Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

REVITALISASI KEARIFAN LOKAL DALAM PENDIDIKAN DASAR Sularso, Sularso
Jurnal JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar) Vol 2, No 1: Desember 2015
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (121.805 KB) | DOI: 10.26555/jpsd.v2i1.a4728

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab persoalan (1) bagaimana wujud revitalisasi kearifan lokal di tingkat pendidikan dasar; (2) mengapa materi kearifan lokal diberikan pada pendidikan tingkat dasar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data diperoleh dari kajian pustaka dan observasi. Metode analisis data menggunakan metode analisis data kualitatif. Peneliti mencermati aspek pendidikan dasar dan kearifan lokal secara terminologis. Keduanya diletakkan sebagai satu kesatuan yang saling terhubung secara konseptual. Hubungan logis yang terbingkai secara konseptual tersebut selanjutnya dianalisis dan digunakan untuk menjawab persoalan yang telah diajukan. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa nilai kearifan lokal ditempatkan secara terintegral dengan seluruh materi pembelajaran. Alasan kearifan lokal penting diberikan pada tingkat pendidikan dasar agar peserta didik tidak kehilangan nilai dasar kulturalnya, tidak kehilangan akar sejarahnya serta memiliki wawasan dan pengetahuan atas penyikapan realitas sosial dan lingkungannya secara kultural.
The COVID-19 impact crisis communication model using gending jawa local wisdom Puji Lestari; Sularso Sularso
International Journal of Communication and Society Vol 2, No 1: June 2020
Publisher : Association for Scientific Computing Electrical and Engineering (ASCEE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31763/ijcs.v2i1.150

Abstract

Pandemic COVID-19 is a new epidemic that is sweeping the world with a high level of fatal potential. The role of communication is vital as a response to global health disasters. Thus, the communication network and information dissemination process about COVID-19 need to be expanded as a disaster mitigation effort. The question is how information dissemination can be done, whereas, on the other hand, a person is prohibited from crowding and having physical meetings. Based on this question, this research was conducted to obtain a crisis communication model and what strategies are used in communicating it. This study aims to find a COVID-19 impact crisis communication model using the local wisdom of Gending Jawa in Ngandong Village.  Gending Jawa is Javanese traditional music, also known as Karawitan. This study used a qualitative descriptive method with a simulation with the leaders and members of the Jati Art Studio, community leaders/religious leaders, and village officials. The results of this study are in the form of the discovery of a COVID-19 impact crisis communication model using the local wisdom of Gending Jawa. The contribution of this research is the COVID-19 crisis communication, model whose results can be used or applied to other communities.
STUDI PENDIDIKAN MUSIK DI INDONESIA: STRATEGI MERAWAT LOKALITAS MELALUI PEMBENTUKAN AGEN KREATIF DI SEKOLAH DASAR Sularso Sularso
Jurnal JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar) Vol 6, No 1: Februari 2019
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.301 KB) | DOI: 10.26555/jpsd.v6i1.14230

Abstract

Pendidikan musik dan lokalitas telah mendapat banyak perhatian dari berbagai disiplin ilmu namun studi tentang pembentukan agen kreatif di sekolah dasar dalam konsep pendidikan musik di Indonesia masih langka. Tujuan dari penelitian ini adalah membentuk agen kreatif dengan mendasarkan pada perawatan lokalitas melalui pendidikan musik. Lebih khusus lagi, penulis membingkai pendekatan pendidikan musik melalui paradigma pembentukan agen kreatif dengan mengambil konsep lokalitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, data diperoleh melalui observasi literatur dan wawancara. Analisis difokuskan pada penggunaan tiga elemen, yaitu, studi pendidikan musik, lokalitas dan agen kreatif. Hasil penelitian menunjukkan (1) interaksi dan pengalaman adalah kunci bagi pembentukan agen kreatif, keduanya adalah unsur yang diolah dalam sistem kognitif ketubuhan agen kreatif; (2) Pendidikan musik dengan tujuan pembentukan agen kreatif tidak hanya berhenti pada level saya pikir begitu namun harus menumbuh dan tampil secara terang-terangan dalam segala aktivitas agen kreatif.
The Change of Concept: the Formation and Reflection of Applied Ethnomusicology Bao Hanshi; Sularso Sularso; Marie-Christinne B Clarisse
Gelar : Jurnal Seni Budaya Vol 19, No 2 (2021)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/glr.v19i2.3978

Abstract

If the study of Jesse Fewkes and Frances Densmore in the late 19th century is taken into account, western Applied Ethnomusicology is entering its second century. After more than one hundred years of development, Applied Ethnomusicology has basically become a relatively mature research path in the West, which not only provides scholars with a new research perspective but also enriches the subject connotation of Ethnomusicology to a certain extent with its research philosophy and value pursuit. In China, Applied Ethnomusicology has attracted more and more attention. Therefore, reviewing the development history of the discipline is not only conducive to clarifying the development context of the discipline but also conducive to reflecting on the current problems and better grasping the development trend of the discipline. In the first part of this paper, the factors influencing the birth and development of applied ethnomusicology are further discussed from within and outside the discipline, respectively based on consulting relevant literature and briefly summarizing the existing discussions of scholars. The second part mainly discusses the research characteristics of Applied Ethnomusicology, such as "pragmatic orientation", "change of researcher's identity", and "emphasis on intervention and intervention". The third part of the Applied Ethnomusicology on the "intervention", "the definition of" discipline "and the edge of two issues are discussed.
Pendekatan literasi musik: Upaya mengetahui persepsi mahasiswa pendidikan guru sekolah dasar tentang keragaman budaya musik Indonesia Sularso Sularso
Wiyata Dharma: Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol 10 No 1 (2022)
Publisher : Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30738/wd.v10i1.12745

Abstract

Bagi mahasiswa pendidikan guru sekolah dasar, pembelajaran musik menjadi matakuliah wajib yang harus dituntaskan. Dalam masyarakat multikultural, siswa pendidikan guru sekolah dasar harus memahami khasanah musik Indonesia secara baik. Persoalannya adalah mahasiswa pendidikan guru sekolah dasar tidak secara spesifik mengambil jurusan musik, sehingga rata-rata mereka tidak memiliki pengetahuan literasi musik secara memadai. Perspektif literasi musik tradisional ini dimaksudkan untuk membantu mahasiswa sekolah dasar dalam memahami hubungan antara musik tradisional dan pendidikan musik multikultural. Signifikansi penelitian ini terletak pada pentingnya perspektif literasi musik tradisional dalam membantu semua mahasiswa pendidikan guru sekolah dasar dalam mengkonstruksi pengetahuan tentang musik tradisional Indonesia. Berpijak pada persoalan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa pendidikan guru sekolah dasar dalam kaitannya dengan keragaman budaya musik Indonesia dengan pendekatan literasi musik. Data diperoleh melalui observasi, dan wawancara. Data yang dikumpulkan meliputi data-data pengetahuan musik tradisi, respon pengindraan musik, hingga perhatian mahasiswa terhadap fenomena musik tradisi disekitarnya. Hasil klasifikasi ketiga jenis data tersebut selanjutnya dianalisis dengan pendekatan literasi musik. Hasilnya adalah bahwa pendekatan literasi musik tradisional dapat membantu mahasiswa pendidikan guru sekolah dasar dalam mengkonstruksi pengetahuan tentang musik tradisional Indonesia. Kontribusi penelitian ini terletak pada pembentukan perspektif baru tentang pentingnya peningkatan literasi musik tradisional Indonesia sebagai upaya untuk melestarikan identitas dan semangat multikultural bagi calon guru sekolah dasar di Indonesia.   Music literacy approach: An effort to find out the perceptions of elementary school teacher education students about the diversity of Indonesian music culture   Abstract: For elementary school teacher education students, learning music is a compulsory subject that must be completed. In a multicultural society, elementary school teachers' education students must understand the repertoire of Indonesian music well. The problem is that elementary school teacher education students do not specifically major in music, so on average, they do not have adequate knowledge of musical literacy. This traditional music literacy perspective is intended to assist elementary school students in understanding the relationship between traditional music and multicultural music education. The significance of this research lies in the importance of the traditional music literacy perspective in helping all elementary school teacher education students in constructing knowledge about Indonesian traditional music. Based on these problems, this study aims to determine the perceptions of elementary school teacher education students in relation to the diversity of Indonesian music culture with a musical literacy approach. Data was obtained through observation and interviews. The data collected includes data on knowledge of traditional music, musical sense responses, and students' attention to the phenomenon of traditional music around them. The results of the classification of the three types of data are then analyzed using a musical literacy approach. The result is that the traditional music literacy approach can help elementary school teachers educate students in constructing knowledge about Indonesian traditional music. The contribution of this research lies in the formation of a new perspective on the importance of increasing literacy in traditional Indonesian music as an effort to preserve the identity and multicultural spirit of prospective elementary school teachers in Indonesia.
Lagu menghubungkan masa lalu dengan masa kini: Analisis sosiolinguistik pertunjukan Didi Kempot Sri Hesti Heriwati; Sularso Sularso
Kawruh : Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol 4, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/kawruh.v4i2.2835

Abstract

Ini adalah penelitian interdisiplin yang membahas fakta bahasa, sosial, dan fenomena pertunjukan Didi Kempot. Tinjauan sosiolinguistik pertunjukan digunakan sebagai paradigm kajian untuk melihat karya panggung Didi Kempot. Penelitian ini melihat bahwa terdapat hubungan yang menarik antara panggung pertunjukan Didi Kempot dengan bahasa pertunjukan. Penelitian ini memandang, panggung pertunjukan Didi Kempot tidak hanya bertindak sebagai tempat penelitian sosiolinguistik pertunjukan, tetapi juga secara bersamaan menjadi alat dan kerangka kerja bagi penelitian sosiolinguistik, sehingga kajian ini memiliki manfaat yang cukup signifikan dalam kajian interdisiplin, yakni hubungan antara musik, fenomena social, dan fenomena berbahasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat konektivitas masa lalu ke sekarang melalui lagu dalam tinjauan sosiolinguistik pertunjukan pada karya-karya panggung pertunjukan Didi Kempot. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode etnografi virtual. Data dikumpulkan dengan teknik observasi lapangan dan terlibat dalam ruang virtual internet dengan masuk ke grup-grup “Sobat Ambyar Didi Kempot” yang ada di telegram, Instagram, dan facebook. Sedang pengamatan atas pertunjukan Didi Kemepot dilakukan dengan menggunakan platform youtube. Analisis dilakukan dengan mengidentifikasi terlebihdahulu indeksikalitas bahasa yang berpadu dengan pertunjukan musik, gerakan dan respon penonton terhadap penampilan Didi Kempot di panggung pertunjukan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa, transmisi nilai-nilai budaya, dan makna konseptual bahasa pertunjukan menjadi ruang ekspresi bagi “Sobat Ambyar Didi Kempot,” kami juga melihat bagaimana sosiolinguistik pertunjukan mampu menunjukkan berbagi ragam budaya berbahasa dalam panggung pertunjukan, seperti munculnya istilah sobat ambyar, cendol dawet, raja campursari, Godfather of Broken Heart, Lord Didi, patah hati tanpa harus merasakan cinta, sebagai ekspresi berbahasa dalam panggung pertunjukan Didi Kempot.
Optimalisasi Potensi Seni Menuju Desa Wisata di Desa Jatimulyo Dlingo Bantul Yogyakarta Indonesia Heni Siswantari; Sularso Sularso; Retnosyari Septiyani
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7 No 1 (2023): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/aks.v7i1.8930

Abstract

Nilai seni dalam pengembangan masyarakat desa saat ini semakin diakui sebagai salah satu strategi pengembangan desa. Program pengabdian masyarakat dengan tema optimalisasi potensi seni ini bertujuan untuk menjawab kebutuhan desa dalam pengembangan desa wisata, yakni dengan menjadikan nilai-nilai seni lokal di desa Jatimulyo Dlingo Bantul Yogyakarta sebagai modal perancangan program pengabdian masyarakat yang berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam mengatasi persoalan tersebut adalah memberikan pendampingan terkait kesiapan dalam mewujudkan desa wisata terutama bagi Pokdarwis (kelompok sadar wisata). Langkah-langkahnya meliputi (1) ceramah; (2) workshop seni pertunjukan; (3) unjuk kerja pembuatan karya seni tari dan musik. Pertemuan pertama sosialisasi program pada tokoh masyarakat. Kedua, workshop dan pelatihan musik kentongan dan tari, sebagai embrio konsep pertunjukan tari kolosal Jatimulyo. Peserta pelatihan 40 orang dengan melibatkan enam mahasiswa yang bertugas menyelesaikan administrasi dan membantu dalam menyampaikan materi. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah; (1) terciptanya pemajuan kebudayaan desa melalui penggarapan seni pertunjukan dengan berbasis pada karakter kelokalalan desa; (2) Terbangunnya kesadaran budaya, dan ekosistem budaya desa, sehingga program ini secara berkelanjutan mendapatkan prioritas dan masuk dalam program RJPMDes Desa Jatimulyo di tahun 2022.
Komposisi Ekstensya for String Orchestra: Studi eksperimental penciptaan musik sebagai strategi pendidikan apresiasi musik klasik di Indonesia Setyawan Jayantoro; Sularso Sularso
Jurnal Sitakara Vol. 8 No. 1 (2023): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penciptaan komposisi Ekstensya for String Orchestra karya Setyawan Jayantoro bermula dari observasi. Sebagai seorang komposer, Setyawan Jayantoro melihat perjalanan apresiasi musik klasik Barat di Indonesia yang memiliki segmentasi terbatas. Kajian dalam penciptaan musik ini bertujuan untuk mengkritisi keberadaan musik klasik Barat di Indonesia dalam perspektif umum yang seringkali dipahami dengan kesadaran apresiasi yang kurang tepat. Melalui studi eksperimental, metode penciptaan musik ini menggunakan sejumlah pola kreatif yang merujuk pada sejarah musik Klasik Barat dan kontekstualisasinya dengan cita rasa subjektif komposer sebagai orang Indonesia. Transisi keberagaman gaya dalam lintasan perjalanan musik klasik menjadi stimulasi kreativitas penciptaan musik yang paling mendasar. Metode tersebut mengintegrasikan kombinasi cita rasa dari era-era musik klasik, seperti gaya Barok dan Romantik dengan sentuhan Pop hingga Rock. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ekstensya for String Orchestra dapat menjadi salah satu strategi pengembangan model pendidikan apresiasi musik klasik untuk masyarakat awam melalui penciptaan musik. Kombinasi estetika musik Barok, Romantik, Pop, dan Rock yang dibingkai dalam semangat kekinian mampu memberikan kontribusi positif bagi terciptanya alternatif pendidikan apresiasi musik klasik di Indonesia. Kata kunci: Musik klasik, Komposisi musik; Eksperimental musik; Pendidikan Apresiasi
From soundscapes to societies: investigating gamelan's cultural impact through the socio-karawitanology paradigm Sularso Sularso; Bao Hanshi; Qinyu Yu
Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol. 18 No. 1 (2023)
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/dewaruci.v18i1.5353

Abstract

This article investigates the auditory environment, known as "soundscapes," created by Gamelan, which comprises a distinctive combination of instruments, melodies, rhythms, and timbres that collectively shape the sonic experience. Recognizing the significance of understanding the auditory dimension of Gamelan and its influence on Indonesian society's cultural and social fabric, we explore the socio-karawitanology paradigm as the primary research topic. Our objective is to establish a novel gamelan research paradigm by integrating insights from sociology and karawitanology. The research methodology incorporates data from international journal articles and proceedings while also incorporating additional sources like field observations, expert interviews, and active engagement with the local community to ensure a comprehensive understanding of karawitan and its socio-cultural significance. Our analysis reveals that the socio-karawitanology paradigm provides a valuable framework for exploring the intricate and dynamic social dimensions prevalent in contemporary societal issues. The research contributes significantly by introducing the socio-karawitanology paradigm, opening avenues for fresh perspectives and insights in the field of karawitanology. It fosters a broader understanding of the socio-cultural impact of karawitan and stimulates further investigations into the interplay between music, society, and culture.
The role of symbolism in moral education: a study of the ruwat murwakala ritual Lardianto Budhi; Slamet Subiyantoro; Adam Wahida; Sularso Sularso
Gelar : Jurnal Seni Budaya Vol 21, No 1 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/glr.v21i1.5072

Abstract

This essay is the outcome of a study on the Ruwat Murwakala, a traditional cleaning event for humans of sukerta that also serves as a backdrop for Javanese culture and religion. Although it is a religious activity, the ceremony serves as a moral education for society by conveying several symbols of worth. The mantra, one of the key components of the murwakala ceremony, is the subject of this investigation. This study used semiotic analysis of Ferdinand de Saussure's model and qualitative research methods. According to de Saussure, this symbol or sign can be understood through the idea of the relationship between the signifier and the signified. Reading the four fundamental mantras is the most important part of the ritual in Ruwat Murwakala's tale since it serves as a means of overcoming Bathara Kala. The primary methods for gathering data for this study were interviews and literature reviews. Direct observation and audio-visual recordings of the observation item were also used to obtain data. After then, the triangulation method was used to examine all of the data. The findings indicated that the four primary mantras chanted by the dalang during the Ruwat Murwakala procedure have symbolic meanings that include moral instruction about the tenets of human behaviour. This study examines educational resources from local traditional literature sources to demonstrate the significance of the idea of culture-based moral education. The findings of this study aid in the creation of community-wide moral education resources using an artistic and cultural perspective.