Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Analisis Interpretasi Tugu Parameswara di Bundaran Jakabaring - Palembang Mukhsin Patriansah
Besaung : Jurnal Seni Desain dan Budaya Vol 4, No 1
Publisher : UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36982/jsdb.v4i1.1749

Abstract

Tugu Parameswara ini merupakan karya seni patung yang dibuat untuk menyambut  PON 2004 yang lalu. Analisis karya ini  nantinya menggunakan pendekatan estetika, di samping bentuknya yang monumental karya ini juga erat kaitannya dengan sejarah kota Palembang sebagai pusat peradaban kerajaan terbesar di bumi Nusantara yakni kerajaan Sriwijaya. Sebagai salah satu kerajaan besar tentu kerajaan Sriwijaya memiliki pengaruh yang kuat di bumi Nusantara. Hal ini terbukti sampai saat sekarang dari jejak-jejak yang ditinggalkannya. Begitu juga dengan karya seni patung Parameswara merupakan karya seni patung abstraksi simbolik yang diciptakan oleh Rita Widagdo. Rita Widagdo merupakansalah satu seniman yang hidup dizaman modren, hal ini tentu sangat berpengaruh dalam penciptaan karya seni patung ini. Kehadiran karya seni patung ini turut memberikan interpretasi atas perkembangan zaman. Karya patung Parameswara bukan sekedar manifestasi alam yang indah melaikan simplifikasi alam dengan hanya menangkap hakikat dari sebuah objek yang di amatinya, objek tersebut merupakan rangsang cipta sehingga karya yang dihasilkan merupakan abstraksi dari realitas. Dalam perwujudannya Rita Widagdo cendrung menggunakan garis cekung dan cembung dengan tegas sehingga memberikan kesan suatu keberanian dan kekuatan yang merupakan hasil dari interpretasi terhadap tokoh Parameswara. Patung Parameswara merupakan simbol pemersatu rumpun Melayu di Nusantara. Pasalnya, hampir  semua orang Melayu yang ada di Nusantara, khususnya di Malaysia, Singapura, Thailand Selatan, dan Brunei berasal dari Palembang. Mereka semua keturunan dari Parameswara dan pengikutnya, seorang panglima dari Palembang Setelah jatuhnya Sriwijaya, Iskandar Shah atau Parameswara melarikan diri ke utara untuk menemukan sebuah pemukiman baru.
Analisis Estetika pada Karya Seni Patung Dolorosa Sinaga mukhsin Patriansah
Besaung : Jurnal Seni Desain dan Budaya Vol 5, No 1
Publisher : UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36982/jsdb.v5i1.1801

Abstract

Karya seni merupakan wujud visual yang senantiasa mengkomunikasikan bahkan mengekspresikan gagasan dan pengalaman yang dilahirkan oleh sisenimannya. Di samping itu karya seni merupakan wujud visual yang senantiasa mengkomunikasikan bahkan mengekspresikan gagasan dan pengalaman yang dilahirkan oleh sisenimannya. Karya seni yang hadir merupakan representasi dari fenomena-fenomana yang ada di lingkungannya yang memiliki makna dan arti tertentu untuk dibedah dan dianalisis.  Menganalisis sebuah karya seni rasanya tidak adil kalau kita tidak menentukan konteks budaya dari zaman di mana karya seni itu dilahirkan. Dolorosa Sinaga merupakan seorang perempuan yang lahir di lingkungan suku Batak. Batak sendiri memiliki sitem kekerabatan Patrilineal. dalam susunan masyarakat Patrilineal yang berdasarkan garis keturunan bapak (laki-laki), keturunan dari pihak bapak (laki-laki) dinilai mempunyai kedudukan lebih tinggi serta hak-haknya juga akan mendapatkan lebih banyak. Penjelasan latar belakang seniman secara ringkas ini sudah menjadi referensi untuk dikembangkan dalam menafsirkan karya yang dianalisis nantinya. Makna dan pesan yang ingin disampaikan terlihat dari figur seorang ibu yang sedang menggendong anaknya. Ibu merupakan kaum perempuan yang tidak mendapat tempat tertinggi dikalangan suku batak, sehingga harta warisan sepenuhnya milik laki-laki. Penderitaan kaum perempuan tersebut tergambar dari ekspresi seorang ibu pada karya ini yang menderita dengan mulut yang terbuka. Mulut terbuka merupakan bagian dari kompleksitas pada karya ini karena memiliki arti dan makna yaitu seorang ibu yang ingin meminta pertolongan ketika seorang ibu tersebut ditinggal oleh kaum kaum laki-laki.
Kajian Strukturalisme dalam Melahirkan Sebuah Karya Seni mukhsin Patriansah
Besaung : Jurnal Seni Desain dan Budaya Vol 5, No 2
Publisher : UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36982/jsdb.v5i2.1444

Abstract

Structuralism for its adherents assumes that in humans there is a basic ability inherited genetically, so that this ability exists in all normal humans, namely the ability to structure, to structure, construct a structure, or attach a certain structure to the symptoms that it faces . The above statement assumes that every human being has the ability to create works of art from existing phenomena and is able to analyze the phenomena or phenomena with a structured method. Structural theory of language above that makes Levi-Strauss managed to see something behind the manifestation of human work. A work of art is a representation of students seeing phenomena or issues in their environment. This phenomenon makes artists feel touched and arouse and tickle their feelings to express it through the medium of art. Behind the manifestation of human work in it contains the value and meaning to be conveyed. These values and meanings have unconsciously shaped someone's ideas or thoughts. Thus it can be said that anything in this world according to Levi-Satruss's view is a system that has structures that govern it. In Structuralism the signifiant order or marker precedes meaning, in other words that talking about the existence of humans is actually not as a subject, on the contrary the existence and structure itself speaks of itself through human speech about existence.
KEGIATAN LOMBA MENDONGENG SEBAGAI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR DI KOTA PALEMBANG Mukhsin Patriansah; Didiek Prasetya; Havis Aravik
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 5, No 1 (2021): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v5i1.4881

Abstract

ABSTRAKPesatnya kemajuan teknologi informasi dengan segala kemudahannya dalam menggali informasi-informasi tidak diimbangi dengan penanaman etika dan moral sebagai pembentukan karakter seorang anak. Kemampuan anak dalam menyaring informasi yang diperoleh dapat dilakukan dengan cara memberikan pendidikan karakter kepada anak sedini mungkin, salah satunya adalah melalui kegiatan mendongeng. Kegiatan mendongeng atau bercerita bertujuan sebagai media untuk menanamkan etika dan moral kepada anak. Melalui dongeng anak mendapatkan suatu pelajaran berupa hikmah, kesimpulan dan pesan moral yang berbudi luhur tanpa merasa digurui. Di samping itu, sebuah cerita yang disampaikan lebih berkesan dari pada sebuah nasehat murni atau tutur kata yang diucapkan secara langsung. Pentingnya kegiatan mendongeng sebagai sarana pembentukan karakter anak, maka penulis bersedia menjadi juri pada kegiatan lomba mendongeng yang diselenggarakan oleh Forum Koordinasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Sumatera Selatan (Forum Das Sumsel) dalam rangka memperingati hari penanggulangan degradasi lahan dan kekeringan tahun 2020 dan hari lingkungan hidup tahun 2020 di objek wisata alam Punti Kayu Kota Palembang. Di samping sebagai juri, penulis juga diberi kesempatan untuk memaparkan materi pelaksanaan dan capaian yang diperoleh dari kegiatan ini. Kegiatan lomba mendongeng ini diikuti oleh 20 peserta yang merupakan perwakilan dari Sekolah Dasar yang tersebar di Kota Palembang. Capaian yang diperoleh dari kegiatan ini adalah menciptakan kepekaan anak terhadap lingkungan mereka, menanamkan nilai kebaikan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Kata kunci: Pendidikan karakter; dongeng; edukatif; etika dan moral. ABSTRACTThe rapid advancement of information technology with all its convenience in digging up information is not balanced with the cultivation of ethics and morals as the formation of a child's character. The ability of children to filter the information obtained can be done by providing character education to children as early as possible, one of which is through storytelling activities. Storytelling or storytelling activities aim as a medium to instill ethics and morals in children. Through fairy tales, children get a lesson in the form of wisdom, conclusions and virtuous moral messages without feeling being taught. In addition, a story told is more memorable than a pure advice or spoken words directly. The importance of storytelling activities as a means of building children's character, the author is willing to be a jury in storytelling competitions organized by the South Sumatra River Basin Management Coordination Forum (Forum Das Sumsel) in commemoration of the day to overcome land degradation and drought in 2020 and the environmental day in 2020. 2020 at the Punti Kayu natural tourist attraction, Palembang City. In addition to being a judge, the author was also given the opportunity to explain the implementation material and the achievements obtained from this activity. This storytelling competition was attended by 20 participants who were representatives from elementary schools spread across the city of Palembang. The achievement obtained from this activity is to create children's sensitivity to their environment, to instill the value of goodness in their daily lives. Keywords: Character education; fairy tales; educational; ethics and morals.
MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA MELALUI KEGIATAN LOMBA GAMBAR BERCERITA DI SD 226 PALEMBANG Mukhsin Patriansah; Bobby Halim; M. Edo Pratama Putra
SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 2 (2021): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (536.542 KB) | DOI: 10.31764/jpmb.v4i2.4299

Abstract

ABSTRAKMenggambar merupakan suatu media belajar yang bisa meningkatkan kepribadian anak, kepekaan rasa, proses imajinatif, kemampuan kreatif, dan pengembangan intelektual. Menggambar bagi anak sama halnya dengan bermain, dengan bermain anak bisa menemukan suatu kebebasan dan kegembiraan. Dengan demikian, melalui kegiatan menggambar seorang anak mampu menemukan jati diri mereka baik dalam berekspresi, berkreasi dan berkomunikasi. Sebagai sarana meningkatkan minat siswa dalam mengikuti kegiatan menggambar, maka diadakan sebuah kompetisi malalui lomba gambar bercerita yang dilaksanakan di SD 226 Palembang yang melibatkan 30 peserta siswa. Tujuan utama dari kegiatan yang dilaksanakan adalah menyalurkan bakat dan mengembangkan skill (keterampilan) siswa SD 226 Palembang dalam bidang seni menggambar. Di samping itu, tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan edukasi dan mampu meningkatkan kualitas guru SD 226 Palembang yang mengajar pada mata pelajaran ekstrakulikuler, khususnya menggambar agar mampu melihat dan memotivasi anak didiknya yang memiliki potensi di bidang seni menggambar, sehingga bakat dan kemampuan mereka benar-benar tersalurkan. Capaian yang diharapkan dari kegiatan ini cukup potensial, hal ini dapat dilihat dari tingginya minat siswa dan sebagian besar siswa sudah memiliki bakat dan keterampilan menggambar yang baik. Bakat dan keterampilan yang dimiliki peserta dapat dilihat dari gambar yang dihasilkan cukup menarik dan memiliki nilai estetis baik dari segi bentuk, ide dan gagasan, serta unsur cerita yang ada di dalamnya. Kata kunci: menggambar; imajinatif; kreativitas; ekstrakulikuler. ABSTRACTDrawing is a learning medium that can enhance a child's personality, sense sensitivity, imaginative processes, creative abilities, and intellectual development. Drawing for children is the same as playing, by playing children can find freedom and joy. Thus, through drawing activities a child is able to find their identity both in expression, creation and communication. As a means of increasing student interest in participating in drawing activities, a competition was held through a storytelling drawing competition held at SD 226 Palembang which involved 30 student participants. The main purpose of the activities carried out is to channel talents and develop skills (skills) of SD 226 Palembang students in the art of drawing. In addition, the purpose of this activity is to provide education and be able to improve the quality of SD 226 Palembang teachers who teach extracurricular subjects, especially drawing in order to be able to see and motivate their students who have potential in the art of drawing, so that their talents and abilities are true funneled right. The achievement expected from this activity is quite potential, this can be seen from the high interest of students and most students already have talent and good drawing skills. The talents and skills possessed by the participants can be seen from the images produced which are quite interesting and have aesthetic values both in terms of shapes, ideas and ideas, as well as the elements of the story in them. Keywords: drawing; imaginative; creativity; extracurricular.
PELATIHAN KELOMPOK USAHA INDUSTRI KERAJINAN BAMBU RUKUN MAKMUR DI DESA PANCA TUNGGAL KECAMATAN SUNGAI LILIN KABUPATEN MUSI BANYU ASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN Husni Mubarat; Aji Windu Viatra; Mukhsin Patriansah
SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 5, No 1 (2021): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v5i1.6044

Abstract

ABSTRAKPengabdian kepada Masyarakat dengan tema Pelatihan Kelompok Usaha Industri Kerajinan Bambu Rukun Makmur ini dilaksanakan di Desa Panca Tunggal Kecamatan Sungai Lilin Kabupaten Musi Banyu Asin. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, yaitu dari tanggal 1-2 November 2021. Adapun tujuan kegiatan ini adalah memberikan keterampilan dasar bagi pemula dalam membuat kerajinan bambu, memberikan pengetahuan tentang pemakaian alat-alat mesin dan manual, memberikan pengetahuan tentang pengembangan desain produk bagi pengrajin yang sudah melewati tahap pemula. Metode kegiatan pelatihan ini menggunakan metode ceramah dalam bentuk penyampaian materi teori, praktik, dan evaluasi. Adapun hasil pelatihan selama kegiatan ini yakni pengetahuan secara teoritik dan praktek. Secara teori peserta mendapatkan pengetahuan tentang industri kerajinan dan tahap-tahap pengembangan desain. Secara praktek kegiatan ini menghasilkan produk kreasi lampu hias dari bahan bambu dan stand handphone yang dilengkapi dengan tempat pena. Pelatihan ini memberikan peningkatan dan pengembangan dari jenis produk, yang mana sebelumnya mitra hanya menghasilkan produk seperti miniatur kapal. Kegiatan ini sangat efektif dalam meningkatkan keterampilan mitra, yang mana mitra dapat mempraktikkan secara langsung dalam pembuatan produk kerajinan bambu.   Kata kunci: industri; kerajinan; bambu; panca tunggal. ABSTRACTCommunity Service with the theme of the Rukun Makmur Bamboo Craft Industry Business Group Training was held in Panca Tunggal Village, Sungai Lilin District, Musi Banyu Asin Regency. This activity lasts for two days, from November 1-2, 2021. The purpose of this activity is to provide basic skills for beginners in making bamboo crafts, provide knowledge about the use of machine tools and manuals, provide knowledge about product design development for craftsmen who have passed the beginner stage. The method of this training activity uses the lecture method in the form of delivering theoretical, practical, and evaluation material. The results of the training during this activity are theoretical and practical knowledge. In theory, participants gain knowledge about the craft industry and the stages of design development. Practically, this activity produces decorative lighting products from bamboo and a mobile phone stand equipped with a pen holder. This training provides improvement and development of product types, where previously partners only produced products such as miniature ships. This activity is very effective in improving the skills of partners, which partners can practice directly in the manufacture of bamboo handicraft products. Keywords: industry; craft; bamboo; panca tunggal. 
Pelatihan Industri Kerajinan Batok Kelapa Di Desa Gajah Mati Kecamatan Babat Sumpat Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan Mukhsin Patriansah; Ria Sapitri; Havis Aravik
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 7 No. 2 (2022): June
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v7i2.651

Abstract

Sektor industri kerajinan merupakan salah satu sektor yang dianggap mampu dan memiliki potensi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat desa. Pengetahuan dan keterampilan harus dimiliki oleh masyarakat desa agar mampu mengolah sumber daya alam yang ada menjadi produk kerajinan. Pelatihan industri kerajinan di desa Gajah Mati merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk memberikan stimulus kepada masyarakat desa dalam mengolah potensi alam mereka menjadi produk kerajinan. Salah satu potensi alam yang terdapat di desa ini adalah batok kelapa, sejauh ini belum ada suatu upaya yang dilakukan masyarakat dalam mengolah batok kelapa menjadi produk kerajinan. Permasalahannya adalah minimnya pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki warga desa. Di samping itu,  potensi bahan batok kelapa seharusnya bisa dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mendukung program utama pemerintah desa Gajah Mati dalam membangun dan mengembangkan destinasi wisata alam Embung Senja. Kegiatan pelatihan ini bersifat stimulus yang bertujuan untuk memberi pengetahuan dan keterampilan dasar bagi peserta pelatihan dengan menggunakan metode survei dan wawancara, ceramah atau diskusi, praktik dan demonstrasi, serta evaluasi. Melalui pelatihan ini masyarakat desa Gajah Mati sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah batok kelapa menjadi produk kerajinan. Di samping itu, masyarakat desa juga sudah bisa menggunakan peralatan mesin baik dari segi cara kerja, fungsi dan kegunaannya. Berdasarkan bentuk dan fungsi dari produk kerajinan yang dihasilkan sudah cukup layak untuk dipasarkan dan dijadikan souvenir atau cinderamata objek wisata alam Embung Senja. Coconut Shell Craft Industry Training in Gajah Mati Village, Babat Sumpat District, Musi Banyuasin Regency, South Sumatra  The handicraft industry sector is one sector that is considered capable and has the potential to improve the economy of rural communities. Knowledge and skills must be possessed by rural communities in order to be able to process existing natural resources into handicraft products. The handicraft industry training in Gajah Mati village is an effort made to provide a stimulus to the village community in processing their natural potential into handicraft products. One of the natural potentials found in this village is coconut shells, so far there has been no effort made by the community in processing coconut shells into handicraft products. The problem is the lack of knowledge and skills of the villagers. In addition, the potential of coconut shell materials must be utilized as well as possible to support the main program of the Gajah Mati village government in building and developing the natural tourist destination of Embung Senja. This training activity is a stimulus that aims to provide basic knowledge and skills for training participants using survey and interview methods, lectures or discussions, practice and demonstrations, and evaluation. Through this, the people of Gajah Mati village already have training and skills in processing coconut shells into handicraft products. In addition, the village community is also able to use machine tools both in terms of how they work, their functions and uses. Based on the form and function of the craft products produced, they are worthy enough to be marketed and used as souvenirs or natural attractions for Embung Senja souvenirs.  
TANDA DALAM KOMUNIKASI VISUAL IKLAN LAYANAN MASYARAKAT : ANALISIS SEMIOTIKA PEIRCE Mukhsin Patriansah; Ria Sapitri
Desain Komunikasi Visual, Manajemen Desain dan Periklanan (Demandia) Vol 7 No 1 (2022): demandia - Jurnal Desain Komunikasi Visual, Manajemen Desain dan Periklanan
Publisher : Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/demandia.v7i1.3654

Abstract

Poster sebagai sebuah media di dalamnya terdapat sistem penandaan melalui tanda verbal dan visual. Sebagai sistem penandaan “pengkodean” dalam semiotika visual melekat fungsi komunikasi dari wujud sebuah tanda yang disampaikan oleh pengirim kepada penerima pesan. Tanda dalam representatifnya memiliki aturan dan kode-kode yang harus diikuti dan dipatuhi, agar tanda tersebut bisa diterima dan dapat dimaknai oleh masyarakat pendukungnya. Baik tanda verbal ataupun tanda visual yang disajikan dalam poster Iklan Layanan Masyarakat cukup menarik untuk ditelusuri pesan dan makna yang terkandung di dalamnya dengan menggunakan pendekatan ilmu semiotika yang dikemukakan oleh Peirce. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem tanda yang terdapat dalam poster Iklan Layanan Masyarakat. Hasil kajian yang diperoleh melalui pengamatan terhadap sistem penandaan yang disajikan terdapat pesan berupa himbauan bahaya yang ditimbulkan dari sampah plastik. Melalui poster ini diharapkan mampu meminimalisir penggunaan sampah plastik yang memiliki dampak buruk terhadap kesehatan dan lingkungan. Informasi inilah yang disampaikan Iga Adila sebagai aktivis sosial dan lingkungan di dalam wujud karya posternya. Kata kunci: sampah plastik, iklan layanan masyarakat, semiotika
Upaya Meningkatkan Perekonomian Warga Desa melalui Pelatihan Kerajinan Bunga dari Akar Kayu Mukhsin Patriansah; Yosef Yulius
Jurnal Abdimas Mahakam Vol. 5 No. 01 (2021): Januari
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di era globalisasi sekarang usaha kerajinan merupakan salah satu alternatif bisnis yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan sebagai upaya meningkatkan perekonomian warga dan merupakan salah satu produk budaya yang kini menjadi komoditi negara untuk meningkatkan devisa. Kerajinan merupakan kegiatan kreatif dalam mengolah produk atau barang yang menggunakan bahan utama yang disediakan oleh alam seperti kayu, rotan, bambu, akar kayu, daun, kerang, dan lain sebagainya. Pada umumnya kerajinan dilakukan oleh tangan yang memiliki fungsi estetis dan memiliki nilai jual, sehingga mampu meningkatkan perekonomian warga setempat dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru. Tujuan utama dari pelatihan ini merupakan stimulus bagi masyarakat setempat untuk melatih dan mengembangkan keterampilan mereka, sehingga mampu mengolah sumber daya alam yang ada salah satunya adalah akar kayu. Produk kerajinan yang dihasilkan dari program ini cukup memuaskan, hal ini ditandai dari berbagai jenis produk yang telah dibuat sudah layak di pasarkan dan dipamerkan kehadapan publik.
Pelatihan Kerajinan Bambu sebagai Upaya Peningkatan Keterampilan dan Ekonomi Keluarga Di Kecamatan Sungai Lilin Kabupaten Musi Banyu Asin Husni Mubarat; Aji Windu Viatra; Mukhsin Patriansah
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 7 No. 2 (2022): June
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v7i2.706

Abstract

Pengabdian kepada Masyarakat pelatihan kerajinan bambu di Kecamatan Sungai Lilin Kabupaten Musi Banyu Asin bertujuan untuk memberikan keterampilan dasar, pengetahuan desain produk kerajinan, dan manajemen produksi kerajinan bambu. Adapun mitra yang terlibat dalam kegiatan terdiri dari Desa Berlian Makmur, Desa Bukit Jaya, Desa Panca Tunggal. Masing-masing peserta dari setiap desa berjumlah 20 orang. Selain dapat membuat produk kerajinan bambu, peserta juga diberikan pengetahuan tentang pemanfaatan media sosial sebagai media promosi dan pemasaran produk. Metode pelaksanaan kegiatan pelatihan kerajinan bambu dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu; tahap analisa situasi mitra, tahap identifikasi masalah, tahap pemecahan masalah, tahap pelaksanaan terdiri sosialisasi penyampaian materi secara teoriti, pembuatan desain produk kerajinan bambu, pelaksanaan praktik praktik, evaluasi kegiatan. Adapun hasil kegiatan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat yakni peserta mampu membuat desain produk kerajinan, peserta dapat membuat produk kerajinan lampu hias dari bambu, peserta mampu mengimplementasikan manajemen produksi kerajinan lampu hias dari bambu, peserta dapat mengenali bahan bambu yang baik, peserta dapat menerapkan tekhnik ukiran pada bambu, penggunaan alat ukiran dan alat-alat mesin sehingga pesrta pelatihan dapat memiliki ketrampilan dalam mengolah kerjainan bambu.   Bamboo Craft Training as an Effort to Improve Family Skills and Economy in Sungai Lilin District, Musi Banyu Asin Regency Community service training on bamboo crafts in Sungai Lilin District, Musi Banyu Asin Regency aims to provide basic skills, knowledge of craft product design, and management of bamboo handicraft production. The partners involved in the activity consisted of Berlian Makmur Village, Bukit Jaya Village, and Panca Tunggal Village. There were 20 participants from each village. Besides being able to make bamboo handicraft products, participants were also given knowledge about the use of social media as a medium for product promotion and marketing. The method of implementing bamboo craft training activities is carried out in several stages, namely; partner situation analysis stage, problem identification stage, problem solving stage, implementation stage consists of socializing theoretical material delivery, making bamboo craft product designs, implementing practical practices, evaluating activities. The results of community service implementation activities are that participants are able to design craft products, participants can make decorative lighting craft products from bamboo, participants are able to implement production management of decorative lamps from bamboo, participants can recognize good bamboo materials, participants can apply carving techniques on bamboo, the use of carving tools and machine tools so that training participants can have skills in processing bamboo works