Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

REDESAIN ASRAMA MAHASISWA DI JAKARTA BARAT okto bonny; hermin werdiningsih; bambang suyono
IMAJI Vol 4, No 1 (2015): IMAJI Jurnal Desain Arsitektur
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (688.642 KB)

Abstract

Dunia pendidikan di Kota DKI Jakarta yang terus bertumbuh tentunya akan menarik banyakminat  para pelajar, tak  hanya dari dalam kota. Dari luar kota pun banyak  yang rela merantau keIbukota  demi  mengejar cita  cita,  banyaknya lembaga pedidikan negeri  ataupun swasta di DKIJakarta  adalah salah satu faktor  berkembangnya ranah pendidikan di  Ibukota.  Banyaknya parapelajar dari luar ibukota juga menjadi sasaran empuk bagi para pencari peluang usaha di luar duniapendidikan. Bidang usaha yang digeluti dan ditargetkan untuk para pendatang ini biasanya adalahjasa tempat tinggal sementara. Jenis tempat tinggal sementara ini banyak ragamnya mulai dari jenisrumah kost, kontrakan, asrama, atau apartemen bagi pelajar dengan tarif sewa murah.Tak sedikit lembaga pendidikan di ibukota bahkan sudah menyiapkan sarana tempat tinggalsementara bagi  para pelajar di  lembaga tersebut.  Seperti  contohnya Rusunawa  UniversitasDiponegoro,  Rumah Susun Mahasiswa  Universitas  Teknik  Surabaya,  dan Binus  Square  oleh BinaNusantara University.  Dari  beberapa sarana tempat  tinggal  bagi  pelajar  diatas.  Yang berada diJakarta  adalah Binus  Square.  Bina Nusantara atau Binus  sudah menjadi  lembaga pendidikan bagipelajar  Strata 1 hingga Strata  3  sejak  lama.  Namun berdirinya Binus Square  baru tahun 2010.Dengan desain menyerupai  apartemen. Binus  Square langsung diminati  sejak  pertama  kalidiresmikan.Dengan segala kemewahan dan fasilitas yang ada, Binus Square memang dikatakan nyarissempurna bagi para mahasiswa. Namun ternyata tidak sedikit juga mahasiswa yang lebih memilihtidak  tinggal  di  Binus  Square  dengan baragam  alasan.  Mulai  dari  biaya sewa yang mahal  bagisebagian mahasiswa,  jauh dari  tempat makan,  tidak  bebas,  kamar  yang terbatas,  tidak  terlalunyaman jika sudah dikamar,  ukuran ruangan kamar  yang dirasa  kurang manuasiawi  danterbatasnya pengunjung yang boleh  bertamu. Sehingga membuat  beberapa mahasiswa lebih relamenghabiskan Rp1.000.000 di rumah kost atau kontrakan karena dirasa berharga dibanding di BinusSquare.Dunia pendidikan di Kota DKI Jakarta yang terus bertumbuh tentunya akan menarik banyakminat  para pelajar, tak  hanya dari dalam kota. Dari luar kota pun banyak  yang rela merantau keIbukota  demi  mengejar cita  cita,  banyaknya lembaga pedidikan negeri  ataupun swasta di DKIJakarta  adalah salah satu faktor  berkembangnya ranah pendidikan di  Ibukota.  Banyaknya parapelajar dari luar ibukota juga menjadi sasaran empuk bagi para pencari peluang usaha di luar duniapendidikan. Bidang usaha yang digeluti dan ditargetkan untuk para pendatang ini biasanya adalahjasa tempat tinggal sementara. Jenis tempat tinggal sementara ini banyak ragamnya mulai dari jenisrumah kost, kontrakan, asrama, atau apartemen bagi pelajar dengan tarif sewa murah.Tak sedikit lembaga pendidikan di ibukota bahkan sudah menyiapkan sarana tempat tinggalsementara bagi  para pelajar di  lembaga tersebut.  Seperti  contohnya Rusunawa  UniversitasDiponegoro,  Rumah Susun Mahasiswa  Universitas  Teknik  Surabaya,  dan Binus  Square  oleh BinaNusantara University.  Dari  beberapa sarana tempat  tinggal  bagi  pelajar  diatas.  Yang berada diJakarta  adalah Binus  Square.  Bina Nusantara atau Binus  sudah menjadi  lembaga pendidikan bagipelajar  Strata 1 hingga Strata  3  sejak  lama.  Namun berdirinya Binus Square  baru tahun 2010.Dengan desain menyerupai  apartemen. Binus  Square langsung diminati  sejak  pertama  kalidiresmikan.Dengan segala kemewahan dan fasilitas yang ada, Binus Square memang dikatakan nyarissempurna bagi para mahasiswa. Namun ternyata tidak sedikit juga mahasiswa yang lebih memilihtidak  tinggal  di  Binus  Square  dengan baragam  alasan.  Mulai  dari  biaya sewa yang mahal  bagisebagian mahasiswa,  jauh dari  tempat makan,  tidak  bebas,  kamar  yang terbatas,  tidak  terlalunyaman jika sudah dikamar,  ukuran ruangan kamar  yang dirasa  kurang manuasiawi  danterbatasnya pengunjung yang boleh  bertamu. Sehingga membuat  beberapa mahasiswa lebih relamenghabiskan Rp1.000.000 di rumah kost atau kontrakan karena dirasa berharga dibanding di BinusSquare.
SEKOLAH TINGGI ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN ayuta lestariani; eddy darmawan; hermin werdiningsih
IMAJI Vol 3, No 4 (2014): jurnal IMAJI - Oktober 2014
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.643 KB)

Abstract

Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah berpotensi untuk mewujudkan rencana institusi ini. Seperti yang kita ketahui bersama,Kota Yogyakarta ini dikenal sebagai kota pelajar, hal ini dibuktikan dengan banyaknya sekolah dan perguruan tinggi baik negri maupun swasta yang berada di kota ini. ATA YKPN adalah satu-satunya akademi arsitektur yang berada di Pulau Jawa. Sebagai akademi arsitektur, ATA YKPN hanya menyediakan jenjang pendidikan D3 saja tanpa ada S1 dan S2. Namun, seiring dengan perkembangannya dalam beberapa tahun terakhir,Kampus ini makin kehilangan peminat pelajar yang ingin belajar ilmu arsitektur disana. Padahal pada kenyataannya,minat pelajar terhadap ilmu arsitektur semakin tahun semakin bertambah.Hal ini disebabkan karena YKPN hanya menawarkan program D3 untuk disiplin ilmu arsitektur, sementara pelajar cenderung lebih banyak yang berminat untuk melanjutkan ke jenjang S1. Sebuah akademi arsitektur memiliki standar tertentu yang berupa standar ruang serta standar ukuran kawasan yang menjadikan tempat tersebut maksimal sebagai lembaga pendidikan arsitektur. ATA YKPN sendiri hanya memiliki luas kurang lebih 3500m2 ,padahal untuk standar akademi luas minimal yang dibutuhkan adalah 5000 m2 dengan fasilitas yang berupa ruang kelas, ruang laboratorium computer,studio gambar dan perpustakaan disamping jenjang pendidikan yang hanya jenjang D3 (Diploma 3) saja.
STASIUN MRT TERINTEGRASI BLOK M JAKARTA (PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR HIGH-TECH) chistella christella; hermin werdiningsih; eddy darmawan
IMAJI Vol 3, No 4 (2014): jurnal IMAJI - Oktober 2014
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (931.97 KB)

Abstract

Jakarta sebagai Ibukota Republik Indonesia disokong oleh beberapa daerah seperti Bogor, Bekasi, Tangerang, dan Depok. Di mana banyak masyarakat atau penduduk yang bertempat tinggal di daerah-daerah tersebut bekerja di Jakarta. Sebagian besar dari mereka menggunakan kendaraan pribadi ditambah dengan penduduk Jakarta yang terus bertambah, mengakibatkan kemacetan selalu ada di Jakarta. DKI Jakarta membutuhkan angkutan massal yang lebih handal seperti MRT yang sudah semetinya menjadi prioritas dan solusi utama untuk mengatasi kemacetan total kota metropolitan Jakarta. Kajian diawali dengan memperlajari pengertian tentang MRT, pengertian dan standar-standar menegenai staasiun MRT, serta studi banding beberapa bangunan stasiun MRT yang telah ada. Dilakuakan juga tinjauan mengenai kawasan terpadu Blok M di Jakarta, tinjauan masterplan pembangunan MRT di Jakarta, serta kebijaksanaan pemerintah yang mendukungnya. Pendekatan perancangan arsitektural dilakukan dengan penekanan desain Arsitektur Hi-Tech dan teori-teori di dalamnya. Selain itu dilakukan pendekatan fungsional, kinerja, teknis, dan konstekstual. Pemilihan tapak berdasarkan masterplan pembangunan Stasiun MRT di Blok M. Sebagai kesimpulan, luasan ruang yang diperlukan dalam bentuk program ruang, serta gambar-gambar 2 dimensi dan 3 dimensi sebagai ilustrasi desain.
REDESAIN GEREJA SANTO PETRUS SAMBIROTO SEMARANG Angelina Dyah E. R; Edward Endrianto Pandelaki; Hermin Werdiningsih
IMAJI Vol 1, No 2 (2012): IMAJI
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1368.791 KB)

Abstract

Pusat Kota Semarang merupakan pusat kemajuan sektor ekonomi di Kota Semarang. Lahanpermukiman di area tersebut mulai berkurang, menyebabkan permukiman sekarang meluas di wilayahSemarang Selatan, salah satunya Kecamatan Tembalang. Kemunculan perumahan baru standar menengah keatas menyebabkan wilayah berkembang lebih modern dan jumlah penduduknya bertambah semakin pesat.Begitu juga jumlah umat Katoliknya. Padahal saat ini di Kecamatan Tembalang hanya terdapat satu GerejaKatolik, hanya berskala stasi, yaitu Gereja Santo Petrus Sambiroto. Dengan makin bertambahnya jumlah umatKatolik dan makin tingginya tingkat aktivitas warganya, maka dibutuhkan desain gereja berskala lebih besar. Kajian diawali dengan mempelajari pengertian dan hal-hal mendasar mengenai Gereja Katolik,standar-standar mengenai tata ruang dalam Gereja Katolik, studi banding beberapa Gereja Paroki Katolik diSemarang dan Gereja-Gereja Post Modern di dunia. Dilakukan juga tinjauan mengenai lokasi Gereja SantoPetrus Sambiroto Semarang dan pembahasan konsep perancangan dengan penekanan desain Arsitektur PostModern. Tapak yang digunakan adalah tapak asli dari Gereja Santo Petrus Sambiroto, yang kemudian diperluassesuai kebutuhan ruang yang ada. Selain itu juga dibahas mengenai tata massa dan ruang bangunan,penampilan bangunan, struktur, serta utilitas yang dipakai dalam perancangan “Redesain Gereja Santo PetrusSambiroto Semarang”. Konsep perancangan ditekankan desain Arsitektur Post Modern, yaitu aliran Methapor andMetaphisical dimana konsep dan filosofi bangunan Gereja ditampilkan secara eksplisit dalam bentuk danpenampilan bangunan. Catchment Point dipakai untuk menyiasati bentuk lahan dan menghindari bangunanGereja tertutup oleh bangunan lain sekitar tapak. Untuk bangunan Gereja sendiri, dirancang dengan konsepdenah berbentuk manusia yang sedang memberkati dan konsep bentuk bangunan berbentuk kapal, dengansistem struktur penerapan sistem jalinan tudung saji.
REDESAIN GELANGGANG OLAHRAGA SATRIA PURWOKERTO Ai Ratna Wulandari; Hermin Werdiningsih; sukawi sukawi
IMAJI Vol 1, No 2 (2012): IMAJI
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1304.773 KB)

Abstract

Olahraga merupakan kebutuhan hidup yang bermanfaat untuk kesehatan jasmani dan rohani tiapmanusia. Salah satu fasilitas penunjang untuk kegiatan olahraga adalah adanya Gelanggang Olahraga (GOR)pada tiap kota. Gelanggang Olahraga merupakan suatu wilayah dimana di dalamnya tersedia beberapapenunjang kegiatan olahraga seperti lapangan sepak bola, lapangan bulu tangkis, tennis, basket danseterusnya. Untuk di era sekarang Gelanggang Olahraga tidak hanya dijadikan sebagai pusat olahraga namunjuga sebagai sarana rekreasi untuk masyarakat. Fungsi rekreasi yang diwadahi merupakan kegiatan menontonbersama pertandingan olahraga melalui layar lebar dan pertunjukkan musik. Kota Purwokerto merupakan ibukota Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang memiliki GelanggangOlahraga yaitu GOR Satria yang terletak di Jl. Prof Dr. Suharso Kelurahan Grendeng Purwokerto. Sebagai PusatKegiatan Olahraga, GOR Satria memiliki banyak fasilitas olahraga antara lain Stadion Sepak Bola, Lintasan Lari,Lapangan Basket-Bulutangkis-Voli Indoor, Tenis Futsal, Wall Climbing, Cross Sirkuit BMX, dll. Selain mendukungfasilitas juga tersedia sebagai tempat parkir yang luas, tempat beribadah, toilet dan tempat bermain anak. Dalam rangka penyelenggaraan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Tengah tahun 2013, PemprovJateng selaku penyelenggara telah menetapkan Kabupaten Banyumas sebagai tuan rumah acara Porprov yangakan diselenggarakan di Gelanggang Olahraga (GOR) Satria Purwokerto. Untuk menjadi tuan rumah yang baikPemkab Banyumas berusaha menyiapkan segala sesuatu terkait dengan akomodasi para atlet, juga saranaprasarana (venues) yang dibutuhkan untuk cabang lomba yang akan dipertandingkan. Berdasarkan keadaanGOR Satria saat ini, fasilitas-fasilitas yang ada belum dapat memenuhi kebutuhan acara Porprov tersebut.Maka dibutuhkan penambahan dan pembenahan untuk menjadikan GOR Satria Purwokerto yang sesuaistandar penyelenggaraan Porprov juga menjadi pusat olahraga yang rekreatif untuk masyarakat Banyumas. 
KAWASAN WISATA TAMAN AIR (WATER PARK) PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KABUPATEN GUNUNG KIDUL Ariyansyah Ariyansyah; Titien Woro Murtini; Hermin Werdiningsih
IMAJI Vol 1, No 2 (2012): IMAJI
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1582.125 KB)

Abstract

Fenomena Water Park menjadi tren tempat wisata yang dikunjungi pada musim libur panjang sekolahpertengahan tahun ini. Sehingga perkembangan fenomena Water Park tersebut disambut hangat denganmunculnya banyak Water Park di seluruh Indonesia. Ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Belakangan, wisataini sangat banyak digemari oleh kalangan masyarakat (dewasa ataupun anak) dan bisa dikatakan sedang“happening”. Seperti di Surabaya yang terkenal dengan Ciputra Water Park, daerah Purbalingga yang terkenaldengan Owabong Water park, Kota Solo dengan Pandawa Waterworld, bahkan di Semarang dengan WaterBlaster. Kajian diawali dengan mempelajari pengertian tentang Water Park, Pariwisata, pengertian dan standarstandarmengenai Water Park, serta studi banding beberapa Water Park yang telah ada. Dilakukan jugatinjauan mengenai Kota Yogyakarta, Pendekatan perancangan arsitektural dilakukan dengan pendekatanfungsional, kinerja, teknis, dan konstekstual. Pemilihan tapak dilakukan pada 3 alternatif lokasi denganmenggunakan matriks pembobotan. Sebagai kesimpulan, luasan program ruang yang diperlukan, serta gambar-gambar 2 dimensi dan 3dimensi sebagai ilustrasi desain. 
RELOKASI STADION LEBAK BULUS, JAKARTA Amalia Dwi; Edy Darmawan; Hermin Werdiningsih
IMAJI Vol 4, No 1 (2015): IMAJI Jurnal Desain Arsitektur
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.508 KB)

Abstract

Stadion Lebak Bulus sebagai salah satu stadion kebanggaan warga Jakarta, merupakan homebase dariklub Persija Jakarta.  Dahulu, stadion ini  sering dipakai  untuk  penyelenggaraan event olahraga sepakbolaseperti  ISL  tetangga. Namun, sejak tahun 2008, PT. Liga Indonesia memutuskan untuk tidak menggunakan Stadion LebakBulus karena kapasitasnya yang kurang memadai untuk menyelenggarakan pertandingan sepakbola tingkatregional, nasional, ataupun internasional. Dengan demikian, Stadion Lebak Bulus dianggap tidak memiliki nilaidaya jualnya kembali.Di lain sisi, terdapat kabar yang menyatakan bahwa Stadion Lebak Bulus akan digusur karena bangunantersebut terkena dampak pembangunan stasiun MRT Mengenai penggusurannya pun harus menaati Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga, bahwa untukmerobohkan sebuah stadion diperlukan sebuah stadion pengganti, sehingga nantinya Stadion Lebak  Bulusharus direlokasi. Wilayah Ulujami merupakan lokasi yang dinilai strategis karena para penggemar sepakboladiberikan kemudahan untuk mengakses  stadion,  tidak  hanya  lewat  jalan raya, namun bisa denganmenggunakan kereta. Selain itu, lokasinya tidak jauh dengan akses Tol Bintaro sehingga semakin mudah untukdijangkau.
KURSUS MUSIK MODERN DI SEMARANG elza danieryanto; edy darmawan; hermin werdiningsih
IMAJI Vol 3, No 4 (2014): jurnal IMAJI - Oktober 2014
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.53 KB)

Abstract

Kursus Musik Modern di Semarang adalah sebuah tempat pendidikan musik non formaluntuk anak-anak ( usia prasekolah sampai usia SD ) yang terletak di kota Semarang sebagaisarana penyaluran dan pengembangan bakat anak dalam bermusik denganmempertimbangkan psikologi perkembangan dan perilaku anak untuk menciptakan suasanayang nyaman dan efektif dalam kegiatan belajar dan mengajar musik. Kajian diawali dengan mempelajari pengertian tentang Musik, kursus music, bangunan sekolah music, pengertian dan cirri-ciri Arsitektur Post Modern dan Green Architcture. Sebagai kesimpulan, luasan program ruang yang diperlukan, serta gambar-gambar 2 dimensi sebagai ilustrasi desain.
PENGEMBANGAN DESAIN LANSEKAP KECAMATAN BOROBUDUR Arnis Rochma Harani; Resza Riskiyanto; Hermin Werdiningsih; Sri Hartuti Wahyuningrum; Sukawi Sukawi; Edi Purwanto
Jurnal Pasopati : Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Pengembangan Teknologi Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecamatan Borobudur mrupakan salah satu kecamatan yang bekembang setiap tahunnya, mengingat lokasinya yang berada tepat didepan pintu 7 lokasi wisata candi Borobudur yang merupakan “World Heritage”. Saat ini kondisiya sangat seerhana, tidak dapat digunakan untuk berkumpul oleh masyarakat, dan tidak menarik. Melihat potensi yang sangat besar, maka pemerintah Kabupaten Magelang meminta Kecamatan Borobudur untuk mengolah dan mengembangkan kembali desain Kantor dan Kecamatannya, sehinga dapat mewadahi kebutuhan warganya dan dapat mengundang wisatawan setelah berkunjung dariBorobudur. Kegiatan Pengabdian kepada Mayarakat merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi dimana sebagai seorang pengajar dituntut untuk memberikan sumbangan pikiran dalam bentuk apapun dan kepada siapapun yang membutuhkan terutama kepada masyarakat umumnya sesuai dengan bidang keilmuan yang kami miliki. Berangkat dari itu, lokasi Universitas Dipoegoro yang tidak jauh dari Kab Magelang memberikan kontribusi dalam pengembangan lansekap dari Kecamatan Borobudur. Bentuk yang akan diberikan adalah Usulan Pengembangan Desan Landsekap Kecamatan Borobudur. Hasil dari pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan menjadi masukan bagi kecamatan Borobudur dalam mengembangkan landsekapnya. Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Tim Dosen Universitas Diponegro dengan Pemerintah Kab Magelang dan Kec Borobudur
DESAIN GAPURA KAWASAN WISATA RELIGI DESA GOGODALEM, BRINGIN SEMARANG Previari Umi Pramesti; Hermin Werdiningsih; Riza Susanti
Jurnal Pengabdian Vokasi Vol 1, No 4 (2020): Nopember 2020
Publisher : Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.159 KB) | DOI: 10.14710/jpv.2020.9379

Abstract

Jurnal ini membahas tentang bagaimana melakukan proses desain gapura di lingkungan kawasan religi yang cukup terkenal yaitu di Desa Gogodalem, Bringin, Semarang. Kawasan ini cukup potensial untuk berkembangnya kawasan religi yang lebih komprehensif dikarenakan sejarah terbentuknya desa ini didominasi dengan perjalanan seorang wali yang turun temurun mengajarkan agama Islam dan meninggalkan jejak peninggalan yang masih ada hingga sekarang. Gapura diharapkan menjadi tetenger atau identitas dari kawasan religi tersebut untuk mempermudah pengunjung menemukan lokasi. Metode yang dilakukan adalah analisis SWOT. Maksud dan tujuan dari pengabdian dan penelitian ini adalah untuk menghasilkan desain gapura yang sesuai dengan kondisi dan potensi kawasan. Adapun produk yang dihasilkan adalah desain gapura.