Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Analisis Fisiko-Kimia Pati Buah Sukun (Artocarpus altilis) Muda dan Mengkal Asal Kabupaten Bone Sulawesi Selatan sebagai Kandidat Bahan Tambahan Sediaan Tablet Aliyah Aliyah; Latifah Rahman
MPI (Media Pharmaceutica Indonesiana) Vol. 3 No. 3 (2021): JUNE
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/mpi.v3i3.4456

Abstract

Buah sukun (Artocarpus altilis) merupakan salah satu sumber karbohidrat tinggi yang dapat diolah menjadi pati dan memiliki multifungsi sebagai bahan tambahan dalam industri farmasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sifat fisiko-kimia pati buah sukun dan untuk mengetahui fungsinya sebagai bahan tambahan dalam sediaan tablet konvensional. Pati diperoleh dari buah sukun muda dan mengkal menggunakan metode dekantasi. Pati yang diperoleh dikeringkan dan dilakukan analisis fisika meliputi pH, kadar air, kerapatan sejati, kerapatan nyata, kerapatan mampat, kecepatan alir, dan viskositas, serta analisis kimia meliputi kadar amilosa dan amilopektin. Hasil penelitian menunjukkan rendemen pati buah sukun muda dan mengkal masing-masing 4,3% dan 8,93%, berupa serbuk halus berwarna putih, tidak berasa, dan berbau khas sukun, bentuk speris tidak beraturan, dengan ukuran partikel rata-rata 26,06 µm dan 5,69 µm. Analisis sifat fisika memperlihatkan bahwa kedua pati memiliki pH, kadar air, dan kerapatan yang sesuai pustaka, sifat alir yang buruk, dengan viskositas yang memperlihatkan bahwa semakin tinggi konsentrasi pati semakin meningkat viskositasnya; sedangkan hasil analisis kimia menunjukkan bahwa kedua pati memiliki kadar amilosa yang lebih tinggi dibandingkan kadar amilopektinnya, sehingga direkomendasikan untuk digunakan sebagai bahan penghancur sediaan tablet konvensional.
PENGARUH VARIASI KOMBINASI PVP K30 DAN EUDRAGIT RS-100 TERHADAP SIFAT FISIK DAN UJI IN VITRO PROPRANOLOL PATCH Muh. Ikhlas Arsul; Latifah Rahman
Jurnal Farmasi UIN Alauddin Makassar Vol 5 No 3 (2017): Jurnal Farmasi
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jurfar.v5i3.4351

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh variasi kombinasi PVP K30 dan Eudragit RS-100 terhadap sifat fisik dan uji in vitro propranolol patch. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah polimer jenis pvp dan eudragit dapat membentuk patch dengan sifat fisik yang baik dan mengetahui laju pelepasan  propranolol patch. Pengujian patch meliputi ketebalan patch, keseragaman kandungan, moisture content dan pengujian pelepasan secara in vitro menggunakan franz diffusion cell. Ketiga formula yang dibuat dapat membentuk patch dengan sifat fisik yang baik. Hasil uji pelepasan secara in vitro diperoleh formula dengan konsentrasi optimum propranolol patch yaitu PVP dan Eudragit 1:9 menghasilkan 20,14 µg/ml.
Pengaruh Fermentasi Sari Kedelai dengan Lactobacillus sp. terhadap Kadar dan Profil Kromatografi Lapis Tipis Genistein serta Formulasinya dalam Granul Efervesen LATIFAH RAHMAN; HUSNUL WARNIDA; NATSIR DJIDE
JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol 10 No 2 (2012): JIFI
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1462.274 KB)

Abstract

lsoflavones in soybean and unfermented soybean product are in glycoside form which could not be absorbed by the body and should be hydrolyzed before it is metabolized. Hydrolysis by bacteria producing β-glucosidase occur throughout the gastrointestinal tract. Probiotic microorganisms, like Lactobacillus and bfiidobacterium, have an endogenous enzyme , β-glucosidase that plays an important role in changing the profile of isoflavones during fermentation. The study was to investigate TLC profile and genestein content in fermented soybeanmilk and to formulate the freeze-dried fermented soybeanmilk into effervescent granules preparation. Soybeanmilk was fermented with Lactobacillus sp., and then freeze-dried. The soybeanmilk, before and after fermentation, were then extracted and analyzed by TLC-scanner. The freeze-dried fermented soymilk was prepared into four formulations of effervescent granules with variations in citric acid-tartaric acid ratio. Granules were prepared by the wet method and theirs physical characteristics were evaluated. Extracted granules were analyzed by TLC-scanner. Genistein content in the fermented soymilk has increased 145,32% as compared to the unfermented soymilk. All four effervescent granules have good physical characteristics except that the moisture content were above 0.7%. Formula containing citric acidtartaric acid ratio of (1 : 1) produced effervescent granules with the best physical characteristics.
PREPARASI ETOSOM EKSTRAK ETANOL BIJI KOPI (Coffea arabica L.) MENGGUNAKAN VARIASI KONSENTRASI SOYA LESITIN DAN ETANOL Andi Nur Zam Zam; Latifah Rahman; Sartini Sartini; Subehan Lallo; Asnah Marzuki
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 23 No. 1 (2019): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1155.717 KB) | DOI: 10.20956/mff.v23i1.6457

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan perbandingan konsentrasi antara soya lesitin dan etanol agar menghasilkan etosom ekstrak etanol biji kopi hijau dengan efisiensi penjerapan terbaik serta mengetahui perbedaan permeasi antara gel etosom ekstrak etanol biji kopi hijau dan gel ekstrak etanol biji kopi. Ekstraksi biji kopi hijau dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Selanjutnya ekstrak diformulasikan dalam bentuk etosom menggunakan soya lesitin dengan konsentrasi yang divariasikan. Selanjutnya etosom diformulasikan dalam bentuk gel kemudian diuji laju permeasinya dan dibandingkan dengan gel ekstrak etanol biji kopi. Lipid yang digunakan adalah soya lesitin dan alkohol yang digunakan adalah etanol 95%. Perbandingannya dipilih berdasarkan formula yang paling banyak menjerap ekstrak etanol biji kopi hijau. Optimasi penjerapan dilakukan dengan menaikkan konsentrasi soya lesitin dan etanol hingga diperoleh penjerapan optimum. Pengujian permeasi dilakukan dengan sediaan gel etosom berbasis karbopol dan menggunakan kulit manusia secara in vitro. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh etosom ekstrak etanol biji kopi hijau dengan bentuk Large Unilamellar Vesicles (LUV) dengan ukuran 0,63–12,08 µm. Formula dengan perbandingan b/b soya lesitin : etanol (1:10) dapat menjerap ekstrak etanol biji kopi (EEBK). Uji permeasi menunjukkan bahwa total polifenol EEBK dalam sediaan gel etosom adalah 2,03 mg dalam waktu 240 menit dengan kecepatan lintas membran 1,37 mg/menit cm2. Sedangkan permeasi EEBK dalam sedian gel ekstrak adalah 3,12 mg dalam waktu 240 menit dengan kecepatan lintas membran 1,23 mg/menit cm2.
IDENTIFIKASI SENYAWA KIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL KULIT JERUK BALI (Citrus maxima Merr.) Suryanita Suryanita; Aliyah Aliyah; Yulia Yusrini Djabir; Elly Wahyudin; Latifah Rahman; Risfah Yulianty
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 23 No. 1 (2019): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1265.865 KB) | DOI: 10.20956/mff.v23i1.6461

Abstract

Penyakit degenerative disebabkan karena antioksidan yang ada didalam tubuh tidak mampu menetralisir peningkatan konsentrasi radikal bebas, sehingga perlu adanya antioksidan dari luar untuk menghancurkan radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan sel. Kulit buah jeruk Bali merupakan salah satu tanaman yang diketahui memiliki kandungan senyawa flavonoid yang bersifat antioksidan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan senyawa kimia dan aktivitas antioksidan ekstrak etanol kulit buah jeruk Bali. Identifikasi kandungan senyawa kimia dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif, sedangkan uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode penangkapan radikal 2,2- difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH) dengan asam askorbat sebagai pembanding. Hasil penelitian memperlihatkan esktrak etanol kulit buah jeruk Bali mengandung Flavanoid, Saponin, Alkaloid, Triterpenoid/Steroid, dan Tanin, sedangkan hasil uji kuantitatif fenolik total dan flavonoid total masing-masing diperoleh hasil 4,96% dan 0,34%. Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah jeruk Bali dan asam askorbat masing-masing menunjukkan nilai IC50 574,02 bpj dan 4,63 bpj. Hasil ini memperlihatkan bahwa ekstrak kulit buah jeruk Bali memiliki aktivitas antioksidan yang lemah jika dibandingkan asam askorbat.
Peningkatan Laju Disolusi Ketoprofen yang Diformulasikan dengan Metode Self Emulsifying Drug Delivery System (SEDDS) Nurul Muhlisah Maddeppungeng; Latifah Rahman
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 3 No. 1 (2021): J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

After oral administration of the drug, drug dissolution is a requirement for absorption of a drug into the systemic circulation. Based on the classification Biopharmaceutical Classification System (BCS), ketoprofen is included in class II, which has low solubility with good permeability characteristics (effective permeability in humans for ketoprofen 8.70x10-4 cm / s). Self-Emulsifying Drug Delivery System (SEDDS) can improve the bioavailability of drugs that have low solubility with high permeability. Therefore, to increase the dissolution rate, a ketoprofen formulation was carried out using the SEDDS method. Ketoprofen solubility tests were carried out on several types of oil and surfactants, namely corn oil, sunflower oil, soybean oil, oleic acid, tween 80 and span 80 using the method saturation solubility. Three formulas were made containing the active ingredient ketoprofen 50 mg, Tween 80: span 80 (3: 1) as a surfactant with a concentration of 30% (F1), 45% (F2), 60% (F3) and oil as a carrier. The dissolution test results showed that the ketoprofen formulated by the SEDDS method could increase the dissolution rate of ketoprofen, the dissolution percentage of each formula after 1 hour was 62.91% (F1), 78.09% (F2), 100.6% (F3), and 49.95% comparison. Statistical analysis using a completely randomized design showed a significant difference between dissolution rates (F1), (F2) and (F3) with comparators. The ketoprofen formula with surfactant concentration of 60% (F3) showed the highest dissolution rate compared to (F1) and (F2) as well as with comparators.