Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Varietal Differences of Flag Leaf Characters in Relation to Growth and Yield of Upland Rice Genotypes Kukuh Setiawan
Jurnal Agrista Vol 10, No 2 (2006): Volume 10 Nomor 2 Agustus 2006
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (851.054 KB)

Abstract

Perbedaan Varietas Tentang Karakter Daun Bendera Hubungannya dengan Pertumbuhan dan Hasil Padi GogoABSTRAK. Penelitian sebelumnya telah mengungkapkan bahwa daun bendera padi gogo pada kondisi naungan berkorelasi positif dengan hasil. Namun hubungan antara daun bendera dan pertumbuhan serta hasil pada berbagai genotipe padi gogo pada kondisi tanpa naungan masih perlu diteliti lebih lanjut. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi perbedaan avrietas dari karakter daun bendera berbagai genotipe padi gogo yang berhubungan dengan pertumbuhan dan hasil serta menghitung korelasi antara karakter daun bendera dan kompoenen pertumbuhan maupun hasil yang nantinya digunakan sebagai indikator seleksi hasil tinggi. Penelitian ini dilaksanakan di Sukoharjo, Tanggamus mulai awal oktober 2002 sampai dengan akhir Maret 2003 dengan menggunakan 18 genotipe padi gogo. Hasil menunjukkan bahwa TB 165-TB-6 mempunyai luas daun bendera dan ukuran biji tertinggi, yaitu berturut-turut 53,1 cm-2 dan 34,3 g/1000 butir. Sebailknya, genotipe dodokan mempunyai luas daun kecil, yaitu 25,8 cm2 dan menunjukkan ukuran biji yang kecil, yaitu 25,7 g/1000 butir. Kondisi ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa luas daun bendera berkorelasi positif dengan ukuran biji, yaitu r= 0,31**. Luas daun bendera juga menunjukkan korelasi positif dengan bobot kering batang yaitu r=0,23**. Hal ini berarti bahwa daun bendera mempunyai peran yang penting untuk mengalokasikan fotosintat ke bagian biji. Oleh karena itu, perbedaan varietas untuk daun bendera akan bermanfaat digunakan sebagai indikator seleksi ukuran biji pada padi gogo.
Pengaruh Lama Perendaman dalam Berbagai Konsentrasi Giberelin (GA3) terhadap Perkecambahan Benih Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Agustiansyah Agustiansyah; Ardian Ardian; Kukuh Setiawan; Devi Rosmala
Agrovigor Vol 13, No 2 (2020): September
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.761 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v13i2.6693

Abstract

Benih kelapa sawit mengalami dormansi fisik dalam proses perkecambahannya,   Upaya yang dilakukan untuk mengatasi dormansi pada benih kelapa sawit yaitu dengan teknik perendaman dalam zat pengatur tumbuh tanaman giberelin,  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama perendaman dalam berbagai konsentrasi giberelin terhadap perkecambahan benih kelapa sawit, Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan Februari-Juni 2019,  Perlakuan disusun dalam rancangan faktorial yaitu lama perendaman 1, 3, 5, 7, dan 9 hari dan  konsentrasi giberelin 0, 100, 200,dan 300 ppm,  Berdasarkan penelitian diperoleh kesimpulan bahwa secara umum perendaman benih kelapa sawit dalam larutan giberelin dapat meningkatkan persentase perkecambahan, potensi tumbuh maksimum, kecepatan tumbuh, dan waktu munculnya kecambah, Kombinasi lama perendaman dan konsentrasi giberelin (9 hari+100 ppm) menghasilkan daya berkecambah paling tinggi (57,5%±11,0), potensi tumbuh maksimum (62,5%±10,3), kecepatan tumbuh benih (10,3%/etmal),  Perendaman dapat mempercepat waktu munculnya kecambah (hari ke-4 setelah pengecambah) masing-masing sebesar 4,4%; 4,4%; 8,9%, dan 6,7% pada konsentrasi giberelin 0, 100, 200, dan 300 ppm.
APPLICATION OF BENZYLADENINE (BA) IN THE FORM OF LANOLIN PASTE ON FLOWER-STALK BUDS SUCCESSFULLY INDUCED RE-BLOOMING OF HYBRID Phalaenopsis Mukhaila Iryani; Yusnita Yusnita; Dwi Hapsoro; Kukuh Setiawan; Agus Karyanto
Jurnal Agrotek Tropika Vol 8, No 2 (2020): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 8, MEI 2020
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (704.641 KB) | DOI: 10.23960/jat.v8i2.3915

Abstract

Hybrid moth orchid (genus Phalaenopsis) is one of the most popular ornamentals in Indonesia. It has beautiful and long-lasting flowers, but cultivating this orchid is still become a challenging issues due to the need of specific condition to grow and long time period to re-blooming. Plant growth regulators (PGR) (i.e. Benzyladenine (BA)) has been widely documented as a flower-inducing substance in several orchids. However, the optimal concentration and its mechanism in inducing flower-stalk bud and re-blooming is still unclear. This research aimed to study the effects of BA application in the form of lanolin paste on hybrid Phalaenopsis flower-stalk buds. We conducted this study using completely randomized design with four replications at the greenhouse laboratory Faculty of Agriculture University of Lampung on August to December 2018. We divided the orchid into 5 group of BA concentration (0, 1000, 1500, 3000, or 6000 ppm). The sheath of the fourth or fifth buds of the flowers were carefully opened, then it smeared with BA. The percentage of bud break into flower spike or keiki, length of shoots or spike and number of open flowers were recorded until 10 weeks of observation. The results showed that, neither of the buds under the control treatment (without BA), 1000 ppm nor 1500 ppm BA broke and grew into keiki or spike. On the other hand, application of BA at 3000 ppm or 6000 ppm successfully induced 100% flower spikes on the buds treated. No keiki was formed in all buds treated. In addition, treatment of the buds with 6000 ppm BA produced longer flower spikes as well as more open flowers. We conclude that the application of BA (minimal 3000 ppm) successfully induced flower spike of  hybrid Phalaenopsis.
Pengaruh Unsur Hara Mikro Dan Genotipe Ubi Kayu Terhadap Morfologi Dan Produksi Pati: The Effect of Micronutrients and Cassava Genotype on Morphology and Starch Production Shinta Anisya; Agus Karyanto; Setyo Dwi Utomo; Kukuh Setiawan; Paul Benyamin Timotiwu; Wawan Abdullah Setiawan; Ria Putri; Ali Rahmat
Open Science and Technology Vol. 2 No. 1 (2022): Open Science and Technology
Publisher : Research and Social Study Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33292/ost.vol2no1.2022.64

Abstract

Lampung sebagai daerah potensial penghasil ubi kayu, pada tahun 2015 turut mencapai produktivitas  264,45 Kuintal/ Ha. Permintaan ubi kayu yang cukup tinggi berpengaruh terhadap industri tapioka. Metabolisme ubi kayu dipengaruhi oleh unsur hara mikro, sehingga berdampak pada pertumbuhan vegetatif dan juga generatif. Lokasi penelitian yang dipilih adalah Desa Tanjung Bintang, Lampung Selatan yang memiliki lahan relatif kering. Pelaksanaan penelitian pada Bulan Juli hingga November 2017. Perlakuan penelitian berupa perbedaan genotipe ubi kayu yaitu UJ3 dan UJ5 yang dipupuk menggunakan Urea, TSP dan KCl serta penambahan pupuk mikro berupa Fe, Mn, Cu, Zn, Co, B dan Mo. Penelitian dilakukan dengan rancangan acak kelompok (RAK) yang menggunakan 2 faktor perlakuan yaitu genotipe dan pupuk mikro dengan dosis 40Kg/Ha. Parameter pertumbuhan yang diamati pada 7 dan 10 BST berupa tinggi tanaman dan jumlah daun sedangkan komponen hasil meliputi bobot umbi, diameter umbi, bobot brangkasan dan kadar pati. Penggunaan genotipe yang berbeda pada tanaman ubi kayu berpengaruh nyata terhadap kadar pati dan bobot umbi. Interaksi antara pemberian pupuk mikro dan penggunaan genotipe berbeda berpengaruh nyata terhadap bobot brangkasan, ukuran diameter umbi, jumlah umbi, jumlah daun dan tinggi tanaman. Lampung as one potencial cassava-producing, in 2015 also achieved a productivity of 264.45 Quintal/Ha. The high demand for cassava affects the tapioca industry. Cassava metabolism is influenced by micro nutrients, so that it has an impact on vegetative and generative growth. The research location chosen was Tanjung Bintang Village, South Lampung which has relatively dry land. The research was start at July to November 2017. The research treatment was in the form of different genotypes of cassava, namely UJ3 and UJ5 which were fertilized using Urea, TSP and KCl as well as the addition of micro fertilizers in the form of Fe, Mn, Cu, Zn, Co, B and Mo. The experimental used a randomized block design (RBD) with 2 factors, namely genotype and micro fertilizer with a dose of 40Kg/Ha. Growth parameters observed at 7 and 10 BST were plant height and number of leaves, while yield components included tuber weight, tuber diameter, stover weight and starch content. The use of different genotypes in cassava had a significant effect on starch content and tuber weight. The interaction between the application of microfertilizers and the use of different genotypes significantly affected the weight of the stover, tuber diameter, number of tubers, number of leaves and plant height.
IDENTIFIKASI KERAGAMAN FISIK BENIH KENARI (Canarium indicum L.) ASAL MALUKU UTARA Alkadrin Manui; Kukuh Setiawan; Eko Pramono; Agustiansyah Agustiansyah; Dwi Hapsoro
Jurnal Agrotek Tropika Vol 11, No 1 (2023): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 11, FEBRUARI 2023
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v11i1.5477

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui keragaman fisik benih beberapa genotipe kenari (Canarium indicum L.) asal Maluku Utara. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Agustus 2020. Pengamatan dilakukan terhadap sampel berdasarkan panduan Descriptors for walnut (1994) yang telah dimodifikasi, khususnya pada benih. Karakter yang diamati adalah karakter kualitatif dan kuantitatif. Karakter kualitatif adalah karakter yang tidak dapat diukur dengan satuan namun dapat dikonfersi melalui data skoring. Karakter kuantitatif adalah karakter yang dapat terukur oleh alat dan memiliki satuan, Karakter morfologi atau kualitatif yang di amati dengan cara skoring yaitu : Bentuk Pangkal benih (BPB) (1. runcing, 2. tumpul dan 3. membulat), Bentuk ujung benih (1. runcing, 2. tumpul dan 3. membulat), Bentuk benih (1. bulat, 2. lonjong dan 3. lonjong meruncing), Warna ujung benih, (1. coklat mudah, 2. coklat tua dan 3. krim), Warna pangkal benih (1. coklat mudah, 2. coklat tua dan 3. krim), Warna benih (1. coklat mudah, 2. coklat tua dan 3. krim), Motif warna benih (1. Hitam dan 2. Krim), Tekstur benih (1. halus dan 2. kasar). Karakter sifat agronomi benih dianalisis menggunakan klasifikasi interval variabel yang terdiri dari panjang benih (PB), diameter benih (DB), bobot benih (BB), ketebalan cangkang (KC), bobot kering oven (BKO) dan jumlah embrio (JE). Untuk mengetahui keragaman fenotipik dan hubungan kekerabatan antar genotipe benih kenari, data morfologi dan agronomi masing-masing genotipe diolah menggunakan analisis pengelompokan data matriks (Cluster analysis) dan pembuatan Dendogram dengan metode UPGMA (Unweighted Pair Group Method Arithmetic) mengunakan NTSYS (Numerical Taxonomy and Multivariate System) versi 2.02 (Rohlf, 2000). Hasil identifikasi keragaman Bentuk pangkal benih (BPB) tumpul berjumlah 16 genotipe, runcing dan bulat berjumlah 3 genotipe. Bentuk ujung benih (BUB) bentuk tumpul berjumlah 7 genotipe, runcing 9 genotipe dan bulat 6 genotipe. Selanjutnya untuk bentuk benih (BBE) bulat berjumlah 6 genotipe, lonjong 14 genotipe dan lonjong meruncing 2 genotipe. Warna ujung benih (WUB) coklat muda berjumlah 15 genotipe, coklat tua 6 genotipe dan krim 1 genotipe, sedangkan warna pangkal benih (WPB) coklat muda berjumlah 7 genotipe, coklat tua 2 genotipe dan krim 13 genotipe. Warna benih (WB) coklat muda berjumlah 17 genotipe dan coklat tua 5 genotipe. Motif warna benih (MWB) hitam berjumlah 19 genotipe dan krim 3 genotipe, sedangkan tekstur benih (TB) halus berjumlah 5 genotipe dan kasar 17 genotipe. Hasil dendogram analisis UPMGA 22 genotipe berdasarkan 14 karakter morfologi dan agronomi memiliki persamaan ciri terdekat dalam hubungan kekerabatan yaitu genotipe Nge susara dan Nge jingga dengan nilai jarak koefisien sebesar 73,20 %. Sebaliknya hubungan kekerabatan terjauh berdasarkan kesamaan ciri yaitu genotipe Ifa daalus dengan Ifa wagol dengan nilai jarak koefisien sebesar 22,05%.