Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

GAYA BAHASA RAGAM ILMIAH DALAM SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) ANGKATAN TAHUN 2017/2018 STKIP PGRI TRENGGALEK Agus Hariadi
Jurnal Pendidikan DEWANTARA: Media Komunikasi, Kreasi dan Inovasi Ilmiah Pendidikan Vol. 8 No. 1 (2022): Jurnal Pendidikan DEWANTARA: Media Komunikasi, Kreasi, dan Inovasi Ilmiah Pendi
Publisher : STKIP PGRI Trenggalek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55933/jpd.v8i1.285

Abstract

Tujuan dari penelitan ini untuk mengetahui gaya bahasa ragam ilmiah dalam skripsi mahasiswa program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) angkatan tahun 2017/2018 STKIP PGRI Trenggalek. Ragam bahasa sebagai variasi bahasa dapat mempengaruhi konteks penggunaan bahasa. Penguasaan bahasa Indonesia secara baik dan benar belum dimiliki oleh seluruh pengguna bahasa Indonesia. Begitupula halnya dengan mahasiswa, belum menguasai penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Padahal mahasiswa dituntut untuk mampu membuat karya ilmiah. Sebuah karya dikatakan ilmiah apabila menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Dalam kegiatan ilmiah, penggunaan bahasa Indonesia yang baku harus sesuai dengan sifat keilmuan yang meliputi: benar, logis cermat dan sistematis.
Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pencegahan Stunting Di Desa Lepak Kecamatan Sakra Timur Naily, Siti Hafizah; Habibuddin, Habibuddin; Permana, Baiq Andriska Candra; Maulidiani, Maulidiani; Maodila, Fika; Wardian, Muh. Hafizul; Mulyana, Nunik; Safitri, Muliana; Zulkarnain, Muammad; Suryani, Erlin; Sa'bani, Ahmad Awin; Hadi, M. Arham; Hariadi, Agus
Alamtana: Jurnal Pengabdian Masyarakat UNW Mataram Vol 5 No 3 (2024): Edisi Desember 2024
Publisher : LPPM UNIVERSITAS NAHDLATUL WATHAN MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51673/jaltn.v5i3.2320

Abstract

Abstract: Stunting merupakan masalah kesehatan utama yang memiliki dampak negatif pada tumbuh kembang anak, terutama di daerah pedesaan hal ini di sebabkan keterbatasan akses pangan bergizi. Adapun penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pencegahan stunting di Desa Lepak, Kecamatan Sakra Timur, dengan menggunakan metode Participatory Action Research (PAR). Metode ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari masyarakat, kader kesehatan, dan pemangku kepentingan lokal. Adapun tahapan dalam penelitian ini adalah, tahap identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Melalui tahapan tersebut, didapatkan hasil bahwa metode Participatory Action Research ini berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi pada 1000 hari pertama kehidupan. Dalam proses pelaksanaannya masyarakat aktif mengikuti setiap kegiatan, seperti kegiatan penyuluhan tentang pentingnya gizi yang seimbang, pemanfaatan pekarangan rumah untuk budidaya sayuran yang bergizi, serta pemantauan perkembangan balita dengan tetap mengikuti program posyandu. Namun, terdapat beberapa kendala yang masih dihadapi, seperti keterbatasan sumber daya dan akses pangan yang masih tidak merata.
Motivasi Tokoh Utama Dalam Novel “Edensor” Karya Andrea Hirata Fahrudin Fahrudin; Agus Hariadi
Dewantara : Jurnal Pendidikan Sosial Humaniora Vol. 2 No. 1 (2023): Maret : Dewantara : Jurnal Pendidikan Sosial Humaniora
Publisher : Universitas 45 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30640/dewantara.v2i1.710

Abstract

Novel adalah sebuah cerita yang ditulis oleh pengarang yang dapat berupa pesan, amanat, kehendak, dan pengalaman untuk disampaikan kepada pembaca. Pengalaman yang ditulis oleh pengarang dalam karyanya dapat diperoleh melalui pengalaman dari diri pengarang sendiri, dan dalam novel tersebut pengarang juga dapat berperan sebagai tokoh utama.Peneliti merumuskan masalah penelitian yaitu (1) Tindakan tokoh utama dalam novel “Edensor” karya Andrea Hirata. 2) Keingianan tokoh utama dalam novel “Edensor”Metode penelitian yang digunakan menggunakan sifat penelitian deskriptif sedangkan jenis penelitian menggunakan jenis kualitatif. Sumber data dalam penelitian menggunakan Novel “Edensor’ karya Andrea Hirata. Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi dan instrumen pengumpulan data menggunakan daftar tabel. Analisis data menggunakan tekstual. Hasil penelitian tentang motivasi tokoh utama dalam novel “Edensor” karya Andrea Hirata yaitu meliputi: tindakan tokoh utama , hasil temuan penelitiannya antara lain: mengenai bekerja keras dan memiliki keyakinan. Keinginan tokoh utama dalam novel “Edensor” hasil temuannya yaitu meliputi: tentang belajar, berusaha, memiliki tekad. Dari penelitian dapat disimpulkan yaitu tindakan tokoh utama mengenai bekerja keras yaitu seorang yang bekerja keras yaitu seorang yang melakukan tindakan dengan memiliki motivasi demi mendapatkan suatu yang diharapkan dan demi mendapatkan pendidikan.hasil temuan penelitian mengenai memiliki keyakinan telah diperankan oleh tokoh utama yaitu memiliki keyakinan sesui dengan tindakan yang dilakukan akan mendapatkkan hasil yang baik. Saran peneliti ditujukan kepada (1) Guru Bahasa Indonesia, untuk Guru Bahasa Indonesia yang ingin mengajarkan tentang motivasi tokoh utama dalam novel,(2) Penikmat sastra, diharapkan dapat mengetahui tentang motivasi tokoh utama dalam novel. (3) Bagi peneliti lain, diharapkan hasil penelitian ini menjadi acuan dalam melakukan penelitian, apabila akan melakukan penelitian yang sama .
SUATU DILEMA DALAM PEMBINAAN NARAPIDANA KORUPTOR DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN Hariadi, Agus
Jurnal Legislasi Indonesia Vol 13, No 3 (2016): Jurnal Legislasi Indonesia - September 2016
Publisher : Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undang, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54629/jli.v13i3.157

Abstract

Paling tidak ada dua hal pokok yang menyebabkan  masih maraknya korupsi di Indonesia, yaitu pemilihan kepala daerah atau anggota legislatif yang berbiaya mahal dan rendahnya pidana yang dijatuhkan oleh hakim. Fenomena yang muncul pada saat ini, di samping para koruptor menggunakan jasa penasehat hukum yang bertarif mahal, ternyata mereka dalam menjalani proses peradilan sama sekali tidak menunjukkan adanya rasa malu, rasa bersalah, apalagi rasa penyesalan, mereka tetap sumringah, penuh senyum, penuh ketawa, dan kepala tetap tegak, berbeda dengan pelaku tindak pidana yang lain. Hal lain yang  mengherankan, masyarakat juga kadang-kadang berbuat yang tidak sepantasnya, yaitu dengan  memberikan dukungan yang luar biasa kepada para koruptor. Demikian juga petugas lembaga pemasyarakatan (LP) menempatkan para koruptor tersebut dalam satu sel sendirian yang terpisah dari narapidana  lain  dengan fasilitas yang cukup memadai dan pada gilirannya akan menimbulkan hubungan supply and demand. Dengan adanya narapidana koruptor, menyebabkan fungsi LP menjadi tidak berjalan karena para narapidana koruptor memiliki berbagai kelebihan jika dibandingkan dengan petugas LP itu sendiri. Untuk itu, ke depan perlu diadakan perombakan agar narapidana koruptor ditempatkan dalam LP yang juga dihuni oleh narapidana lain, sehingga di samping lebih memenuhi rasa keadilan juga agar narapidana koruptor dapat diberdayakan untuk kemanfaatan narapidana lain maupun petugas LP itu sendiri.
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG KRIMINOGEN Hariadi, Agus
Jurnal Legislasi Indonesia Vol 13, No 4 (2016): Jurnal Legislasi Indonesia - Desember 2016
Publisher : Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undang, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54629/jli.v13i4.94

Abstract

Peristiwa pemberontakan atau kekacauan di Lembaga Pemasyarakatan akhir-akhir ini, seperti di Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta, ternyata disebabkan karena para narapidana protes terhadap pemberlakuan Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan. Mereka, khususnya narapidana koruptor dan bandar narkoba, merasa dirugikan, merasa menjadi korban, merasa diperlakukan diskriminatif, dalam pemberian hak-haknya di dalam lembaga pemasyarakatan, terutama hak untuk mendapatkan remisi. Kekeliruan perumusan norma dalam Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 menjadi pangkal terjadinya tindak pidana baru (kriminogen). Menjadi indikasi yang sangat kuat bahwa Peraturan Pemerintah tersebut dibuat tidak sesuai prosedur yang ada, sebagaimana diatur  dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.