Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

PEMANFAATAN ECENG GONDOK (EICHHORNIA CRASSIPES (MART.) SOLMS.) DALAM PENYISIHAN LOGAM BERAT CHROM (CR) PADA LIMBAH ELEKTROPLATING Sumiyati, Sri; Hadiwidodo, Mochtar
TEKNIK Volume 28, Nomor 1, Tahun 2007
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.034 KB) | DOI: 10.14710/teknik.v28i1.2076

Abstract

Effluent that is produce by the electroplating industry, especially nickel chrome plating, contains chromemetal that is carcinogenic. The toxicities from chrome are caused by its ability to dissolve and it’s mobilityin the environment. An alternative treatment to reduce chrome is called fitoremediasi which uses plants asits indicator; in this case we use water hyacinth.At the preface experiment, we tried to plant mature water hyacinth in electroplating waste. First we tried toplant in 100% waste water in witch we repeated it 3 times. At the 3rd week; day 18; the plants becameyellowish and became wilted. Knowing this fact, we applied the time for our experiment the we were goingto executed, with assuming at the 18th day the plants will become wilted as an indicator that the waterhyacinth are saturated in adsorbing chrome as the heavy metal pollutant. This became the parameter indesigning the time treatment for the plant zone, 4 until 15 days.The treatment was done by making variation in the amount of plants that are planted, which was 0 plants(as the control), 1 plant, 2 plants, 3 plants, and 4 plants; with 3 times repeating at each stage. The result ofthis experiment after 18 days shows the chrome concentration and the efficiently in decreasing theconcentration on each stage. The highest efficiently for each plant was the treatment by 1 plant only. Thehighest efficiently in decreasing the concentration was 78,95% ad it was done by the treatment with 4plants. To get chrom concentration which is fill with the standard, we can add more water hyacinth into thewaste with the balance equivalent or we need the lower beginning concentration.
PENGGUNAAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI ADSORBEN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH YANG MENGANDUNG LOGAM Cu Hadiwidodo, Mochtar
TEKNIK Volume 29, Nomor 1, Tahun 2008
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.832 KB) | DOI: 10.14710/teknik.v29i1.1912

Abstract

The industrial development have been increased together with the increasement of the society need. Theindustrial development will produce another product in the shape of dump that will be throw away to theenvironment. One of the industrial dump was the industrial dump from the copper industry that containshard metal copper (Cu). One of the way to manufacture dump is with the adsorption process of the riceplant dust husk. This research has the aim to know the adsorption ability of the rice plant dust husk indecreasing the concentration of Cu metal in the artificial water dump and it was done with batch processand continuous. The batch experiment use 10, 20, 30 gram adsorben for each media size variation 10-30mesh and 30-50 mesh. Has the highest decreasing efficiency in the weight of 30 gram (30-50 mesh) that is52,81%-87,80%. In the continuous experiment, it was done in the column with 2 inch diameter and with222 ml/menit debit. The result was the highest decreasing efficiency until 94,98%-97,10%. Speed constanvalues (k1) 0,00743-0,0160 ml/mg.second with adsorp capacity(q0) 0,7734-1,3376 mg/g.
Penyisihan Limbah Organik Air Lindi TPA Jatibarang Menggunakan Koagulasi-Flokulasi Kimia Rezagama, Arya; Hadiwidodo, Mochtar; Purwono, Purwono; Ramadhani, Nurul Fajri; Yustika, Mia
TEKNIK Vol 37, No 2 (2016): (Desember 2016)
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1056.919 KB) | DOI: 10.14710/teknik.v37i2.12647

Abstract

Air lindi yang meresap ke dalam tanah yang berpotensi bercampur dengan air tanah sehingga menimbulkan pencemaran tanah, air tanah dan air permukaan. Komposisi limbah lindi dari berbagai TPA berbeda-beda bergantung pada musim, jenis limbah, umur TPA. Proses dalam TPA menghasilkan molekul organik recalcitrant yang ditunjukkan dengan rendahnya rasio BOD/COD dan tingginya nilai NH3-N. Belum optimalnya pengolahan air lindi di Jatibarang membutuhkan pretreatment sebagai bentuk upaya alternatif dalam proses pengolahan air lindi sebelum masuk ke dalam proses aerated lagun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh koagulan kimia pada penyisihan bahan organik air lindi TPA Jatibarang. Penelitian dilakukan pada bulan April- Agustus 2016. Karaktersitik air lindi TPA Jatibarang termasuk dalam kategori "moderately stable" dan lindi muda. Penyisihan bahan organik dengan menggunakan kuagulan kimia FeCl3 dan Al2SO4 menunjukkan nilai yang cukup signifikan untuk parameter COD, BOD, TSS. Penggunaan dosis optimal terjadi pada 16 g/L FeCl3 serta 16 g/L Al2SO4 dapat menurunkan nilai COD sebesar 51% dan 65%, BOD sebesar 50% dan 56%, dan TSS sebesar 24% dan 21%. Perubahan nilai pH akibat penambahan koagulan berpengaruh positif terhadap tingkat penyisihan, namun memberikan dampak negatif yaitu buih yang cukup banyak. Penurunan beban organik menguntungkan bagi sistem pengolahan lindi eksisting TPA Jatibarang. [Title: Removal of Lindi Water Organic Waste of TPA Jatibarang using Chemical Coagulation- Floculation] Leachate grounding into the soil that potentially could mix with the groundwater caused contamination of soil, groundwater and surface water. The composition of waste landfill leachate from the various location is depending on the season, the type of waste, and landfill age. Process in the TPA produces recalcitrant organic molecules as indicated by the low ratio of BOD/COD and NH3-N high value. The ineffective treatment of leachate at Jatibarang require a pretreatment as a form of alternative effort in the processing of leachate prior to entry into the aerated lagoon process. This study aims to analyze the influence of chemical coagulants on grounding organic material Jatibarang landfill leachate. The study was conducted in April-August 2016. Jatibarang landfill leachate characteristics were categorized as "moderately stable" and young leachate. Allowance for organic materials using chemical coagulants of FeCl3 and Al2SO4 showed significant values for the parameters of COD, BOD, and TSS. The use of optimal dose occurs at 16 g/L FeCl3 and 16 g/L Al2SO4 which can reduce the COD value by 51% and 65%, BOD by 50% and 56%, and TSS at 24% and 21%. PH value changes due to the addition of coagulant positive effect on the level of the allowance, but a negative effect that is quite a lot of froth. The decline in organic load favorable for existing landfill leachate treatment systems Jatibarang. 
POTENSI GAS RUMAH KACA CO2 PADA PENGOLAHAN MUNICIPAL SOLID WASTE DENGAN METODE BIODRYING Hardyanti, Nurandani; Hadiwidodo, Mochtar; Saraswati, Lutfi
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 15, No 2 (2018): September 2018
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.412 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v15i2.86-93

Abstract

Jumlah sampah di Indonesia semakin meningkat, seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Namun, pengolahan sampah di Indonesia masih berupa penimbunan sampah di TPA yang menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Oleh karena itu diperlukan suatu pengolahan sampah alternatif yang dapat meminimalisir pencemaran salah satunya adalah pencemaran udara. Biodrying merupakan salah satu metode yang menawarkan solusi berkelanjutan untuk pengolahan sampah perkotaan. Namun, proses biodrying masih menghasilkan gas rumah kaca. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui  bagaimana pengaruh penambahan debit udara dan variasi debit udara terhadap parameter emisi gas rumah kaca, terutama CO2 pada pengolahan Municipal Solid Waste (MSW) dengan metode biodrying dan mengetahui berapa besar debit udara yang optimum untuk menghasilkan emisi gas CO2 yang paling minimum pada pengolahan Municipal Solid Waste (MSW)  dengan metode biodrying. Variasi debit udara pada penelitian ini adalah 0 l/m, 2 l/m, 3 l/m, 4 l/m, 5 l/m dan 6 l/m. Pengambilan sampel emisi dilakukan pada hari ke-1,ke-2, ke-15 dan ke-30. Hasil dari penelitian ini adalah proses biodrying menghasilkan emisi dengan rata-rata CO2 sebesar 6214,66 ppm. Penambahan debit udara pada proses biodrying mampu menurunkan emisi CO2 sebesar 74,5%. Debit optimum yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebesar 6 liter/menit
PENURUNAN WARNA, COD DAN TSS LIMBAH CAIR INDUSTRI TEKSTIL MENGGUNAKAN TEKNOLOGI DIELECTRIC BARRIER DISCHARGE DENGAN VARIASI TEGANGAN DAN FLOW RATE OKSIGEN Hadiwidodo, Mochtar; Huboyo, Haryono Setyo; Indrasarimmawati, Indrasarimmawati
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 6, No 2 (2009): Vol 6, No 2 (2009)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.163 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v6i2.16-22

Abstract

Textile wastewater consist of colour matter, Chemical Oxygen Demand (COD) and Total Suspended Solid (TSS) in high dose so that it have potency to pollute environment. Generally, textile wastewater can be treatment by konventional method. But, this method was not efficient because operational cost which is expensive. Discharge technology is new method to textile wastewater treatment. Dielectric Barrier Discharge reactor is discharge reactor to decompose organic matter in wastewater. Discharge was formed in reaktor which was given high voltage current to result active spesies with high oxidation potential, such us •OH, •O, •H, O3 dan H2O2 which are important to organic matter decomposition. This research intends to know capability of discharge which was formed in Dielectric Barrier Discharge reactor to decrease color matter, COD, and TSS. Textile wastewater was treatment ini the Dielectric Barrier Discharge reactor with variation in voltage (16,17,18 kV) and Oxygen flow rate (0,5;1,5;2,5 l/m). Voltage and oxygen flow rate variation affective to decomposition efficiency of colour, COD and TSS. Decomposition of each pollutant will be higher with voltage increasing and flowrate decreasing. Colour, COD and TSS decreasing was highest when was given maximum Voltage (18 kV) and minimum Oxygen flow rate (0,5 l/m). Percentages of colour, COD and TSS are 47,78%, 76,50% and 70,72%. Even pH in final treatment are between 6-7. Energy input which was needed to maximal treatment is 0,1128 kWh with electrical cost Rp.8,134/l.
Pengaruh Variasi Gula Pasir Terhadap Waktu Pengomposan Ditinjau Dari Rasio C/N Pada Sampah Sayuran di Pasar Jati Banyumanik Dengan Penambahan Bioaktivator Lingkungan Hadiwidodo, Mochtar; Sutrisno, Endro; Sabrina, Azzura
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 16, No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.984 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v16i1.36-43

Abstract

Sampah sayuran di Pasar Jati Banyumanik biasa dibuang tanpa dilakukan pemanfaatan dan pengolahan. Sampah sayuran dimanfaatkan sebagai bahan baku pengomposan karena memiliki kandungan karbon, nitrogen, fosfor dan kalium yang dibutuhkan oleh tanaman dan kesuburan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi gula pasir terhadap waktu pengomposan ditinjau dari rasio c/n pada sampah sayuran di Pasar Jati Banyumanik dengan penambahan bioaktivator lingkungan. Variasi gula pasir yang digunakan yaitu 0 gram, 20 gram, 30 gram, 40 gram, 50 gram, dan 60 gram. Proses pengomposan dilakukan selama 14 hari. Kompos yang diperoleh dianalisis  suhu, pH, kadar air, C-Organik, N-Total, P-Total, K-Total, penyusutan kompos, warna dan bau. Hasil analisis dibandingkan dengan SNI 19-7030-2004. Analisis kompos dilakukan pada hari ke 0, 3, 7, 10, dan 14. Waktu kematangan kompos optimum ditinjau dari rasio c/n yang dapat dicapai kompos dengan variasi gula pasir sebanyak 40 gram pada reaktor G3. Seluruh parameter yang diuji telah memenuhi standar kompos matang SNI 19-7030-2004.
STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK MINIHYDRO SISTEM TRANSMISI AIR BAKU PDAB UNIT BREGAS Rezagama, Arya; Hadiwidodo, Mochtar
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 13, No 1 (2016): Maret 2016
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.658 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v13i1.28-33

Abstract

Distribusi pelayanan listrik di Indonesia hingga kini masih belum merata. Banyak desa-desa di pegunungan  yang  masih  terbatas  dalam  mengakses pasokan  listrik.  Salah  satu  alternatif solusinya  ialah  dengan  memanfaatkan beda  ketinggian  sistem  perpipaan  transmisi  air  baku. Jaringan  transmisi PDAB  Tirta  Utama  Jateng  Unit  Bregas  teridiri  atas  tiga  jalur perpipaan meliputi  jalur  Eksisting,  Bregas  I,  dan  Bregas  II  memiliki  34 Bak  Pelepas  Tekan  yang  bisa ditanamkan Pembangkit Listrik Minihydro. Survei lapangan dilakukan dari mata air hingga lokasi Reservoir  Yamansari menggunakan  GPS.  Pengukuran  debit  aliran  pipa  menggunakan alat Ultrasonik  Flowmeter.  Analisis  hidrolika  perpipaan  dihitung  dengan formula  Hazen-Williams. Alternatif lokasi terbaik yang akan dimanfaatkan potensinya sebagai pembangkit listrik tenaga mikrohidro/minihidro adalah ruas perpipaan BPT III A – BPT III B pada jalur Bregas I dengan potensi daya yang dihasilkan 434,24 kW, kemudian ruas perpipaan Chamber Kalibakung – BPT III A pada jalur Bregas I dengan potensi daya yang dihasilkan 303,71 kW. Kondisi jalur Bergas II  masih  belum  optimal  dimana  debit  yang  beroperasi sekarang  hanya  150  l/det  dapat ditingkatkan  menjadi  250  l/det.  Ruas perpipaan  BPT  6  –  BPT  7  pada  jalur  Bregas  II  dengan potensi  daya yang dihasilkan  227  kW.  Sedangkan  sistem  Bergas  Eksisting tidak direkomendasikan  untuk  PLTM  karena  kondisi  pipa  yang  sudah  buruk dan  kehandalan  debit yang kurang baik dari sumbernya.
PENERAPAN TEKNOLOGI BIODRYING DALAM PENGOLAHAN SAMPAH HIGH WATER CONTENT MENUJU ZERO LEACHATE Purwono, Purwono; Hadiwidodo, Mochtar; Rezagama, Arya
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 13, No 2 (2016): September 2016
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.179 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v13i2.75-80

Abstract

Pada tahun 2025, Indonesia diperkirakan akan menghasilkan sampah sebanyak 130.000 ton/hari. Sebagian besar sampah masih menjadi sumber penyebab polusi dan berpotensi mengurangi sumber air bersih. Jumlah limbah makanan relatif tinggi (> 60%) dan lainnya merupakan sampah yang dapat didaur ulang, seperti plastik, kertas, gelas, dan logam. Tetapi limbah makanan tidak dapat dilakukan daur ulang maupun sortir karena mengandung kadar air sangat tinggi hingga 74,5%. Limbah ini sangat berpotensi menghasilkan pencemar berupa lindi (leachate). Biodrying pengolahan sampah diharapkan mampu mengurangi volume lindi. Penambahan aerasi pada proses biodrying hanya menghasilkan lindi sebesar 1.279,5 ml dengan debit 3 liter/menit sedangkan tanpa aerasi menghasilakn lindi lebih banyak sebesar 1.607,5 ml. Suhu kompos tertinggi terjadi pada hari kedua mencapai 34 oC. Setelah hari keenam semua reaktor menunjukkan grafik kenaikan dan penurunan suhu sampah yang realtif seragam. Nilai pH berkisaran antara 6,09-8,88 dan nilai COD akhir pada reaktor kontrol tanpa aerasi sebesar 14.116,67 mg/l sedangkan COD paling rendah sebesar 13.360 mg/l yang dihasilkan dari reaktor dengan debit 2 l/m. Tujuan mencapai zero lechate belum tercapai tetapi proses biodrying mampu mengurangi volume lindi yang dihasilkan.
PENGOLAHAN AIR LINDI TPA JATIBARANG MENGGUNAKAN FENTON (H2O2 – Fe) Rezagama, Arya; purwono, purwono; Hadiwidodo, Mochtar; Yustika, Mia; Prabowo, Zuhda Nur
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 14, No 1 (2017): Maret 2017
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.856 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v14i1.30-36

Abstract

Pembuangan lindi ini berpotensi mencemari lingkungan dan mengakibatkan gangguan kesehatan. Air lindi TPA Jatibarang dikategorikan sebagai lindi tua karena telah berusia lebih dari 10 tahun dengan nilai COD sebesar 4000 mg/l. Pengolahan lindi menggunakan proses fenton bertujuan untuk mengetahui efisiensi penyisihan kadar BOD, COD, warna di dalam lindi.  Variasi penelitian meliputi jumlah penambahan H2O2, dan Fe2O3. Reaksi penelitian menggunakan kolom batch yang diaduk menggunakan stirer. Pengolahan air lindi menggunakan fenton menunjukkaan hasil yang cukup baik dalam munurunkan beban limbah organik. Hal ini nampak secara jelas dari penguraian warna berkurang dari 3800 ptco dan 750 ptco. Pada pengolahan fenton Pada dosis Fe/H2O2 sebesar 1,14 gr dan 3,8 ml, penurunan warna yang paling signifikan mencapai 82% sebesar 140 ptco pada waktu proses 2 jam. fluktuasi penyisihan pada penurunan nilai COD. Proses fenton menunjukkan bahwa waktu pengolahan cukup mempengaruhi efisiensi penurunan parameter COD. Pada proses fenton terjadi presentase penurunan hingga 56 % pada 240 menit pada variasi 0,38 gr FeSO4 dan 3,8 ml H2O2. Beban organik yang ditunjukan dengan COD pada lindi awal berkisar 3800 mg/l kemudian di koagulasi flokulasi menjadi 2700 mg/l dan ketika di lakukan proses fenton berakhir pada 1000 mg/l untuk hasil terbaik Fluktuasi penurunan COD pada menit 60 hingga 180. Hasil pengolahan belum dapat memenuhi baku mutu air lindi pada yang terlampir pada Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor: 5 Tahun 2012. Namun, penguraian beban organik dan peningkatan rasio BOD/COD pada proses fenton dapat mengoptimalakan pengolahan biologi IPL eksisting berupa kolam oksidasi dapat berjalan dengan baik.
Inventarisasi dan Sebaran Emisi Aktivitas Pelabuhan dengan Aermod View Huboyo, Haryono Setiyo; Andarani, Pertiwi; Hadiwidodo, Mochtar
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 15, No 1 (2018): Maret 2018
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1030.095 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v15i1.31-35

Abstract

Transportasi laut termasuk penyumbang emisi polutan udara baik dari aktivitas pelayaran di laut maupun aktivitas di pelabuhan.Inventarisasi emisi polutan udara sektor transportasi laut masih sangat jarang.Kajian ini dilakukan untuk mengkuantifikasi dan mengestimasi sebaran emisi dari sektor transportasi laut di pelabuhan.Inventarisasi menggunakan data operasional pelabuhan dan faktor emisi sekunder.Sebaran emisi polutan udara dari aktivitas pelabuhan diperkirakan dengan model AERMOD View. Hasil inventarisasi beban emisi dari aktivitas transportasi laut di pelabuhan didominasi oleh aktivitas pelayaran dalam pelabuhan yaitu pada saat approaching time disusul oleh aktivitas mesin bantu saat bongkar muat (berthing time). Aktivitas bongkar muat di darat hanya berkontribusi 1% dari aktivitas mesin bantu saat berthing time.Sebaran emisi polutan udara aktivitas bongkar muat cenderung mengarah ke Barat Laut-Tenggara, sementara sebaran emisi dari aktivitas pelayaran cenderung merata ke sebagian besar area Semarang kawasan tengah dan Utara.