi dalam mengembangkan IPTEKS bagi masyarakat khususnya dalam teknologi penangkapan ikan. Pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat di Kampung Beeng dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut survey, kegiatan pengabdian yang meliputi penyuluhan mengenai cara pembuatan bubu rangka besi, pemasangan dinding bubu, pembuatan mulut bubu dengan menggunakan ember plastik dan pembuatan kantong umpan serta cara pemasangannya (demonstrasi). Penyuluhan mengenai umpan serta cara dan waktu pengoperasian bubu rangka besi. Kegiatan pengabdian diharapkan memberikan wawasan baru bagi para kelompok nelayan Kampung Beeng untuk menangkap kepiting bakau tanpa merusak lingkungan. Dan juga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
PKM PERBAIKAN ALAT TANGKAP IKAN JULUNG-JULUNG KELOMPOK NELAYAN DI KAMPUNG PALARENG KECAMATAN TABUKAN SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Costantein I. Sarapil; Joneidi Tamarol; Dekrist Kapai
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 2 (2018): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (579.395 KB)

Abstract

Kampung Palareng Kecamatan Tabukan Selatan merupakan kampung pesisir yang memiliki sumberdaya ikan demersal yang cukup melimpah karena disepanjang perairan pesisir Kampung Palareng dikelilingi terumbu karang, sehingga masyarakat nelayan disekitar pesisir pantai ini menangkap ikan julung-julung dengan menggunakan alat tangkap soma giop. Alat tangkap soma giop untuk menangkap ikan julung-julung telah lama digunakan oleh kelompok nelayan penangkap ikan di Kampung Palareng, namun dengan keterbatasan umur alat tangkap soma giop yang sudah semakin usang dan rusak sehingga alat tangkap tersebut sudah banyak yang sobek dan talinya terputus sehingga sangat dikuatirkan, karena alat tangkap soma giop yang masih tradisional hanya ada di Kampung Palareng. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga kelompok nelayan yang menjadi Mitra dalam memanfaatkan sumberdaya laut yang ada dan melihat permintaan akan kebutuhan ikan julung-julung yang cukup tinggi. Melalui kegiatan ini Mitra diharapkan dapat melakukan penangkapan ikan kembali dengan menggunakan soma giop yang layak pakai dengan diberikan bantuan untuk perbaikan alat tangkap yang dimaksud, dengan benar dan tidak berdampak buruk terhadap lingkungannya khususnya terhadap kondisi terumbu karang disekitarnya. Tim PKM akan memberikan penyuluhan dan pelatihan dengan memberikan bahan untuk memperbaiki kembali alat tangkap yang rusak, juga memberikan pelatihan teknik pengoperasiannya. Produk yang akan dihasilkan berupa jurnal ilmiah dan produk alat tangkap soma giop yang akan diberikan kepada mitra. Dari kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat nelayan Kampung Palareng dalam meningkatkan perekonomian keluarga mereka. Juga akan diberikan penyuluhan dan pendampingan untuk mitra dalam manajeman pemasaran hasil tangkapan serta penyuluhan bagaimana menumbuhkan jiwa kewirausahaan.
STIMULUS SERTA TRANSFER TEKNOLOGI PANCING ULUR “PAPALI” UNTUK PENANGKAPAN IKAN KURISI (Etelis carbunculus) DI KAMPUNG KALURAE KECAMATAN TABUKAN UTARA Joneidi Tamarol; Fitria Fresty Lungari
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 3 (2019): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengabdian Kemitraan Masyarakat Stimulus (PKMS) pancing ulur (hand line) jenis papali di Kampung Kalurae dilakukan untuk menjawab beberapa permasalahan yang dihadapi kelompok nelayan mitra. PKMS ini dilakukan dengan mengadakan penyuluhan tentang memahami teknologi penangkapan ikan yang bertanggungjawab dan berkelanjutan, serta memberikan stimulus berupa bahan untuk 6 unit alat tangkap pancing ulur (hand line) papali kepada Kelompok Nelayan “Sahamia” selaku mitra pengabdian. Penangkapan ikan dengan alat tangkap pancing ulur (hand line) jenis papali dengan target penangkapan ikan Kurisi (Etelis carbunculus) atau sahamia memberikan dampak yang positif bagi nelayan Kampung Kalurae karena harga jual ikan ini di pasar lokal. Permasalahan utama yang dihadapi yakni biaya perawatan pancing ulur papali yang cukup tinggi. Pengabdian Kemitraan Masyarakat Stimulus (PKMS) pancing ulur (hand line) jenis papali ini dilakukan untuk menjawab beberapa permasalahan yang dihadapi nelayan Kampung Kalurae tersebut sebagai mitra pengabdian. PKMS ini dilakukan dengan mengadakan penyuluhan; pelatihan singkat pembuatan alat tangkap pancing ulur serta penyerahan bahan pembuatan pancing ulur untuk 6 orang anggota kelompoknelayanmitra. Hasil pengabdian ini berupa transfer teknologi serta informasi baru tentang teknik dan modifikasi alat penangkapan ikan oleh tim pengabdi kepada nelayan mitra. Stimulus Community Partnership Service (SCPS)Fishing technology with hand line fishing gear type papali at Kalurae village is conducted to answer some of the problems faced by partner fishing groups. SCPS is carried out by holding counseling about understanding responsible and sustainable fishing technology, and provide stimulus as material for 6 units of hand line fishing gear to “Sahamia” Fishermen Group as a service partner. Fishing technology with papali hand line fishing gear with the target of catching Kurisi (Etlis carbunculus) or sahamia give positive impact on the fishermen of Kalurae Village because of the selling price of these fish in the local market. The main problem faced is the relatively high maintenance costs of papali hand lines. Stimulus Community Partnership Service (SCPS) for papali hand lines is done to answer some of the problems faced by the Kalurae Village fishermen, as service partners. This SCPS is done by holding counseling, short training on the manufacturing of fishing gear and the delivery of materials for making a fishing rod for 6 members of the partner fishing group. The results of this dedication in the form of technology transfer and new information about the techniques and modification of fishing gear by the service team to the fishermen partners.