Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Potensi Minyak Atsiri Daun Ketumbar (Coriandrum sativum L.) sebagai Pendukung Pangan Fungsional: Kajian Literatur Nurul Mukromatin Hijriah; Fitry Filianty; Siti Nurhasanah
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 16, No 1 (2022): TEKNOTAN, April 2022
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jt.vol16n1.8

Abstract

Ketumbar (Coriandrum sativum L.) merupakan salah satu tanaman rempah yang telah banyak dimanfaatkan sebagai  penyedap dalam makanan, parfum, dan obat tradisional. Di indonesia, biji ketumbar banyak dimanfaatkan namun produktivitasnya sangat rendah. Bagian daunnya belum banyak digunakan dalam bidang pangan dan hanya sebagai salad, saus, atau hiasan sehingga perlu pemanfaatan lebih luas dan kajian lebih lanjut mengenai potensi pada daun ketumbar sebagai bagian tanaman ketumbar yang ekonomis, mudah didapatkan, memiliki sifat fungsional, dan belum banyak dimanfaatkan di masyarakat. Metode yang digunakan yaitu kajian literatur dengan pencarian jurnal pada database jurnal terindeks dan institusi terpercaya. Kajian literatur ini bertujuan untuk mempelajari potensi yang terdapat pada minyak atsiri daun ketumbar sebagai pendukung pangan fungsional sehingga dapat dimanfaatkan secara lebih luas di masyarakat. Minyak atsiri daun ketumbar memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai pendukung pangan fungsional seperti permen jeli, cookies, dan jus buah. Kandungan senyawa bioaktif minyak atsiri daun ketumbar seperti linalool memiliki manfaat sebagai antidiabetes, antikolesterol, antikanker, dan antimikroba sehingga minyak atsiri daun ketumbar dapat dimanfaatkan secara luas di masyarakat.
Peningkatan Pengetahuan Melalui Pendidikan Kesehatan "Sharing Tentang Minum Jus" Sebagai Upaya Pencegahan Penyakit Tidak Menular Dan Kronis Nursiswati Nursiswati; Fitry Filianty; Hasniatisari Harun
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 7 (2022): Volume 5 No 7 Juli 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i7.6250

Abstract

 ABSTRAK  Kurangnya konsumsi buah dan sayur merupakan resiko ke-10 tertinggi dari angka kematian di dunia. Konsumsi buah dan sayur dapat mengurangi risiko terkena penyakit tidak menular. Upaya dalam meningkatkan kesadaran konsumsi buah dan sayuran dapat dilakukan dengan peningkatan pengetahuan dan modifikasi mengkonsumsi sayur dan buah dengan cara diolah menjadi juice. Oleh sebab itu tujuan umum dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan Pendidikan Kesehatan tentang manfaat juice buah dan sayur dalam pencegahan penyakit tidak menular dan kronis. Metode pelaksanaan kegiatan ini adalah Pendidikan dalam bentuk penyuluhan kesehatan mengenai penyakit tidak menular, kandungan gizi buah dan sayur, manfaat mengkonsumsi buah dan sayur, serta memberikan tester juice. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 10 orang masyarakat umum, dan 7 orang mahasiswa. Hampir seluruh peserta mengatakan tidak pernah membuat juice sayur. Hasil evaluasi kegiatan terdapat peningkatan pengetahuan terkait manfaat jus sayur. Peserta yang hadir memilih juice yang berwarna orange selain hijau pada awalnya, namun setelah mencoba peserta menyebutkan bahwa ternyata rasa juice berwarna hijaupun sangat enak. Diharapkan informasi yang telah disampaikan dalam bentuk pendidikan kesehatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam konsumsi buah dan sayur. Kata kunci: Jus Buah Dan Sayur, Pencegahan, Penyakit tidak menular, Penyakit Kronis  ABSTRACT Lack of consumption of fruits and vegetables is the cause of the 10th highest risk of death globally. Consumption of fruits and vegetables can reduce the risk of non-communicable diseases. Community can increase awareness of fruit and vegetable consumption by increasing knowledge and modifying the consumption of vegetables and fruit by processing them into juice. Therefore, the general goal of this community service activity is community empowerment in preventing non-communicable and chronic diseases through the production and consumption of healthy veggie juice. The topic of education program includes the importance of preventing non-communicable diseases, the nutritional components of fruits and vegetables, and the benefits of consuming fruits and vegetables. Following the education programs we provided some veggie juice testers. The number of participants who attended was ten people living in the community and seven students. Almost all participants said they never made vegetable juice. The results of the activity showed an increase in knowledge regarding the benefits of vegetable juices. Participants chose the yellow or orange color juices  other than green at first, but after trying it, they said that it taste was very good and tasty. It is hoped that the information that has been conveyed in the form of health education can increase public awareness in the consumption of fruits and vegetables. Keywords: Healthy Veggie Juice, Prevention, Non-communicable Diseases 
KARAKTERISASI SIFAT FISIKOKIMIA ISOLAT PROTEIN SORGUM (Sorghum bicolor (L). Moench) HASIL EKSTRAKSI METODE ENZIMATIS MENGGUNAKAN α-AMILASE Endah Wulandari; Fitry Filianty; Elazmanawati Lembong; Alifa Putti Firdauza
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 23 No. 3 (2022)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.64 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtp.2022.023.03.2

Abstract

          Sorgum merupakan salah satu serealia sumber karbohidrat yang sering dimanfaatkan sebagai bahan baku industri khususnya dalam bentuk pati. Ekstraksi pati menghasilkan produk samping yaitu protein yang memiliki kandungan protein 3 kali lipat lebih tinggi dari kandungan protein pada biji sorgum. Isolasi protein sorgum dapat dilakukan dengan menggunakan enzim α-amilase. Sifat fisik dan kimia akan memengaruhi sifat produk selama proses pengolahan, penyimpanan dan konsumsi makanan. Sifat fisikokimia tersebut meliputi kadar air, abu, protein, lemak, dan morfologi permukaan granula isolat protein sorgum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisikokimia yang dimiliki oleh isolat protein sorgum yang dihasilkan. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental yang dilanjutkan dengan analisa secara deskriptif. Penelitian yang dilakukan 2 konsentrasi enzim yang berbeda (30000 U/g dan 53681,6 U/g) dalam waktu hidrolisis yang sama (30 menit). Hasil isolasi protein menggunakan metode enzimatis dengan konsentrasi enzim α-amilase 53681,6 U/g pati, menghasilkan konsentrat protein sorgum dengan kandungan protein 70,96%, serta kadar non-protein seperti kadar air, abu, lemak, dan karbohidrat dengan nilai berturut-turut sebesar 79,72%, 0,68%, 0,15%, dan 5,1% dengan morfologi isolat protein berupa kafirin yang saling menempel erat satu dengan yang lainnya mengelilingi endosperm.           Sorghum is a cereal source of carbohydrates that is often used as industrial material, especially in the form of starch. Extraction of starch produces protein as a by-product which has a protein content of 3 times higher than the protein content of sorghum grain. Isolation of sorghum protein can be done by using the α-amylase enzyme. The physical and chemical properties will affect the product properties during the processing, storage, and consumption of food. The physicochemical properties included water content, ash, protein, fat, and surface morphology of sorghum protein isolate granules. This study aims to determine the physicochemical characteristics of the sorghum protein isolate produced. This research was conducted using an experimental method followed by a descriptive analysis. The experiment was conducted with 2 different enzyme concentrations (30000 U/g and 53681.6 U/g) in the same hydrolysis time (30 minutes). The results of protein isolation using the enzymatic method with α-amylase enzyme concentration of 53681.6 U/g starch, resulted in a protein concentrate of sorghum with a protein content of 70.96%, as well as non-protein content such as water, ash, fat, and carbohydrate content which their values are 79.72%, 0.68%, 0.15%, and 5.1% respectively with the morphology of protein isolates in the form of kafirin which are closely attached to one another around the endosperm
Kajian Proses Penyeduhan Teh Herbal Daun Kelor (Moringa oleifera) dan Kayu Manis (Cinnamomum cassia) sebagai Minuman Fungsional Fitry Filianty; Inta Nur Ilmi; Vira Putri Yarlina
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 16, No 3 (2022): TEKNOTAN, Desember 2022
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jt.vol16n3.4

Abstract

Produk teh herbal telah berkembang di kalangan masyarakat karena dapat meningkatkan kesehatan. Daun kelor (Moringa oleifera) dan kayu manis (Cinnamomum cassia) menjadi kandidat bahan teh herbal yang memiliki senyawa metabolit sekunder. Faktor yang mempengaruhi banyaknya metabolit sekunder yaitu rasio, suhu, dan lama penyeduhan. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang dianalisis dengan analisis sidik ragam (ANOVA) yang dilanjutkan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada p-value 5% dan uji GLM EM MEANS menggunakan SPSS untuk melihat simple effect dari setiap taraf perlakuan pada interaksi faktor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik nutrisi bahan baku serta mengevaluasi rasio, suhu, dan lama penyeduhan pada seduhan teh herbal daun kelor-kayu manis yang menghasilkan kadar fenolik total tertinggi. Variabel yang digunakan yaitu rasio daun kelor : kayu manis (100:0; 25:75; 50:50; 75;25; dan 0:100), suhu penyeduhan (60oC; 80oC; dan 100oC), dan lama penyeduhan (5 dan 10 menit). Nutrisi yang terkandung dalam daun kelor dan kayu manis dapat berpotensi sebagai bahan yang memiliki nilai fungsional. Hasil skrining fitokimia secara kualitatif daun kelor yang diekstrak dengan aquades terdeteksi adanya alkaloid, saponin, flavonoid, dan tanin, sedangkan pada kayu manis tidak terdeteksi alkaloid. Kadar fenolik seduhan teh berkisar antara 5,42-8,81 mg GAE/g bahan. Perlakuan seduhan teh herbal daun kelor-kayu manis terbaik diperoleh pada rasio 50 : 50 yang diseduh dengan suhu 80°C selama 10 menit menghasilkan kadar fenolik total tertinggi sebesar 8,81±0,03 mg GAE/g bahan.