Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kajian Peningkatan Produktivitas Polikultur Pada Karamba Jaring Apung di Waduk Cirata dengan Pemanfaatan Teknologi Aerasi Hamdani, Herman; Kelana, Perdana Putra; Zidni, Irfan
Jurnal Akuatika Indonesia Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (27.83 KB)

Abstract

Karamba Jaring Apung (KJA) merupakan salah satu metode dalam kegiatan budidaya ikan di perairan umum seperti Waduk Cirata. Masalah yang umum dihadapi oleh pembudidaya ikan KJA di Waduk Cirata yaitu rendahnya konsentrasi oksigen di lokasi tersebut, sehingga akan berpengaruh secara langsung terhadap kehidupan ikan-ikan yang dibudidayakan. Rendahnya oksigen akan menyebabkan rendahnya laju pertumbuhan yang tentunya akan menurunkan produktivitas. Objek penelitian ini adalah produktivitas ikan bawal dan nila yang dibudidayaka secara polikultur dalam KJA di Waduk Cirata. Penelitian ini dilakukan selama 10 minggu dengan metode experimental yang menggunkanan 2 perlakuan yaitu KJA dengan airasi dan KJA tanpa aerasi. Adapun parameter yang diukur adalah oksigen terlarut (DO), amonia bebas (NH3), suhu, pH dan bobot ikan. Konsentrasi DO rata-rata pada KJA dengan aerasi lebih tinggi 8,26% dibandingkan KJA tanpa aerasi. Berdasarkan hasil analisis uji t, produktivitas KJA dengan menggunakan teknologi aerasi memberikan hasil produktivitas lebih baik bandingkan dengan tanpa menggunakan aerasi. Produktivitas rata-rata KJA dengan aerasi sebesar 11,47 Kg/m3, sedangkan KJA tanpa Aerasi adalah 8,91 Kg/m3.
Inorganic nitrogen absorption in the aquaponics farming of sangkuriang catfish (Clarias gariepinus) at uneven retention periods Zahidah, Zahidah; Andriani, Yuli; Dhahiyat, Yayat; Nurruhwati, Isni; Sahidin, Asep; Hamdani, Herman; Victoria, Stephanie Marcelia
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 17 No. 2 (2018): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3430.442 KB) | DOI: 10.19027/jai.17.2.130-136

Abstract

AbstractAquaponics is new aquaculture integrating the technology of fishes and plants due to less availability of land. This study aimed to determine the optimum retention period in the aquaponics farming of sangkuriang catfish (Clarias gariepinus) integrated with water spinach (Ipomoea reptan) to generate the water to support the catfish production. This study conducted in 40 days between May to June 2016 at Ciparanje Fish Hatchery Laboratory, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Universitas Padjadjaran. The design of this study was completely randomized, with five treatments and three replications. The treatments retention periods were 5, 10, 15, 20 minutes, and control (no water flow). The study showed that the retention period affected water spinach’s inorganic nutrient absorption in sangkuriang catfish farm. The 15 minutes retention period gave the most desirable result, with a flow of 0.072 L/s that reduced 58.83% of nitrate, and 33.32% of ammonia has been produced by fish farming activities. The highest specific growth rate of the sangkuriang catfish obtained in 15 minute retention period of 4.01 % Keywords: aquaponics, sangkuriang catfish, water spinach, retention periods  AbstrakAkuaponik adalah teknologi akuakultur baru yang mengintegrasikan ikan dan tanaman karena ketersediaan lahan yang semakin rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan periode retensi optimum pada budidaya akuaponik ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) yang terintegrasi dengan kangkung air (Ipomoea reptan) untuk menghasilkan air yang mendukung produksi lele. Penelitian ini dilakukan selama 40 hari di Laboratorium Budidaya  Ikan Ciparanje, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap, dengan lima perlakuan dan tiga kali ulangan. Perlakuan berupa periode retensi 5, 10, 15, 20 menit, dan kontrol (tidak ada aliran air). Hasil penelitian menunjukkan bahwa periode retensi memengaruhi penyerapan nutrisi anorganik oleh bayam air dalam budidaya ikan lele sangkuriang. Periode retensi 15 menit memberikan hasil yang paling baik,  dengan aliran 0,072 L/s mengurangi 58,83% nitrat, dan 33,32% amonia dalam media budidaya ikan. Laju pertumbuhan spesifik ikan lele sangkuriangtertinggi diperoleh pada perlakuan waktu retensi 15 menit, yaitu sebesar 4,01%.  Kata kunci: akuaponik, ikan lele sangkuriang, kangkung darat, waktu retensi