Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search
Journal : Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan

POTENSI GAS RUMAH KACA CO2 PADA PENGOLAHAN MUNICIPAL SOLID WASTE DENGAN METODE BIODRYING Hardyanti, Nurandani; Hadiwidodo, Mochtar; Saraswati, Lutfi
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 15, No 2 (2018): September 2018
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.412 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v15i2.86-93

Abstract

Jumlah sampah di Indonesia semakin meningkat, seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Namun, pengolahan sampah di Indonesia masih berupa penimbunan sampah di TPA yang menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Oleh karena itu diperlukan suatu pengolahan sampah alternatif yang dapat meminimalisir pencemaran salah satunya adalah pencemaran udara. Biodrying merupakan salah satu metode yang menawarkan solusi berkelanjutan untuk pengolahan sampah perkotaan. Namun, proses biodrying masih menghasilkan gas rumah kaca. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui  bagaimana pengaruh penambahan debit udara dan variasi debit udara terhadap parameter emisi gas rumah kaca, terutama CO2 pada pengolahan Municipal Solid Waste (MSW) dengan metode biodrying dan mengetahui berapa besar debit udara yang optimum untuk menghasilkan emisi gas CO2 yang paling minimum pada pengolahan Municipal Solid Waste (MSW)  dengan metode biodrying. Variasi debit udara pada penelitian ini adalah 0 l/m, 2 l/m, 3 l/m, 4 l/m, 5 l/m dan 6 l/m. Pengambilan sampel emisi dilakukan pada hari ke-1,ke-2, ke-15 dan ke-30. Hasil dari penelitian ini adalah proses biodrying menghasilkan emisi dengan rata-rata CO2 sebesar 6214,66 ppm. Penambahan debit udara pada proses biodrying mampu menurunkan emisi CO2 sebesar 74,5%. Debit optimum yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebesar 6 liter/menit
PENURUNAN WARNA, COD DAN TSS LIMBAH CAIR INDUSTRI TEKSTIL MENGGUNAKAN TEKNOLOGI DIELECTRIC BARRIER DISCHARGE DENGAN VARIASI TEGANGAN DAN FLOW RATE OKSIGEN Hadiwidodo, Mochtar; Huboyo, Haryono Setyo; Indrasarimmawati, Indrasarimmawati
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 6, No 2 (2009): Vol 6, No 2 (2009)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.163 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v6i2.16-22

Abstract

Textile wastewater consist of colour matter, Chemical Oxygen Demand (COD) and Total Suspended Solid (TSS) in high dose so that it have potency to pollute environment. Generally, textile wastewater can be treatment by konventional method. But, this method was not efficient because operational cost which is expensive. Discharge technology is new method to textile wastewater treatment. Dielectric Barrier Discharge reactor is discharge reactor to decompose organic matter in wastewater. Discharge was formed in reaktor which was given high voltage current to result active spesies with high oxidation potential, such us •OH, •O, •H, O3 dan H2O2 which are important to organic matter decomposition. This research intends to know capability of discharge which was formed in Dielectric Barrier Discharge reactor to decrease color matter, COD, and TSS. Textile wastewater was treatment ini the Dielectric Barrier Discharge reactor with variation in voltage (16,17,18 kV) and Oxygen flow rate (0,5;1,5;2,5 l/m). Voltage and oxygen flow rate variation affective to decomposition efficiency of colour, COD and TSS. Decomposition of each pollutant will be higher with voltage increasing and flowrate decreasing. Colour, COD and TSS decreasing was highest when was given maximum Voltage (18 kV) and minimum Oxygen flow rate (0,5 l/m). Percentages of colour, COD and TSS are 47,78%, 76,50% and 70,72%. Even pH in final treatment are between 6-7. Energy input which was needed to maximal treatment is 0,1128 kWh with electrical cost Rp.8,134/l.
Pengaruh Variasi Gula Pasir Terhadap Waktu Pengomposan Ditinjau Dari Rasio C/N Pada Sampah Sayuran di Pasar Jati Banyumanik Dengan Penambahan Bioaktivator Lingkungan Hadiwidodo, Mochtar; Sutrisno, Endro; Sabrina, Azzura
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 16, No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.984 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v16i1.36-43

Abstract

Sampah sayuran di Pasar Jati Banyumanik biasa dibuang tanpa dilakukan pemanfaatan dan pengolahan. Sampah sayuran dimanfaatkan sebagai bahan baku pengomposan karena memiliki kandungan karbon, nitrogen, fosfor dan kalium yang dibutuhkan oleh tanaman dan kesuburan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi gula pasir terhadap waktu pengomposan ditinjau dari rasio c/n pada sampah sayuran di Pasar Jati Banyumanik dengan penambahan bioaktivator lingkungan. Variasi gula pasir yang digunakan yaitu 0 gram, 20 gram, 30 gram, 40 gram, 50 gram, dan 60 gram. Proses pengomposan dilakukan selama 14 hari. Kompos yang diperoleh dianalisis  suhu, pH, kadar air, C-Organik, N-Total, P-Total, K-Total, penyusutan kompos, warna dan bau. Hasil analisis dibandingkan dengan SNI 19-7030-2004. Analisis kompos dilakukan pada hari ke 0, 3, 7, 10, dan 14. Waktu kematangan kompos optimum ditinjau dari rasio c/n yang dapat dicapai kompos dengan variasi gula pasir sebanyak 40 gram pada reaktor G3. Seluruh parameter yang diuji telah memenuhi standar kompos matang SNI 19-7030-2004.
STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK MINIHYDRO SISTEM TRANSMISI AIR BAKU PDAB UNIT BREGAS Rezagama, Arya; Hadiwidodo, Mochtar
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 13, No 1 (2016): Maret 2016
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.658 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v13i1.28-33

Abstract

Distribusi pelayanan listrik di Indonesia hingga kini masih belum merata. Banyak desa-desa di pegunungan  yang  masih  terbatas  dalam  mengakses pasokan  listrik.  Salah  satu  alternatif solusinya  ialah  dengan  memanfaatkan beda  ketinggian  sistem  perpipaan  transmisi  air  baku. Jaringan  transmisi PDAB  Tirta  Utama  Jateng  Unit  Bregas  teridiri  atas  tiga  jalur perpipaan meliputi  jalur  Eksisting,  Bregas  I,  dan  Bregas  II  memiliki  34 Bak  Pelepas  Tekan  yang  bisa ditanamkan Pembangkit Listrik Minihydro. Survei lapangan dilakukan dari mata air hingga lokasi Reservoir  Yamansari menggunakan  GPS.  Pengukuran  debit  aliran  pipa  menggunakan alat Ultrasonik  Flowmeter.  Analisis  hidrolika  perpipaan  dihitung  dengan formula  Hazen-Williams. Alternatif lokasi terbaik yang akan dimanfaatkan potensinya sebagai pembangkit listrik tenaga mikrohidro/minihidro adalah ruas perpipaan BPT III A – BPT III B pada jalur Bregas I dengan potensi daya yang dihasilkan 434,24 kW, kemudian ruas perpipaan Chamber Kalibakung – BPT III A pada jalur Bregas I dengan potensi daya yang dihasilkan 303,71 kW. Kondisi jalur Bergas II  masih  belum  optimal  dimana  debit  yang  beroperasi sekarang  hanya  150  l/det  dapat ditingkatkan  menjadi  250  l/det.  Ruas perpipaan  BPT  6  –  BPT  7  pada  jalur  Bregas  II  dengan potensi  daya yang dihasilkan  227  kW.  Sedangkan  sistem  Bergas  Eksisting tidak direkomendasikan  untuk  PLTM  karena  kondisi  pipa  yang  sudah  buruk dan  kehandalan  debit yang kurang baik dari sumbernya.
PENERAPAN TEKNOLOGI BIODRYING DALAM PENGOLAHAN SAMPAH HIGH WATER CONTENT MENUJU ZERO LEACHATE Purwono, Purwono; Hadiwidodo, Mochtar; Rezagama, Arya
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 13, No 2 (2016): September 2016
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.179 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v13i2.75-80

Abstract

Pada tahun 2025, Indonesia diperkirakan akan menghasilkan sampah sebanyak 130.000 ton/hari. Sebagian besar sampah masih menjadi sumber penyebab polusi dan berpotensi mengurangi sumber air bersih. Jumlah limbah makanan relatif tinggi (> 60%) dan lainnya merupakan sampah yang dapat didaur ulang, seperti plastik, kertas, gelas, dan logam. Tetapi limbah makanan tidak dapat dilakukan daur ulang maupun sortir karena mengandung kadar air sangat tinggi hingga 74,5%. Limbah ini sangat berpotensi menghasilkan pencemar berupa lindi (leachate). Biodrying pengolahan sampah diharapkan mampu mengurangi volume lindi. Penambahan aerasi pada proses biodrying hanya menghasilkan lindi sebesar 1.279,5 ml dengan debit 3 liter/menit sedangkan tanpa aerasi menghasilakn lindi lebih banyak sebesar 1.607,5 ml. Suhu kompos tertinggi terjadi pada hari kedua mencapai 34 oC. Setelah hari keenam semua reaktor menunjukkan grafik kenaikan dan penurunan suhu sampah yang realtif seragam. Nilai pH berkisaran antara 6,09-8,88 dan nilai COD akhir pada reaktor kontrol tanpa aerasi sebesar 14.116,67 mg/l sedangkan COD paling rendah sebesar 13.360 mg/l yang dihasilkan dari reaktor dengan debit 2 l/m. Tujuan mencapai zero lechate belum tercapai tetapi proses biodrying mampu mengurangi volume lindi yang dihasilkan.
PENGOLAHAN AIR LINDI TPA JATIBARANG MENGGUNAKAN FENTON (H2O2 – Fe) Rezagama, Arya; purwono, purwono; Hadiwidodo, Mochtar; Yustika, Mia; Prabowo, Zuhda Nur
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 14, No 1 (2017): Maret 2017
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.856 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v14i1.30-36

Abstract

Pembuangan lindi ini berpotensi mencemari lingkungan dan mengakibatkan gangguan kesehatan. Air lindi TPA Jatibarang dikategorikan sebagai lindi tua karena telah berusia lebih dari 10 tahun dengan nilai COD sebesar 4000 mg/l. Pengolahan lindi menggunakan proses fenton bertujuan untuk mengetahui efisiensi penyisihan kadar BOD, COD, warna di dalam lindi.  Variasi penelitian meliputi jumlah penambahan H2O2, dan Fe2O3. Reaksi penelitian menggunakan kolom batch yang diaduk menggunakan stirer. Pengolahan air lindi menggunakan fenton menunjukkaan hasil yang cukup baik dalam munurunkan beban limbah organik. Hal ini nampak secara jelas dari penguraian warna berkurang dari 3800 ptco dan 750 ptco. Pada pengolahan fenton Pada dosis Fe/H2O2 sebesar 1,14 gr dan 3,8 ml, penurunan warna yang paling signifikan mencapai 82% sebesar 140 ptco pada waktu proses 2 jam. fluktuasi penyisihan pada penurunan nilai COD. Proses fenton menunjukkan bahwa waktu pengolahan cukup mempengaruhi efisiensi penurunan parameter COD. Pada proses fenton terjadi presentase penurunan hingga 56 % pada 240 menit pada variasi 0,38 gr FeSO4 dan 3,8 ml H2O2. Beban organik yang ditunjukan dengan COD pada lindi awal berkisar 3800 mg/l kemudian di koagulasi flokulasi menjadi 2700 mg/l dan ketika di lakukan proses fenton berakhir pada 1000 mg/l untuk hasil terbaik Fluktuasi penurunan COD pada menit 60 hingga 180. Hasil pengolahan belum dapat memenuhi baku mutu air lindi pada yang terlampir pada Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor: 5 Tahun 2012. Namun, penguraian beban organik dan peningkatan rasio BOD/COD pada proses fenton dapat mengoptimalakan pengolahan biologi IPL eksisting berupa kolam oksidasi dapat berjalan dengan baik.
Inventarisasi dan Sebaran Emisi Aktivitas Pelabuhan dengan Aermod View Huboyo, Haryono Setiyo; Andarani, Pertiwi; Hadiwidodo, Mochtar
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 15, No 1 (2018): Maret 2018
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1030.095 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v15i1.31-35

Abstract

Transportasi laut termasuk penyumbang emisi polutan udara baik dari aktivitas pelayaran di laut maupun aktivitas di pelabuhan.Inventarisasi emisi polutan udara sektor transportasi laut masih sangat jarang.Kajian ini dilakukan untuk mengkuantifikasi dan mengestimasi sebaran emisi dari sektor transportasi laut di pelabuhan.Inventarisasi menggunakan data operasional pelabuhan dan faktor emisi sekunder.Sebaran emisi polutan udara dari aktivitas pelabuhan diperkirakan dengan model AERMOD View. Hasil inventarisasi beban emisi dari aktivitas transportasi laut di pelabuhan didominasi oleh aktivitas pelayaran dalam pelabuhan yaitu pada saat approaching time disusul oleh aktivitas mesin bantu saat bongkar muat (berthing time). Aktivitas bongkar muat di darat hanya berkontribusi 1% dari aktivitas mesin bantu saat berthing time.Sebaran emisi polutan udara aktivitas bongkar muat cenderung mengarah ke Barat Laut-Tenggara, sementara sebaran emisi dari aktivitas pelayaran cenderung merata ke sebagian besar area Semarang kawasan tengah dan Utara.
Pengaruh Penambahan Gula Pasir Terhadap Kualitas Makanan Kelinci dari Limbah Sayuran Pasar dengan Teknologi Fermentasi Sutrisno, Endro; Hadiwidodo, Mochtar; Handayani, Dwi Siwi; Wardhana, Irawan Wisnu; Sabrina, Azzura
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 16, No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.649 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v16i1.16-23

Abstract

Sampah merupakan masalah yang paling umum ditemui di Indonesia.  Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia yang semakin meningkat menyebabkan meningkatnya jumlah sampah yang dihasilkan dan berdampak buruk bagi lingkungan. Berkembangnya Kota Semarang mengakibatkan jumlah penduduk di Kota Semarang meningkat disertai dengan peningkatan konsumsi masyarakat. Masyarakat di Kota Semarang dalam memenuhi kebutuhan konsumsi harian salah satunya dilakukan di pasar. Dengan meningkatnya tingkat konsumsi masyarakat di pasar mengakibatkan jumlah limbah padat organik pasar-pasar di Kota Semarang khususnya limbah sayuran ikut meningkat. Pemanfaatan limbah sayuran pasar biasanya dijadikan pupuk. Selain dimanfaatkan menjadi pupuk, limbah sayuran pasar dapat juga dijadikan pakan ternak yaitu pakan kelinci. Jika diolah menjadi pakan kelinci, sampah tersebut tidak hanya menjadi sebuah produk saja tetapi dari hasil pakan yang dikonsumsi oleh kelinci tersebut menghasilkan daging dengan kualitas yang baik serta menghasilkan pupuk organik hasil dari kotoran kelinci. Pemanfaatan limbah sayuran pasar ini dilakukan dengan pengolahan limbah sayuran pasar menjadi pakan kelinci dengan penambahan gula pasir sebagai sumber energi. Pengolahan limbah sayuran pasar menjadi pakan kelinci dilakukan dengan teknologi fermentasi. Proses fermentasi dilakukan selama 7 hari.  
Penggunaan Nano-bio Koagulan dari Cangkang Keong Sawah (Pila ampullacea) untuk Menurunkan COD, Kekeruhan, dan TSS Limbah Cair Industri Farmasi Hadiwidodo, Mochtar; Ainurrofiq, Mohammad Naffah; Purwono, Purwono; Oktiawan, Wiharyanto
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 16, No 3 (2019): November 2019
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.265 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v16i3.133-139

Abstract

Salah satu industry farmasi di Semarang, Jawa Tengah menggunakan koagulan Poly Alumunium Chloride (PAC) untuk mengolah limbah cair. Penggunaan PAC atas dasar kelayakan biaya dan efektivitas pengolahan. Apabila ditinjau dari aspek lingkungan, penggunaan koagulan sintetik dalam jumlah besar akan menimbulkan limbah lumpur yang sulit didegradasi, dan mampu mengubah tingkat keasaman air dan tanah disekitarnya, sehingga berdampak buruk bagi lingkungan. Pada penelitian ini kitosan digunakan sebagai nano bio koagulan untuk mengolah limbah cair industri farmasi. Variasi dosis nano bio koagulan dan kecepatan pengadukan dilakukan untuk mengevaluasi efisiensi penyisihan parameter Chemical Oxygen Demand (COD), kekeruhan, dan Total Suspended Solid (TSS), limbah. Nani bio koagulan dibuat dari Cangkang keong Sawah (Pila Ampullacea) dan ukuran biokoagulan dibuat skala  nano partikel dengan harapan mampu meningkatkan efektifitas penyisihan. Metode persiapan berupa deproteinasi, demineralisasi dan deasetilasi. Proses nano partikel menggunakan alat HEM, ukuran partikel diuji menggunakan SEM dan uji gugus fungsi menggunakan FTIR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kitosan memiliki warna coklat abu-abu, ukuran partikel serbuk nano, kadar air 5,34 %, kadar abu 1,14 % dan derajat deasetil 25,27 %. Efisiensi penyisihan TSS yang tinggi sebesar 55,19 %, kekeruhan 64,73 % dan COD 55,63 %. Dosis yang optimum sebesar 200 mg/L dengan kecepatan pengadukan cepat 150 rpm. Nano biokoagulan kitosan paling efektif untuk menyisihkan kekeruhan dibandingkan dengan COD dan TSS limbah cair indutri farmasi.
PENENTUAN FORMULA PENAMBAHAN VOLUME AIR KONSTAN PADA PENGOMPOSAN SAMPAH DAUN Samudro, Ganjar; Sumiyati, Sri; Ratna, Dian Asri Puspa; Hastuti, Sindi Martina; Kurnia, Vaneza Citra; Hadiwidodo, Mochtar
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 14, No 1 (2017): Maret 2017
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.538 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v14i1.41-44

Abstract

Penambahan volume air pada pengomposan sampah daun masih dilakukan secara manual, membutuhkan waktu yang banyak, dan tenaga kerja yang besar. Tujuan penentuan ini dimaksudkan untuk mendapatkan formula penambahan volume air konstan pada pengomposan sampah daun secara kontinyu. Metode penelitian diawali dengan observasi penelitian hubungan waktu terhadap kadar air berdasarkan variasi kadar air yang diinginkan 50% dan 60% sebagai kadar air optimum dalam proses pengomposan, kemudian dilanjutkan analisis kuantitatif deskriptif dalam penentuan formula. Formula penambahan volume air konstan pengomposan sampah daun sebagai berikut: debit input (mL/L/hari): y = 1,764e0,048x, volume air (mL/L): y = 10,01e0,049x, dan volume air (%):y = -0,698x + 61,09.