Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Analisa kerapatan dan kadar abu pada kayu kapur (Dryobalanops sp.) yang terinfeksi jamur pelapuk putih (Schizophyllum commune) Yustika, Erlina; Erwin, Erwin; Husien, Nani; Budi, Agus Sulistyo; Wahyuni, Sri
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.916 KB) | DOI: 10.32522/ujht.v6i2.7360

Abstract

Penelitan ini merupakan lanjutan dari penelitian sebelumnya mengenai kehilangan berat kayu kapur (Dryobalanops sp) yang diinokulasi menggunakan jamur pelapuk putih (Schizophyllum commune) dengan nilai kehilangan berat kayu sebesar 0,12%. Inokulasi jamur S.commune dilakukan terhadap sampel Kayu Kapur pada media PDA (Potato Dextrose Agar) dengan masa inkubasi selama 4 minggu, Pengujian nilai kerapatan kayu dan nilai kadar abu dilakukan sebelum dan sesudah inokulasi dengan masing-masing menggunakan standar DIN 32182 dan TAPPI T211 om-93. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya perbedaan yang tidak signifikan pada penurunan nilai kerapatan kayu dan peningkatan nilai kadar abu dari kayu kapur yang diinfeksi oleh jamur S.commune pada masa inkubasi selama 4 minggu
Karakteristik anatomi tiga jenis kayu asal Sulawesi Tengah Muthmainnah, Muthmainnah; Budi, Agus Sulistyo; Asniati, Asniati
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32522/ujht.v7i2.11111

Abstract

Pohon palapi, nantu dan bayur merupakan jenis pohon yang terdapat secara alami di Sulawesi Tengah dan merupakan jenis kayu yang banyak digunakan pada industri mebel di kota Palu. Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah mempelajari struktur anatomi dan mutu serat tiga jenis kayu asal Sulawesi Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat struktur anatomi dari ketiga jenis kayu yang diteliti memiliki karakteristik yang berbeda. Kayu bayur mudah dibedakan dengan nantu dan palapi karena memiliki banyak kristal rhomboid pada sel parenkim aksialnya. Sedangkan palapi mudah dibedakan dari keduanya dengan adanya pori-pori yang hampir seluruhnya soliter dan termasuk kategori langka serta memiliki parenkim aksial yang sangat masif berupa agregat difus. Berdasarkan kualitas seratnya, kayu nantu termasuk kelas I, sedangkan kayu palapi dan bayur termasuk kelas II. Ketiga jenis kayu ini dapat digunakan dalam pembuatan pulp dan kertas.