Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENINGKATAN KOMPETENSI PENYULUH PERTANIAN DI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KOMUNIKASI Eni Kustanti; Agus Rusmana; Purwanti Hadisiwi
Analisis Kebijakan Pertanian Vol 19, No 2 (2021): Analisis Kebijakan Pertanian - Desember 2021
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/akp.v19n2.2021.177-187

Abstract

Efforts to improve the competency of agricultural extension workers have been carried out through education and training by the Agency for Agricultural Extension and Human Resources Development. Improving the competence of agriculture extension workers through the utilization of communication media has not been used intensively by the government. The purpose of this study is to know the level of influence of communication media utilization on the competence of agricultural extension workers. The study was used a quantitative approach through an online survey of 203 agricultural extension workers at the Assessment Institute for Agricultural Technology from 33 provinces. The results showed that the utilization of communication media and characteristics of individual had a significant effect on the competence of agricultural extension workers. Environmental support factors have a significant effect on the utilization of communication media and have an indirect effect on the competence of agricultural extension workers. The most and significant influence on the competence of agricultural extension comes from the utilization of communication media which is 4.38. Meanwhile, the significant factor affecting the utilization of communication media is only in the form of environmental support of 0.34. Therefore, to improve the competence of agricultural extension workers, utilization of communication media in the dissemination of agricultural information should be increased. Furthermore, to increase the utilization of communication media in the dissemination of agricultural information, the environmental support of extension activities, such as literacy training  on the use of variation communication media, should be improved.
BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARA PENGELOLA PERPUSTAKAAN TERHADAP PELAKSANAAN KEGIATAN PENYIANGAN (WEEDING) BAHAN PUSTAKA Agus Rusmana; Ninis Agustini d; Yunus Winoto
Sosiohumaniora Vol 3, No 3 (2001): SOSIOHUMANIORA, NOPEMBER 2001
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v3i3.5199

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kegiatan penyiangan (weeding) bahan pustaka yang dilakukan perpustakaan nasional Jawa Barat serta faktor-faktor apa yang mempengaruhi pelaksanaan penyiangan tersebut. Adapun aspek-aspek diteliti meliputi pengetahuan pustakawan tentang penyiangan, pelaksanaan penyiangan bahan pustaka, prosedur atau mekanisme penyiangan, jenis bahan pustaka yang disiangi, tindak lanjut bahan pustaka yang telah disiangi, serta hambatan yang dihadapi pustakawan dalam melakukan kegiatan penyiangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui teknik wawancara pengamatan lapangan, serta studi kepustakaan. Responden dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui teknik wawancara, pengamatan lapangan, serta studi kepustakaan. Responden dalam penelitian ini adalah para kepala bidang pelayanan perpustakaan dan preservasi bahan pustaka, kepala bidang deposit dan pengembangan koleksi bahan pustaka, serta para pustakawan yang ada di bagian layanan dan bagian deposit. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pelaksanaan penyiangan (weeding) bahan pustaka di perpustakaan nasional Jawa Barat telah dilaksanakan kendatipun waktu pelaksanaannya tidak tentu. Adapun mengenai factor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan penyiangan tersebut adalah adanya kerusakan fisik bahan pustaka, terdapatnya koleksi yang dilarang pemerintah, serta terdapatnya koleksi yang eksemplarnya terlalu banyak. Kemudian dari hasil penelitian ini juga dapat diketahui beberapa hasil sebagai berikut: 1. Pengetahuan pustakawan perpustakaan nasional Jawa Barat terhadap masalah penyiangan masih kurang dan penyiangan bahan pustaka lebih diartikan sebagai pengambilan buku yang rusak dari rak. 2. Pelaksanaan penyiangan bahan pustaka telah dilakukan, namun waktu pelaksanaannya tidak tentu serta tidak ada pedoman dan kebijakan tertulis tentang kegiatan tersebut. 3. Mengenai mengenaisme penyiangan bahan pustaka dimulai dengan membentuk panitia, selanjutnya dilakukan survei untuk menginvetarisir bahan pustaka yang akan diweeding. 4. Jenis koleksi yang disiangi meliputi bahan pustaka berupa buku dari berbagai disiplin ilmu, majalah serta koleksi referensi. 5. Bahan pustaka yang telah diweeding selanjutnya disimpan di bagian deposit untuk selanjutnya diperbaiki, disumbangkan atau dimusnahkan, khususnya bagi koleksi yang sangat rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi. 6. Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan penyiangan bahan pustaka di perpustakaan nasional Jawa Barat ini adalah meliputi dari fakor pustakawan maupun dari factor dana, dan tidak adanya kriteria yang jelas dalam penyiangan bahan pustaka. Kata kunci: Penyiangan, koleksi perpustakaan
MODEL MANAJEMEN PENGETAHUAN SEBAGAI BENTUK DISEMINASI INFORMASI TANAMAN OBAT HERBAL DAN TANAMAN OBAT KELUARGA (Studi Kasus di Desa Cisondari Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung) Encang Saepudin; Agus Rusmana; Agung Budiono
Sosiohumaniora Vol 17, No 2 (2015): SOSIOHUMANIORA, JULI 2015
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.918 KB) | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v17i2.7297

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengelolaan pengetahuan mulai dari proses penciptaan,pengumpulan, penyimpanan, sampai dengan pendistribusian pengetahuan tentang tanaman obat keluarga yangdilakukan oleh tim penggerak PKK Desa Cisondari Kabupaten Bandung. Dengan menggunakan metode kualitatifdan pendekatan studi kasus serta teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi pustaka hasilkajian menunjukkan bahwa proses Manajemen Pengetahuan tentang tanaman obat keluarga yang dilakukan olehtim penggerak PKK Desa Cisondari Kabupaten Bandung belum dilakukan dengan baik. Hal ini terlihat dari Prosespengumpulan, penyimpanan, dan pendistribusian pengetahuan belum dilakukan. Proses itu tidak dilakukan karenadikalangan masyarakat budaya lisan lebih kuat bila dibandingkan dengan budaya tulis sehingga beberapa hasilinovasi yang telah tercipta hanya tersipan secara tacit didalam pemikiran setiap orang. Pada prinsipnya, tujuan utamapengelolaan pengetahuan yaitu mendorong keberlanjutan pengetahuan di dalam suatu organisasi atau kelompoksosial tetentu. Diharapkan dengan adanya pengelolaan pengetahuan (knowledge management) pengetahuan seseorangdi suatu lembaga atau kelompok sosial tertentu tidak akan berhenti di orang yang memiliki pengetahuan tersebut,namun melekat di lembaga. Dengan demikian, pengetahuan tersebut dapat digunakan untuk mendorong terjadinyareplikasi di dalam tubuh organisasi, menciptakan inovasi, dan melahirkan generasi baru.
KARAKTERISTIK PRAMUWISATA DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA AGRO DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Encang Saepudin; Agung Budiono; Agus Rusmana
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol. 6 No. 1 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jish-undiksha.v6i1.9689

Abstract

AbstrakBerdasarkan pada data RPJMD Kab. Bandung Barat Tahun 2013-2018, Bandung Barat memiliki potensi wisata alam yang sangat besar. Oleh karena itu, pemerintah menetapkan beberapa desa menjadi desa wisata. Selain potensi daerah di sektor agro baik pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan, Kabupaten Bandung Barat juga memiliki beberapa potensi di bidang pariwisata baik wisata alam, wisata minat khusus maupun jenis wisata lainnya. Kawasan wisata KBB dibagi dalam 3 zona wisata utama, yaitu Zona Bandung Utara, Bandung Selatan, dan Bandung Barat. Pada tahun 2014 Pemerintah Kabupaten Bandung Barat menetapkan lima desa menjadi desa wisata. Kelima desa wisata  tersebut adalah  Suntenjaya di Kecamatan Lembang, Rende (Cikalongwetan), Sirnajaya (Gununghalu), Mukapayung (Cililin), dan Cihanjuang Rahayu (Parongpong).  Untuk mengembangkan desa wisata ini diperlukan  pengelola yang handal dan berkarakter. Penelitian ini bertujuan  untuk mengetahui  karakteristik pramuwisata dari segi  kredibilitas sumber dan daya tarik sumber.  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, Focus Group Discussion, dan setudi pustaka. Teknis analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif dengan langkah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi data. Uji Validitas dan reliabilitas yang dilakukan yakni melalui proses trianggulasi data dan trianggulasi sumber. Informan dalam penelitia ini adalah para pengelola desa wisata dan Aparatur pemerintahan desa Mekarwangi berjumlah 9 orang. Manfaat penelitian yakni  sebagai  masukan bagi pemerintah dan beberapa pihak yang terkait mengenai strategi komunikasi (pola komunikasi efektif) dalam pengembangan desa wisata.  Hasil penelitian menunjukkan Kredibilitas sumber didasarkan kepada kualifikasi pendidikan atau pengalaman sumber, penguasaan materi wisata agro, dan sikap berbahasa. Sedangkan daya tarik dititikberatkan kepada pembentukan citra diri positif dengan memperhatikan empat komponen yakni  sikap, motivasi, persepsi, dan kognisi.Kata Kunci: desa wisata, strategi komuniasi, desa wisata agroAbstractBased on 2013-2018 Bandung District’s RPJMD data, Bandung Barat has great natural tourism potential. Therefore, the local government determined some villages to become natural tourism sites. Beside local potential of agro sectors, such as, agriculture, plantation, forestry, animal farms, and fishery, Bandung Barat has also some tourism potentials, both natural tourism, special interest tourism, and other kind of tourism. Bandung Barat District (KBB) tourism areas are divided into three main tourism zones, those are, Bandung Utara (North) Zone, Bandung Selatan (South) Zone and Bandung Barat (West) Zone. In 2014 the government of Bandung Barat District determined five villages as the tourism sites. They are Suntenjaya at Lembang County, Rende (Cikalongwetan), Sirnajaya (Gununghalu), Mukapayung (Cililin), and CihanjuangRahayu (Parongpong). To develop the villages as tourism sites, it is needed reliable and characteristic managers. This research aims to find out guide’s character from the source’s credibility and attractiveness. This research used qualitative approach. Data was collected through observation, interviews, focus group discussion, and literature study. Data analyzing technique used was descriptive analyses with data reduction, data presentation and conclusion draw or data verification. Validity and reliability test conducted by data and resources triangulation.Informants of this research were tourism village managers and nine local government officers of Mekarwangi. The research’s benefits are as input for the government and related parties to communication strategy (effective communication pattern) in tourism village development. The results show that the resources credibility is based on resources’s qualification of education or experience, knowledge of agro tourism materials, and language behaviour. Mean while, attractiveness is focused at positive self image form by considering of four components, i.e. attitudes, motivation, perception and cognition.Keywords: Village tourism, communication strategy, agro-tourism   
PENINGKATAN KOMPETENSI PENYULUH PERTANIAN DI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KOMUNIKASI Eni Kustanti; Agus Rusmana; Purwanti Hadisiwi
Analisis Kebijakan Pertanian Vol 19, No 2 (2021): Analisis Kebijakan Pertanian - Desember 2021
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/akp.v19n2.2021.177-187

Abstract

Efforts to improve the competency of agricultural extension workers have been carried out through education and training by the Agency for Agricultural Extension and Human Resources Development. Improving the competence of agriculture extension workers through the utilization of communication media has not been used intensively by the government. The purpose of this study is to know the level of influence of communication media utilization on the competence of agricultural extension workers. The study was used a quantitative approach through an online survey of 203 agricultural extension workers at the Assessment Institute for Agricultural Technology from 33 provinces. The results showed that the utilization of communication media and characteristics of individual had a significant effect on the competence of agricultural extension workers. Environmental support factors have a significant effect on the utilization of communication media and have an indirect effect on the competence of agricultural extension workers. The most and significant influence on the competence of agricultural extension comes from the utilization of communication media which is 4.38. Meanwhile, the significant factor affecting the utilization of communication media is only in the form of environmental support of 0.34. Therefore, to improve the competence of agricultural extension workers, utilization of communication media in the dissemination of agricultural information should be increased. Furthermore, to increase the utilization of communication media in the dissemination of agricultural information, the environmental support of extension activities, such as literacy training  on the use of variation communication media, should be improved.
ANALISIS KEGIATAN PEMASARAN INFORMASI DI MUSEUM MACAN Safira Martiza; Agus Rusmana; Rully Khairul Anwar
Journal of Scientech Research and Development Vol 6 No 1 (2024): JSRD, June 2024
Publisher : Ikatan Dosen Menulis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56670/jsrd.v6i1.369

Abstract

Di era digital saat ini, perkembangan teknologi telah melaju dengan pesat sehingga memungkinkan proses penyebaran informasi dilakukan dengan cepat dan efisien menggunakan perangkat elektronik terkini. Dengan adanya internet dan berbagai aplikasi media sosial, kegiatan pemasaran dapat dilakukan dengan sangat mudah, efisien, dan cepat. Banyak orang beranggapan bahwa museum hanyalah tempat yang membosankan dan konvensional karena sifatnya yang statis. Namun, Museum Macan membuktikan bahwa museum dapat menjadi tempat yang menarik bagi generasi muda. Museum ini berhasil menarik minat generasi muda untuk mengunjungi, memotret, dan merekam berbagai karya seni yang ada, menjadikan karya seni dan kontemporer yang interaktif sebagai konten yang diposting di berbagai media sosial mereka.
Impact of Digital Library Services on User Behavior at Unisba Library Septiandi, Yusep; Agus Rusmana; Yunus Winoto
MIMBAR : Jurnal Sosial dan Pembangunan Volume 41, No. 1, (Juni 2025) [Accredited Sinta 3, No 79/E/KPT/2023]
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah (Universitas Islam Bandung)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mimbar.v41i1.7175

Abstract

Abstract.The advancement of digital technology has significantly influenced various sectors, including the access and management of academic information in higher education. As central hubs of information, university libraries need to adapt by implementing innovative digital services. At Bandung Islamic University (UNISBA), this transformation is visible through developments such as the SiPINTAR application and an online repository system. This study aims to explore and analyze the transformation of user behavior in accessing academic information after the implementation of digital services. A descriptive qualitative approach was employed, involving interviews with seven active students and two librarians, fitted by documentation of library services. The findings indicate that students generally prefer digital services due to their convenience and accessibility. However, challenges remain, particularly in terms of digital literacy and the limited scope of available digital collections. The study concludes that while the digitization of library services at UNISBA has enhanced access to academic information, consistent user education and continuous service improvement is vital to ensure optimal utilization.