Claim Missing Document
Check
Articles

POTENSI TEH HIJAU DALAM MENURUNKAN KADAR KOLESTEROL PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI PROGESTIN HIPERKOLESTEROLEMIA Maydawati, Vivi; Veri, Nora
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 6, No 2 (2020): OKTOBER 2020
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v6i2.1089

Abstract

ABSTRAKHasil Riskesdas tahun 2018 yang memperlihatkan bahwa prevalensi penyakit pembuluh darah seperti hipertensi yaitu sebesar 34.1% per 1000 penduduk. Salah satu penyebab hiperkolesterolemia adalah akibat metode kontrasepsi yang banyak digunakan yaitu KB hormonal yaitu sebesar (46.84%). DMPA meningkatkan kadar kolesterol total salam darah. Salah satu cara mengatasi efek samping akibat penggunaan Depo Progestin adalah menggunakan teh hijau yang kaya akan antioksidan.Rancangan penelitian adalah quasi eksperimen dengan pendekatan pretest posttest control group design. Jumlah sampel adalah 34 orang akseptor KB DMPA yang hiperkolesterolemia di wilayah kerja Puskesmas Sapta Jaya dan dibagi kedalam kelompok kontrol dan kelompok perlakuan teh hijau.Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat perbedaan rerata kadar kolesterol antara kelompok kontrol dan perlakuan pada saat pretest dan posttest.Kesimpulan teh hijau mampu menurunkan kadar kolesterol total pada ibu akseptor KB DMPA yang mengalami hiperkolesterolemia Kata Kunci : DMPA, Kolesterol, Teh hijau
Edukasi untuk Menurunkan Keluhan Wanita Menopause Berdasarkan Skor Menopausal Rating Scale di Desa Sidodadi Kecamatan Langsa Lama Kota Langsa Alchalidi, Alchalidi; Veri, Nora; Fazdria, Fazdria
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 2 (2022): Volume 5 No 2 Februari 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i2.5337

Abstract

ABSTRAK Peningkatan usia harapan hidup menyebabkan jumlah perempuan yang mengalami menopause semakin banyak. Perubahan keseimbangan hormonal ini dapat menyebabkan berbagai gejala psikologis ditandai dengan sikap yang mudah tersinggung, depresi, cemas, suasana hati (mood) yang tidak menentu, menurunnya kemampuan berfikir dan daya ingat. Gangguan emosi berupa rasa takut menjadi tua dan tidak menarik,  sulit tidur, mudah marah, sangat emosional, merasa tertekan dan sedih tanpa diketahui sebabnya. Senam masa menopause diperlukan asalkan disesuaikan dengan kemampuan yang ada. Banyak para lansia yang tidak sadar akan pentingnya aktifitas fisik (senam) masa menopause, banyak dari mereka juga tidak mengetahui bagaimana cara melakukannya dengan cara yang baik dan benar. Tujuan kegiatan adalah menerapkan IPTEKS di bidang kesehatan kepada  masyarakat khususnya untuk meningkatkan pengetahuan ibu menopause mengenai tingkat keluhan yang terjadi pada masa menopause berdasarkan skor menopausal rating scale serta melakukan praktik senam menopause. Metode pengabdian adalah metode pengabdian yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penyuluhanan pengisian skor menopausal rating scale dalam meningkatkan taraf kesehatan masyarakat terutama ibu menopause serta penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan serta melakukan senam lansia. Hasil penilaian adalah pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan oleh dosen prodi kebidanan langsa adalah rata rata pengetahuan ibu menopause setelah diberikan edukasi menjadi meningkat dari sebelumnya 3,57 (35,7%) menjadi 6,24 (64,2%), dan ibu menopause telah melakukan senam menopause. Disarankan bagi wanita yang memasuki usia menopause untuk dapat menerapka pola hidup sehat yang bersifat preventif contohnya dengan melakukan senam menopause.Kata Kunci : Menopause, Skor Menopausal Rating Scale, Senam Menopause, Edukasi ABSTRACTIn 2030, the number of women worldwide who enter menopause is estimated to reach 1.2 billion people (Who, 2014). In Indonesia, in 2025 it is estimated that there will be 60 million menopausal women. In 2016 currently in Indonesia only reached 14 million menopausal women or 7.4% of the total population. The life expectancy of women jumped from 40 years in 1930 to 67 years in 1998. Meanwhile, the estimated average age of menopause in Indonesia is 48 years. The increase in life expectancy causes the number of women who experience menopause to increase (Ministry of Health, 2014). Changes in hormonal balance can cause various symptoms characterized by an easy attitude, depression, anxiety, erratic mood, decreased thinking and memory. Emotional disturbances in the form of fear of getting old and unattractive, difficulty sleeping, irritability, very emotional, feeling depressed and sad without a known cause. Fear of losing husband, children, and being left alone (Manuaba, 2009). Menopausal exercise is necessary to adjust to existing abilities. Many elderly people are not aware of the importance of physical activity during menopause, many of them also do not know how to do it properly and correctly. The purpose of the activity is to apply science and technology in the health sector to the community, especially to increase the knowledge of menopausal women regarding the level of complaints that occur during menopause based on the menopause rating scale score and to practice menopause gymnastics. assessment scale in improving the level of public health, especially postmenopausal women, and counseling to increase knowledge and do elderly gymnastics. The results of community service that have been carried out by langsa midwifery study program lecturers are that the average knowledge of postmenopausal women after education has increased from the previous 3.57 (35.7%) to 6.24 (64.2%), and postmenopausal mothers have done elderly exercise. It is recommended for women who enter menopause to be able to apply a healthy lifestyle that is preventive in nature, for example by doing menopause exercises. Keywords: Menopausal, Menopausal Rating Scale Score, Menopausal Exercise, Education 
PENGARUH AIR REBUSAN DAUN BINAHONG DALAM MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM MASA NIFAS Rinni Gusnimar; Nora Veri; Cut Mutiah
Sel Jurnal Penelitian Kesehatan Vol 8 No 1 (2021): SEL Jurnal Penelitian Kesehatan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/sel.v8i1.4521

Abstract

Infeksi nifas menjadi salah satu penyebab kematian ibu di negara berkembang termasuk Indonesia. Beberapa penyebab pemicu terjadinya infeksi nifas seperti pelayanan kebidanan, daya tahan tubuh, perawatan nifas, gizi, anemia dan kebersihan genetalia. Pada masa nifas penting untuk merawat luka perineum karena kuman bisa masuk melalui luka bekas jahitan pada perineum agar tidak menyebabkan infeksi. Salah satu alternatif terapi nonfarmakologis yang dapat digunakan untuk penyembuhan luka perineum masa nifas adalah daun binahong. Tujuan penelitian ini menguji pengaruh daun binahong dalam mempercepat penyembuhan luka perineum pada masa nifas. Penelitian ini menggunakan rancangan quasi experimental dengan pendekatan posttest only control group design. Posttest only control group design merupakan pengumpulan data dilakukan sesudah perlakuan. Total sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 32 orang ibu nifas sesuai dengan kriteria inklusi. Data diobservasi berupa derajat kesembuhan luka perineum dengan menggunakan instrumen lembar observasi penyembuhan luka perineum pada skala REEDA (Redness, Edema, Ecchymosis, Discharge dan Approximation). Hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh pemberian rebusan Daun binahong terhadap penyembuhan luka perineum pada ibu nifas. Rerata hasil uji Uji statistik Mann Whitney, pada kelompok perlakuan adalah 11,83 lebih rendah dibandingkan pada kelompok kontrol, yaitu 21,8 (p-value = 0,001). Penelitian ini menunjukan bahwa ada pengaruh pemberian rebusan daun binahong mampu mempercepat penyembuhan luka perineum dibandingkan iodine povidone 10%. Daun binahong dapat menjadi alternatif terapi komplementer pada ibu nifas yang mengalami luka robekan perineum. One of the main causes of maternal death in developing countries is puerperal infection. Midwifery care, body immunity, postnatal care, nutrition, anemia and genetalia hygiene are factors that trigger puerperal infections. The perineal rupture if not treated properly will cause an infection in the suture wound in the perineum. Wound care is important because germs can enter through the suture marks on the perineum and cause infection. Non-pharmacological therapies that can be used to accelerate wound healing are Anredera cordifolia. The research design was quasi experimental with posttest approach Only Control Group Design, namely data collection was done after treatment. The total sample was 32 postpartum mothers according to inclusion criteria. The data observed in this study were the degree of healing of perineal wounds using the REEDA scale perineal wound healing observation sheet instrument (Redness, Edema, Ecchymosis, Discharge and Approximation). Based on the results of the Mann Whitney test, the mean rank of the results in the treatment group was 11.83 lower than the control group, namely 21.8 (p-value = 0.001). Effect of giving Anredera cordifolia leaves on the healing of perineal wounds in postpartum mothers significantly. Care with giving Anredera cordifolia leaves can accelerate the healing of perineal wounds compared to 10% iodine povidone. Anredera cordifolia leaves can be used as a complementary therapy for postpartum mothers who experience perineal torn wounds.
Self-Efficacy Meningkatkan Kemampuan Mobilisasi Dini Pasien Pasca Bedah Digestif di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh Dara Rizkasary; Nuswatul Khaira; T Iskandar Faisal; Nora Veri
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 3 (2022): Volume 4 Nomor 3 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.864 KB) | DOI: 10.33024/mnj.v4i3.5934

Abstract

ABSTRACTSurgery is performed to treat a disease, injury, and condition that cannot be cured with simple drugs. Many post-surgical patients are hospitalized for a long time, one of the reasonsis because early mobilization has not been carried out. Psychological factors also play a role because it involves the function of cognition, one of which is self-efficacy which is self-confidence in its ability to recover. To determine the relationship between self-efficacy and early mobilization ability in post-digestive surgery patients in the inpatient ward of RSUD dr. Zainoel Abidin. This type of research is quantitative with an observational research design with a cross sectional approach, this study uses the Chi-Square correlation method with = 0.05. The study was conducted by distributing questionnaires to patients or families. The highest self-efficacy of postoperative surgical patients was found in high self-efficacy 58.44%. Early mobilization of postoperative surgical patients was mostly found in sufficient early mobilization 69.44%. P-value = 0.000 < = 0.05, which means that there is a significant result that self-efficacy and early mobilization of postoperative patients in Zainoel Abidin Hospital Banda Aceh. The higher the patient's self-efficacy, it will increase early mobilization. Keywords  : Self-efficacy, Early mobilization, Digestive surgery, Post-surgical care ABSTRAK Pembedahan dilakukan untuk mengobati suatu penyakit, cedera, serta kondisi yang tidak mungkin disembuhkan dengan obat-obatan sederhana. Banyak pasien pasca bedah lama dirawat di Rumah Sakit, salah satu penyebabnya karena mobilisasi dini belum dilaksanakan. Faktor psikologis juga berperan karena menyangkut fungsi kognisi, salah satunya adalah self-efficacy yang merupakan keyakinan diri terhadap kemampuannya untuk sembuh. Tujuan untuk mengetahui hubungan self-efficacy dengan kemampuan mobilisasi dini pada pasien pasca bedah digestif di ruang rawat inap RSUD dr. Zainoel Abidin. Jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional, penelitian ini menggunakan metode korelasi Chi-Square dengan α = 0.05. Penelitian dilakukan dengan membagikan kuesioner  kepada pasien atau keluarga.  Self -efficacy pasien pasca bedah disgetif paling banyak terdapat pada self-efficacy tinggi yaitu 58.44%. Mobilisasi dini pasien pasca bedah disgetif paling banyak terdapat pada mobilisasi dini cukup yaitu 69.44%. Nilai P-value = 0.000 < α = 0.05 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara self-efficacy dengan mobilisasi dini pasien pasca bedah disgetif di ruang rawat inap RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh. Semakin tinggi self-efficacy maka mobilisasi dini juga akan semakin meningkat. Kata kunci: Self-efficacy, Mobilisasi dini, Bedah digestif, Perawatan pasca bedah
Peningkatan Keterampilan Pemanfaatan Teh Hijau dan Sari Kacang Hijau pada Akseptor KB di Desa Karang Anyar Kota Langsa Fazdria Fazdria; Nora Veri; Magfirah Magfirah; Elfida Elfida; Eva Sulistiany
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 7 (2022): Volume 5 No 7 Juli 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i7.6310

Abstract

ABSTRAK Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2015, hiperkolesterolemia telah menyebabkan sepertiga dari jumlah penyakit jantung iskemik. Bahkan Prevalensi hyperkolesterolemia tertinggi diperkotaan dibandingkan pedesaan, dan pada wanita lebih banyak di banding pria. Hal ini salah satu nya disebabkan metode KB yang banyak dipilih oleh wanita  adalah KB hormonal yaitu sebesar (46,84%) dan jenis suntikan yang paling sering digunakan adalah Depo-Medroxyprogesteron Acetat (DMPA) atau yang sering dikenalnya adalah Depo progestin. Wanita pengguna depo progestin lebih beresiko terjadi peningkatan berat badan, yang diakibatkan oleh akumulasi lemak terutama lemak viseral. Untuk mangantisipasi kondisi negatif akibat efek samping penggunaan Depo progestin pada akseptor KB, salah satunya adalah menggunakan teh hijau (camellia sinensis) dan sari kacag hijau. Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan pengetahuan ibu akseptor KB dalam menurunkan kadar kolesterol total. Peserta kegiatan ini yaitu ibu–ibu usia subur. Metode pengabdian yang digunakan dalam kegiatan ini adalah intervensi pemeriksaan kadar kolesterol total ibu akseptor KB DMPA serta penyuluhan kesehatan dalam menurunkan kadar kolesterol total ibu akseptor KB DMPA. Pengabdian yang telah dilakukan oleh Dosen Prodi D-III Kebidanan Langsa pada tanggal 15 September 2021 didapatkan hasil mayoritas peserta pengabdian kepada masyarakat memiliki kadar kolesterol total resiko sedang sebanyak 15 orang (40,6%) dan 37 orang (100%) peserta dapat mengolah teh hijau dan sari kacang hijau untuk dikonsumsi sebagai terapi non farmakologis penurunan adar kolesterol total akseptor KB DMPA. Kata Kunci: Teh Hijau, Sari Kacang Hijau, Kadar Kolesterol Total  ABSTRACT According to data from the World Health Organization (WHO) in 2015, hypercholesterolemia has caused one third of the number of ischemic heart disease. Even the highest prevalence of hypercholesterolemia in urban than in rural areas, and in women more than men. One of the reasons for this is because the contraceptive method that is mostly chosen by women is hormonal contraception (46.84%) and the type of injection that is most often used is Depo-Medroxyprogesterone Acetate (DMPA) or what he is often familiar with is Depo progestin. Women who use progestin depots are more at risk for weight gain, which is caused by fat accumulation, especially visceral fat. To anticipate negative conditions due to the side effects of using Progestin Depo on family planning acceptors, one of them is using green tea (camellia sinensis) and green bean juice. The purpose of this community service is to increase the knowledge of family planning acceptors in reducing total cholesterol levels. The participants of this activity are women of childbearing age. The service method used in this activity is the intervention of checking the total cholesterol level of DMPA family planning acceptors and health education in reducing the total cholesterol level of DMPA family planning acceptors. The service that has been carried out by the Langsa D-III Midwifery Study Program Lecturer on September 15, 2021 showed that the majority of community service participants had moderate risk total cholesterol levels as many as 15 people (40.6%) and 37 people (100%) participants were able to process tea. green beans and mung bean juice to be consumed as non-pharmacological therapy to reduce total cholesterol in DMPA family planning acceptors. Keywords: Green Tea, Green Bean Extract, Total Cholesterol Level 
Program penanggulangan bencana berbasis masyarakat dalam kesiapsiagaan masyarakat menghadapi banjir sungai Krueng, Langsa Nanggroe Aceh Darussalam-Indonesia Nuswatul Khaira; Teuku Iskandar Faisal; Nora Veri
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 14, No 4 (2020)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v14i4.3044

Abstract

Community-based disaster management program of community preparedness towards flood in Krueng river, Langsa Nanggroe Aceh Darussalam IndonesiaBackground: Indonesia often experiences hydrometeorological disasters comprising floods, landslides, abrasion, forest and land fires, drought and tornadoes because several areas in Indonesia have riverbanks. The National Agency for Disaster Countermeasure reported that around 64.7 million people were at risk of flooding and landslides. In January 2020 there were 207 disaster events that occurred in Indonesia. The disasters that occur in Indonesia dominated by types of hydrometeorological disasters such as; tornado with total of 90 incidents, 67 floods, 45 landslides, 3 forest and land fires and 2 abrasion waves. Indonesia has the potential for emergencies of disaster. However, until now disaster management and efforts to reduce the frequency and magnitude of disasters are still very difficult to implement. Disaster management efforts are currently experiencing a fundamental change and action. Disaster management focuses more on community participation as actors of disaster management. One method of disaster management today is community-based disaster preparedness because the community, as the party affected by the disaster, must empower with adequate knowledge and skills, so that they can make efforts to manage the impact of disasters and reduce risks.Purpose: To determine the effect of community-based disaster management program of community preparedness towards flood in Krueng river, Langsa Nanggroe Aceh Darussalam Indonesia.Method: A quasi-experiment with a one group pre-test-post-test design approach. The locations chosen in this study were a community in three villages in Langsa Subdistrict that often experience floods. Sampling using purposive sampling technique with a sample size of 66 families.Results: Based on the Wilcoxon test, it found that education about disaster management could influence the attitudes and knowledge of partisipants with p-value = 0,000, policies with p-value = 0,000, emergency response plans with p-value = 0,000, early warning systems with p-value. = 0,000 and resource mobilization with p-value 0,000 and preparedness index with p-value = 0,000.Conclusion: Education on community-based disaster management can improve the index of community preparedness in facing floods. Suggestion: It is necessary to increase active community participation in disaster management, which includes pre-disaster, disaster emergency and post-disaster in order to increase community preparedness in facing flood disasters. The National Agency for Disaster Countermeasure needs to develop guidelines on management of natural disasters that occur specifically for flood disasters in order to increase community participation to minimize on damage impact of flood.Keywords : Community-based disaster; Management program; Community preparedness; FloodPendahuluan: Indonesia sering mengalami bencana hidrometeorologi yang terdiri banjir, tanah longsor, gelombang pasang/abrasi, kebakaran hutan, dan lahan, kekeringan dan puting beliung karena sejumlah daerah di Indonesia memiliki bantaran sungai. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada sekitar 64,7 juta jiwa terancam banjir dan longsor. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Januari 2020 ada 207 kejadian bencana yang terjadi di Indonesia. Adapun jenis-jenis bencana yang terjadi di Indonesia didominasi dengan jenis bencana hidrometeorologi seperti di antaranya; puting beliung dengan total 90 kejadian, banjir 67 kejadian, tanah longsor 45 kejadian, kebakaran hutan dan lahan 3 kejadian dan gelombang pasang/abrasi sebanyak 2 kejadian. Indonesia memiliki potensi munculnya kegawatdaruratan bencana. Namun hingga kini manajemen kebencanaan dan upaya untuk mengurangi frekuensi serta besarnya bencana masih sangat sulit dilakukan. Upaya penanganan bencana pada saat ini, mengalami perubahan paradigma maupaun tindakan. Penanganan bencana lebih  menitikberatkan pada partisipasi masyarakat sebagai pelaku dari penanggulangan bencana. Salah satu metode yang tepat dalam penanganan bencana sekarang ini adalah kesiapsiagaan bencana berbasis masyarakat karena masyarakat sebagai pihak yang terkena dampak bencana, harus diberdayakan dengan pengetahuan dan ketrampilan yang memadai, sehingga mampu melakukan upaya upaya penanganan dampak bencana dan pengurangan resiko.Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh Program penanggulangan bencana berbasis masyarakat dalam kesiapsiagaan masyarakat menghadapi banjir sungai Krueng, Langsa Nanggroe Aceh Darussalam-IndonesiaMetode: Penelitian quasi experiment dengan pendekatan one group pre test-post test design. Lokasinya di tiga desa di Kecamatan Langsa yang sering mengalami bencana banjir yaitu Kampung Seulalah, Sidodadi dan Sidorejo. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 66 kepala keluarga.Hasil: Berdasarkan uji Wilcoxon didapatkan bahwa edukasi tentang manajemen bencana mampu mempengaruhi sikap dan pengetahuanpartisipan dengan p-value = 0,000, kebijakan dengan p-value = 0,000, rencana tanggap darurat dengan p-value = 0,000, sistem peringatan dini dengan p-value = 0,000 dan mobilisasi sumberdaya dengan p-value 0,000 serta indeks kesiapsiagaan dengan p-value = 0,000.Simpulan: Edukasi tentang manajemen bencana berbasis komunitas mampu meningkatkan indeks kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi banjir.Saran: Perlu peningkatan partisipasi aktif masyarakat dalam manajemen bencana yang meliputi lingkup pra bencana, darurat bencana dan pasca bencana guna meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir. BNBP perlu menyusun pedoman tentang manajemen bencana alam yang terjadi yang spesifik tentang bencana banjir agar dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam meminimalkan kerusakan dan dampak banjir.
Edukasi Pijat Oksitosin Dan Marmet Untuk Peningkatan Hormon Prolaktin Dalam Kelancaran ASI Pada Ibu Hamil Trimester III Di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Baro Kota Langsa Emilda Alamsyahbudin; Nora Veri; Magfirah Magfirah; Cut Mutiah
JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) Volume 4 Nomor 3 Juni 2021
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v4i3.3853

Abstract

ABSTRAK Usaha untuk merangsang hormone prolaktin dan oksitosin pada ibu setelah melahirkan selain dengan memeras ASI bisa dilakukan dengan melakukan perawatan atau pemijatan payudara, membersihkan putting, sering-sering menyusui bayi meskipun ASI belum keluar, menyusui dini dan teratur serta pijatan oksitosin. Pada sebagian ibu mungkin saja terjadi kesulitan pengeluaran ASI, namun lebih banyak ibu yang terpengaruh mitos sehingga ibu tidak yakin bisa memberikan ASI pada bayinya. Perasaan ibu yang tidak yakin bisa memberikan ASI pada bayinya akan menyebabkan penurunan hormone oksitosin sehingga ASI tidak dapat keluar segera setelah melahirkan dan akhirnya ibu memutuskan untuk memberikan susu formula pada bayinya. Tujuan kegiatan adalah meningkatkan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang pijat oksitosin dan marmet untuk mempersiapkan masa menyusui. Metode pengabdian yang digunakan dalam kegiatan ini adalah program pendidikan masyarakat melalui edukasi pijat oksitosin dan marmet. Hasil pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan oleh Dosen Prodi Kebidanan Langsa pada tanggal 23 s/d 25 September 2020 yaitu 100% (45 orang) peserta hadir dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini, 84,4% (38 orang) peserta memahami kegiatan pelaksanaan pengabmas ini dengan baik, 91,1% (41 orang) peserta dapat melakukan pijat oksitosin dengan baik dan 84,4% (38 orang) peserta dapat melakukan teknik marmet dengan baik. Kata Kunci : Pijat Oksitosin, Pijat Marmet, Kelancaran ASI  ABSTRACT Efforts to stimulate the hormones prolactin and oxytocin in mothers after childbirth apart from expressing breast milk can be done by performing breast care or massage, cleaning the nipples, frequently breastfeeding the baby even though the milk has not come out, breastfeeding early and regularly, and massage oxytocin. Some mothers may have difficulty expressing breast milk, but more mothers are influenced by myths so that mothers are not sure that they can breastfeed their babies. Feelings of mothers who are not sure that they can give breast milk to their babies will cause a decrease in the hormone oxytocin so that milk cannot be released immediately after giving birth and finally the mother decides to give formula milk to her baby. The aim of the activity is to increase the knowledge of third-trimester pregnant women about oxytocin and marmet massage to prepare for breastfeeding. The service method used in this activity is a community education program through oxytocin and marmet massage education. The results of community service that have been carried out by the Langsa Midwifery Study Program lecturers on 23 to 25 September 2020, namely 100% (45 people) of participants attended this community service activity, 84.4% (38 people) of participants this community service activity. understood well, 91.1% (41 people) of participants could do the oxytocin massage well and 84.4% (38 people) of participants could do the marmet technique well. Keywords: Oxytocin Massage, Marmet Massage, Smoothness of breast milk
Pendampingan Lansia Dalam Perawatan Inkontinesia Urin Di Rumah Pada Wilayah Kerja Puskesmas Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Nuswatul Khaira Khaira; Teuku Iskandar Faisal; Isneini Isneini; Nora Veri
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 3 (2022): Volume 5 No 3 Maret 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i3.5412

Abstract

ABSTRAK Permasalahan Inkontinensia urine sangat umum dialami oleh lansia. Sebagian Lansia sudah mengkonsumsi obat-obatan namun belum sembuh. Untuk mengatasi keluhan terhadap penurunan sistem perkemihan tersebut dapat dilakukan secara non farmakologis. Salah satu cara  yang  dapat  dilakukan adalah melakukan Senam Kegel yaitu latihan otot dasar panggul atau  disebut latihan Kegel. Tujuan kegiatan pengabdian dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan lansia dan keluarga tentang perawatan inkontinensia urine. Metode pelaksanaan adalah dengan pemberdayaan keluarga dalam mendampingi lansia dalam perawatan inkontinensia urine. Hasil kegiatan menunjukkan kegiatan diikuti oleh 100% sasaran kegiatan dan peserta mampu mengikuti kegiatan sampai akhir. Kata Kunci: Senam Kegel, Inkontinensia Urine, Lansia, Pendampingan                   ABSTRACT Urinary incontinence is very common in the elderly. Some of the elderly have taken drugs but have not recovered. To overcome the complaints of a decrease in the urinary system can be done non-pharmacologically. One way that can be done is to do Kegel exercises, namely pelvic floor muscle exercises or called Kegel exercises. The purpose of the service activity is to increase the knowledge of the elderly and their families about urinary incontinence treatment. The method of implementation is by empowering the family in assisting the elderly in the treatment of urinary incontinence. The results of the activity show that 100% of the activity targets are followed and participants are able to follow the activity until the end. Keywords: Kegel Exercises, Urinary Incontinence, Elderly, Mentoring
Upaya Menurunkan Keluhan Masa Menopause Melalui Pemanfaatan Seduhan Biji Adas Nora Veri; Cut Mutiah; Magfirah Magfirah; Emilda Alamsyah; Fazdria Fazdria
JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) Volume 4 Nomor 3 Juni 2021
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v4i3.3775

Abstract

ABSTRAK Kesehatan sebagai salah satu wujud upaya pembangunan kesehatan nasional yang diarahkan guna tercapainya derajat kesehatan optimal. Dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk. Salah satunya meningkatkan derajat kesehatan wanita menopause. Menopause dapat menyebabkan masalah fisik maupun psikis. Secara psikis atau yang lebih dikenal sindrom menopause. Sindrom menopause dapat dikurangi dengan tanahan fitoestrogen, salah satunya adalah adas. Tujuan kegiatan pengabdian dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan wanita menopause dalam menurunkan keluhan melalui pemanfaatan seduhan adas. Metode pelaksanaan adalah dengan mengukur derajat keluhan melalui kuesioner Menopausal Rating Scale (MRS) dan dilanjutkan dengan edukasi tentang pemanfaatan seduhan adas yang dilakukan pada 60 orang wanita menopause. Hasil kegiatan diperoleh bahwa mayoritas wanita menopause mengalami keluhan derajat ringan 27 orang (45%), keluhan sedang 26 orang (43,33%), keluhan tidak ada/sedikit 7 orang (11,67%). Pengetahuan tentang menopause dan pemanfaatan ada meningkat dari sbeleum diberi edukasi dengan rata 5,2 dan setelah diberi edukasi menjadi 7,3.Kata Kunci : Menopausal Rating Scale, Adas, MenopauseABSTRACTHealth as a form of national health development efforts aimed at achieving an optimal health degree. With awareness, willingness and ability to live healthily for every resident. One of them is to increase the health status of menopausal women. Menopause can cause physical and psychological problems. Psychologically or better known as menopause syndrome. Menopausal syndrome can be reduced by plant containing of phytoestrogen, one of which is fennel. The purpose of this service activity is to increase the knowledge of menopausal women in reducing complaints through the use of fennel steeping. The method of implementation is to measure the degree of complaint through the Menopausal Rating Scale (MRS) questionnaire and followed by education on the use of fennel steeping which was carried out on 60 menopausal women. The results showed that the majority of menopausal women experienced mild complaints of 27 people (45%), 26 people had moderate complaints (43.33%), 7 people had no / little complaints (11.67%). Knowledge about menopause and utilization has increased from prior to being given education by an average of 5.2 and after being given education to 7.3. Keywords: Menopausal Rating Scale, Fennel, Menopausal
Penerapan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) Pada Kader Posyandu Dan Masyarakat T. Iskandar Iskandar Faisal; Nuswatul Khaira; Niswah Niswah; Alchalidi Alchalidi; Dewita Dewita; Nora Veri
JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) Volume 4 Nomor 5 Oktober 2021
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v4i5.4336

Abstract

ABSTRAK Salah  satu  langkah  dalam  pencapaian  target  Millenium  Development Goals/MDG’s (goal ke-4) adalah menurunkan kematian anak menjadi 2/3 bagian dari tahun 1990 sampai pada 2020. Dalam mencapai target tersebut, pemerintah salah satunya menerapkan Majemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) yaitu merupakan pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana balita sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan. Saat ini banyak tenaga kesehatan, kader dan masyarakat yang tidak mengetahui secara menyeluruh tentang penerapan MTBS. Tujuan kegiatan pengabdian dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan kader dalam menerapkan MTBS. Metode pelaksanaan adalah dengan pemberdayaan kader dalam penerapan MTBS sehingga dapar dilakukan upara preventif dan kuratif pada balita sakit. Hasil kegiatan menunjukkan kegiatan diikuti oleh 100% sasaran kegiatan dan peserta mampu mengikuti kegiatan sampai akhir. Kata Kunci : Manajemen Terpadu Balita Sakit, Diare, Oralit, Kader Posyandu                    ABSTRACT One of the steps in achieving the Millennium Development Goals / MDG's target (goal 4) is to reduce child mortality to 2/3 parts from 1990 to 2020. In achieving this target, the government is one of them implementing the Integrated Management of Sick Toddlers (MTBS), which is an integrated approach in management. sick toddlers who come for treatment at outpatient facilities. Currently, many village health workers and the community do not know thoroughly about the implementation of MTBS. The purpose of this service activity is to increase the knowledge of village health workers in implementing MTBS. The method of implementation is by empowering village health workers in the implementation of MTBS so that preventive and curative measures can be carried out for sick toddlers. The results of the activity showed that the activity was followed by 100% of the target of the activity and the participants were able to follow the activity until the end. Keywords: Integrated Management of Sick Toddlers, Diarrhea, ORS, village health worker