Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

EVALUASI MUTU FISIK SEDIAAN PULVERES PADA PUSKESMAS DI KOTA BALIKPAPAN Husnul Warnida; Yullia Sukawaty
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 6 No 1 (2018): Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama masih menggunakan pulveres sebagai obat untuk anak. Pulveres adalah sediaan serbuk terbagi dalam bobot dan dosis yang sama. Pembuatan pulveres sering terjadi variasi dalam bobot dan kehomogenan yang berpengaruh pada ketepatan dosis. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui mutu fisik sediaan pulveres di Puskesmas Kota Balikpapan yang sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Farmakope Indonesia Edisi III. Teknik pengambilan sampel adalah metode cluster sampling. Sampel diambil dari 15 Puskesmas. Hasil penelitian menunjukkan dari 15 Puskesmas yang diperoleh hasil bahwa 2 Puskesmas yang melakukan pelayanan membuat pulveres pada pagi hari memenuhi keseragaman bobot dan 4 Puskesmas yang melayani pada siang hari dalam membuat pulveres memenuhi syarat keseragaman bobot. Penetapan ukuran partikel serbuk dan derajat halus serbuk diperoleh 1 Puskesmas dimana pulvers yang dihasilkan termasuk dalam kategori serbuk kasar, dan 14 Puskesmas dimana pulvers yang diracik termasuk kategori serbuk agak kasar. Uji homogenitas serbuk dari semua Puskesmas menghasilkan pulveres yang tidak homogen. Dari hasil penelitian bahwa semua sampel sediaan pulveres di 15 puskesmas kota Balikpapan tidak memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia Edisi III.
FORMULASI DAN EVALUASI VANISHING CREAM BERBASIS LEMAK TENGKAWANG Husnul Warnida; Desi Wahyuni; Yullia Sukawaty
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2019.5.1.63-70

Abstract

Vanishing cream adalah bentuk sediaan semisolid yang umum dijumpai. Krim ini mudah menyebar di kulit membentuk lapisan tipis yang mudah terserap. Vanishing cream dapat mencegah kondisi kulit kering dan kasar, tetapi formula krim ini mengandung bahan yang bersifat komedogenik. Penelitian ini bertujuan memodifikasi formula krim sehingga menghasilkan krim pelembab kulit yang tidak menimbulkan komedo. Lemak tengkawang atau illipe butter memiliki khasiat melembabkan kulit karena memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yaitu asam oleat dan asam linoleat. Pada penelitian ini dibuat vanishing cream dengan variasi konsentrasi lemak tengkawang 1%, 4%, dan 6%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lemak tengkawang mempengaruhi pH krim, tetapi tidak mempengaruhi viskositas, daya sebar, dan daya lekat krim. Modifikasi vanishing cream dengan basis lemak tengkawang menghasilkan krim dengan stabilitas fisik yang baik.
EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) SEBAGAI PENGAWET ALAMI ANTIMIKROBA Husnul Warnida; Yullia Sukawaty
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 1 No 2 (2016): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.955 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v1i2.53

Abstract

Pengawet adalah zat yang ditambahkan untuk melindungi produk kosmetik dari kontaminasi mikroba. Meningkatnya permintaan konsumen akan produk preservative-free mendorong pengembangan produk kosmetik yang menggunakan pengawet dari bahan. Salah satu tanaman yang memiliki potensi sebagai pengawet alami adalah daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp). Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas ekstrak etanol daun salam sebagai pengawet antimikroba dalam sediaan krim sesuai prosedur pengujian pengawet antimikroba menurut Farmakope Indonesia Edisi IV.Daun salam diekstraksi menggunakan pelarut etanol 95%. Ekstrak daun salam diformulasikan dalam sediaan krim dengan konsentrasi 5% dan 10%. Pengujian dilakukan terhadap efektivitas pengawet antibakteri dengan metode cawan tuang dan perhitungan jumlah bakteri dengan metode lempeng.Persen kematian setelah 14 hari pengamatan terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus berturut-turut pada formula A sebesar 94,00% dan 84,5%, sedangkan formula B sebesar 97,28% dan 92,76%. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun salam konsentrasi 5% dan 10% belum efektif sebagai pengawet dalam sediaan krim menurut Farmakope Indonesia Edisi IV. 
Pengaruh Fermentasi Sari Kedelai dengan Lactobacillus sp. terhadap Kadar dan Profil Kromatografi Lapis Tipis Genistein serta Formulasinya dalam Granul Efervesen LATIFAH RAHMAN; HUSNUL WARNIDA; NATSIR DJIDE
JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol 10 No 2 (2012): JIFI
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1462.274 KB)

Abstract

lsoflavones in soybean and unfermented soybean product are in glycoside form which could not be absorbed by the body and should be hydrolyzed before it is metabolized. Hydrolysis by bacteria producing β-glucosidase occur throughout the gastrointestinal tract. Probiotic microorganisms, like Lactobacillus and bfiidobacterium, have an endogenous enzyme , β-glucosidase that plays an important role in changing the profile of isoflavones during fermentation. The study was to investigate TLC profile and genestein content in fermented soybeanmilk and to formulate the freeze-dried fermented soybeanmilk into effervescent granules preparation. Soybeanmilk was fermented with Lactobacillus sp., and then freeze-dried. The soybeanmilk, before and after fermentation, were then extracted and analyzed by TLC-scanner. The freeze-dried fermented soymilk was prepared into four formulations of effervescent granules with variations in citric acid-tartaric acid ratio. Granules were prepared by the wet method and theirs physical characteristics were evaluated. Extracted granules were analyzed by TLC-scanner. Genistein content in the fermented soymilk has increased 145,32% as compared to the unfermented soymilk. All four effervescent granules have good physical characteristics except that the moisture content were above 0.7%. Formula containing citric acidtartaric acid ratio of (1 : 1) produced effervescent granules with the best physical characteristics.
FORMULASI DAN EVALUASI VANISHING CREAM BERBASIS LEMAK TENGKAWANG Husnul Warnida; Desi Wahyuni; Yullia Sukawaty
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2019.5.1.63-70

Abstract

Vanishing cream adalah bentuk sediaan semisolid yang umum dijumpai. Krim ini mudah menyebar di kulit membentuk lapisan tipis yang mudah terserap. Vanishing cream dapat mencegah kondisi kulit kering dan kasar, tetapi formula krim ini mengandung bahan yang bersifat komedogenik. Penelitian ini bertujuan memodifikasi formula krim sehingga menghasilkan krim pelembab kulit yang tidak menimbulkan komedo. Lemak tengkawang atau illipe butter memiliki khasiat melembabkan kulit karena memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yaitu asam oleat dan asam linoleat. Pada penelitian ini dibuat vanishing cream dengan variasi konsentrasi lemak tengkawang 1%, 4%, dan 6%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lemak tengkawang mempengaruhi pH krim, tetapi tidak mempengaruhi viskositas, daya sebar, dan daya lekat krim. Modifikasi vanishing cream dengan basis lemak tengkawang menghasilkan krim dengan stabilitas fisik yang baik.
Formulasi Pasta Gigi Gel Ekstrak Etanol Bawang Dayak (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb.) Husnul Warnida; Ade Juliannor; Yullia Sukawaty
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 3, No 1 (2016): J Sains Farm Klin 3(1), November 2016
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.115 KB) | DOI: 10.29208/jsfk.2016.3.1.98

Abstract

Dental caries is a disease of tooth decay that starts from the surface and evolve in the direction of the tooth, beginning with the process of tooth demineralization. Tooth decay is usually caused by the bacterium Streptococcus mutans. Bawang Dayak (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb.) has antibacterial activity due to its compound i.e. flavonoid, fenol, triterpenoid, dan antrakuinon. This study aims to formulate the bawang dayak ethanol extract into a stable gel toothpaste. Bawang dayak ethanol extract 2,5% was formulated in 5 formulas with varying degree of sorbitol (5 - 50%) and carboxymethyl cellulose (3 - 7%). Physical stability of bawang dayak ethanol extract gel toothpastes were evaluated including organoleptic and homogeneity test, pH measurement, viscosity measurement, spreading test, and freeze-thaw cycling test. The result showed bawang dayak ethanol extract gel toothpastes have pH range of 5.50 - 5.80, spreading area 4.61 - 5.82, viscosity value 17066 - 99877 mPas. Organoleptic and homogeneity in 7 days showed two layers color of gel toothpaste. Consistency test and Freeze-thaw cycling test results showed no change in organoleptic, homogeneity, pH, and viscosity of gel toothpastes.
Apoteker Remaja, Edukator Kesehatan Sebaya di SMAN I Rantau Pulung dan SMPN I Samarinda Yullia Sukawaty; Husnul Warnida; Anita Apriliana
Jurnal Abdimas Mahakam Vol. 1 No. 2 (2017): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.77 KB) | DOI: 10.24903/jam.v1i2.244

Abstract

Masa remaja adalah merupakan periode transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan perubahan secara fisik, fisologis, dan sosial. Seringkali remaja tidak memiliki cukup pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapi masalah sosial dan emosional yang timbul pada masa remaja sehingga remaja melakukan hal-hal yang berbahaya seperti tawuran, merokok, minum minuman keras, penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif, hubungan seksual pra-nikah, kehamilan tidak diinginkan, penyakit dan infeksi menular seksual, dan lain-lain.Pelatihan Apoteker Remaja yang dilaksanakan pada tanggal 21-22 Mei 2016 di SMPN 1 Samarinda menghasilkan edukator sebaya sebanyak 112 orang dan pada  tanggal 16-17 Juli 2016 di SMAN 1 Rantau Pulung menghasilkan 44 orang edukator sebaya. Tindak lanjut dari pelatihan adalah pembentukan wadah komunikasi Apoteker Remaja sebagai tempat konseling dan edukasi kesehatan.
Formulasi Ekstrak Daun Kokang (Lepisanthes amoena (Hassk.) Leenh.) dalam Bentuk Gel Anti Acne Husnul Warnida; Yullia Sukawati - Akademi Farmasi Samarinda
Indonesian Journal on Medical Science Vol 3 No 2 (2016): IJMS - 2016
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Kesehatan Bhakti Mulial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.732 KB)

Abstract

Abstract: Empirically, people of Kutai, Dayak Tunjung, and Dayak Benuaq in Kalimantan Timur province have been using kokang (Lepisanthes amoena (Hassk.) Leenh.) leaves for acne tratment, wound treatment, and as skin care. Kokang (Lepisanthes amoena (Hassk.) Leenh.) leaves ethanol extract has activity toward Propionibacterium acne, the acne-related bacteria. This study aims to formulating ethanol extract of kokang leaves into a gel. Gel dosage form was chosen because gel has no oil phase. Oils have been known could make a worsen acne. Kokang (Lepisanthes amoena (Hassk.) Leenh.) leaves was macerated in alcohol 95% with 21.81% yield. The ethanol extract was formulated into gel with mehtyl cellulose as gelling agen and glycerin as humectants in varieas concentration i.e. formula A (3% methyl cellulose and 5% glycerin), formula B (5% methyl cellulose and 4% glycerin), formula C (7% methyl cellulose and 3% glycerin). Physical stability of kokang gel was evaluated included organoleptic test, homogeneity test, pH measurement, spreading test, and viscosity test. Formula A, B, and C meet the requirements of pH measurement, viscosity test, organoleptic test, and homogeneity test. Formula B and C do not meet the requirement of spreading test, formula A do. The result showed that the most stable gel is formula A. Keywords: anti acne, daun kokang, Lepisanthes amoena, gel, methyl cellulose Abstrak: Secara turun temurun masyarakat suku Kutai, suku Dayak Tunjung, dan suku Dayak Benuaq di propinsi Kalimantan Timur telah menggunakan daun kokang (Lepisanthes amoena (Hassk.) Leenh.) untuk perawatan kulit, penyembuhan luka, dan obat jerawat. Ekstrak etanol daun kokang (Lepisanthes amoena (Hassk.) Leenh.) dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab jerawat yaitu Propionibacterium acne. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi ekstrak etanol daun kokang (Lepisanthes amoena (Hassk.) Leenh.) menjadi sediaan gel anti jerawat yang memenuhi syarat fisik. Bentuk sediaan gel dipilih karena tidak mengandung fase minyak yang dapat menambah tingkat keparahan jerawat. Simplisia daun kokang (Lepisanthes amoena (Hassk.) Leenh.) dimaserasi dengan etanol 95% dan diperoleh rendemen sebesar 21,81%. Ekstrak daun kokang (Lepisanthes amoena (Hassk.) Leenh.) diformulasi menjadi gel dengan variasi konsentrasi metil selulosa sebagai pembentuk gel dan gliserin sebagai humektan, yaitu formula A (metil selulose 3% dan gliserin 5%), formula B (metilselulosa 5% dan gliserin 4%), dan formula C (metil selulose 7% dan gliserin 3%). Selanjutnya dianalisis sifat fisik gel meliputi pengamatan organoleptis, pengamatan homogenitas, pengukuran pH, pengukuran daya sebar, dan pengukuran viskositas. Formula A, B, dan C memenuhi persyaratan pada pengamatan organoleptis, pengamatan homogenitas, dan pengukuran pH, dan pengukuran viskositas. Pada pengukuran daya sebar, hanya formula A memenuhi persyaratan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Formula A adalah formula yang paling stabil secara fisik. Kata kunci: anti jerawat, daun kokang, Lepisanthes amoena, gel, metil selulosa
STABILITAS DAN AKTIVITAS GEL EKSTRAK BULBUS BAWANG TIWAI (Eleutherine americana (Mill.) Urb.) SEBAGAI ANTI ACNE Husnul Warnida; Yullia Sukawaty; Mega Mega
Jurnal Ilmiah Manuntung Vol 1 No 1 (2015): Jurnal Ilmiah Manuntung
Publisher : jurnal ilmiah manuntung sekolah tinggi ilmu kesehatan samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51352/jim.v1i1.19

Abstract

awang Tiwai has an antibacterial activity toward some microorganisms e.g. Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acne, two acne related bacteria. Bawang Tiwai extract 1% and 2% were formulated into gel (no oil content, because oil could make the acne worse) with carbomer 940 as gelling agent. Physical stability of bawang tiwai gel was evaluated included stability, organoleptic, pH, homogeneity, viscosity, consistency, spreading test, and activity toward Staphylococcus epidermidis.  The result showed that all formulas are stable after 7 days. The test results of antibacterial activity gel are 17,24 mm dan gel 19,75 mm to gel 1% dan 2% respectively.
FORMULASI GEL PATI BENGKUANG (Pachyrhizus erosus (L.) Urb.) DENGAN GELLING AGENT METILSELULOSA Husnul Warnida
Jurnal Ilmiah Manuntung Vol 1 No 2 (2015): Jurnal Ilmiah Manuntung
Publisher : jurnal ilmiah manuntung sekolah tinggi ilmu kesehatan samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51352/jim.v1i2.23

Abstract

Bengkuang roots (Pachyrhizus erosus (L.) Urb.)  empirically have been used as cosmetics materials, primarily as sun screen and whitening agent. Bengkuang roots posses 6 compound which have tyrosinase inhibitory activities. Commercially, bengkuang roots available as whitening cream and lotion but those dosage forms are not suitable for oily skin. In this study the gel was formulated with varying methylcellulose (4% and 5%) as gelling agent. The evaluation included stability, organoleptic, pH, homogeneity, and spreading test. Formula A (4% methylcellulose) meets all physical requirements of gel. The result of acceptability (hedonic test. showed the most acceptance formula was formula A (4% methylcellulose).