Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Kreativitas PKM

Pendampingan Lansia Dalam Perawatan Inkontinesia Urin Di Rumah Pada Wilayah Kerja Puskesmas Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Nuswatul Khaira Khaira; Teuku Iskandar Faisal; Isneini Isneini; Nora Veri
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 3 (2022): Volume 5 No 3 Maret 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i3.5412

Abstract

ABSTRAK Permasalahan Inkontinensia urine sangat umum dialami oleh lansia. Sebagian Lansia sudah mengkonsumsi obat-obatan namun belum sembuh. Untuk mengatasi keluhan terhadap penurunan sistem perkemihan tersebut dapat dilakukan secara non farmakologis. Salah satu cara  yang  dapat  dilakukan adalah melakukan Senam Kegel yaitu latihan otot dasar panggul atau  disebut latihan Kegel. Tujuan kegiatan pengabdian dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan lansia dan keluarga tentang perawatan inkontinensia urine. Metode pelaksanaan adalah dengan pemberdayaan keluarga dalam mendampingi lansia dalam perawatan inkontinensia urine. Hasil kegiatan menunjukkan kegiatan diikuti oleh 100% sasaran kegiatan dan peserta mampu mengikuti kegiatan sampai akhir. Kata Kunci: Senam Kegel, Inkontinensia Urine, Lansia, Pendampingan                   ABSTRACT Urinary incontinence is very common in the elderly. Some of the elderly have taken drugs but have not recovered. To overcome the complaints of a decrease in the urinary system can be done non-pharmacologically. One way that can be done is to do Kegel exercises, namely pelvic floor muscle exercises or called Kegel exercises. The purpose of the service activity is to increase the knowledge of the elderly and their families about urinary incontinence treatment. The method of implementation is by empowering the family in assisting the elderly in the treatment of urinary incontinence. The results of the activity show that 100% of the activity targets are followed and participants are able to follow the activity until the end. Keywords: Kegel Exercises, Urinary Incontinence, Elderly, Mentoring
Penerapan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) Pada Kader Posyandu Dan Masyarakat T. Iskandar Iskandar Faisal; Nuswatul Khaira; Niswah Niswah; Alchalidi Alchalidi; Dewita Dewita; Nora Veri
JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) Volume 4 Nomor 5 Oktober 2021
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v4i5.4336

Abstract

ABSTRAK Salah  satu  langkah  dalam  pencapaian  target  Millenium  Development Goals/MDG’s (goal ke-4) adalah menurunkan kematian anak menjadi 2/3 bagian dari tahun 1990 sampai pada 2020. Dalam mencapai target tersebut, pemerintah salah satunya menerapkan Majemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) yaitu merupakan pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana balita sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan. Saat ini banyak tenaga kesehatan, kader dan masyarakat yang tidak mengetahui secara menyeluruh tentang penerapan MTBS. Tujuan kegiatan pengabdian dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan kader dalam menerapkan MTBS. Metode pelaksanaan adalah dengan pemberdayaan kader dalam penerapan MTBS sehingga dapar dilakukan upara preventif dan kuratif pada balita sakit. Hasil kegiatan menunjukkan kegiatan diikuti oleh 100% sasaran kegiatan dan peserta mampu mengikuti kegiatan sampai akhir. Kata Kunci : Manajemen Terpadu Balita Sakit, Diare, Oralit, Kader Posyandu                    ABSTRACT One of the steps in achieving the Millennium Development Goals / MDG's target (goal 4) is to reduce child mortality to 2/3 parts from 1990 to 2020. In achieving this target, the government is one of them implementing the Integrated Management of Sick Toddlers (MTBS), which is an integrated approach in management. sick toddlers who come for treatment at outpatient facilities. Currently, many village health workers and the community do not know thoroughly about the implementation of MTBS. The purpose of this service activity is to increase the knowledge of village health workers in implementing MTBS. The method of implementation is by empowering village health workers in the implementation of MTBS so that preventive and curative measures can be carried out for sick toddlers. The results of the activity showed that the activity was followed by 100% of the target of the activity and the participants were able to follow the activity until the end. Keywords: Integrated Management of Sick Toddlers, Diarrhea, ORS, village health worker
Peningkatan Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Efek Penggunaan Kontrasepsi Progestin Terhadap Kesehatan Organ Reproduksi Nora Veri; Alchalidi Alchalidi; Dewita Dewita; Nuswatul - Khaira; T. Iskandar Faisal
JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) Volume 4 Nomor 5 Oktober 2021
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v4i5.4251

Abstract

ABSTRAK Pemerintah menggalakan program Keluarga Berencana (KB) untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk. Salah satu program KB adalah dengan penggunaan kontrasepsi. Metode kontrasepsi yang saat ini yang paling banyak digunakan oleh Wanita Usia Subur (WUS) adalah suntikan Depo Medroxy Progesterone Acetate (DMPA) yang berisi hormon progesteron. DMPA memiliki efek samping yang merugikan organ reproduksi untuk penggunaan jangka panjang. Tujuan kegiatan pengabdian dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan wanita usia subur tentang efek samping penggunaan kontrasepsi hormonal DMPA jangka panjang pada organ reproduksi. Metode pelaksanaan adalah dengan edukasi peningkatan pengetahuan tentang kontrasepsi DMPA dengan sasaran wanita usia subur akseptor KB DMPA sebanyak 60 orang. Hasil kegiatan diperoleh bahwa mayoritas pengetahuan wanita usia subur pada kategori kurang pada saat pretest sebanyak 41 orang (68,33%) dan pada saat posttest mayoritas berada pada kategori baik sebanyak 53 orang (88,33%). Adanya peningkatan pengetahuan setelah dilakukan edukasi tentang penggunaan kontrasepsi DMPA dan efek samping yang ditimbulkan akibat penggunaan jangka panjang terhadap kesehatan organ reproduksi. Kata Kunci :   Depo Medroxy Progesterone Acetate (DMPA), Wanita Usia Subur, Kontrasepsi, Keluarga Berencana  ABSTRACT The government is promoting the Family Planning (KB) program to control population growth. One of the family planning programs is the use of contraception. The method of contraception currently most widely used by women of reproductive age is the injection of Depo Medroxy Progesterone Acetate (DMPA) which contains the progesterone hormone. DMPA has adverse side effects on reproductive organs for long-term use. The purpose of this service is to increase the knowledge of women of reproductive age about the side effects of long-term use of DMPA hormonal contraceptives on the reproductive organs. The method of implementation is education to increase knowledge about DMPA contraception with the target of women of reproductive age DMPA to acceptors as many as 60 people. The results of the activity showed that the majority of knowledge of women of reproductive age were in the lack knowledge at the time of the pretest as many as 41 people (68.33%) and at the time of the posttest the majority were in the good knowledge category as many as 53 people (88.33%). There is an increase in knowledge after education about the use of DMPA contraceptives and the side effects caused by long-term use on the health of the reproductive organs. Keywords: Depo Medroxy Progesterone Acetate (DMPA), women of reproductive age, Contraception, Family Planning
Pemberdayaan Keluarga pada Pasien Pasca Stroke dalam Melakukan Latihan Keseimbangan Fisik di Rumah di Wilayah Kerja Puskesmas Darul Kamal Kabupaten Aceh Besar Nuswatul Khaira; Putro Simeulu; Ritawati Ritawati; T Iskandar Faisal; Nora Veri
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 12 (2022): Volume 5 No 12 Desember 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i12.8142

Abstract

ABSTRAK Stroke merupakan kegawatdaruratan Neurologi yang mendadak (akut) karena oklusi atau hiperfusi pada pembuluh darah otak, sehingga jika tidak segera diatasi akan terjadi kematian sel dalam beberapa menit. Kemudian menimbulkan defisit Neurologi dan menyebabkan kecacatan atau kematian. Memberikan pengetahuan kepada keluarga mengenal tentang stroke, melatih pasien pasca stroke dirumah agar dapat berjalan, berbicara dan beraktivitas kembali pasca stroke sehingga pasien  stoke memiliki kepercaayaan diri kembali. Metode pengabdian yang dilakukan adalah Demonstrasi dan keluarga mempraktikkan secara rutin dan patuh latihan tersebut  dilakukan terus menerus sampai adanya perubahan. Kegiatan ini didampingi oleh keluarga. Jumlah responden adalah 25 orang yang dilakukan di Wilayah Puskesmas Darul Kamal, Aceh Besar dari Juli-Oktober 2022. usia pasien stroke yang menjadi peserta pengabdian masyarakat  sebagian besar berumur 61-66 thn ( 40%), pengetahuan keluarga tentang perawatan penyakit stroke sebelum dilakukan edukasi berada pada kategori kurang 20 orang (80%), dan setelah dilakukan edukasi meningkat pada kategori baik 18 orang (72%) dan tingkat Latihan Keseimbangan fisik, sebelum dilakukan Latihan pada katagori kurang 19 Orang (70%) setelah diberikan latihan pada 25 peserta maka menjadi kategori baik yaitu 12 orang (48%). Latihan keseimbangan sangat perlu dilakukan oleh pasien pasca stroke. Mengingat kondisi pasien berbeda-beda pasca terkena stroke, maka peran keluarga sangat dibutuhkan dalam mendampingi pasien melakukan latihan agar pasien termotivasi untuk melakukan latihan sehingga dapat mencegah stroke berulang dan meningkatkan activity of daily living. Disarankan kepada keluarga untuk memberikan dukungan fisik dan psikis bagi pasien pasca stroke, terutama dalam melakukan latihan kesimbangan fisik atau latihan lainnya yang bermanfaat untuk pasien. Kata Kunci: Latihan Pasca Stroke, Keseimbangan Fisik, Aktivitas Harian, Pemberdayaan Keluarga     ABSTRACT Stroke is a neurological emergency that is sudden (acute) due to occlusion or hyperfusion of cerebral blood vessels, so that if not treated immediately, cell death will occur within a few minutes. Then cause neurological deficits and cause disability or death. To provide knowledge to families about stroke, to train post-stroke patients at home so that they can walk, talk and return to activities after stroke so that stroke patients have self-confidence again. The method of devotion carried out is demonstration and the family practices routinely and obediently the exercise is carried out continuously until there is a change. This activity is accompanied by the family. The number of respondents was 25 people who were carried out in the Darul Kamal Health Center area, Aceh Besar from July-October 2022. the age of stroke patients who participated in community service were mostly 61-66 years old (40%), family knowledge about stroke care before education was carried out in the less than 20 people (80%), and after education increased in the good category 18 people (72%) and the level of physical balance training, before the exercise was carried out in the less 19 people category (70%) after being given exercise at 25 the participants were in the good category, namely 12 people (48%). Balance exercise is very necessary for post-stroke patients. Given the different conditions of patients after stroke, the role of the family is needed in accompanying patients to do exercises so that patients are motivated to do exercises so that they can prevent recurrent strokes and increase activity of daily living. It is recommended for families to provide physical and psychological support for post-stroke patients, especially in doing physical balance exercises or other exercises that are beneficial for patients. Keywords: Post-Stroke Exercise, Physical Balance, Daily Activities, Family Empowerment
Deteksi Dini dan Perawatan Gangguan Pendengaran Pada Balita di Desa Geuceu Inem dan Desa Lam Ara Nuswatul Khaira; Iskandar Faisal; Erlangga Galih; Novina Rahmawati; Nora Veri
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 11 (2023): Volume 6 No 11 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i11.12277

Abstract

ABSTRAK Gangguan pendengaran pada anak perlu dideteksi sedini mungkin mengingat pentingnya peran fungsi pendengaran dalam proses perkembangan bicara. Keterlambatan dalam diagnosis berarti juga terdapat keterlambatan dalam memulai intervensi dan akan membawa dampak serius dalam perkembangan selanjutnya. Skrining pendengaran pada bayi baru lahir dapat menemukan gangguan pendengaran pada awalnya sehingga dapat dilakukan habilitasi dengan segera. Identifikasi gangguan pendengaran secara dini dapat dilakukan dengan cara mengamati reaksi anak terhadap suara atau tes fungsi pendengaran dengan metode dan peralatan yang sederhana bisa dilakukan oleh kader, ibu-ibu di rumah. Tes pendengaran pada anak tidak bisa ditunda hanya dengan alasan usia anak belum memungkinkan untuk dilakukan tes pendenganran. Hasil yang di dipatkan dari 50 peserta  yang  hadir  untuk pemeriksaan  telingan  didapatkan  50  anak tidak ada masalah dengan pendengaran tetapi, ada masalah dengan serumen (kotoran telinga) berjumlah 10 orang (20%) dan tidak ada serumen berjumlah 40 orang (80%). Disarankan kepada ibu yang anaknya ada serumen untuk membawa anaknya ke poli THT untuk di bersihkan. Kata Kunci : Deteksi Dini, Gangguan Pendengaran Anak, Serumen  ABSTRACT Hearing loss in children needs to be detected as early as possible considering the important role of hearing function in the process of speech development. Delay in diagnosis means that there is also a delay in starting intervention and will have a serious impact on further development. Hearing screening in newborns can find hearing loss at the beginning so that habilitation can be done immediately. Early identification of hearing loss can be done by observing the child's reaction to sound or hearing function tests with simple methods and equipment that can be done by cadres, mothers at home. Hearing tests in children cannot be postponed just because the child's age does not allow for a hearing test. The results obtained from 50 participants who attended for ear examinations obtained 50 children had no problems with hearing but, there were problems with serumen (earwax) totaling 10 people (20%) and no serumen totaling 40 people (80%). It is recommended to mothers whose children have cerumen to bring their children to the ENT clinic for cleaning.  Keywords: Early Detection, Child Hearing Loss, Serumen