Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

EFEKTIVITAS RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA APPENDIKTOMI DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2018 Elpriska, Elpriska
SCIENTIA JOURNAL Vol 8 No 1 (2019): SCIENTIA JOURNAL
Publisher : Universitasdiwangsa Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Appendiksitis akut merupakan salah satu penyakit pencernaan yang paling umum ditemukan dan yang paling sering memberikan keluhan abdomen akut. Appendiksitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing (apendiks). Infeksi ini bisa mengakibatkan pernanahan. Jenis penelitian bersifat squasi experimen dengan rancangan ?One Graup Pre Test-Post Test Design?. Yaitu untuk mengetahui pengaruh teknik napas dalam terhadap respon nyeri pada pasien appendiktomi.diukur tingkat nyeri sebelum dilakukan terapi napas dalam, kemudian diukur tingkat nyeri setelah mendapat terapi napas dalam. Sampel adalah seluruh pasien appendiktomi akan dijadikan sampel. Yang mana terdapat 18 orang di RSUD Dr.Pirngadi Medan Tahun 2018. Untuk pengumpulan data penelitian teknik pengambilan sampel dengan cara accidental sampling. hasil analisa data dengan menggunakan uji t dengan tingkat kepercayaan 95% (a=0.05) diperoleh hasil P=0.000, hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh tehnik napas dalam terhadap respon nyeri pada pasien appendiktomi dimana nilai P= 0,000. Dengan adanya ini diharapkan petugas kesehatan dapat mengimplementasikan teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan nyeri pada appendiktomi.
FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT YANG TERHADAP PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN ANAK DI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN 2018 Lestari, Yani; Elpriska, Elpriska
SCIENTIA JOURNAL Vol 8 No 1 (2019): SCIENTIA JOURNAL
Publisher : Universitasdiwangsa Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perawat sebagai komponen penting dalam proses keperawatan dan orang yang terdekat dengan pasien, harus mampu berkomunikasi baik secara verbal maupun nonverbal. Komunikasi terapeutik merupakan suatu proses untuk membina hubungan terapeutik antara perawat dan pasien. Pelaksanaan komunikasi terapeutik sampai saat ini masih belum baik dan hanya bersifat rutinitas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor penghambat yang berhubungan dengan pelaksanaan komunikasi terapeutik pada perawat di Puskesmas Bandar Senembah Binjai Tahun 2012. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Bandar Senembah Binjai. Penelitian dilakukan pada bulan November 2017 sampai Februari 2018. Populasi yang dijadikan dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di Puskesmas Bandar Senembah Binjai dengan jumlah 30 orang. Sampel yang dilakukan peneliti adalah total populasi yaitu berjumlah 30 orang. Dari hasil penelitian melalui uji statistik diketahui bahwa, faktor persepsi mayoritas menghambat pelaksanaan komunikasi terapeutik sebanyak 76,7%, faktor latar belakang sosial budaya mayoritas tidak menghambat pelaksanaan komunikasi terapeutik sebanyak 60%, faktor pengetahuan mayoritas menghambat pelaksanaan komunikasi terapeutik sebanyak 57,7%, faktor lingkungan mayoritas tidak menghambat pelaksanaan komunikasi terapeutik sebanyak 73,3%. Berdasarkan hasil uji statistic menggunakan uji chi-square diketahui, nilai P faktor persepsi adalah P=0,021 yang menggambarkan ada hubungan faktor ? faktor penghambat komunikasi terapeutik dengan pelaksanaannya, nilai P faktor latar belakang sosial budaya adalah P=0,643 yang menggambarkan tidak ada hubungan faktor ? faktor penghambat komunikasi terapeutik dengan pelaksanaannya, nilai P faktor pengetahuan adalah P=0,177 yang menggambarkan tidak ada hubungan faktor ? faktor penghambat komunikasi terapeutik dengan pelaksanaannya bahwa, nilai P faktor lingkungan adalah P=0,424 yang menggambarkan tidak ada hubungan faktor ? faktor penghambat komunikasi terapeutik dengan pelaksanaannya. Dapat diambil kesimpulan bahwa faktor ? faktor penghambat komunikasi tidak semuanya berhubungan dengan pelaksanaan komunikasi terapeutik di Puskesmas Bandar Senembah Binjai Tahun 2012. Disarankan pihak Puskesmas mengadakan  pelatihan komunikasi terapeutik bagi perawat dan perawat sebagai tenaga kesehatan dan pelayan kesehatan mampu memberikan pelayanan yang baik.
KARAKTERISTIK PENYEBAB LAMA HARI PERAWATAN BAGI PENDERITA TRAUMA KAPITIS DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2020 Meilan Simbolon, Siti; Elpriska, Elpriska
SCIENTIA JOURNAL Vol 9 No 2 (2020): SCIENTIA JOURNAL
Publisher : Universitasdiwangsa Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Trauma kapitis adalah cidera pada kepala yang dapat menyebabkan kerusakan yang kompleks di kulit kepala, tulang tempurung kepala, selaput otak, dan jaringan otak itu sendiri. Terjadinya trauma kapitis dapat disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, benda tumpul dan luka tembus. Untuk mengetahui karakteristik penyebab lama hari rawatan bagi penderita trauma kapitis di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2020, telah dilakukan penelitian yang bersifat deskriptif terhadap 63 data penderita trauma kapitis, dengan dengan menggunakan data sekunder dan analisa dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjunjukkan bahwa penyebab kejadian trauma kapitis mayoritas karena kecelakaan lalu lintas sebanyak 56 orang (88,9%), tingkat keparahan mayoritas ringan sebanyak 35 orang (55,6%), klasifikasi komusio serebri sebanyak 31 orang (49,2%), dan lama rawatan penderita trauma kapitis di RSUD Dr. Pirngadi Medanmayoritas antara 49 – 120 jam sebanyak 28 orang (44,4%). Diharapkan kepada pengumudi sepeda motor untuk menggunakan helm saat membawa sepeda motor dan kepada perawat untuk mengisi rekam medis secara lengkap. Kata Kunci: Trauma Kapitis, Penyebab, Tingkat Keparahan, Klasifikasi, Lama Rawatan
PENGARUH STRES, DUKUNGAN KELUARGA DAN MANAJEMEN DIRI TERHADAP KOMPLIKASI ULKUS KAKI DIABETIK PADA PENDERITA DM TIPE 2 Elpriska, Elpriska
Idea Nursing Journal Vol 7, No 1 (2016): Idea Nursing Journal
Publisher : Fakultas Keperawatan-Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.914 KB) | DOI: 10.52199/inj.v7i1.6464

Abstract

ABSTRAKDiabetes Melitus (DM) tipe 2 merupakan salah satu penyakit kronis yang terjadi akibat pankreas tidak mampu memproduksi insulin atau ketika tingkat sensivitas tubuh terhadap insulin menurun. Penderita DM tipe 2 beresiko mengalami komplikasi sehingga penderita DM tipe 2 cenderung mengalami permasalahan- psikologis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh stres,dukungan keluarga dan manajemen diri terhadap komplikasi ulkus kaki diabetik pada penderita DM tipe 2. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain case control yang bersifat retrospektif, dan  dilaksanakan di RSUD. Dr. Pirngadi Medan. Sampel penelitian adalah pasien DM tipe 2 dengan dan tanpa komplikasi ulkus kaki diabetik yang berjumlah 80 orang pasien( 40 orang kasus dan 40 orang kontrol)  yang diambil dengan teknik purposive sampling dan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh stres (p value= 0,000), dukungan keluarga (p value= 0,007) dan manajemen diri (p value= 0,000) terhadap komplikasi ulkus kaki diabetik pada penderita DM tipe 2. Sedangkan variabel yang paling mempengaruhi terjadinya komplikasi ulkus kaki diabetik pada penderita DM tipe 2 adalah stres yang tinggi dengan OR 7.757, CI 95% ( 2.590-22.151). Diharapkan dengan adanya penelitian ini perawat hendaknya memberikan dukungan untuk menghindari stres, menjaga kestabilan gula darah, meningkatkan manajemen diri sehingga terhindar dari komplikasi ulkus kaki diabetik.Kata Kunci : DM tipe 2, ulkus kaki diabetik,  stres, dukungan keluarga, manajemen diri ABSTRACTDiabetes Melitus Type 2 are risky to have some complication that they  tend wich have a psychological problem, such as stress which can influence their abilities to manage themselves that stress management family support are needed to improve self management to prevent some complication related to diabetes and maintainance their life quality. The objectivitas of research are to find out the influences of stress, family support and self management toward complication of diabetic foot ulcer of sufferers of DM type 2. The research is a quantitative with a retrospective case contolled design carried out in RSUD Dr. Pirngadi Medan. The sample is 80 sufferers ( 40 case and 40 controled) of DM type 2 with or without any complication of diabetic foot ulcers determined by purposive sampling and questionnaires as the research instrumens. The research result show there are influences of stress (p value= 0,000, family support (p value= 0,007) and self management ( p value= 0,000) towards the complication of diabetic foot ulcer of sufferers of DM  type 2. The most influential variables that cause the complication of diabetic foot ulcer ofsufferers of DM type 2 are stres with OR 7.575, CI 95% ( 2.590-22.151). Hopefully with this research nurses should continue to provide support to patients to avoid stress conditions , maintain stable blood sugar levels , improve management themselves , so avoid the complications of diabetic foot ulcers.Keywords: DM type 2, diabetic foot ulcers, stress, family support, self management
MEKANISME PERTAHANAN DIRI (COPING) YANG DIGUNAKAN IBU DALAM MENGHADAPI SECTIO CAESAREA DI RSU DELIMA MEDAN TAHUN 2019 Elpriska Sihotang
Jurkessutra : Jurnal Kesehatan Surya Nusantara Vol 9. No 1 (2021) Edisi Januari
Publisher : Jurkessutra : Jurnal Kesehatan Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.488 KB) | DOI: 10.48134/jurkessutra.v9i1.63

Abstract

Mekanisme pertahanan diri (koping) adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon terhadap situasi yang mengancam. Bagi ibu yang akan menghadapi Sectio Caesarea, kecemasan dan stres pada waktu akan pembedahan merupakan masalah yang menganggu kenyamanan bagi dirinya, sehingga persiapan mental ibu bersalin perlu dipersiapkan dalam menghadapi Sectio Caesarea. Ibu yang dapat menerima keputusan bersalin dengan Sectio Caesarea akan mempersiapkan mental yang baik, namun sebagian sulit untuk menerima keputusan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi mekanisme pertahanan diri (koping) yang digunakan ibu dalam  menghadapi Sectio Caesarea di RSU DELIMA Medan. Penelitian ini mengunakan desain deskriptif dengan pengambilan sampel secara Acidental Sampling dengan jumlah 31 sampel. Alat pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisoner yang terdiri dari 18 pernyataan mengenai mekanisme pertahanan diri (koping) Denial, Rasionalisasi, Introyeksi, Acestisisme, Kompromi dan Spritual yang digunakan ibu dalam menghadapi Sectio Caesarea. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang akan menghadapi Sectio Caesarea mengunakan mekanisme pertahanan diri (koping) yang bervariasi dalam menghadapi Sectio Caesarea. Kata Kunci: Mekanisme, pertahanan diri (coping), ibu, sectio caesarea
Pengaruh Pijat Refleksi Kaki Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2020 Elpriska Sihotang
JURNAL PANDU HUSADA Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/jph.v2i2.6683

Abstract

Terapi pijat refleksi kaki merupakan salah satu terapi non farmakologis yang ditawarkan untuk menurunkan tekanan darah dengan teknik pemijatan pada titik tertentu dapat menghilangkan sumbatan dalam darah sehingga aliran darah dan energi di dalam tubuh kembali lancar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pijta refleksi kaki terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Kecamatan Medan Tuntungan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental. Pijat refleksi kaki dalam penelitian ini dilakukan secara teratur 15 menit sebanyak empat kali dalam seminggu pada bulan Agustus 2020. Berdasarkan teknik purposive sampling diperoleh sample sebanyak 10 orang, sampel ini terbagi dalam satu kelompok yaitu kelompok intervensi. Pada kelompok intervensi dilakukan pengukuran tekanan darah pre dan post intervensi. Datanya dicatat dalam lembar observasi tekanan darah. Kemudian data penelitian ini di analisa dengan uji statistik uji paired sample t-test. Penemuan menunjukkan bahwa terdapat penurunan tekanan darah yang signifikan setelah pijat refleksi kaki. Kesimpulan dari penemuan penelitian menunjukkan bahwa pijat refleksi kaki berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Diharapkan bagi penderita hipertensi dapat melakukan pijat refleksi kaki ini sendiri, bagi petugas kesehatan Puskesmas untuk memberikan penyuluhan berupa pendidikan kesehatan kepada masyarakat khususnya bagi masyarakat yang menderita hipertensi tentang manfaat pijat refleksi kaki terhadap penurunan tekanan darah.
Pelatihan Penulisan Laporan Akhir di STIKES Columbia Asia Medan Yolanda, Theresia; Elpriska, Elpriska; Yani, Asnita; Kurniawan Halawa, Fitra; Olivia Malau, Susanti; Sari, Juwita Rahmina Siva; Nababan, Theresia Yolanda; Kuanda, Reynaldi
Jurnal Dedikasi untuk Negeri Vol 3, No 2 (2024)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UML

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36269/jdn.v3i2.3042

Abstract

Pelatihan penulisan laporan akhir merupakan upaya strategis untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menyusun laporan akademik yang berkualitas. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pemahaman mahasiswa terkait struktur, pengelolaan data, dan penggunaan referensi dalam penulisan laporan praktik lapangan. Pelatihan dilaksanakan menggunakan pendekatan partisipatif melalui ceramah interaktif, praktik terarah, simulasi, dan bimbingan individual. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam pemahaman mahasiswa dari 60% menjadi 85% pasca pelatihan. Peserta juga menunjukkan kepercayaan diri yang lebih tinggi dalam menyusun laporan akhir, terutama berkat pengenalan alat manajemen referensi dan latihan berbasis studi kasus. Program ini efektif dalam mengatasi hambatan penulisan akademik dan dapat dijadikan model bagi institusi pendidikan lainnya. Namun, diperlukan penyesuaian durasi dan pendalaman materi untuk hasil yang lebih optimal.
Hubungan Onset Stemi dan Door to ECG dengan System Delay Pasien Stemi di Ruang IGD: The Relationship Between STEMI Onset and Door-to-ECG Time with System Delay in STEMI Patients in the Emergency Department Hanafiah, Yusuf; Elpriska, Elpriska
Jurnal Abdi Keperawatan dan Kedokteran Vol 4 No 2 (2025): Jurnal Abdi Kesehatan dan Kedokteran
Publisher : Chakra Brahmanda Lentera Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55018/jakk.v4i2.81

Abstract

ST-Elevation Myocardial Infarction (STEMI) is a cardiology emergency that requires prompt and accurate management to prevent mortality and serious complications. One of the main challenges in STEMI management is system delay, which is often influenced by two key factors: onset-to-door time and door-to-ECG time. This study aims to analyze the relationship between STEMI onset and door-to-ECG time with system delay in patients presenting to the Emergency Department (ED). This research was an observational quantitative study with a cross-sectional approach, conducted at H. Adam Malik General Hospital, Medan, during the period of September to December 2022. The sample consisted of 86 STEMI patients selected through total sampling. The independent variables were onset time and door-to-ECG time, while the dependent variable was system delay. Data collection instruments included medical record observation forms and a service time stopwatch. Data were analyzed using the Spearman Rank test with a significance level of <0.05. The results showed that 69.8% of patients experienced system delay (≥90 minutes). Most onset times were within the range of 6–10 hours (31.4%), while the fastest door-to-ECG time occurred within 0–3 minutes (44.2%). Statistical tests indicated that both onset time and door-to-ECG time were significantly associated with system delay, with p-values of 0.008 and 0.007, respectively. It can be concluded that the longer the STEMI onset and the slower the ECG is performed after the patient arrives at the ED, the greater the likelihood of system delay. Therefore, public education is necessary to improve early recognition of heart attack symptoms, along with enhanced triage efficiency and rapid ECG protocols in the emergency department.